Pengaruh Ekstrak Rimpang Temu Putih Curc
Pengaruh Ekstrak Rimpang Temu Putih Curc
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak rimpang temu putih (Curcuma zedoaria)
terhadap kadar asam urat pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak rimpang temu putih terhadap kadar asam urat kelinci jantan yang diinduksi
dengan kalium bromat (KBrO3) dengan dosis 111 mg/1,5kgBB. Sebanyak 15 ekor kelinci jantan dibagi ke
dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif diberi
Natrium CMC 1%, kelompok 2, 3, dan 4 diberi ekstrak rimpang temu putih dengan dosis berturut-turut
0,9 g; 1,8 g; dan 3,6 g/1,5kgBB. Kelompok 5 sebagai kontrol positif diberi allopurinol 7mg/1,5 kgBB.
Masing-masing kelompok diinduksi kalium bromat (KBrO3) 111 mg/kgBB dan dibiarkan selama 72 jam
kemudian dilakukan pengambilan darah setelah 1 jam dan 3 jam perlakuan. Hasil analisis statistik dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) diperoleh bahwa pemberian ekstrak etanol rimpang temu putih secara
signifikan berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat dengan dosis 3,6 g/1,5 kgBB memberikan
efek yang sangat nyata..
89
90 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 2 – Juli 2011, hlm. 89 – 94
hepatoprotektor (pelindung hati), dan zingiberen. mg serbuk tablet (setara dengan 58 mg allopurinol)
Selain minyak atsiri, dalam temu putih juga dimasukkan ke dalam lumpang, kemudian ditam-
terkandung zat pati, damar, mineral, lemak, sapo- bah larutan koloidal Natrium CMC 1% b/v sedikit
nin, flavonoid, polifenol, dan triterpenoid (7,8). demi sedikit dan digerus sampai homogen, lalu di-
Berdasarkan pemanfaatan dan kandungan masukkan ke labu tentukur 100 ml dan volumenya
senyawa kimia dari rimpang temu putih, maka dicukupkan dengan Natrium CMC 1% b/v.
dalam penelitian ini dilakukan uji pengaruh ekstrak
rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) terhadap Pembuatan Suspensi Ekstrak
kadar asam urat kelinci (Oryctolagus cuniculus)
yang sebelumnya diinduksi dengan kalium bromat Ekstrak rimpang temu putih akan diberikan
(KBrO3) dengan dosis 111 mg/1,5 kg bobot badan. dalam 3 variasi dosis yaitu 0,9 g; 1,8 g; dan 3,6 g
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek me- per 1,5 kg bobot badan. Dosis dibuat dalam 3 se-
nurunkan kadar asam urat dari pemberian rimpang diaan suspensi masing-masing dengan konsentra-
temu putih (Curcuma zedoaria). si 7,5%, 15%, dan 30%. Untuk membuat suspensi
ekstrak dengan konsentrasi 7,5%, sebanyak 1,5 g
ekstrak digerus dalam lumpang, ditambah larutan
METODE PENELITIAN koloidal natrium CMC 1% sedikit demi sedikit sam-
bil digerus hingga homogen, lalu dimasukkan ke
Pengambilan dan Penyiapan Sampel dalam labu tentukur dan volumenya dicukupkan
hingga 20 ml. Untuk membuat suspensi ekstrak
Sampel rimpang temu putih diperoleh dari dengan konsentrasi 15%, dan 30%, diperlukan
Kecamatan Panaikang, Kota Makassar, Provinsi ekstrak masing-masing 3 g dan 6 g untuk 20 ml.
Sulawesi Selatan. Rimpang temu putih dibersihkan
dengan air mengalir, kemudian dipotong kecil- Pemilihan dan Penyediaan Hewan Uji
kecil, lalu dikeringkan pada udara terbuka dan ter-
lindung dari sinar matahari secara langsung. Sam- Hewan uji yang digunakan adalah kelinci
pel yang kering diserbukkan dengan derajat halus (Oryctolagus cuniculus) jantan yang sehat, bobot
4/18 atau setara dengan ukuran 0,14 – 0,64 cm. badan 1,5 – 2,5 kg. Kelinci yang digunakan seba-
nyak 15 ekor dan dibagi ke dalam 5 kelompok per-
Determinasi Tumbuhan lakuan, dengan tiap kelompok terdiri atas 3 ekor.
