Anda di halaman 1dari 1

Faktor- faktor penyebab dilakukannya inovasi kurikulum, seperti yang dijelaskan oleh

Zaini (2009) adalah sebagai berikut:

1. Adanya perkembangan dan perubahan praktek pendidikan di negara-negara


lain. Tetapi tentu perubahan kurikulum itu disesuaikan dengan kondisi
setempat sehingga kurikulum negara lain tidak sepenuhnya dapat di adopsi
karena adanya perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun
budaya
2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi. Pesatnya perubahan di
bidang teknologi harus disikapi dengan sepat oleh tim pengembang
kurikulum, karena kalau tidak demikian maka output atau keluaran dari
lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing
3. Orientasi politik dan kenegaraan
4. Pandangan intelektual yang berubah, seperti krisis di Indonesia pada
pertengahan tahun 1997 yang telah merubah pandangan intelektual,
khususnya intelektual Muslim terhadap arah kurikulum pendidikan Indonesia.
Kurikulum pendidikan Indonesia sebelumnya yang mengarah pada
pencapaian materi sebanyak-banyaknya sehingga outputnya menjadi kurang
berkualitas, k emudian diarahkan pada pencapaian suatu kemampuan atau
kompetensi tertentu. Lahirnya KBK 2004 dan KTSP 2006 adalah suatu upaya
untuk meningkatkan kualitas
5. Pemikiran baru mengenai proses belajar mengajar
6. Perubahan dalam masyarakat. Masyarakat adalah komunitas dinamis yang
akan selalu berubah, baik perubahan ke arah positif maupun negatif. Semua
perubahan dalam masyarakat itu seyogyannya diantisipasi dan diakomodasi
oleh tim pengembang kurikulum.
7. Eksploitasi ilmu pengetahuan. Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang
kehidupan, tentu ilmu pengetahuan mendapat porsi yang utama dalam setiap
denyut nadi pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu, kurikulum
harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan agar anak didik
memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.

Dilihat dari pelaksanaannya, menurut Arifin (2011)inovasi kurikulum dibedakan


menjadi dua jenis, yaitu top-down innovation dan bottom-up innovation. Top down
innovation adalah inovasi yang sengaja diciptakan oleh atasan sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi, dan sebagainya.
Banyak contoh inovasi kurikulum ini di Indonesia, seperti CBSA, sistem pengajaran
modul, sistem belajar jarak jauh, dan sebagainya. Adapun bottom up innovation
dibuat berdasarkan ide, pikiran, kreasi, inisiatif sekolah, guru, atau masyarakat.
Jenis inovasi ini jarang dilakukan di Indonesia, karena sistem pendidikan cenderung
bersifat sentralisasi.

Anda mungkin juga menyukai