Anda di halaman 1dari 16

TANGGUNG JAWAB TERHADAP DIRI DAN SESAMA

MANUSIA
Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qur’an Hadist di Madrasah
dan Sekolah.
Dosen Pengampu :
Anis Fauzi M.Pd.I

Disusun Oleh :
Husnul Hotimah

Sulthan Ayung Cahyo Gumilang

SEMESETER IV E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2021
KATA PEGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, dengan judul
“ Tanggung Jawab Terhadap Diri dan Sesama Manusia”. Dengan tulisan ini kami
harapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari Qur’an Hadist di
Madrasah dan Sekolah, kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan.

Kami selaku penyusun makalah mengucapan terima kasih kepada Bapak Anis
Fuzi, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Qur’an Hadist di Madrasah dan
Sekolah yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini, serta pada teman-teman yang selalu memberikan motivasi demi lancarnya
penyusunan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap
semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama
mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang mampu menerapkan dan mengajarkan
Pendidikan islam ke generasi selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Genteng, 04 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Tanggung Jawab.....................................................................................................3
B. Macam-Macam Tangung Jawab.............................................................................5
C. Bentuk Tanggung Jawab........................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam secara formal dimulai dari Bustanul Athfal, Madrasah
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, ‘Aliyah dan hingga perguruan tinggi Islam. Secara informal
Pendidikan Islam ialah pendidikan seumur hidup (long life education), dari buaian
sampai liang kubur. Kalau dirujuk pada sejarah Islam, maka pendidikan Islam
informal awal dimulai dari rumah para sahabat Nabi Muhammad Saw, namun ketika
masyarakat Islam mulai terbentuk pendidikan Islam secara formal dimulai dari mesjid
dengan metode halaqah (lingkaran belajar) (Azyumardi Azra, 1999) kemudian
berkembang menjadi madrasah dan kuttab.
Apa maksud pendidikan Islam? Mengutip Muhaimin pendidikan Islam ialah
pendidikan yang dikembangkan dan disemangati oleh nilai-nilai ajaran Islam. Zakiah
Daradjat (1994:27) mengatakan pendidikan Islam ialah pembentukan keperibadian
muslim. Tujuannya ialah membentuk pribadi muslim yang beriman, berakhlak mulia,
beribadah, bertakwa dan memperoleh keridaan Allah Swt. Penanggung jawabnya
bukan saja berada dipundak individual, orang tua, keluarga, sekolah, masyarakat dan
pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab iman, akhlak, fisik, akal, rohani
dan sosial. Tanggung jawab maksudnya kewajiban melaksanakan, memikul dan
fungsi (Depdikbud, 1993).
Dalam perspektif Islam, tanggung jawab itu sama dengan amanah. Misalnya,
anak, harta dan jabatan adalah amanah. Artinya, sebuah kepercayaan yang dititipkan
Allah kepada manusia untuk dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan
akan diminta pertanggungjawabannya di hari akhirat kelak. Karena itu, amanah tidak
boleh disia-siakan, disalahgunakan dan dikhianati, orang yang mengkhianati amanah
termasuk kategori munafik. Dasar tangung jawab itu karena setiap manusia adalah
pemimpin atau khalifah di muka bumi. Nabi Muhammad Saw bersabda dalam sebuah
Hadis, artinya; setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap setiap
yang kamu pimpin.
Berdasar Hadis tersebut di atas, setiap orang punya tanggung jawab, misalnya
orang tua bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarga dan pendidikan anak-
anaknya, sekolah punya tanggung jawab untuk mengembangkan potensi akal dan
rohani peserta didik sehingga cerdas, kreatif dan berakhlak mulia dan pemerintah
punya tanggung jawab atas pelaksanaan wajib belajar, mendirikan sekolah, mengelola
administrasi, menyiapkan tenaga pendidik, gaji guru dan melakukan evaluasi
pendidikan. Makalah yang sederhana akan menjelaskan tentang tanggung jawab
pendidikan Islam ditinjau dari sudut, iman, akhlak, fisik,akal, rohani dan sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah berikut :

1. Apakah Pengertian dari Tanggung Jawab?


2. Apa saja Macam-macam dari Tanggung Jawab?
3. Bagaimana bentuk-bentuk dari Tanggung Jawab ?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Pengertian dari Tanggung Jawab.


