Anda di halaman 1dari 7

KALANGAN MILENIAL “BERLEBIHAN” MENYUKAI

BUDAYA KOREA (K-POP)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

Rizki Ardhi Rahman (19SB2001)

Farezka Surya Anggoro (19SB2003)

Elin

Nina

Annisa

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI MASSA

FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO


A. Pendahuluan

Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu cirikhas yang menjadikannya berbeda dengan
bangsa lain. Identitas nasional bangsa Indonesia adalah Identitas yang bersumber dari nilai luhur
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakaat,
berbangsa dan bernegara.

Identitas nasional indonesia sudah semestinya harus dipertahankan oleh semua generasi
khususnya generasi muda karena penerus bangsa adalah para generasi muda. Namun pada saat
ini hal tersebut bertolak belakang dikarenakan seiring berjalannya waktu identitas nasional
indonesia mulai luntur dikarenakan banyak generasi muda saat ini yang lebih menyukai dan
mengikuti budaya luar. Rasa cinta tanah air anak mudapun semakin memudar. Hal hal tersebut
terjadi dikarenakan banyak faktor seperti perkembangan zaman. Zaman yang semakin maju
membuat anak muda indonesia selalu mengikuti perkembangannya agar tidak dianggap
ketinggalan zaman namun hal tersebut tidak selalu memberikan efek yang positif, ada juga efek
negatifnya yaitu dapat membuat banyak anak indonesia ingin mengikuti tren tren luar yang
sedang ramai tanpa mempertimbangkan apapun, disaat mereka telah berhasil mengikuti tren
tersebut ada rasa percaya diri lebih pada diri pemuda ini. Hal tersebut pun memunculkan banyak
anak muda lebih bangga mengikuti kebudayaan lain daripada kebudayaan indonesia. Fenomena
ini terjadi dikarenakan teknologi pada saat ini semakin maju dan canggih sehingga memudahkan
para anak muda mendapat informasi dari budaya lain, kemajuan teknologi ini banyak memberi
kemudahan bagi kita untuk mendapat pengetahuan yang lebih banyak namun juga dapat
berbahaya jika menggunakannya tanpa kontrol. Karena informasi yang didapat dan karena
banyak anak muda yang mengetahui budaya luar seperti apa, banyak anak muda yang
menjadikan budaya luar sebagai pedoman baik dalam hal fashion ataupun makanan.

Lunturnya identitas nasional juga ada yang dipengaruhi oleh anak muda yang menyukai dan
mengidolakan aktor/aktris dari luar. Contohnya korea, saat ini sedang ramai sekali kumpulan
anak anak muda yang mengidolakan aktor/ aktris dari korea dengan fanatik atau sering disebut k-
pop. K-pop singkatan dari korean pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea
Selatan . Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan
populer di mancanegara. Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Demam Korea (Korean Wave) di berbagai negara. Mendunianya wabah demam
K-pop hampir di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia yang telah menjangkiti kalangan
anak muda selama kurang lebih sepuluh tahun. Tidak hanya perkembangan teknologi yang
semakin maju, Korea pun juga menggarap sisi budaya mereka yaitu K-pop. Sehingga kalangan
muda Indonesia hakikatnya sebagai konsumen potensial budaya populer, menjadi sasaran negara
Korea untuk membawa masuk budaya K-Pop ke Indonesia. Budaya k-pop ini dapat mengancam
budaya Indonesia, dikarenakan para pemuda saat ini cenderung lebih suka mengikuti budaya k-
pop daripada budaya sendiri dan tidak jarang para pemuda saat ini lebih mengenal para artis artis
korea dibanding dengan pahlawan pahlawan Indonesia. Oleh karena itu salah satu penyebab
lunturnya identitas nasional adalah para pemuda yang mengidolakan artis luar seperti k-pop.

Akhir-akhir ini budaya K-pop sudah menyebar ke dalam masyarakat Indonesia terutama di
kalangan remaja. Budaya K-pop tidak hanya ke arah music. Tetapi bisa juga K-drama, makanan,
kecantikan, dan juga fashion. Banyaknya penggemar dari artis-artis Korea menjadikan para
penggemarnya ingin berpenampilan seperti idolanya. Dengan adanya budaya asing yang masuk,
secara perlahan akan menggeser budaya Indonesia. Remaja saat ini lebih menggemari budaya K-
pop daripada budayanya sendiri. Contoh lainnya, remaja yang gemar K-pop juga akan
terpengaruh untuk membeli produk-produk kecantikan dari brand Korea yang biasa digunakan
oleh artis Korea. Mereka ingin membeli produk tersebut bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan mereka, melainkan dengan cara itu produk skin care tersebut menawarkan sebuah
citra kemewahan dengan harga yang cukup terjangkau.

