Anda di halaman 1dari 30

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N
Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Rengat yang mengadili perkara pidana anak dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai

do
gu berikut dalam perkara Anak Pelaku:
1. Nama lengkap : MUHAMMAD ASRAF GHAZI alias OZI bin SLAMET;
2. Tempat lahir : Jambi;

In
A
3. Umur/Tgl.lahir : 15 Tahun / 15 September 2005;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
ah

lik
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Jl. Lintas Timur Rt. 008 Rw. 004 Desa Seberida
am

Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu;

ub
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Pelajar;
ep
k

9. Pendidikan : -
Anak Pelaku ditangkap pada tanggal 25 Januari 2021 berdasarkan surat
ah

perintah penangkapan Nomor SP.Kap/5/I/2021/Reskrim tanggal 25 Januari


R

si
2021;
Anak Pelaku ditahan dalam tahanan rutan oleh:

ne
ng

1. Penyidik sejak tanggal 26 Januari 2021 sampai dengan tanggal 1 Februari


2021;

do
gu

2. Penyidik Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 2 Februari 2021


sampai dengan tanggal 9 Februari 2021;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 9 Februari 2021 sampai dengan tanggal 13
In
A

Februari 2021;
4. Hakim Pengadilan Negeri Rengat sejak tanggal 10 Februari 2021 sampai
ah

lik

dengan tanggal 19 Februari 2021;


5. Hakim Pengadilan Negeri Rengat Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan
m

ub

Negeri Rengat sejak tanggal 20 Februari 2021 sampai dengan tanggal 6


Maret 2021;
ka

Anak Pelaku didampingi Yenny Darwis, S.H. dan Willendra, S.H., M.H.,
ep

Penasihat Hukum pada Kantor Pengacara Sahabat Keadilan dan Associate,


ah

berkantor di Jalan Hang Lekir Gang Seroja Nomor 06, Kecamatan Rengat,
R

Kabupaten Indragiri Hulu, berdasarkan Surat Penetapan Nomor: 2/Pid.Sus-


es

Anak/2021/PN Rgt tanggal 15 Februari 2021;


M

ng

Anak Pelaku didampingi oleh Pembimbing Kemasyarakatan dan Orang Tua;


on

Halaman 1 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri tersebut;

R
Setelah membaca:

si
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Rengat Nomor 2/Pid.Sus-

ne
ng
Anak/2021/PN Rgt tanggal 10 Februari 2021 tentang penunjukan Hakim;
- Penetapan Hakim Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt tanggal 10
Februari 2021 tentang penetapan hari sidang;

do
gu - Hasil penelitian kemasyarakatan;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

In
A
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, dan Anak Pelaku serta
memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;
ah

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh

lik
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan ia Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin
am

ub
Slamet, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Pencurian dalam keadaan yang memberatkan” melanggar
ep
Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Jo Pasal 1
k

angka 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang


ah

Sistem Peradilan Pidana Anak sebagaimana tersebut dalam surat dakwaan;


R

si
2. Menjatuhkan pidana terhadap ia Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi
alias Ozi bin Slamet, oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga)

ne
ng

bulan dikurangi seluruhnya dengan masa penangkapan dan penahanan


sementara yang telah dijalani Anak, dengan perintah agar Anak tetap

do
gu

berada dalam tahanan;


3. Menetapkan barang bukti berupa:
1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 150D (D TRACKER)
In

A

dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka. MH4LX150DBKP05172, No. Mesin


LX150CEP39144 warna hitam milik;
ah

lik

 1 (satu) Lembar STNK sepeda motor Kawasaki LX 150D (D


TRACKER) dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka. MH4LX150DBKP05172,
m

ub

No. Mesin LX150CEP39144 warna hitam an. Wede Gusprianda;


Dikembalikan kepada saksi Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran;
ka

4. Menetapkan agar Anak Pelaku dibebani untuk membayar biaya


ep

perkara sejumlah Rp.2.000,00 (dua ribu rupiah);


ah

Setelah mendengar permohonan Anak Pelaku yang pada pokoknya


R

menyatakan memohon keringanan hukuman;


es

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan


M

ng

Anak Pelaku yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya;


on

Halaman 2 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Anak Pelaku diajukan ke persidangan oleh

R
Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:

si
Bahwa ia Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet

ne
ng
pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 sekira pukul 06.00 WIB atau setidak-
tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2021 atau setidak -
tidaknya masih dalam tahun 2021, bertempat di Ruko saksi Dimas Poniran alias

do
gu Popon di Desa Belimbing Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu
atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih dalam wilayah

In
A
Hukum Pengadilan Negeri Rengat yang berwenang memeriksa dan mengadili,
“mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
ah

lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, di waktu malam

lik
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya yang
dilakukan oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki
am

ub
oleh yang berhak”. Perbuatan tersebut dilakukan oleh Anak dengan cara-cara
sebagai berikut:
ep
- Pada waktu dan tempat tersebut diatas, berawal dari hari Jumat
k

tanggal 22 Januari 2021 sekira pukul 19.00 WIB saat itu Anak Pelaku
ah

Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet sedang bermain dirumah
R

si
Saksi Dimas Poniran yaitu orang tua dari saksi Ambia Ricky Rama Daniel
alias Ambia. Kemudian Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi

ne
ng

bin Slamet bersama dengan saksi Ricky Rama Daniel alias Ambia pergi
menuju ke ruko milik orang tua dari saksi Ricky Rama Daniel alias Ambia

do
gu

yang jaraknya kurang lebih 1 (satu) kilo meter menggunakan sepeda


motor Kawasaki LX 150D (D Tracker). Setelah sampai di ruko Anak
Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet dan saksi Ricky
In
A

Rama Daniel alias Ambia bermain handphone. Kemudian Anak Pelaku


Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet dan saksi Ricky Rama
ah

lik

Daniel alias Ambia berencana akan keluar dari ruko untuk keliling ke
Desa Seberida tetapi tidak jadi karena sudah malam. Selanjutnya sekitar
m

ub

pukul 21.00 WIB saksi Ricky Rama Daniel alias Ambia memasukkan dan
memakirkan sepeda motor ke dalam ruko. Kemudian Anak Pelaku
ka

Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet dan saksi Ricky Rama
ep

Daniel alias Ambia melanjutkan bermain handphone dan saat itu Anak
ah

Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet kemudian tidur;
R

- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 04.30 WIB Anak Pelaku


es

Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet bangun tidur dan melihat
M

ng

saksi Ricky Rama Daniel alias Ambia masih tertidur nyenyak saat itu
on

Halaman 3 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
timbul niat Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet

R
untuk mengambil sepeda motor Kawasaki LX 150D (D Tracker) dengan

si
Nopol. BM 2789 VX, Noka. MH4LX150DBKP05172, Nosin.

ne
ng
LX150CEP39144 warna hitam. Selanjutnya Anak Pelaku Muhammad
Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet membuka pintu ruko yang posisinya
dikunci dari dalam, setelah pintu ruko terbuka Anak Pelaku Muhammad

do
gu Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet langsung mengambil dan mendorong
sepeda motor tersebut keluar dari ruko. Kemudian Anak Pelaku

In
A
Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet menghidupkan saklar yang
ada di sepeda motor yang mana sepeda motor tersebut tidak memiliki
ah

kunci selanjutnya menyalakan sepeda motor dengan cara mengengkol

lik
dengan menggunakan kaki kanannya. Setelah sepeda motor tersebut
nyala selanjutnya Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin
am

ub
Slamet membawa motor tersebut pergi kearah Tembilahan. Kemudian
Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet keliling di
ep
Tembilahan dan saat melewati Pos Polisi Anak Pelaku Muhammad Asraf
k

Ghazi alias Ozi bin Slamet diberhentikan oleh Polisi karena tidak
ah

memakai helm kemudian polisi menanyakan surat – surat sepeda motor


R

si
yang dipakai tetapi Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin
Slamet tidak dapat menunjukkannya. Selanjutnya Anak Pelaku

ne
ng

Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet menghubungi saksi Ricky
Rama Daniel alias Ambia untuk mengantarkan surat – surat sepeda

do
gu

motor tersebut ke tembilahan tetapi saksi Ricky Rama Daniel alias Ambia
tidak ada mengantarkan surat tersebut sehingga Anak Pelaku
Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet meninggalkan pos polisi
In
A

tersebut selanjutnya bertemu dan menginap dirumah teman Anak Pelaku


Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet yang tinggal di Tembilahan.
ah

lik

Kemudian pada hari Senin tanggal 25 Januari 2021 sekitar pukul 10.00
WIB Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet diantar ke
m

ub

Rengat dengan diantar oleh teman Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi
alias Ozi bin Slamet;
ka

- Bahwa perbuatan Anak Pelaku Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi


ep

bin Slamet dalam mengambil 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX


ah

150D (D Tracker) dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka.