2. Mengetahui Macam-macam dari Tanggung Jawab.
3. Menjelaskan Bentuk-bentuk dari Tanggung Jawab.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau 


perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan
makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual
ataupun teologis.

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan
seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng-
ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam
konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan
jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai
penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat
intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu
nilai.

3
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar
akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji
dan munkar.

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang


yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala
yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang
lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang
lain.

Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu


yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak
dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.
Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya
dapat di adakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban Tak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang.


Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan
oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang


tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang

4
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi
ada kalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya
nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang
demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada
manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

B. Macam-Macam Tanggung Jawab


Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan
pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada
kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang
dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab
di antaranya sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia
juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah
tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi
mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu
dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu
diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan
anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap

5
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat


Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia
merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku,
berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan
orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara
langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa
orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah
manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan
fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan
manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka
dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan
mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri
sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini
menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang
dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran
bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi

6
orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang
utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

7
4. Tanggung Jawab Kepada Tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan


Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri
dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota
tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik
yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala
dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan
perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus
mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila
manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala
akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung
jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala
jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,
kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari
tanggung jawabnya kepada Tuhan.

C. Bentuk-Bentuk Dari Tanggung Jawab


Ada beberapa bentuk tanggung jawab Pendidikan islam sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Iman

Iman ialah keyakinan yang ditegaskan dalam hati, dinyatakan dengan lisan
dan diamalkan dengan anggota badan. Keyakinan inilah yang harus ditanamkan
pada peserta didik sehingga mereka memahami tentang rukun iman yakni iman
kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada

8
para rasul, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar Allah.
Allah Swt berfirman pada surat AnNisa’/4:136 yang artinya : Wahai orang-orang
yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad) dan
kepada kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh.

2. Tanggung Jawab Pendidikan Akhlak

Akhlak seperti yang dijelaskan oleh Ibn Miskawaih ialah keadaan jiwa
manusia yang bersifat tinggi dan rendah (Miskawaih, 1997). Ahmad Amin
menyebut kelakuan manusia (Amin, 1999). Pada sisi lain, akhlak itu adalah
perbuatan baik dan buruk manusia yang alat ukurnya adalah Al-Qur’an dan
Sunnah. Akhlak berbeda dengan etika dan moral, bedanya dari segi alat ukurnya
ialah akal manusia. Tanggung jawab pendidikan akhlak ialah mengarahkan dan
membimbing peserta didik agar memiliki akhlak terpuji dan terhindar dari akhlak
tercela sehingga dalam kehidupan bagus akhlaknya kepada Allah Swt, pada
sesama manusia dan alam semesta. Dalam perspektif ajaran Islam, akhlak adalah
baromoter kehidupan manusia. Baik dan buruknya seseorang selalu diukur dari
segi akhlaknya.

3. Tanggung Jawab Pendidikan Jasmani

Jasmani maksudnya fisik yang sering juga disebut inderawi yang terdiri
atas seluruh anggota tubuh. Tangung jawab jasmani adalah mengantarkan tubuh
menjadi sehat dengan terpenuhinya asupan gizi yang cukup. Bahasa ilmu
kesehatan makanan empat sehat lima sempurna. Untuk memperoleh makanan
sehat, merupakan tanggung jawab kedua orang tua untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan anak. Namun, belakangan ini juga merupakan tanggung jawab
pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang merata bagi rakyat

9
sehingga sehat fisik dan melahirka generasi muda yang cerdas, kreatif, inovatif,
profesional dan berakhlak mulia.

4. Tanggung Jawab Pendidikan Akal

Makna akal ialah daya kemampuan berpikir yang ada pada diri manusia.
Akal itu bukanlah otak tetapi hati manusia. Akal adalah potensi yang sangat luar
biasa yang merupakan anugerah terbesar Allah kepada manusia. Akallah yang
dapat berpikir tentang trilogi metafisik; Allah, alam dan manusia. Akal terbagi
menjadi 4 :

a. Akal materil : Akal materil maksudnya adalah akal yang dapat menjelaskan
secara deskriptif (apa adanya).
b. Akal bakat : Akal bakat adalah akal yang sudah mulai menangkap dan
menterjemahkan.
c. Akal aktuil : Akal aktuil akal yang dapat menjelaskan dan menterjemahkan.
d. Akal mustafad : akal mustafad ialah akal yang tidak hanya mampu
menjelaskan, memahami tetapi sudah dapat menafsirkan secara sempurna.
Karena itu, dalam pandangan para filosof tanpa bantuan wahyu akal
mustafad dapat menjelaskan kebenaran yang hakiki.

