Anda di halaman 1dari 5

Nama : Abdul Qais

Nim : 200400764
Kelas : kelas A
Semester: dua (2)
Tanggal : 8 april 20021
Tugas : bioscience II
DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN DIABETES MILETUS
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif (WHO, 2017). Secara umum, terdapat dua kategori utama DM, yaitu DM tipe 1 dan tipe 2.
DM tipe 1 ditandai dengan kurangnya produksi insulin sedangkan DM tipe 2 disebabkan
penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh (Pusdatin Kemenkes RI, 2014). Menurut
International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat 415 juta (8,8%) penderita DM
di seluruh dunia dan diprediksikan angka tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%)
penderita DM tahun 2040. Sedangkan jumlah estimasi penyandang DM di Indonesia diperkirakan
sebesar 10 juta yang menempatkan Indonesia dalam urutan ke-7 tertinggi di dunia bersama
China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko (IDF, 2015).

B. FAKTOR PENYEBAB DIABETES MELITUS


1. OBESITAS
Obesitas menjadi salah satu faktor terjadinyA diabetes mellitus terdapat kolerasi
bermakna antara pbesitas dan kadar glukosa dan air, pada derajat kegemukan dengan
IMT >23 bisa menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%
2. HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadiny diabetes
mellitus,kerana peningkatan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air.
3. DISLIPEDIMIA
Dislipedimia merupakan keadaan yang di tandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat antara kenilan plasma insulin dengan rendahnya
HDL (<35mg/dl) sering terdapat pada pasien diabetes.

C. FATOFISOLOGIS DIABETESB MELITUS


1. Pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel
beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.Hiperglikemia puasa terjadi
akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial(sesudah makan)(Brunner & Suddarth,
2012).Menurut Brunner & Suddarth (2012),jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup
tinggi,ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar;akibatnya,glukosa tersebut muncul dalam urin(glukosuria).Ketika glukosa yang
berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
elektrolit yang berlebihan.Keadaan ini dinamakan diuresis osmotic.
2. Pada DM tipe 2 disebabkan karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu
merespon insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”.1,8
Resistensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta
penuaan.Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa
hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara
autoimun seperti diabetes mellitus