R

MH4LX150DBKP05172, Nosin. LX150CEP39144 warna hitam dilakukan


es

tanpa seizin saksi Dimas Poniran alias Popon sebagai pemiliknya;


M

ng

on

Halaman 4 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa akibat kejadian tersebut kerugian yang dialami saksi Dimas

R
Poniran alias Popon kurang lebih sejumlah Rp12.000.000,00(dua belas

si
juta rupiah);

ne
ng
Perbuatan Anak Pelaku sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Jo Pasal 1 angka
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem

do
gu Peradilan Pidana Anak;
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Anak Pelaku

In
A
dan/atau Penasihat Hukum Anak Pelaku telah mengerti isinya dan tidak
mengajukan keberatan;
ah

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum

lik
telah mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:
1. Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran dibawah sumpah pada pokoknya
am

ub
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan membenarkan
ep
keterangan Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik di Kepolisian,
k

sehubungan dengan Penangkapan terhadap diri Anak;


ah

- Saksi mengerti diperiksa karena terkait kasus pengambilan sepeda motor


R

si
Kawasaki LX 150D (D Tracker) milik Saksi yang melibatkan Anak;
- Kejadiannya pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 sekira pukul 04.30

ne
ng

WIB, bertempat di Ruko Saksi di Desa Belimbing, Kecamatan Batang


Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu;

do
gu

- Bahwa awalnya Saksi diberitahu oleh Istri Saksi, yang mana pada hari
Jumat tanggal 22 Januari 2021 sekira pukul 19.00 WIB saat itu Anak Pelaku
sedang bermain dirumah Saksi. Kemudian Anak Pelaku bersama dengan
In
A

anak Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia pergi
menuju ke Ruko milik Saksi yang jaraknya kurang lebih 1 (satu) kilo meter
ah

lik

menggunakan sepeda motor. Setelah sampai di Ruko, Anak Pelaku dan anak
Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bermain
m

ub

handphone. Kemudian Anak Pelaku dan anak Saksi yang bernama Ambia
Ricky Rama Daniel alias Ambia berencana akan keluar dari Ruko untuk
ka

keliling ke Desa Seberida tetapi tidak jadi karena sudah malam. Selanjutnya
ep

sekitar pukul 21.00 WIB anak Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel
ah

alias Ambia memasukkan dan memakirkan sepeda motor kedalam Ruko.


R

Kemudian Anak dan anak Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel
es

alias Ambia melanjutkan bermain handphone dan saat itu Anak Pelaku
M

ng

kemudian tidur. Selanjutnya sekitar pukul 04.30 WIB, Anak Pelaku bangun
on

Halaman 5 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidur dan melihat anak Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel alias

R
Ambia masih tertidur nyenyak, saat itu timbul niat Anak untuk mengambil

si
sepeda motor. Selanjutnya Anak Pelaku membuka pintu Ruko yang posisinya

ne
ng
dikunci dari dalam, setelah pintu Ruko terbuka Anak Pelaku langsung
mengambil dan mendorong sepeda motor tersebut keluar dari Ruko.
Kemudian Anak Pelaku menghidupkan saklar yang ada di sepeda motor yang

do
gu mana sepeda motor tersebut tidak memiliki kunci selanjutnya menyalakan
sepeda motor dengan cara mengengkol dengan menggunakan kaki

In
A
kanannya. Setelah sepeda motor tersebut nyala selanjutnya Anak Pelaku
membawa sepeda motor tersebut pergi kearah Tembilahan;
ah

- Bahwa Saksi mengetahui bahwa Anak Pelaku yang mengambil sepeda

lik
motor tersebut karena pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2021 Anak tidur di
Ruko milik Saksi bersama dengan anak Saksi yang bernama Ambia Ricky
am

ub
Rama Daniel alias Ambia, kemudian keesokan paginya sekitar pukul 04.30
WIB, Anak Pelaku sudah tidak ada lagi dan sepeda motor milik Saksi juga
ep
tidak ada. Selanjutnya anak Saksi yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel
k

alias Ambia juga ada ditelpon oleh Anak Pelaku untuk mengantarkan surat –
ah

surat sepeda motor tersebut ke Tembilahan karena saat itu Anak Pelaku kena
R

si
razia tidak menggunakan helm tetapi anak Saksi yang bernama Ambia Ricky
Rama Daniel alias Ambia tidak ada mengantarkan surat tersebut, sehingga

ne
ng

timbul kecurigaan Saksi terhadap Anak tersebut;


- Bahwa Anak Pelaku ditangkap pada hari Senin tanggal 25 Januari 2021

do
gu

sekitar pukul 10.00 WIB, saat Anak Pelaku diantar ke Rengat oleh teman
Anak Pelaku dari Tembilahan;
- Bahwa menurut pengakuan Anak Pelaku niat untuk mengambil sepeda
In
A

motor tersebut muncul tiba-tiba saat baru bangun tidur;


- Bahwa tujuan Anak Pelaku mengambil Sepeda motor Kawasaki LX 150D
ah

lik

(D Tracker) milik Saksi katanya untuk digunakan sendiri oleh Anak Pelaku
mencari kerja di Tembilahan;
m

ub

- Bahwa Anak Pelaku tidak meminta izin mengambil sepeda motor


Kawasaki LX 150D (D Tracker) milik Saksi tersebut;
ka

- Bahwa Ruko milik Saksi yang bertempat di Desa Belimbing, Kecamatan


ep

Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu selain dipergunakan sebagai


ah

tempat usaha oleh Saksi juga dipergunakan tempat tinggal bagi karyawan
R

saksi dan juga seringkali digunakan sebagai tempat tidur bagi anak dari Saksi
es

yang bernama Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia;


M

ng

on

Halaman 6 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa akibat kejadian tersebut kerugian yang Saksi alami kurang lebih

R
sejumlah Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah);

si
- Bahwa antara keluarga Anak Pelaku dan Saksi sudah dibuat surat

ne
ng
perjanjian perdamaian pada tanggal 28 Januari 2021;
- Bahwa Saksi sudah memaafkan Anak Pelaku tersebut dan berharap
untuk kedepannya Anak Pelaku tidak lagi mengulangi perbuatannya tersebut

do
gu dan bisa menjadi Anak yang baik dan terhadap proses hukum Anak Pelaku,
agar Anak tidak dihukum karena bagaimanapun Anak tersebut masih

In
A
dibawah umur;
- Terhadap keterangan saksi, Anak Pelaku memberikan pendapat
ah

membenarkan keterangan tersebut dan tidak mengajukan keberatan;

lik
2. Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran
dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
am

ub
- Bahwa Anak Saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan membenarkan
keterangan Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik di Kepolisian,
ep
sehubungan dengan Penangkapan terhadap diri Anak;
k

- Bahwa Anak Saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan membenarkan


ah

keterangan Anak Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik di


R

si
Kepolisian, sehubungan dengan Penangkapan terhadap diri Anak;
- Bahwa Anak Saksi mengerti diperiksa karena terkait kasus pengambilan

ne
ng

sepeda motor Kawasaki LX 150D (D Tracker) milik orang tua Saksi yang
melibatkan Anak Pelaku;

do
gu

- Bahwa kejadian pengambilan sepeda motor Kawasaki LX 150D (D


Tracker) milik orang tua Anak Saksi pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021
sekira pukul 06.00 WIB, bertempat di Ruko milik orang tua Anak Saksi di
In
A

Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu;


- Bahwa kejadian berawal pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2021 sekira
ah

lik

pukul 19.00 WIB saat itu Anak Saksi mengajak Anak Pelaku bermain
kerumah orang tua Anak Saksi. Kemudian Anak Pelaku bersama dengan
m

ub

Anak Saksi pergi menuju ke Ruko milik orang tua Anak Saksi yang jaraknya
kurang lebih 1 (satu) kilo meter menggunakan sepeda motor Kawasaki LX
ka

150D (D Tracker). Setelah sampai di Ruko, Anak Pelaku dan Anak Saksi
ep

bermain handphone. Kemudian Anak Pelaku dan Anak Saksi berencana akan
ah

keluar dari Ruko untuk keliling ke Desa Seberida tetapi tidak jadi karena
R

sudah malam. Selanjutnya sekitar pukul 21.00 WIB Anak Saksi memasukkan
es

dan memakirkan sepeda motor kedalam Ruko. Kemudian Anak Pelaku dan
M

ng

Anak Saksi melanjutkan bermain handphone dan saat itu Anak Pelaku dan
on

Halaman 7 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Anak Saksi kemudian tidur. Selanjutnya sekitar pukul 04.30 WIB, Anak

R
Pelaku bangun tidur dan melihat Anak Saksi masih tertidur nyenyak saat itu

si
timbul niat Anak Pelaku untuk mengambil sepeda motor Kawasaki LX 150D

ne
ng
(D Tracker). Selanjutnya Anak Pelaku membuka pintu Ruko yang posisinya
dikunci dari dalam, setelah pintu Ruko terbuka Anak Pelaku langsung
mengambil dan mendorong sepeda motor tersebut keluar dari Ruko.

do
gu Kemudian Anak Pelaku menghidupkan saklar yang ada di sepeda motor yang
mana sepeda motor tersebut tidak memiliki kunci selanjutnya menyalakan

In
A
sepeda motor dengan cara mengengkol dengan menggunakan kaki
kanannya. Setelah sepeda motor tersebut nyala selanjutnya Anak Pelaku
ah

membawa motor tersebut pergi kearah Tembilahan;

lik
- Bahwa Anak Pelaku mengambil sepeda motor tersebut menurut
pengakuannya untuk digunakan sendiri dan tidak untuk dijual;
am

ub
- Bahwa Anak Pelaku tidak ada meminta izin dari Anak Saksi ataupun
orang tua Anak Saksi mengambil sepeda motor tersebut;
ep
- Bahwa Anak Saksi mau memaafkan Anak Pelaku dan Anak Saksi masih
k

mau berteman dengan Anak Pelaku;


ah

- Terhadap keterangan Anak saksi, Anak Pelaku memberikan pendapat


R

si
membenarkan keterangan tersebut dan tidak mengajukan keberatan;
3. Tuteng Ismail alias Tuteng bin Yusman dibawah sumpah pada pokoknya

ne
ng

menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa Saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan membenarkan

do
gu

keterangan Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik di Kepolisian,


sehubungan dengan Penangkapan terhadap diri Anak;
- Bahwa Saksi mengerti diperiksa karena terkait kasus pengambilan
In
A

sepeda motor Kawasaki LX 150D (D Tracker) yang melibatkan Anak Pelaku;