Fanatisme (fanatik) adalah suatu keyakinan yang membuat seseorang buta sehingga mau
melakukan segala hal apapun demi mempertahankan keyakinan yang dianutnya. Fanatisme ini
seringkali dialami oleh para penggemar K-pop. Perilaku agresif yang dilakukan oleh para
penggemar K-pop didorong oleh fanatisme. Hal ini seringkali berbuah pertikaian dan
perkelahian, fanatisme juga dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang
menimbulkan perilaku agresif. Penggemar K-pop terkadang menulis komentar-komentar jahat
yang menjatuhkan orang lain di media sosial demi untuk membela sang idola. Selain itu
perkembangan K-pop telah mendorong sikap konsumtif bagi para penggemar Korea. Para
penggemar Kpop yang melakukan konsumsi pada Kpopstuff dapat mengarahkan pada
pemborosan. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli Kpopstuff tergolong
tinggi. Hal ini tentunya mengakibatkan lunturnya kesadaran akan pentingnya identitas sosial.

B. Pembahasan

Faktor penyebab Kalangan Milenial “Berlebihan” menyukai budaya k-pop

1. Adanya kecenderungan xenosentris, Xenosentris merupakan suatu pandangan manusia yang


menganggap bahwa budaya orang lain lebih baik dibanding budaya sendiri. Orang-orang yang
memiliki pandangan xenosentris suka mengikuti budaya orang lain yang menurutnya lebih baik
mulai dari gaya hidup, bahasa, fashion, musik,dll. Dalam permasalahan ini, kalangan milenial
yang terlalu berlebihan menyukai budaya korea selatan (k-pop), mereka ada yang memiliki
xenosentris. Meskipun ada yang tidak mengakui, pasti ada yang memiliki pandangan seperti ini.
Setiap individu berbeda-beda dalam menyikapinya. Contoh pandangan xenosentris nya : Lebih
suka lagu-lagu k-pop dibanding musik dari indonesia. Berpenampilan mengikuti artis-artis korea,
dll.

2. Kurangnya pengetahuan tentang identitas nasional. Identitas nasional merupakan Jatidiri dari
suatu bangsa yang menjadi ciri khas bangsanya. Setiap warga negara haruslah mengetahui dan
mencerminkan jati diri bangsanya. Namun dalam kalangan milenial sekarang, justru melupakan
jati diri bangsanya sendiri. Kurangnya pengtahuan tentang identitas nasional ini membuat
seseorang dapat dengan mudah lebih menyukai budaya lain. Dalam permasalahan ini, ketika
orang ditanya tentang identitas nasional bangsa indonesia tidak bisa menjawab, justru lebih
banyak mengetahui budaya k-pop.

3. Mengikuti trend yang ada. Menjadi update di jaman milenial ini sangat penting. Dengan trend
trend yang beredar di kalangan masyarakat. Trend tersebut mampu menarik perhatian
masyarakat dan mengikutinya. Ada banyak trend yang ada, salah satunya marak budaya k-pop
atau penyuka korea. Maksudnya ketika orang yang bukan k-popers berkumpul dengan orang-
orang k-popers maka akan terpengaruh, dan ada kecenderungan mengikuti trend di kalangan
teman-temannya.
4. Kurangnya filter dan batasan dalam menerima budaya lain. Seiiring berkembangnya zaman,
kemudahan akses komunikasi dan perseberan berita menaruh sisi positif dan negatif nya. Tidak
hanya masuknya informasi dari luar, masuknya budaya asing juga sangat mudah. Internet
menjadi jalan masuknya budaya asing ke indonesia. Orang-orang Indonesia dapat menerimanya
dengan baik. Namun seiring semakin banyaknya budaya yang masuk, masyarakat semakin
mengikuti budaya asing menerima mentah-mentah tanpa memfilter mana yang baik dan mana
yang buruk. Dan ketika sudah mengikuti budaya asing seakan tidak ada batasannya. Salah
satunya yang ada pada permasalahan di kalangan milenial sekarang yang berlebihan dalam
menyukai budaya k-pop.

Cara Mempertahankan Identitas Nasional di kalangan milenial penyuka k-pop

1. Saling mengingatkan teman pentingnya identitas nasional sebagai jati diri bangsa.

sebgai jiwa nasionalisme kita sebaiknya mengingakan kepada teman yang sudah mulai
melenceng. tetapi tidak semua orang akan menerima ajakan untuk kebaikan, ada beberapa cara
agar teman kita menerima yaitu tarik tambang, yang di maksud tarik tambang adalah saat teman
sudah mulai menghindar kita biarkan saja dulu setelah teman sudah merasa nyaman kita ingatkan
lagi dengan halus dan di ulang - ulang terus sampai teman kita menyerah.