5. Tanggung Jawab Pendidikan Rohani

Istilah rohani adalah istilah dalam Istilah rohani adalah istilah dalam
Bahasa Indonesia. Istilah yang digunakan oleh Al-Qur’an adalah an-Nafs (jiwa)
dan jiwa terbagi tiga.

a. Jiwa al-Lawwamah : Jiwa al-Lawwamah ialah jiwa yang selalu menyesali


dirinya. Contoh, ketika manusia meninggalkan ibadah salat dan lupa ada
penyesalan dalam dirinya.

10
b. Jiwa al-Mutmainnah : Jiwa al-Mutmainnah ialah jiwa yang tenang yang akan
kembali kepada Tuhan
c. Jiwa alAmarah : dan jiwa amarah ialah jiwa yang cenderung pada
keburukan.

Apa tanggung jawab pendidikan rohani? Karena dapat mengantarkan


manusia supaya bersyahadah yaitu menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah. Kedua, membimbing dan
mengisi rohani dengan pendidikan agama, tausiyah dan zikir (tasbih) sehingga
jiwanya menjadi tenang. Pentingnya tanggung jawab ini karena pada dasarnya
rohani manusia butuh bimbingan dan siraman keagamaan. Kebutuhan jasmani
cukup mudah dipenuhi, sebaliknya kebutuhan rohani cukup sulit dipenuhi.

6. Tanggung Jawab Pendidikan Sosial

Sosial di sini dipahami adalah masyarakat yang terdiri atas gabungan


beberapa individu, keluarga dan kelompok. Tanggung jawabnya adalah
pembentukan keperibadian yang utuh, sehat jasmani dan rohani (Ramayulis,
2010). Tanggung jawab lain dari pendidikan sosial ialah mengajak manusia
kepada trilogi menyeru yaitu menyeru kepada jalan kebaikan, menyeru kepada
makruf dan nahi mungkar. Landasannya Q.S. Ali Imran/3: 104, sebagai berikut
yang artinya: (Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.) Berdasar ayat
tersebut di atas, kewajiban menyeru (dakwah) di sini bukanlah dibebankan pada
individu tetapi dibebankan pada sekelompok orang, bisa tafsirnya organisasi, dan
kelompok (sosial). Inti dari kata menyeru yaitu menyeru kepada kebaikan,
makruf dan nahi mungkar. Kebaikan dalam ayat ini adalah kebaikan yang
bersifat umum (maslahat), makruf artinya kebaikan yang bersifat khusus yang

11
bermanfaat pada pribadi dan kata mungkar maksudnya seluruh keburukan yang
bertentangan dengan ajaran Islam, norma-norma sosial dan adat.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tangung jawab pendidikan Islam bukan saja diamanahkan kepada individu,


kedua orang tua, keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah tetapi juga
merupakan tanggung jawab iman, akhlak, fisik, akal, rohani dan sosial. Tanggung
jawab ini pada intinya bertujuan untuk membimbing, mengarahkan dan
melaksanakan pendidikan sehingga peserta didik beriman, berakhlak mulia, sehat
jasmani dan rohani serta dengan akalnya dapat memahami trilogi metafisik: Allah,
alam dan manusia. Tangggung jawab pendidikan rohani yakni agar manusia dapat
bersyahadat, membimbing rohani dengan siraman keagamaan dan zikir.

Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana,
tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang
yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain
ataupun orang banyak.

B. Saran
Pada saat pembuatan makalah ini, Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan dan juga jauh dari kesempurnaan. Dengan harapan dapat menjadi

12
inspiratif dan semangat bagi penulis. Penulis berharap adanya kritik serta saran dari
pembaca mengenai pembahasan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Amin, Ahmad, Al-Akhlak, terj. K.H. Farid Makruf. 1995. Ilmu Akhlak. Jakarta:
Bulan Bintang.

Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju


Milenium Baru. Jakarta: Logos.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Depdikbud.

Hartono, Drs., dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar: Untuk Pegangan Mahasiswa.


Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlak, terj. Helmi Hidayat. 1997. Menuju Kesempurnaan
Akhlak. Bandung: Mizan.

Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-
1985.

13

Anda mungkin juga menyukai