- Bahwa Kejadiannya pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 sekira
ah

lik

pukul 04.30 WIB, bertempat di Ruko milik saksi Dimas Poniran alias Popon di
Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu;
m

ub

- Bahwa awalnya Saksi diberitahu oleh saksi Dimas Poniran alias Popon
untuk mengurus sepeda motor milik saksi Dimas Poniran alias Popon yang
ka

diambil oleh Anak Pelaku;


ep

- Bahwa menurut keterangan Anak Pelaku saat di periksa di kepolisian


ah

tujuan mengambil barang tersebut untuk digunakan sendiri oleh Anak Pelaku
R

mencari kerja di Tembilahan;


es

- Bahwa Saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan dan diajukan


M

ng

dalam persidangan ini;


on

Halaman 8 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian kurang lebih

R
sejumlah Rp12.000.000,00(dua belas juta rupiah);

si
- Bahwa atas kejadian ini telah dilakukan perdamaian;

ne
ng
- Bahwa harapan Saksi terhadap Pelaku adalah tidak dijatuhi hukuman
karena perkara sudah diselesaikan secara kekeluargaan;
- Terhadap keterangan saksi, Anak Pelaku memberikan pendapat

do
gu membenarkan keterangan tersebut dan tidak mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa Anak Pelaku di persidangan telah memberikan

In
A
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Anak Pelaku pernah diperiksa di Kepolisian membenarkan
ah

keterangan Anak Pelaku dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik di

lik
Kepolisian, sehubungan dengan Penangkapan terhadap diri Anak Pelaku
karena tindak pidana mengambil barang milik orang lain;
am

ub
- Bahwa kejadiannya pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 sekira
pukul 04.30 WIB, bertempat di Ruko milik saksi Dimas Poniran alias Popon di
ep
Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu;
k

- Bahwa berawal pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2021 sekira pukul
ah

19.00 WIB saat itu Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin
R

si
Dimas Poniran mengajak Anak Pelaku bermain kerumah orang tua Saksi
Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran.

ne
ng

Kemudian Anak Pelaku bersama dengan Anak Saksi Ambia Ricky Rama
Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran pergi menuju ke Ruko milik orang tua

do
gu

Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran yang
jaraknya kurang lebih 1 (satu) kilo meter menggunakan sepeda motor
Kawasaki LX 150D (D Tracker). Setelah sampai di Ruko, Anak Pelaku dan
In
A

Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran
bermain handphone. Kemudian Anak Pelaku dan Anak Saksi Ambia Ricky
ah

lik

Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran berencana akan keluar dari
Ruko untuk keliling ke Desa Seberida tetapi tidak jadi karena sudah malam.
m

ub

Selanjutnya sekitar pukul 21.00 WIB Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel
alias Ambia bin Dimas Poniran memasukkan dan memakirkan sepeda motor
ka

kedalam Ruko. Kemudian Anak Pelaku dan Anak Saksi Ambia Ricky Rama
ep

Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran melanjutkan bermain handphone dan
ah

saat itu Anak Pelaku kemudian tidur. Selanjutnya sekitar pukul 04.30 WIB,
R

Anak Pelaku bangun tidur dan melihat Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel
es

alias Ambia bin Dimas Poniran masih tertidur nyenyak saat itu timbul niat
M

ng

Anak Pelaku untuk mengambil sepeda motor Kawasaki LX 150D (D Tracker).


on

Halaman 9 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya Anak Pelaku membuka pintu Ruko yang posisinya dikunci dari

R
dalam, setelah pintu Ruko terbuka Anak Pelaku langsung mengambil dan

si
mendorong sepeda motor tersebut keluar dari Ruko. Kemudian Anak Pelaku

ne
ng
menghidupkan saklar yang ada di sepeda motor yang mana sepeda motor
tersebut tidak memiliki kunci selanjutnya menyalakan sepeda motor dengan
cara mengengkol dengan menggunakan kaki kanannya. Setelah sepeda

do
gu motor tersebut nyala selanjutnya Anak Pelaku membawa motor tersebut
pergi ke arah Tembilahan;

In
A
- Bahwa niat Anak Pelaku muncul tiba-tiba mengambil sepeda motor saat
Saksi baru bangun tidur;
ah

- Bahwa Anak Pelaku tidak ada meminta izin dari pemilik sepeda motor

lik
tersebut;
- Bahwa alasan Anak Pelaku melakukan perbuatan tersebut karena Anak
am

ub
Pelaku suka dengan sepeda motor tersebut dan ingin memiliki sepeda motor
seperti itu;
ep
- Bahwa sepeda motor tersebut akan Anak Pelaku pakai sendiri dan
k

digunkan untuk mencari kerja dan tidak untuk dijual;


ah

- Bahwa atas kejadian ini, sudah dilakukan perdamaian antara keluarga


R

si
Anak Pelaku dengan saksi Dimas Poniran alias Popon dan telah dibuat juga
surat perjanjian perdamaiannya;

ne
ng

- Bahwa Anak Pelaku sangat menyesali atas perbuatan Anak Pelaku tersebut
dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi;

do
gu

Menimbang, bahwa Anak Pelaku tidak mengajukan Saksi yang


meringankan (a de charge);
Menimbang, bahwa di persidangan telah didengar keterangan orangtua
In
A

dari Anak Pelaku yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa orang tua dari Anak Pelaku meminta diberikan kesempatan untuk
ah

lik

mendidik kembali Anak Pelaku;


- Bahwa anak pelaku masih bersekolah;
m

ub

- Bahwa Anak Pelaku menyesali perbuatannya dan berjanji tidak


mengulanginya dan bertekad untuk menjadi anak yang baik;
ka

- Bahwa korban telah memaafkan anak pelaku dan telah terjadi


ep

perdamaian antara keluarga anak pelaku dengan korban;


ah

- Bahwa orang tua pelaku meminta hakim memutus seringan-ringannya


R

kepada Anak Pelaku;


es

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai


M

ng

berikut:
on

Halaman 10 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER) dengan Nopol

R
BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144 warna

si
hitam milik Saksi Dimas Poniran;

ne
ng
2. 1 (satu) Lembar STNK sepeda motor Kawasaki LX 150D (D TRACKER)
dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka. MH4LX150DBKP05172, No. Mesin
LX150CEP39144 warna hitam an. Wede Gusprianda;

do
gu yang telah disita secara sah menurut hukum dan dibenarkan oleh Saksi-Saksi
dan Anak Pelaku;

In
A
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terungkap dalam persidangan
dan segala sesuatu yang tercatat dalam Berita Acara Persidangan dan berkas-
ah

berkas dalam perkara ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam

lik
putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
am

ub
diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa Anak Pelaku ditangkap pada tanggal 25 Januari 2021 karena
ep
tindak pidana mengambil barang milik orang lain;
k

- Bahwa tindak pidana tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 23 Januari
ah

2021 sekira pukul 04.30 WIB, bertempat di Ruko milik saksi Dimas Poniran
R

si
alias Popon di Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten
Indragiri Hulu;

ne
ng

- Berawal pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2021 sekira pukul 19.00 WIB
Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran

do
gu

mengajak Anak Pelaku bermain kerumah orang tua Saksi Anak Saksi Ambia
Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran. Kemudian Anak Pelaku
bersama dengan Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin
In
A

Dimas Poniran pergi menuju ke Ruko milik orang tua Anak Saksi Ambia Ricky
Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran yang jaraknya kurang lebih 1
ah

lik

(satu) kilo meter menggunakan sepeda motor Kawasaki LX 150D (D


Tracker). Setelah sampai di Ruko, Anak Pelaku dan Anak Saksi Ambia Ricky
m

ub

Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran bermain handphone. Kemudian
Anak Pelaku dan Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin
ka

Dimas Poniran berencana akan keluar dari Ruko untuk keliling ke Desa
ep

Seberida tetapi tidak jadi karena sudah malam. Selanjutnya sekitar pukul
ah

21.00 WIB Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas
R

Poniran memasukkan dan memakirkan sepeda motor kedalam Ruko.


es

Kemudian Anak Pelaku dan Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias
M

ng

Ambia bin Dimas Poniran melanjutkan bermain handphone dan saat itu Anak
on

Halaman 11 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelaku kemudian tidur. Selanjutnya sekitar pukul 04.30 WIB, Anak bangun

R
tidur dan melihat Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin

si
Dimas Poniran masih tertidur nyenyak saat itu timbul niat Anak Pelaku untuk

ne
ng
mengambil sepeda motor Kawasaki LX 150D (D Tracker). Selanjutnya Anak
Pelaku membuka pintu Ruko yang posisinya dikunci dari dalam, setelah pintu
Ruko terbuka Anak Pelaku langsung mengambil dan mendorong sepeda

do
gu motor tersebut keluar dari Ruko. Kemudian Anak Pelaku menghidupkan
saklar yang ada di sepeda motor yang mana sepeda motor tersebut tidak