2. Memperdalam pengetahuan tentang bangsa Indonesia.

sebagai warga negara Indonesia sangat penting untuk memperdalam pengetahuan tentang bangsa
Indonesia, di zaman modern kita tidak perlu pusing mencari ilmu karena di HP sudah ada tinggal
tanyakan ke google. para remaja di zaman milenial sangat penting mengunjungi museum
bersearah karena bisa semakin sadar bahwa zaman dahulu Indonesia mati - matian mertahankan
tanah air agar tidak di rebut oleh negara asing.

3. Akulturasi budaya, menerima budaya k-pop namun tidak menghilangkan budaya sendiri.

zaman sudah semakin canggih informasi, budaya, fashion dll semakin mudah masuk ke tanah air
melalui media sosial, terutama budaya K-POP. kita tidak asing lagi dengan budaya ini karena
remaja Indonesia sangat menyukai budaya K-POP sejak smartphone belum secanggih sekarang.
banyak sekali orang menerima budaya asing (terutama K-POP) karena lebih bagus dari budaya
sendiri, agar budaya tidak menhilang perlu adanya kolaborasi bila ada acara konser tersebut,
intinya harus seimbang agar budaya yang kita cintai tidak hilang.

4. Perlu pengawasan dari orang tua apabila masih dibawah umur.

banyak sekali anak - anak sudah di pegangi smartphone oleh orang tua agar anak tidak rewel,
karena itu anak - anak jadi mengikuti apa yang di dalam smartphone sehingga lupa identitas
nasionalnya, sebelum kita memberikan smartphone kita perlu memberi pelacak agar anak tidak
terlalu jauh saat menjelajah di dunia sosial media, bila smartphone ada mode anak akan semakin
mudah untuk orang tua mengawasinya karena fiturnya sudah di batasi.

5. Boleh menyukai budaya k-pop namun tidak berlebihan.

boleh menyukai budaya lain seperti K-POP tapi tidak berlebihan, ciri - ciri ketika orang
menyukai K-POP secara berlebihan banyak sekali tapi disini akan ada 1 contoh yaitu menyukai
idolanya sampai idola tersebut sebagai tuhannya padahal tidak perlu berlebihan sampai seperti
itu. kita boleh menyukai idola tetapi dengan sebagai motivasi, contoh misal idola adalah
penyanyi hasil lagunya buat penyemangat saat sedang bosan, sedih, dan saat sedang belajar.
setiap orang memiliki cara untuk memotivasinya yang berbeda - beda.

C. Kesimpulan

Identitas nasional indonesia sudah semestinya harus dipertahankan oleh semua generasi
khususnya generasi muda karena penerus bangsa adalah para generasi muda. Namun pada saat
ini hal tersebut bertolak belakang dikarenakan seiring berjalannya waktu identitas nasional
indonesia mulai luntur dikarenakan banyak generasi muda saat ini yang lebih menyukai dan
mengikuti budaya luar. Lunturnya identitas nasional juga ada yang dipengaruhi oleh anak muda
yang menyukai dan mengidolakan aktor/aktris dari luar. Contohnya korea, saat ini sedang ramai
sekali kumpulan anak anak muda yang mengidolakan aktor/ aktris dari korea dengan fanatik atau
sering disebut k-pop. Fanatisme (fanatik) adalah suatu keyakinan yang membuat seseorang buta
sehingga mau melakukan segala hal apapun demi mempertahankan keyakinan yang dianutnya.
Fanatisme ini seringkali dialami oleh para penggemar K-pop. Faktor penyebab Kalangan
Milenial “Berlebihan” menyukai budaya k-pop, adanya kecenderungan xenosentris, kurangnya
pengetahuan tentang identitas nasional, mengikuti trend yang ada, kurangnya filter dan batasan
dalam menerima budaya lain. Cara Mempertahankan Identitas Nasional di kalangan milenial
penyuka k-pop, saling mengingatkan teman pentingnya identitas nasional sebagai jati diri
bangsa, memperdalam pengetahuan tentang bangsa Indonesia, akulturasi budaya, menerima
budaya k-pop namun tidak menghilangkan budaya sendiri, perlu pengawasan dari orang tua
apabila masih dibawah umur, boleh menyukai budaya k-pop namun tidak berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai