Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 07

METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

DISUSUN OLEH :
NAMA : RINDI ANTIKA
NRP : 142019021
DOSEN PENGAMPU : RENY KARTIKA SARY, S.T., M.T.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan
dan rintangan. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan sampai menjadi penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.
Tak lupa bila ada kekurangan, kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun.

Palembang, Mei 2020

Rindi Antika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................ii
METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR............................01
1. Jenis-jenis Kegiatan Perancangan.........................................................04
2. Proses Perancangan...............................................................................04
3. Tahap Perancangan...............................................................................09
METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR
Pengertian Perancangan
1. Pengertian Perancangan Menurut Bahasa
 Bahasa Latin : DESIGNOSE
Memotong dengan gergaji atau tindakan menakik untuk memberi tanda.
Maksudnya untuk memberi citra pada objek tertentu

 Bahasa Perancis : DESIGNARE


Menandai, memisahkan. Maksudnya menghilangkan kesimpangsiuran

 Bahasa Inggris : DESIGN


Memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi
sesuatu yang baru
2. Pengertian perancangan menurut Soewondo b. Soetedjo
 Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk
mengembangkan ruang dan bentuk.

 Perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna
yang tidak ada sebelumnya.
3. Pengertian perancangan menurut tim McGINTY
 Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik
Perancangan meliputi fungsi-fungsi : Mengidentifikasi Masalah,
Menggunakan Metode-metode dan Melakukan Sintesa.
 Perancangan merupakan proses tiga bagian : Keadaan Semula, Proses
Transformasi, Keadaan Kemudian.

1. Jenis-jenis Kegiatan Perancangan


1. Pemrograman
Untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian
klien.
2. Perencanaan
Untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah standar yang mudah
dipecahkan
3. Perancangan
Mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan.

2. Proses Perancangan
Dalam proses perancangan arsitektur ada beberapa tahap yang dilakukan seorang
arsitek, di antaranya:
1. MENGGAGAS PROYEK
• Didorong oleh Kebutuhan.
• Didorong oleh Keinginan (untuk memanfaatkan nilai lahan).
• Kadang didahului oleh studi kelayakan (kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan).
2. MELAKUKAN BRIEFING PROYEK
Merupakan perintah dari pemilik proyek/pemberi tugas/klien kepada arsitek
berupa:
 Gagasan yang sudah ditentukan secara lengkap dan komprehensif dalam
bentuk Program Kebutuhan.
 Gagasan yang belum lengkap benar dilengkapi sambil proses perancangan
berjalan.
 Gagasan yang belum ditentukan ditentukan sambil proses merancang
mengalir.
3. MEMPROGRAM KEBUTUHAN
 Disusun oleh klien atau dengan bantuan konsultan, berisi:
1. Apa yang harus dibangun?
2. Berapa banyak?
3. Berapa besar?
 Persyaratan yang diinginkan, misal:
1. Kedekatan ruangan
2. Kualitas
3. Harga, dsb.
 Lebih baik dibuat secara partisipatif, melibatkan calon pengguna atau pemilik.
4. MENGANALISA PROGRAM
 Menganalisa program ruang yang diminta oleh klien.
 Melakukan studi banding proyek dengan fasilitas sejenis.
 Menganalisa standar dari literatur dan peraturan.
5. MENGANALISA TAPAK
 Menganalisa daya dukung lahan (land carrying capacity) untuk dibangun (iklim,
cuaca).
 Menganalisa kondisi topografi lahan (kemiringan, arah aliran air permukaan, dan
sebagainya)
 Menganalisa peta permasalahan (riwayat bencana, konflik, polusi) dan potensi
(pemandangan, nilai sejarah) yang dimiliki tapak
 Menganalisa bangunan dan pohon eksisting pada tapak
 Menganalisa ketersediaan infrastruktur di sekitar lokasi tapak (air bersih, drainase,
jaringan listrik, telepon, dan sebagainya.)
 Menganalisa kondisi lalu-lintas keluar masuk di sekitar tapak
 Memperhatikan berlakunya peraturan bangunan setempat (kepadatan, ketinggian
bangunan, aturan khusus)
 Memperhitungkan ketersediaan dan harga bahan bangunan, ketersediaan tukang di
lokasi, dan sebagainya.
Gambar rencana tapak.

6. MENGONSEP RANCANGAN
 Rancangan disusun oleh arsitek melalui proses trial-error
 Rancangan biasanya dengan sketsa dan/atau maket
 Rancangan dapat merupakan perwujudan dari:
1. Solusi pragmatik atas permasalahan desain
2. Analogi dari suatu gejala alam
3. Kemiripan dengan bangunan lain yang sudah standar / mapan (preseden)
4. Pada kasus tertentu perlu melibatkan calon pengguna secara partisipatif.

Gambar konsep rancangan.