In
A
memiliki kunci selanjutnya menyalakan sepeda motor dengan cara
mengengkol dengan menggunakan kaki kanannya. Setelah sepeda motor
ah

tersebut nyala selanjutnya Anak Pelaku membawa motor tersebut pergi ke

lik
arah Tembilahan;
- Bahwa Ruko milik Saksi Dimas Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran
am

ub
yang bertempat di Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten
Indragiri Hulu selain dipergunakan sebagai tempat usaha oleh Saksi juga
ep
dipergunakan tempat tinggal bagi karyawan saksi dan juga seringkali menjadi
k

tempat tidur bagi anak dari Saksi Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran;
ah

- Bahwa niat Anak Pelaku muncul tiba-tiba mengambil sepeda motor saat
R

si
Saksi baru bangun tidur;
- Bahwa Anak Pelaku tidak ada meminta izin dari pemilik sepeda motor

ne
ng

tersebut;
- Bahwa alasan Anak Pelaku melakukan perbuatan tersebut karena Anak

do
gu

Pelaku suka dengan sepeda motor tersebut dan ingin memiliki sepeda motor
seperti itu;
- Bahwa sepeda motor tersebut di bawa ke Tembilajan oleh Anak Pelaku
In
A

karena Anak Pelaku akan mencari kerja di tempat tersebut dan tidak untuk
menjualnya;
ah

lik

- Bahwa atas kejadian ini, sudah dilakukan perdamaian antara pihak


keluarga Anak Pelaku dengan saksi Dimas Poniran alias Popon selaku
m

ub

korban dan telah dibuat juga surat perjanjian perdamaian tanggal 28 Januari
2021 dan ditegaskan kembali di depan Hakim;
ka

- Bahwa Anak Pelaku menyatakan sangat menyesal atas perbuatan Anak


ep

Pelaku tersebut dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi;


ah

- Bahwa saksi Dimas Poniran alias Popon selaku korban dalam


R

persidangan memohon kepada Hakim agar Anak Pelaku tidak dihukum;


es
M

ng

on

Halaman 12 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selanjutnya Hakim akan mempertimbangkan

R
apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Anak Pelaku dapat

si
dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

ne
ng
Menimbang, bahwa Anak Pelaku telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-3
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Jo Pasal 1 angka 1 Undang-undang

do
gu Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

In
A
1. Sistem Peradilan Anak
2. Barang Siapa;
ah

3. Mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang

lik
lain;
4. Dilakukan dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum;
am

ub
5. Pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ
ep
tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
k

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Hakim


ah

mempertimbangkan sebagai berikut:


R

si
Ad.1. Sistem Peradilan Anak
Menimbang, bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak oleh Undang-undang

ne
ng

Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana


Anak didefinisikan sebagai keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang

do
gu

berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap


pembimbingan setelah menjalani pidana;
Menimbang, bahwa Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang
In
A

selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun,
tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak
ah

lik

pidana;
Menimbang, bahwa saat pemeriksaan identitas Anak Pelaku dan
m

ub

sebagaimana dibenarkan oleh Anak Pelaku, orang tua Anak Pelaku dan PK
Bapas Pekanbaru bahwa saat melakukan tindak pidana Anak pelaku yang
ka

bernama Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet belum berumur 18 tahun;
ep

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur tersebut telah terpenuhi;


ah

Ad. 2. Barang Siapa


R

Menimbang, bahwa pada dasarnya unsur “barangsiapa” menunjuk kepada


es

siapa orang atau subjek hukum yang harus bertanggung jawab atas suatu perbuatan/
M

ng

on

Halaman 13 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peristiwa yang didakwakan itu, atau setidak-tidaknya mengenai siapa orang yang

R
harus dijadikan sebagai Anak Pelaku di dalam perkara ini;

si
Menimbang, bahwa menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan

ne
ng
Administrasi Buku II, Edisi Revisi Tahun 2004, halaman 208, Mahkamah Agung RI dan
Putusan Mahkamah Agung RI No. 1298 K/ Pid/ 1994 tanggal 30 Juni 1995,
terminologi “barangsiapa” atau “hij” adalah menunjuk siapa saja yang harus dijadikan

do
gu sebagai Pelaku/ dader atau setiap orang sebagai subjek hukum yang merupakan
pendukung hak dan kewajiban, dan dapat diminta pertanggung jawaban dalam segala

In
A
tindakannya;
Menimbang, bahwa Prof. Dr. Lilik Mulyadi di dalam bukunya berjudul Seraut
ah

Wajah Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana Indonesia, tahun 2010, halaman

lik
474 mengemukakan “... perkataan “barangsiapa” secara historis kronologis manusia
sebagai subjek hukum telah dengan sendirinya ada kemampuan bertanggung jawab
am

ub
kecuali secara tegas undang-undang menentukan lain. Dengan demikian,
konsekuensi logis anasir ini maka adanya kemampuan bertanggung jawab
ep
(toerekeningsvaanbaarheid) tidak perlu dibuktikan lagi oleh karena setiap subjek
k

hukum melekat erat dengan kemampuan bertanggung jawab sebagaimana


ah

ditegaskan dalam Memorie van Toelichting (MvT)”;


R

si
Menimbang, bahwa kemampuan bertanggung jawab disini dimaksudkan
untuk menentukan apakah seseorang tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara

ne
ng

pidana atau tidak terhadap tindakan yang dilakukannya itu. Adapun mengenai dapat
dimintainya pertanggungjawaban pidana kepada subjek hukum, maka subjek hukum

do
gu

tersebut tidak boleh memenuhi ketentuan Bab III Pasal 44 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), yang pada dasarnya sejalan
dengan pendangan beberapa sarjana hukum, misalnya Simons dan Van Hamel yang
In
A

menyatakan seseorang dikatakan mampu bertanggung jawab apabila seseorang


tersebut dalam keadaan sehat jiwanya, yaitu yang bersangkutan mampu untuk
ah

lik

menginsyafi perbuatannya yang bertentangan dengan hukum dan dapat menentukan


kehendaknya sesuai dengan kesadaran tersebut;
m

ub

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi di persidangan,


Pembimbing Kemasyarakatan Pekanbaru, orang tua Anak Pelaku, surat-surat di
ka

dalam berkas perkara ini, surat dakwaan, tuntutan, dan pembenaran dari Anak
ep

terhadap pemeriksaan identitas dirinya membuktikan bahwa yang sedang diadili di


ah

persidangan Pengadilan Negeri Rengat ini adalah Anak Pelaku yang bernama
R

Muhammad Asraf Ghazi alias Ozi bin Slamet sesuai dengan dakwaan penuntut
es

umum sebagai Anak Pelaku yang diduga melakukan tindak pidana dalam
M

ng

perkara ini. Selain itu, sepanjang persidangan berlangsung, tidak pula


on

Halaman 14 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditemukan adanya kekeliruan orang (Error In Persona) atas subyek atau Anak

R
dari tindak pidana yang sedang diperiksa dalam perkara ini;

si
Menimbang, bahwa selama proses persidangan berlangsung, Anak

ne
ng
Pelaku mengaku dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta Anak mampu
menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dengan
demikian, Hakim berpendapat bahwa Anak Pelaku sudah sepatutnya dipandang

do
gu sebagai orang yang sehat jiwanya sehingga mampu bertanggungjawab atas
perbuatannya;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan analisa dan pertimbangan tersebut
diatas, terhadap unsur “Barang siapa” yang disandarkan kepada Anak Pelaku
ah

untuk sekedar memenuhi kapasitasnya sebagai Subjek Hukum dalam perkara

lik
ini secara yuridis formil telah terpenuhi, akan tetapi untuk menentukan apakah
dirinya secara Yuridis Materiil benar-benar sebagai pelaku dari tindak pidana,
am

ub
adalah sangat bergantung dari pembuktian terhadap unsur-unsur tindak pidana
yang selanjutnya;
ep
Ad.3. Mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang
k

lain;
ah

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan mengambil adalah suatu


R

si
perbuatan untuk memindahkan penguasaan secara nyata atas sesuatu barang
atau memindahkan sesuatu barang dari suatu tempat semula ke tempat lain. R.

ne
ng

Soesilo dalam dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta


Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal menyebutkan bahwa

do
gu

barang tersebut tidak dalam penguasaannya dan dalam pengambilan tersebut


harus sudah berpidah dari tempat asalnya;
Menimbang, bahwa barang sesuatu meliputi benda berwujud maupun
In
A

benda tidak berwujud dan meskipun barang ini tidak mempunyai harga
ekonomis tetapi dianggap berharga oleh pemiliknya;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan terungkap


bahwa pada pada hari Jum’at tanggal 22 Januari 2021, Anak Pelaku bersama
m

ub

Anak Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran setelah
melakukan kegiatan bersama datang dan menginap di Ruko milik saksi Dimas
ka

Poniran alias Popon di Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten


ep

Indragiri Hulu. Pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 sekira pukul 04.30 WIB,
ah

saat Anak pelaku bangun tidur di ruko tersebut dan melihat Anak Saksi Ambia
R

Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran masih tertidur nyenyak saat
es

itu timbul niat Anak Pelaku untuk mengambil sepeda motor Kawasaki LX 150D
M

ng

(D Tracker). Selanjutnya Anak Pelaku membuka pintu Ruko yang posisinya


on

Halaman 15 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikunci dari dalam, setelah pintu Ruko terbuka Anak Pelaku langsung

