Kelas: A
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk
memahami makna tulisan dengan tepat.Tidak seperti ketika berbicara, lawan bicara dapat memahami
maksud pembicara karena pembicara dapat menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau unsur nonbahasa
lainnya.
BAB 10
KALIMAT
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa.Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai
struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi yang menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda
tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan kalimat
bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.
A. Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut
jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurangkurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan
P. Unsur lain (O, Pel, dan Ket) dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir dalam suatu
kalimat
1. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan tindakan apa atau dalam keadaan
bagaimana S yaitu (pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau
perbuatan S, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, citi, atau jati diri S. Termasuk juga
sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S.
2. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata/frasa benda
(nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
(11) Ayahku sedang melukis.
(12) Meja direktur besar.
C. Jenis Kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b)
fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek predikatnya.
1. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentukannya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal
hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel dan Ket.
BAB 11
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/pendengar.
A. Syarat Kalimat Efektif
1. Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh
panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan
kesatuan yang satu dan yang lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal.
2. Kepaduan (Koherensi)
Koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang
termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-
Pel-Ket dalam kalimat.
3. Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau
susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur
pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba.
4. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat
sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam
pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata kalimat
tidak ada. Akan tetapi, perlu diingat kadangkadang kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu
frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang bulat dan pasti.
5. Kehematan
Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak
memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah
berbentuk jamak. Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.
6. Kelogisan
Kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya
pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka atau penomoran).
B. Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif
berikut ini ditampilkan enam kalimat tidak efektif untuk mewakili contoh bahasa lisan dan bahasa tulis
yang tidak rapi dalam pemakaian sehari-hari. Perhatikah contoh kalimat yang dimaksud.
1. *Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.
2. *Bagi dosen yang berhalangan hadir harap diberitahukan ke sekretariat.
3. *Saya melihat kelakuan anak itu bingung.
4. *Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
5. *Bebas parkir.
6. *Tempat Pendaftaran Tinja
BAB 12
PENULISAN KARANGAN
A. Pengertian Mengarang dan Karangan
Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih dahulu makna kata mengarang,
sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti
‘menyusun’ atau ‘merangkai’. Karangan bunga adalah hasil dari pekerjaan menyusun/merangkai bunga.
Rangkaian bunga adalah hasil dari kegiatan merangkai bunga. Tanpa ada orang yang merangkai melati,
misalnya, tidak akan ada rangkaian melati.
B. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
1. Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah
karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1) karangan ilmiah, (2) karangan semiilmiah atau ilmiah
populer, dan (3) karangan nonilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong ke dalam karangan semiilmiah antara lain artikel,
editorial, opini, feature, tips, reportase; dan yang tergolong ke dalam karangan nonilmiah antara lain
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
2. Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
Karangan ilmiaha adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan
lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintesis-analitis. Adapun karangan
semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semi formal,
namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintetis.
C. Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penyampaiannya
Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat dibedakan atasatas enam
jenis, yaitu:
(1) Deskripsi (perian)
(2) Narasi (kiasan)
(3) Eksposisi (paparan)
(4) Argumentasi (bahasan)
(5) Persuasi (ajakan)
(6) Campuran/kombinasi
Satu lagi pedoman yang perlu dicermati oleh calon penulis adalah keharusan mengetahui ciri setiap
jenis karangan sebelum mencoba mengombinasikannya.
1. Karangan Deskripsi
2. Karangan Narasi
3. Karangan Eksposisi
4. Karangan Argumentasi
5. Karangan Persuasi
6. Karangan Campuran