7. MENGGAMBAR PRA-RANCANGAN
 Pra-Rancangan merupakan gagasan rancangan menyeluruh, komprehensif, belum detail
 Pra-Rancangan disajikan dalam gambar proyeksi ortogonal, perspektif, dan maket.
 Pra-Rancangan perlu didiskusikan dengan klien.
 Pra-Rancangan dimintakan Ijin Prinsip Pembangunan kepada Pemerintah Kota/daerah
setempat.
 Pra-Rancangan dikoordinasikan dengan konsultan/tenaga ahli pendukung (struktur,
mekanikal, elektrikal, dan sebagainya).

Gambar tampak dan denah prarancangan.

8. MENGGAMBAR RANCANGAN
 Rancangan dilakukan setelah ada persetujuanoleh klien.
 Rancangan diperinciasecara teknis dan ekonomis yang terukur dari hasil tahap pra-
rancangan/rancangan skematik.
 Rancangan terkoordinasi dengan konsultan struktur, lanskap, mekanikal, elektrikal,
dan sebagainya.
 Rancangan dilakukan dengan perhitungan.
 Rancangan berupa gambar-gambar teknis dan terukur dibuat untuk internal
konsultan.
Gambar denah, tampak, dan potongan rancangan.

9. MENYUSUN DOKUMEN KONSTRUKSI, GAMBAR KERJA,


ATAU DED (DETAILED ENGENEERING DRAWING)
Digunakan untuk:
 Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan kepada Pemerintah Kota atau Daerah.
 Mengadakan Pelelangan guna mendapatkan kontraktor dengan harga penawaran
paling dapat diterima.
 Sebagai panduan dalam pembangunan oleh kontraktor, tukang bangunan dan
sebagainya.
 Produk berupa Dokumen Pelelangan pekerjaan arsitektur, interior, struktur
mekanikal, elektrikal, pekerjaan lahan dll, yang terdiri atas:
1. Dokumen Gambar Kerja sangat rinci.
2. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Administrasi rinci.
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci.
Gambar dokumen konstruksi.

10. MENGAWASI LAPANGAN SELAMA KONSTRUKSI


 Mengecek kesesuaian pekerjaan kontraktor atau tukang di lapangan dengan rancangan
bangunan.
 Melakukan koreksi rancangan untuk mengatasi persoalan yang baru ditemui di lapangan.
 Para tukang dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah teknis rancangan di
lapangan, misalnya dalam rancangan detail.
3.TAHAP PERANCANGAN
1. Concept Design (Konsep Perancangan)
 Menjabarkan keinginan pemilik proyek dari menjadi kerangka acuan kerja
sehingga dapat dipahami tim perancang atau menjabarkan kerangka acuan kerja
yang sudah ada dari pemilik proyek dan melakukan studi awal rancangan.
 Membuat konsep perancangan mulai dari program ruang sampai dengan sketsa –
sketsa, berupa alternatif – alternatif yang bisa dipilih pemilik proyek.
2. Schematic Design (Perancangan Skematik)
 Mewujudkan konsep atau gagasan dalam gambar skematik site lokasi, denah,
bentuk bangunan (tampak) dan outline spesifikasi yang akan digunakan dalam
pengembangan, pada tahap ini disiplin lain seperti struktur dan M/E sudah
memberikan arahannya.
 Membantu pemilik proyek dengan membuat rancangan yang masih dalam
batasan anggaran (dibantu Quantity Surveyor)
 Membantu pemilik proyek dengan membuat rancangan yang marketable (untuk
bangunan komersial) sesuai saran konsultan.
 Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan rancangan / proyek dan
proses perijinan serta berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait.
3. Design Development (Pengembangan Rancangan)
 Mewujudkan rancangan skematik dalam skala yang lebih jelas dan detail, semua
kebutuhan antar disiplin sudah terakomodasi.
 Mengkoordinasi tim perancang dengan basis pengetahuan komperehensif untuk
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul pada
proses pembuatan gambar kerja.
 Berkoordinasi pemilik proyek serta pihak-pihak yang terkait dengan perijinan
atau pihak konsultan spesialis lain yang ditunjuk.
 Memperjelas outline spefisifikasi sesuai bagian bangunan yang dirancang dan
penjelasan mengenai sistem dan peralatan pada bangunan.
4. Construction Documentation (Dokumen Konstrusi / Pelaksanaan)
 Menyelesaikan gambar kerja yang telah terkoordinasi multidisiplin dan
mengembangkan detail konstruksi untuk mewujudkan rancangan dalam detail-
detail teknis
 Memahami pengetahuan standar gambar kerja yang dipahami semua pihak.
 Menyusun detail spefisifikasi teknis atau rencana kerja & syarat-syarat (RKS)
sesuai bagian bangunan yang dirancang.
 Mengkoordinasikan penyiapan dokumen pelaksanaan dan memonitor proses
persiapan dokumen lelang atau tender (gambar, spesifikasi, BQ).

Anda mungkin juga menyukai