R
mengambil dan mendorong sepeda motor tersebut keluar dari Ruko. Kemudian

si
Anak Pelaku menghidupkan saklar yang ada di sepeda motor yang mana

ne
ng
sepeda motor tersebut tidak memiliki kunci selanjutnya menyalakan sepeda
motor dengan cara mengengkol dengan menggunakan kaki kanannya. Setelah
sepeda motor tersebut nyala selanjutnya Anak Pelaku membawa sepeda motor

do
gu tersebut pergi ke arah Tembilahan;
Menimbang, bahwa 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D

In
A
TRACKER) dengan Nopol BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin:
LX150CEP39144 warna hitam yang yang diambil oleh Anak Pelaku dalam
ah

melakukan tindak pidana tersebut dan diajukan dalam persidangan sebagai

lik
barang bukti, berdasarkan keterangan Saksi-Saksi dan keterangan Anak Pelaku
adalah milik Saksi Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas dengan demikian
unsur “Mengambil barang sesuatu yang seluruhnya kepunyaan orang lain” telah
ep
terpenuhi;
k

Ad.4. Dilakukan dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum;


ah

Menimbang, bahwa kata “dimiliki” merupakan terjemahaan dari zigh


R

si
toeegenen yang menurut Memorie Van Toelichting mempunyai arti sebagai
menguasai sesuatu benda seolah-olah ia adalah pemiliknya;

ne
ng

Menimbang, bahwa menurut Satochid Kartanegara “melawan hukum”


(Wederrechtelijk) dalam hukum pidana dibedakan menjadi:

do
gu

1. Wederrechtelijk formil, yaitu apabila sesuatu perbuatan dilarang dan


diancam dengan hukuman oleh undang-undang;
2. Wederrechtelijk Materiil, yaitu sesuatu perbuatan “mungkin”
In
A

wederrechtelijk, walaupun tidak dengan tegas dilarang dan diancam dengan


hukuman oleh undang-undang. Melainkan juga asas-asas umum yang
ah

lik

terdapat di dalam lapangan hukum (algemen beginsel);

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Anak Pelaku alasan Anak


m

ub

Pelaku mengambil 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D


TRACKER) dengan Nopol BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin:
ka

ep

LX150CEP39144 tersebut karena Anak Pelaku suka dengan sepeda motor


tersebut dan ingin memiliki sepeda motor seperti itu. sepeda motor tersebut di
ah

bawa ke Tembilahan karena Anak Pelaku akan mencari kerja di tempat tersebut
R

dan tidak untuk menjual sepeda motor;


es
M

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi Dimas Poniran


ng

selaku pemilik 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER)


on

Halaman 16 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Nopol BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin:

R
LX150CEP39144, Anak Pelaku tidak meminta izin kepada Saksi;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Anak Saksi Ambia Ricky

ne
ng
Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran selaku yang menguasai dan
menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER)
dengan Nopol BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin:

do
gu LX150CEP39144 sebelumnya, Anak Pelaku tidak meminta izin kepada Anak
Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran;

In
A
Menimbang, bahwa mengambil barang milik orang lain untuk dimiliki tanpa
izin dan persetujuan dari pemiliknya yang tidak dilandasi dengan alas hak yang sah
ah

adalah perbuatan yang dilarang baik oleh peraturan perundang-undangan maupun

lik
asas-asas umum yang disepakati oleh masyarakat secara universal;
Menimbang, berdasarkan seluruh uraian di atas dengan demikian unsur
am

ub
“Dilakukan dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum” telah
terpenuhi;
ep
Ad.5. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup
k

yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui
ah

atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;


R

si
Menimbang, bahwa yang dimaksud waktu malam berdasarkan Pasal 98
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu waktu antara matahari terbenam dan

ne
ng

matahari terbit;
Menimbang, bahwa R. Soesilo dalam mengomentari unsur ini memberikan

do
gu

definisi-definisi dengan menyatakan “Rumah, (Woning) adalah tempat yang


dipergunakan untuk berdiam siang-malam artinya untuk makan, tidur dan sebagainya.
Sebuah gudang atau toko yang tidak didiami siang malam tidak masuk rumah,
In
A

sebaliknya gubug, kereta perahu dan sebagainya yang siang malam dipergunakan
sebagai kediaman masuk sebutan rumah. Pekarangan tertutup adalah suatu
ah

lik

pekaragan yang sekelilingnya ada tanda-tanda batas yang kelihatan nyata seperti
selokan. Pagar bambu, pagar hidup, pagar kawat dan sebagainya tidak perlu tertutup
m

ub

rapat-rapat, sehingga orang tidak perlu masuk sama sekali. Disini pencuri itu harus
betul-betul masuk ke dalam rumah dan sebagainya dan melakukan pencurian di situ.
ka

Apabila ia berdiri di luar dan menggait pakaian melalui jendela dengan tongkat atau
ep

mengulurkan tangannya saja ke dalam rumah untuk mengambil barang itu, tidak
ah

masuk di sini”;
R

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Anak Pelaku dalam mengambil


es

1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER) dengan Nopol


M

ng

on

Halaman 17 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BM 2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144 adalah

R
dilakukan pada sekira pukul 04.30 WIB dan pada saat itu matahari belum terbit;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi Dimas Poniran alias

ne
ng
Popon bin Wagiran selaku pemilik Ruko tempat Anak Pelaku mengambil 1
(satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER) dengan Nopol BM
2789 VX, Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144. Ruko yang

do
gu bertempat di Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri
Hulu, selain dipergunakan sebagai tempat usaha oleh Saksi Dimas Poniran

In
A
alias Popon bin Wagiran juga, ruko tersebut juga dipergunakan tempat tinggal
bagi karyawan dan juga seringkali menjadi tempat tidur bagi anak dari Saksi
ah

Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran;

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan Keterangan Anak Saksi Ambia Ricky
Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran dan Anak Pelaku, Anak Pelaku
am

ub
sudah berada dalam Ruko saat mengambil 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki
LX 1500D (D TRACKER) dengan Nopol BM 2789 VX, Noka:
ep
MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144 karena Anak Pelaku dan Anak
k

Saksi Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran tidur dalam ruko
ah

tersebut;
R

si
Menimbang, bahwa saat pengambilan 1 (satu) unit sepeda motor
Kawasaki LX 1500D (D TRACKER) dengan Nopol BM 2789 VX, Noka:

ne
ng

MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144 oleh Anak Pelaku, Anak Saksi


Ambia Ricky Rama Daniel alias Ambia bin Dimas Poniran yang berada dalam

do
gu

ruko tersebut tidak mengetahuinya karena masih tidur sedangkan Saksi Dimas
Poniran alias Popon bin Wagiran juga tidak mengetahuinya sebab tidak tinggal
di Ruko dan keduanya juga tidak menghendaki pengambilan tersebut karena
In
A

Anak Pelaku tidak meminta ijin terlebih dahulu dalam mengambilnya;


Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas dengan
ah

lik

demikian unsur “pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah, yang


dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui dan tidak dikehendaki oleh
m

ub

yang berhak” telah terpenuhi;


Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari bahwa Pasal ayat 363
ka

ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Jo Pasal 1 angka 1 Undang-
ep

undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan


ah

Pidana Anak telah terpenuhi, maka Anak Pelaku haruslah dinyatakan telah
R

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana


es

didakwakan dalam dakwaan tunggal penuntut umum;


M

ng

on

Halaman 18 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sebelum lebih jauh mempertimbangakan perihal

R
pemidanaan atas perbuatan pidana yang dilakukan oleh Anak Pelaku, Hakim

si
merasa perlu terlebih dahulu mempertimbangkan fakta-fakta persidangan yang

ne
ng
berkenaan dengan adanya perdamaian antara pihak-pihak dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa setelah agenda pembacaan laporan hasil penelitian
kemasyarakatan oleh Pembimbing Kemasyarakatan mengenai Anak yang

do
gu bersangkutan, Hakim proaktif mendorong kepada Anak Pelaku/orang
tua/penasihat hukum dan korban serta pihak terkait untuk mengupayakan

In
A
perdamaian sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Direktorat Jendral
Badan Peradilan Umum Nomor 1691/DJU/SK/PS.00/12/2020 tentang Pedoman
ah

Pelaksanaan Restorative Justice di Lingkungan Peradilan Umum;

lik
Menimbang, bahwa dalam upaya perdamaian tersebut orang tua anak
pelaku atas nama Margiati binti (Alm) Sukirno dan korban atas nama Dimas
am

ub
Poniran alias Popon bin Wagiran menyampaikan bahwa sebelumnya telah
dilakukan perdamaian melaui surat perdamaian tanggal 28 Januari 2021
ep
dengan dibubuhi meterai yang isi kesepakatan tersebut pada pokoknya
k

menyatakan:
ah

1. Para pihak sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut secara


R

si
kekeluargaan;
2. Orang tua Anak Pelaku meminta maaf kepada korban dan korban telah

ne
ng

memaafkan Anak Pelaku;


3. Anak Pelaku telah menyesali apa yang telah dilakukannya kepada

do
gu

korban dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi perbuatannya serta


berjanji menjadi anak yang baik;
4. Korban tidak mempermasalahkan lagi perbuatan Anak Pelaku karena
In
A

barang yang diambil Anak Pelaku telah ditemukan/kembali dan


permasalahan telah dianggap selesai secara kekeluargaan;
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap surat perdamaian tersebut Hakim


menanyakan kebenaran isi kepada Anak Pelaku/ Orang tua dan korban dan
m

ub

masing-masing pihak menyatakan tetap pada isi kesepatan tersebut serta Anak
Pelaku melakukan permintaan maaf secara langsung kepada korban dan
ka

korban memaafkan perbuatan Anak Pelaku serta korban meminta kepada


ep

Hakim agar Anak Pelaku tidak dihukum;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan adanya fakta persidangan di atas,