D. PENANGANAN DIABETES MELITUS

a. . Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun


b. Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes, lakukan juga
pemeriksaan fisik sekali setahun. Dokter akan mencari masalah yang dapat terjadi akibat
penyakit ini seperti komplikasi pada mata, ginjal dan jantung.
c. 2. Periksa mata setahun sekali
d. Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk  mendeteksi masalah
penglihatan yang berkaitan dengan diabetes untuk dapat mendeteksi secara dini, sehingga
lebih mudah ditangani maupun dicegah. Bila menderita diabetes dengan tekanan darah
tinggi, penyakit ginjal atau kolesterol, mungkin diperlukan pemeriksaan ke spesialis mata
lebih dari sekali dalam setahun.
e. 3. Temui dokter gigi setahun dua kali
f. Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh, membatasi
kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi.
Karena mulut penuh dengan bakteri, maka infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh
sebab itu sangat dianjurkan untuk menemui dokter gigi setahun dua kali untuk
memeriksakan kesehatan mulut dan gigi.
g. 4. Vaksinasi tepat waktu
h. Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah terjadinya
komplikasi akibat diabetes. Contohnya adalah Vaksinasi flu tahunan. Berapapun usia,
maka penderita diabetes akan rentan terkena influenza daripada yang tidak menderita
diabetes. Penderita diabetes rentan terserang flu daripada orang yang tidak menderita
diabetes. Karena diabetes pula, maka flu dapat berkembang menjadi komplikasi yang
serius, termasuk diabetic ketoacidosis (DKA) dan sindrom hiperosmolar. Vaksin untuk
radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada penderita diabetes
untuk vaksinasi radang paru-paru. Apabila telah menderita komplikasi akibat diabetes
atau berusia lebih dari 65 tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang setiap 5 tahun.
Vaksinasi lainnya, selalu up to date terhadap vaksinasi tetanus juga jangan lupa untuk
vaksinasi ulang setiap 10 tahun. Vaksinasi hepatitis B juga sangat penting.
i. 5. Rawat kebersihan dan kesehatan kaki
j. Penderita diabetes beresiko tinggi untuk menderita penyakit pada kaki dalam dua cara
yaitu: Diabetes dapat merusak syaraf-syaraf di kaki (neuropathy), mengurangi sensasi
nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa menyadarinya.  Diabetes dapat
menyempitkan atau menutup arteri (atherosklerosis), mengurangi aliran darah menuju
kaki. Dengan kurangnya darah untuk memberi makan jaringan di kaki, maka luka akan
semakin sulit untuk sembuh. Sayatan yang tersembunyi atau luka kecil yang terlindung
oleh sepatu atau kaus kaki dapat dengan cepat berkembang menjadi luka yang serius.
k. 6. Jangan merokok
l. Orang yang mengidap diabetes dan merokok sering kali ditemukan meninggal karena
serangan jantung, stroke dan penyakit lainnya daripada penderita diabetes yang tidak
merokok. Hal ini karena merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan
aliran darah menuju kaki. Penyempitan arteri meningkatkan resiko dari serangan jantung
dan stroke, dan juga membuat luka menjadi lebih sukar untuk sembuh. Merokok
meningkatkan resiko untuk kerusakan syaraf dan penyakit ginjal. Merokok juga
mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat lebih rentan terhadap infeksi
pernafasan dan influenza.
m. 7. Minum aspirin tiap hari
n. American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan para pengidap diabetes untuk
mengkonsumsi aspirin setiap hari satu kali karena dapat mengurangi resiko terkena
serangan jantung. Dosis yang direkomendasikan adalah mulai dari 81 mg sehari,hingga
325 mg sehari. Mengkonsumsi lebih dari jumlah tersebut tidak akan meningkatkan
keuntungannya. Konsultasikan pada dokter untuk meyakinkan apakah aspirin aman untuk
diminum harian, bila iya, cari tahu berapa banyak dosis aspirin yang harus digunakan.
o. 8. Awasi tekanan darah
p. Sama seperti diabetes, tekanan darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah.
Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi
lain yang mengancam jiwa. Untuk orang dewasa dengan atau tanpa diabetes, tekanan
darah normal adalah 120/80 mmHg. Bila anda memiliki tekanan darah tinggi atau
diabetes, ADA merekomendasikan untuk mendapatkan perawatan yang bertujuan agar
tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg. Kebiasaan hidup sehat yang dapat
mempertahankan kadar gula darah yaitu makan makanan yang seimbang dan olah raga
yang rutin dapat pula menurunkan tekanan darah. Menurunkan jumlah garam (natrium)
dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan membatasi jumlah alkohol juga penting
untuk mengontrol tekanan darah.
q. 9. Memeriksa kadar gula darah
r. Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk merasa lebih baik
dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes. Dengan mengawasi kadar gula darah
dan tetap menjaganya normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal,
pembuluh darah dan syaraf.
s. 10. Penanganan stress
t. Stress dapat meningkatkan produksi hormon yang dapat memblokir efek dari insulin,
yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Bila sedang terserang stress, maka akan
sulit untuk merawat diri sendiri maupun mengelola diabetes. Anda mungkin tidak sempat
untuk mengkonsumsi makanan yang dianjurkan, memeriksa kadar gula darah, berolah
raga atau minum obat seperti yang telah diresepkan. Stress yang berkepanjangan juga
dapat menyebabkan depresi oleh sebab itu penanganan stress yang baik sangat
dibutuhkan.
u. Itulah beberapa informasi mengenai gejala diabetes melitus dan cara penanganan
diabetes melitus, namun Anda juga harus mencoba manfaat semut jepang  bila anda
membutuhkan alternatif dalam penanganan diabetes. Mulai sekarang Anda harus lebih
memperhatikan kondisi kesehatan Anda. Banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya
dengan rutin melakukan pengecekan kesehatan. Karena penanganan diabetes dibutuhkan
suatu inisiatif dan keteraturan. Dari memeriksa kadar gula darah hingga kaki setiap hari,
dengan melakukan peran aktif untuk penanganan diabetes dapat mencegah atau
setidaknya mengurangi komplikasi. Karena penyakit diabetes melitus ini terjadi akibat
gaya hidup Anda yang tidak sehat. Agar bisa terhindar dari penyakit diabetes, Anda harus
beraktivitas sebab aktivitas fisik yang anda lakukan mampu menurunkan gula darah dan
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin. Gaya hidup sehat yang seringkali diabaikan
oleh kebanyakan orang membuat timbulnya penyakit yang bisa merugikan kesehatan
tubuh. Berbagai penyakit muncul dengan berbagai faktor dan salah satunya karena asupan
makanan yang tidak seimbang. Menderita penyakit diabetes memang begitu menyiksa.
Sebab jika Anda terkena penyakit ini, Anda sangat dibatasi dalam kegiatan sehari-harinya
hingga dalam mengkonsumsi makanan pun anda juga dibatasi. Ada baiknya anda
mencegah lebih awal sebelum terkena resiko penyakit diabetes. Gaya hidup sehat dan
seimbang juga perlu Anda terapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Pitrida, G. (2019) ‘Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Terhadap Pasien Yang Datang
Berobat Ke Klinik Asri Wound Medan Tembung Tahun 2019’, Koleksi KTI D3 Keperawatan,
pp. 1–12. Available at: http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/2126.
Simatupang, R. (2017) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet Tentang Diet
Dm Terhadap Pengetahuan Pasien Dm Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2017’, Ilmiah Kohesi, 1(2), pp. 163–174.
Suciana, F. and Arifianto, D. (2019) ‘Penatalaksanaan 5 Pilar Pengendalian Dm Terhadap
Kualitas Hidup Pasien Dm Tipe 2’, Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(4),
pp. 311–318.
Yustiana, E. and Sumargi, A. M. (2017) ‘Diabetes Dengan Kepatuhan Melaksanakan Diet
Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 1’, Jurnal Experientia, 5(1), pp. 45–54.

Anda mungkin juga menyukai