R

Hakim memandang ketentuan Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia


es

Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang menyatakan
M

ng

“Ringannya perbuatan, keadaan pribadi Anak, atau keadaan pada waktu


on

Halaman 19 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilakukan perbuatan atau yang terjadi kemudian dapat dijadikan dasar

R
pertimbangan hakim untuk tidak menjatuhkan pidana atau mengenakan

si
tindakan dengan mempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan” perlu dan

ne
ng
tepat untuk dijadikan dasar dalam menentukan putusan terhadap Anak Pelaku
dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa terhadap ketentuan Pasal 70 Undang-undang

do
gu Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak di atas, hakim menafsirkan dengan metode interpretasi gramatikal

In
A
terhadap anak kalimat dalam Pasal tersebut yakni “Dapat dijadikan dasar
pertimbangan hakim untuk tidak menjatuhkan pidana atau mengenakan
ah

tindakan dengan mempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan” sebagai

lik
suatu pemberian kewenangan bagi hakim untuk dapat tidak menghukum Anak
Pelaku yang telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan suatu
am

ub
perbuatan pidana apabila terpenuhinya syarat-syarat yakni:
1. ringannya perbuatan, atau
ep
2. keadaan pribadi anak, atau
k

3. keadaan pada waktu dilakukan perbuatan atau


ah

4. yang terjadi kemudian, dan


R

si
5. dengan mempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan;
Menimbang, bahwa berdasarkan interpretasi gramatikal di atas, jika

ne
ng

ditelaah lebih mendalam serta dihubungkan dengan metode interpretasi


sistematis yakni dengan meninjau susunan suatu ketentuan pasal (hukum)

do
gu

dengan ketentuan pasal-pasal lainnya baik dalam undang-undang yang sama


maupun undang-undang yang lain sebagai bagian dari keseluruhan sistem
peraturan perundang-undangan. Melalui metode interpretasi sistematis, Hakim
In
A

menafsirkan ketentuan Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11


tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak tersebut menganut konsep
ah

lik

judicial pardon/ rechtelijke pardon sebagaimana yang akan diatur melalui


Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
m

ub

Menimbang, bahwa dalam Naskah Akademik Rancangan Kitab Undang-


Undang Hukum Pidana versi Tahun 2015 oleh Badan Pembinaan Hukum
ka

Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


ep

halaman 120 menyatakan bahwa salah satu pembaharuan dalam Kitab


ah

Undang-Undang Hukum Pidana ke depan adalah dimungkinkannya hakim


R

memberi maaf/pengampunan (“rechterlijk pardon”) tanpa menjatuhkan


es

pidana/tindakan apapun terhadap terdakwa, sekalipun telah terbukti adanya


M

ng

tindak pidana dan kesalahan. Lebih lanjut dalam naskah akademik tersebut
on

Halaman 20 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada halaman 181 menyatakan “Pedoman mengenai ‘rechterlijkpardon’,

R
sebagai bagian dari ‘pedoman pemidanaan’. Walaupun pada prinsipnya

si
seseorang sudah dapat dipidana apabila telah terbukti melakukan tindak pidana

ne
ng
dan kesalahannya, namun dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu
memberi kewenangan kepada hakim untuk memberi maaf atau pengampunan
kepada si pembuat tanpa menjatuhkan pidana atau tindakan apapun”;

do
gu Menimbang, bahwa sebagai perwujudan atas konsep rechterlijk pardon
tersebut di atas, norma pengaturan dalam Rancangan Kitab Undang-Undang

In
A
Hukum Pidana mencantumkan ketentuan yang berbunyi “Ringannya perbuatan,
keadaan pribadi pelaku, atau keadaan pada waktu dilakukan tindak pidana
ah

serta yang terjadi kemudian dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk tidak

lik
menjatuhkan pidana atau tidak mengenakan tindakan dengan
mempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan.”
am

ub
Menimbang, bahwa mencermati pengaturan dalam Rancangan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana tersebut dengan membandingkan pada
ep
ketentuan yang termuat dalam Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia
k

Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak adalah sama
ah

persis rumusan redaksional yang digunakan oleh pembentuk Undang-Undang;


R

si
Menimbang, bahwa guna menambah keyakinan hakim apakah rumusan
dalam Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012

ne
ng

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menganut konsep rechterlijk pardon,


Hakim melakukan penafsiran dengan jalan interpretasi komparatif yakni

do
gu

menafsirkan dengan cara membandingkan dengan sistem hukum dari negara


lain, yang dalam hal ini membandingkannya dengan sistem hukum Belanda
yang menganut konsep tersebut. Secara spesifik dasar pengaturan rechterlijk
In
A

pardon di dalam sistem hukum pidana Belanda terdapat pada Pasal 9a


Wetboek Straaftrecht, yang berbunyi “Indien de rechter dit raadzaam acht in
ah

lik

verband met de geringe ernst van het feit, de persoonlijkheid van de dader of de
omstandigheden waaronder het feit is begaan, dan wel die zich nadien hebben
m

ub

voorgedaan, kan hij in het vonnis bepalen dat geen straf of maatregel zal
worden opgelegd”. Pasal 9a Wetboek Straaftrecht diterjemahkan oleh Andi
ka

Hamzah sebagaimana dalam bukunya yang berjudul Perbandingan Hukum


ep

Pidana Beberapa Negara, Tahun 2009, Halaman 18 dengan rumusan “jika


ah

hakim menganggap patut berhubung dengan kecilnya arti suatu perbuatan,


R

kepribadian pelaku atau keadaan-keadaan pada waktu perbuatan dilakukan,


es

begitu pula sesudah perbuatan dilakukan, ia menentukan dalam putusan bahwa


M

ng

tidak ada pidana atau tindakan yang akan dikenakan”. Konsep rechtelijk pardon
on

Halaman 21 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Pasal 9 a Wetboek Straaftrecht Belanda tersebut yang sedianya akan

R
diadopsi dalam sistem hukum Indonesia melalui Rancangan Kitab Undang-

si
Undang Hukum Pidana ke depan;

ne
ng
Menimbang, bahwa substansi pengaturan yang terkandung dalam Pasal
9a Wetboek Straaftrecht Belanda tersebut sebagaimana telah diterjemahkan di
atas adalah serupa dengan pengaturan yang terdapat dalam Pasal 70 Undang-

do
gu undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan penafsiran-penafsiran di atas, Hakim
meyakini bahwa ketentuan Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor
ah

11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dilandaskan pada konsep

lik
Rechtelijk Pardon/Pemaafan Hakim yang dalam rumusan Pasal tersebut
memberikan kewenangan bagi Hakim untuk dapat tidak menjatuhkan putusan
am

ub
pidana ataupun tindakan kepada anak pelaku sekalipun telah terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan suatu tindak pidana sebagaimana yang
ep
didakwakan oleh Penuntut Umum;
k

Menimbang, bahwa Rechterlijk Pardon pada hakikatnya merupakan


ah

“pedoman pemidanaan” yang dilatarbelakangi oleh ide fleksibilitas untuk


R

si
menghindari kekakuan. Dalam konsep yang demikian Hakim tidak secara kaku
dan membabi buta menerapkan suatu peraturan perundang-undangan

ne
ng

melainkan juga harus menitikberatkan pada rasa keadilan yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan, bahwa adanya pedoman

do
gu

pemaafan hakim itu berfungsi sebagai suatu katup/klep pengaman


(Veiligheidsklep) atau pintu darurat (noodeur). Khususnya terhadap perkara
anak, semisal perkara tidak memenuhi syarat untuk dilakukan diversi tetapi para
In
A

pihak menghendaki adanya penyelesaian serupa diversi yakni dengan jalan


perdamaian namun terbentur dengan adanya peraturan yang tetap
ah

lik

mengharuskan perkara anak di proses peradilan, maka adanya Rechterlijk


Pardon menjadi klep pengaman yang mampu memberikan alternative solusi
m

ub

yang lebih baik atas persoalan tersebut;


Menimbang, bahwa konsep rechtelijk pardon sebagaimana diatur Pasal
ka

70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem


ep

Peradilan Pidana Anak menurut Hakim telah selaras dengan paradigm


ah

pemindanaan yang berkembang saat ini. Tujuan pemidanaan sebagaimana


R

dicantumkan dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


es

menyebutkan:
M

ng

on

Halaman 22 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. mencegah dilakukannya Tindak Pidana dengan menegakkan norma

R
hukum demi pelindungan dan pengayoman masyarakat;

si
b. memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan dan

ne
ng
pembimbingan agar menjadi orang yang baik dan berguna;
c. menyelesaikan konflik yang ditimbulkan akibat Tindak Pidana,
memulihkan keseimbangan, serta mendatangkan rasa aman dan damai

do
gu dalam masyarakat; dan
d. menumbuhkan rasa penyesalan dan membebaskan rasa bersalah pada

In
A
terpidana;
dari tujuan-tujuan tersebut tesirat makna bahwa tujuan pemidanaan pidana
ah

bersifat prospektif dan berorientasi ke depan serta teori pembalasan yang

lik
bersifat retributif atas dasar “moral guilt” yang berorientasi ke belakang tidak
memperoleh tempat lagi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang akan
am

ub
datang. Dalam tujuan tersebut dua hal utama yang harus digaribawahi adalah
tujuan pemidanaan yakni untuk perlindungan masyarakat dan yang kedua untuk
ep
menjadikan terpidana orang yang baik dan berguna sehingga dapat diterima
k

kembali pada masyarakat. Mendasarkan pada tujuan tersebut akan sangat tepat
ah

sekiranya dalam permasalahan pidana khususnya yang menyangkut anak,


R

si
hukum pidana ditempatkan sebagai ultimum remidium atau last resort. Jika dua
tujuan di atas telah terpenuhi lebih-lebih keseimbangan dalam masyarakat telah

ne
ng

kembali maka tidak ada manfaatnya lagi dan menjadi tidak adil untuk
menerapkan pemidanaan kepada anak pelaku;

do
gu

Menimbang, bahwa hukum pidana sebagai ultimum remidium atau last


resort artiya hukum pidana baru dipergunakan jika upaya-upaya penyelesaian
atas masalah dengan jalan lain tidak membuahkan hasil. Selama masalah
In
A

pidana dapat diselesaikan dengan jalan lain misal dengan cara


kekeluargaan/damai atau restorative dengan tetap memperhatikan jenis
ah

lik

perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak maka penerapan ketentuan


pemidanaan dalam hukum pidana semestinya dihindari;
m

ub

Menimbang, bahwa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun


2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak secara keseluruhan membawa
ka

semangat yang menempatkan hukum pidana sebagai ultimum remidium atau


ep

last resort sebagaimana ditegaskan dalam salah satu asas yang diatur dalam
ah

Pasal 2 huruf I Undang-Undang tersebut yang menyatakan “Perampasan


R

kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir”. Hal tersebut


es

sebagaimana dikuatkan dalam penjelasan umum yang menyatakan “Substansi


M

ng

yang paling mendasar dalam Undang-Undang ini adalah pengaturan secara


on

Halaman 23 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tegas mengenai Keadilan Restoratif dan Diversi yang dimaksudkan untuk

R
menghindari dan menjauhkan Anak dari proses peradilan sehingga dapat

si
menghindari stigmatisasi terhadap Anak yang berhadapan dengan hukum dan

ne
ng
diharapkan Anak dapat kembali ke dalam lingkungan sosial secara wajar”;
Menimbang, bahwa meminimalisir pemidanaan bagi anak yang
berhadapan dengan hukum yang merupakan implementasi atas kedudukan

do
gu hukum pidana sebagai ultimum remidium atau last resort dalam sistem
peradilan pidana anak telah diakui dan diterima secara luas oleh negara-negara

In
A
beradab di dunia. Article 37 (b) Convention of the Right of the Child
menyatakan “(b) No child shall be deprived of his or her liberty unlawfully or
ah

arbitrarily. The arrest, detention or imprisonment of a child shall be in conformity

lik
with the law and shall be used only as a measure of last resort and for the
shortest appropriate period of time”. Dalam ketentuan tersebut, penangkapan,
am

ub
penahanan dan penghukuman atau yang secara keseluruhan rangkaian
tersebut merupakan proses peradilan harus digunakan sebagai last resort.
ep
Dalam konvensi tersebut mengamanatkan agar negara peserta memastikan
k

pelaksanaan atas ketentuan sebagaimana di atas dan Negara Indonesia adalah


ah

salah satu negara yang sudah meratifikasinya;


R

si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dalam perkara ini
apakah terhadap Anak Pelaku layak untuk diterapkan Rechtelijk Pardon/

ne
ng

Pemaafan Hakim atau tidak adalah tergantung pada apakah adanya


perdamaian dan juga fakta-fakta lain dalam persidangan telah memenuhi

do
gu

syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 70 Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
sebagaimana disebutkan di atas;
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan rumusan Pasal Pasal 70 Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
ah

lik

Pidana Anak yang dalam redaksinya menggunakan kata hubung “atau” pada
syarat pertama sampai pada syarat keempat adalah bermakna alternative
m

ub

sehingga tidak wajib dipenuhi secara kumulatif, artinya apabila terpenuhi salah
satu saja ditambah dengan syarat terakhir maka ketentuan Pasal tersebut
ka

sudah dapat diterapkan. Dalam putusan ini, meskipun diatur demikian Hakim
ep

tetap akan mempertimbangkan satu per satu dari syarat-syarat tersebut;


ah

Menimbang, bahwa syarat pertama untuk diterapkannya Rechtelijk


R

Pardon adalah ringannya perbuatan yang dilakukan oleh anak pelaku. Dalam
es

Penjelasan atas Pasal tersebut Hakim tidak menemukan kriteria dari suatu
M

ng

perbuatan dapat dikatakan ringan. Sehingga acuan suatu perbuatan menjadi


on

Halaman 24 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ringan, apakah menggunakan dasar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

R
dengan menyebut langsung dalam kualifikasi unsur semisal Pasal 364 Kitab

si
Undang-Undang Hukum Pidana atau mengacu pada tingkat seriusnya tindak

ne
ng
pidana semisal terorisme masih belum jelas bagi Hakim. Atas permasalahan
tersebut, Hakim mencari pemecahan melalui metode interpretasi sistematis
yakni dengan menghubungkan pada penjelasan atas Pasal 9 ayat (1) Undang-

do
gu undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak yang mengkualifikasi perbuatan pidana anak dalam hubungannya

In
A
apakah bisa dilakukan diversi atau tidak pada dua jenis tindak pidana yakni
tindak pidana biasa dan tindak pidana serius misalnya pembunuhan,
ah

pemerkosaan, pengedar narkoba, dan terorisme. Dari contoh-contoh dalam

lik
penjelasan Pasal tersebut, Hakim menilai tindak pidana yang dilakukan anak
pelaku masuk dalam kategori bukan sebagai tindak pidana yang serius. Oleh
am

ub
karena itu, terhadap syarat tersebut dengan melihat perbuatan yang dilakukan
anak pelaku yakni Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
ep
adalah termasuk perbuatan yang ringan;
k

Menimbang, bahwa syarat kedua untuk diterapkannya Rechtelijk Pardon


ah

adalah keadaan pribadi Anak. Terhadap hal tersebut Hakim merujuk pada
R

si
Laporan Penelitian Kemasyarakat untuk Sidang Pengadilan yang disusun oleh
Pembimbing Kemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan Kelas II Pekanbaru;

ne
ng

Menimbang, bahwa dalam Laporan Penelitian Kemasyarakat tersebut


dalam angka romawi III berkenaan Riwayat Hidup dan Perkembangan Klien

do
gu

Anak khususnya huruf C prihal Riwayat Tingkah Laku Klien Anak angka 7
menyatakan bahwa klien anak belum memiliki riwayat pelanggaran hukum
sebelumnya. Selain itu dalam angka romawi IX perihal Hasil/Rekomendasi
In
A

Asesmen Laporan Penelitian Kemasyarakat tersebut menyebutkan bahwa


berdasarkan hasil asesmen dengan menggunakan Instrumen Penilaian Risiko
ah

lik

Anak, kemungkinan Klien Anak untuk melakukan pengulangan tindak pidana


tergolong rendah;
m

ub

Menimbang, bahwa mendasarkan pada hasil Laporan Penelitian


Kemasyarakatan tersebut, Hakim berpendapat bahwa syarat kedua untuk
ka

diterapkannya Rechtelijk Pardon telah terpenuhi;


ep

Menimbang, bahwa syarat ketiga untuk diterapkannya Rechtelijk Pardon


ah

adalah keadaan pada waktu dilakukan perbuatan. Terhadap syarat tersebut,


R

sesuai dengan fakta yang terungkap dalam persidangan bahwa motif Anak
es

Pelaku mengambil barang milik orang lain tersebut adalah untuk digunakannya
M

ng

sendiri bukan untuk dijual dan dalam melaksanakan tindak pidana tersebut Anak
on

Halaman 25 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaku tidak melakukan perusakan atas barang yang diambil serta tidak

R
merusak barang-barang lain milik korban. Dengan mendasarkan atas fakta

si
persidangan tersebut syarat ketiga menurut Hakim telah terpenuhi;

ne
ng
Menimbang, bahwa syarat keempat untuk diterapkannya Rechtelijk
Pardon adalah keadaan yang terjadi kemudian. Terhadap syarat ini
sebagaimana fakta dipersidangan bahwa telah terjadi perdamaian yang

do
gu dilakukan oleh Keluarga Anak Pelaku dengan korban sebelum persidangan
dilaksanakan dan kemudian ditegaskan kembali adanya perdamaian tersebut di

In
A
hadapan Hakim saat persidangan serta adanya rasa penyesalan yang
mendalam dari anak pelaku dan dikuatkan oleh Permohonan dari korban agar
ah

Anak Pelaku tidak dipidana. Selain itu dari aspek kerugian yang diderita korban,

lik
kerugian materiil yang diderita korban menjadi kecil nilainya sebab barang yang
diambil oleh Anak Pelaku telah ditemukan dan masih berada dalam penguasaan
am

ub
anak pelaku serta akan dikembalikan pada korban. Berdasarkan hal tersebut
maka menurut Hakim syarat tersebut telah terpenuhi;
ep
Menimbang, bahwa syarat kelima yang merupakan syarat wajib selain
k

empat syarat pilihan sebelumnya apabila hendak diterapkan Rechtelijk Pardon


ah

adalah pertimbangan segi keadilan dan kemanusiaan;


R

si
Menimbang, bahwa dari segi keadilan sebagaimana telah diketahui
bersama bahwa yang menjadi semangat dalam pembentukan Undang-undang

ne
ng

Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana


Anak adalah keadilan restoratif. Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak,

do
gu

pendekatan keadilan restoratif wajib diutamakan daripada pendekatan teori


keadilan yang lainnya. Dalam keadilan restoratif tumpuan dalam menyelesaikan
perkara bukan lagi pembalasan melainkan pada pemulihan keadaan semula.
In
A

Dalam pendekatan ini semua pihak baik korban, Anak Pelaku dan pihak-pihak
terkait dilibatkan untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil sehingga
ah

lik

menimbulkan win-win solution. Hal yang terpenting lagi dalam pendekatan ini
adalah menghindari stigmatisasi terhadap Anak yang berhadapan dengan
m

ub

hukum dan diharapkan Anak Pelaku dapat kembali ke dalam lingkungan sosial
secara wajar. Berlandaskan pertimbangan tersebut, terhadap perkara ini,
ka

dengan mendasarkan bahwa pemulihan telah dilakukan dengan adanya


ep

perdamaian antara Keluarga Anak Pelaku dengan korban serta adanya


ah

permohonan dari korban agar Anak Pelaku tidak dihukum maka cukup menjadi
R

alasan bagi diterapkannya Rechtelijk Pardon;


es

Menimbang, bahwa dari segi kemanusiaan, hal tersebut harus


M

ng

dihubungkan dengan Asas-Asas Sistem Peradilan Pidana Anak khususnya asas


on

Halaman 26 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan terbaik bagi anak dan asas kelangsungan hidup dan tumbuh

R
kembang Anak. Bahwa anak pelaku sebagaimana dalam keterangan orang tua

si
Anak Pelaku saat ini statusnya masih usia sekolah dan selain itu mengingat usia

ne
ng
tersebut maka Anak Pelaku masih memiliki harapan akan masa depan yang
panjang sehingga hakim menilai menerapkan pemidanaan bagi anak pelaku
dengan menjatuhkan hukuman berupa pidana ataupun tindakan bukanlah hal

do
gu yang tepat. Apapun bentuknya suatu hukuman yang dijatuhkan, menurut Hakim
akan berpotensi menimbulkan stigma negative bagi Anak Pelaku dan

In
A
menghambat proses kembalinya Anak Pelaku ke dalam lingkungan sosial
secara wajar;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut syarat

lik
minimal maupun secara keseluruhan dengan melihat satu per satu
syarat sebagaimana duraikan di atas sebagaimana diatur dalam Pasal
am

ub
Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak telah terpenuhi sehingga Hakim
ep
tidak menemukan lagi adanya manfaat untuk menerapkan pemidanaan
k

bagi Anak Pelaku sehingga kewenangan bagi Hakim untuk meniadakan


ah

penjatuhan pidana maupun mengenakan tindakan bagi anak pelaku


R

si
perlu dan patut untuk dilakukan;
Menimbang, bahwa untuk penerapan ketentuan Pasal 70 Undang-

ne
ng

undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem


Peradilan Pidana Anak dalam putusan pengadilan akan menghasilkan

do
gu

jenis/kualifikasi putusan pengadilan yang berbeda dengan


jenis/kualifikasi putusan pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 1
angka 11 Jo Pasal 191 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
In
A

Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang


mengkualifikasi putusan hanya berupa pemidanaan, bebas atau lepas
ah

lik

dari segala tuntutan hukum. Berpedoman pada ketentuan Pasal 70


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang
m

ub

Sistem Peradilan Pidana Anak maka putusan pengadilan dapat berupa


peniadaan sanksi baik berupa penjatuhan pidana maupun pengenakan
ka

tindakan kepada anak pelaku;


ep

Menimbang, bahwa adanya perbedaan kualifikasi Putusan yang


ah

didasarkan pada Pasal 70 Undang-undang Republik Indonesia Nomor


R

11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dengan kualifikasi


es

Putusan berdasarkan Pasal 1 angka 11 Jo Pasal 191 Undang-Undang


M

ng

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang


on

Halaman 27 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hukum Acara Pidana menurut Hakim bukan merupakan masalah dalam

R
sistem hukum yang dianut di Indonesia. Dalam teori hukum peraturan

si
perundang-undangan mengenal dan memberlakukan asas lex specialist

ne
ng
derogat legi generali yakni aturan hukum yang bersifat khusus
mengesampingkan aturan hukum yang bersifat umum. Adanya
kekhususan hukum acara dalam peradilan anak secara tegas

do
gu disebutkan dalam Pasal 16 Undang-undang Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang menyatakan

In
A
“Ketentuan beracara dalam Hukum Acara Pidana berlaku juga dalam
acara peradilan pidana anak, kecuali ditentukan lain dalam Undang-
ah

Undang ini”.Dalam perkara ini menurut Hakim Pasal 70 Undang-undang

lik
Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak adalah lex specialist dari Pasal 1 angka 11 Jo Pasal 191
am

ub
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
ep
Menimbang, bahwa Pasal 60 ayat (3) Undang-undang Nomor 11
k

tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menyatakan “Hakim


ah

wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari


R

si
Pembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara”;
Menimbang, bahwa dari hasil Laporan Penelitian Kemasyarakatan

ne
ng

(Litmas) oleh PK BAPAS Pekanbaru No. Register Litmas: 033/SA/1/2021


merekomendasikan Anak Pelaku diberikan putusan pidana pokok

do
gu

berdasarkan Pasal 71 Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang


Sistem Peradilan Pidana Anak dengan meniadakan sanksi pidana bagi
Anak Pelaku berupa Pembinaan dalam Lembaga di Balai Rehabilitasi
In
A

Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Rumbai


Pekanbaru;
ah

lik

Menimbang, bahwa Hakim tidak sependapat dengan rekomendasi


laporan penelitian kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan
m

ub

tersebut dengan dasar pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas


yang pada intinya Hakim menilai penjatuhan putusan yang paling tepat
ka

bagi Anak Pelaku adalah menggunakan dasar hukum Pasal 70 Undang-


ep

undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak


ah

dengan meniadakan sanksi pidana bagi Anak Pelaku;


R

Menimbang, bahwa oleh karena terhadap Anak Pelaku ditiadakan


es

penjatuhan pidana maupun pengenaan tindakan dan Anak pelaku


M

ng

on

Halaman 28 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berada dalam tahanan maka diperintahkan untuk dibebaskan dari

R
tahanan segera setelah putusan ini diucapkan;

si
Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1) 1 (satu) unit sepeda

ne
ng
motor Kawasaki LX 1500D ( D TRACKER) dengan Nopol BM 2789 VX,
Noka: MH4LX150DBKP05172, Nosin: LX150CEP39144 warna hitam
milik Saksi Dimas Poniran yang telah disita dari Anak Pelaku; 2) 1 (satu)

do
gu Lembar STNK sepeda motor Kawasaki LX 150D (D TRACKER) dengan
Nopol. BM 2789 VX, Noka. MH4LX150DBKP05172, Nomor Mesin

In
A
LX150CEP39144 warna hitam an. Wede Gusprianda yang telah disita
dari Saksi Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran yang dalam
ah

persidangan terbukti sebagai milik Saksi Dimas Poniran alias Popon bin

lik
Wagiran maka dikembalikan kepada Dimas Poniran alias Popon bin
Wagiran;
am

ub
Menimbang, bahwa oleh karena terhadap Anak Pelaku
penjatuhan pidana maupun pengenaan tindakan ditiadakan maka biaya
ep
perkara dibebankan kepada negara;
k

Memperhatikan, Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang


ah

Hukum Pidana Jo pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia


R

si
Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Pasal 70
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang

ne
ng

Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan

do
gu

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
In
A

1. Menyatakan Anak Pelaku MUHAMMAD ASRAF GHAZI alias OZI


bin SLAMET telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
ah

lik

melakukan tindak pidana “Pencurian dalam keadaan memberatkan”


sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum;
m

ub

2. Meniadakan sanksi baik berupa penjatuhan pidana maupun


pengenaan tindakan kepada Anak Pelaku;
ka

3. Memerintahkan Anak Pelaku dibebaskan dari tahanan segera


ep

setelah putusan ini diucapkan;


ah

4. Menetapkan barang bukti berupa:


R

 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki LX 150D (D


es

TRACKER) dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka.


M

ng

on

Halaman 29 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MH4LX150DBKP05172, No. Mesin LX150CEP39144 warna hitam

R
milik;

si
 1 (satu) Lembar STNK sepeda motor Kawasaki LX 150D (D

ne
ng
TRACKER) dengan Nopol. BM 2789 VX, Noka.
MH4LX150DBKP05172, No. Mesin LX150CEP39144 warna hitam
an. Wede Gusprianda;

do
gu dikembalikan kepada saksi Dimas Poniran alias Popon bin Wagiran;
5. Membebankan biaya perkara kepada negara;

In
A
Demikianlah diputuskan pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2021 oleh
Mochamad Adib Zain, S.H., sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri Rengat,
ah

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu

lik
juga, dengan dibantu oleh Tulus Maruli Manalu, SH, Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Rengat, serta dihadiri oleh Sinta Dian Ambarwati, S.H.,
am

ub
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu dan Anak Pelaku
didampingi orang tua Anak Pelaku, penasihat hukumnya, Pembimbing
ep
Kemasyarakatan serta Pekerja Sosial;
k
ah

Panitera Pengganti, Hakim,


R

si
ne
ng

Tulus Maruli Manalu, SH Mochamad Adib Zain, S.H.

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 30 dari 30 Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Rgt


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Anda mungkin juga menyukai