Hewan diadaptasikan dengan lingkungan sekitar
Tanaman temu putih yang masih segar di- selama 2 minggu, lalu ditimbang untuk mengetahui
amati bentuk daun, batang, dan rimpangnya kemu- bobot badannya.
dian disesuaikan dengan kunci determinasi pada
Buku Flora of Java (9). Determinasi tumbuhan Perlakuan Terhadap Hewan Uji
dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin. Hewan dikelompokkan secara acak, dan
dipuasakan selama 8 jam, kemudian bobot badan-
Penyiapan Ekstrak Etanol Rimpang Temu Putih nya ditimbang dan kadar asam urat darah awal di-
ukur. Kenaikan kadar asam urat diinduksi dengan
Sampel sebanyak 600 g dimasukkan ke pemberian KBrO3 seperti yang dilakukan oleh
dalam bejana maserasi dan direndam dengan Watanabe, dkk (10), dengan dosis per oral 111
etanol 70% sebanyak 300 ml selama 5 hari sambil mg/1,5 kg bobot badan, lalu dibiarkan selama 72
sesekali diaduk. Wadah maserasi ditutup rapat, di- jam, kemudian darahnya diambil melalui pembuluh
simpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena vena marginalis untuk mengukur kadar asam urat
sinar matahari secara langsung. Ekstrak yang di- terinduksi. Selanjutnya hewan diberi sediaan uji
peroleh selanjutnya diuapkan sehingga diperoleh berdasarkan kelompoknya. Kelompok 1 (kontrol
ekstrak kental. negatif) diberi natrium CMC 1%, kelompok 2 diberi
ekstrak temu putih 1,5 g, kelompok 3 diberi ekstrak
Penyiapan Larutan Koloidal Natrium CMC 1 % temu putih 3 g, dan kelompok 4 diberi ekstrak temu
putih 6 g, serta kelompok 5 diberi suspensi allo-
Natrium CMC sebanyak 1 g dimasukkan purinol 7 mg/1,5 kg bobot badan. Masing-masing
sedikit demi sedikit ke dalam air suling panas sediaan uji diberikan dengan volume pemberian 20
(70C) sambil diaduk dengan pengaduk elektrik ml/2,5 kg bobot badan.
hingga terbentuk larutan koloidal dan volumenya
dicukupkan hingga 100 ml dengan air suling dalam Pengukuran Kadar Asam Urat
gelas piala.
Pengambilan darah dilakukan dari masing-
Penyiapan Suspensi Allopurinol masing kelinci pada tiap kelompok. Pengambilan
darah pertama kali dilakukan sebelum semua
Sebanyak 20 tablet allopurinol ditimbang kelinci diberi perlakuan. Pengambilan darah yang
dan dihitung bobot rata-ratanya, kemudian tablet kedua dilakukan setelah semua kelinci diinduksi
digerus hingga menjadi serbuk. Sebanyak 255,2 dengan KBrO3. Pengambilan darah yang ketiga
Dewi Alexander, Pengaruh Ekstrak Rimpang Temu Putih Terhadap Kadar Asam Urat Kelinci 91
dilakukan setelah pemberian sediaan uji. Cuplikan darah sebelumnya diinduksi dengan kalium bromat
darah yang diperoleh disentrifus selama 30 menit, dengan dosis 111 mg/1,5 kg bobot badan. Dosis
dan diperoleh larutan supernatan yang kemudian yang diujikan dalam penelitian ini adalah 0,9 g, 1,8
diukur kadar asam uratnya dengan humalyzer. g, 3,6 g/1,5 bobot badan kelinci yang mengacu
pada penelitian sebelumnya (10) dan berdasarkan
orientasi prapenelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen 1,0
0,8
= 6,8 %
0,6
Sedangkan hasil pengamatan kadar asam
0,4
urat akibat pemberian ekstrak rimpang temu putih
dibandingkan dengan kontrol natrium CMC dan 0,2
alopurinol (7 mg/kgBB) pada kelinci, disajikan pada
tabel 1 dan gambar 1. 0,0
Ekstrak 0,9 2 0,5 1,4 0,9 0,5 Sebanyak 15 ekor kelinci dibagi ke dalam
g/1,5 kg BB 3 0,6 1,9 0,8 1,1 5 kelompok. Mula-mula kadar asam urat awal di-
ukur, lalu diinduksi untuk menaikkan kadar asam
Rata-2 0,6 1,7 0,9 0,8
urat dengan kalium bromat (KBrO3) dosis 111 mg/
1 0,6 1,8 0,6 1,2
1,5 kg bobot badan. Adapun mekanisme dari ka-
Ekstrak 1,8 2 0,4 1,7 0,6 1,1 lium bromat dalam menaikkan asam urat yaitu de-
g/1,5 kg BB
3 0,6 1,5 0,4 1,1 ngan mempercepat metabolisme purin dengan me-
ningkatkan aktifitas xantin oksidase. Setelah di-
Rata-2 0,5 1,6 0,5 1,1
induksi dengan kalium bromat selama 72 jam, ke-
1 0,2 2,0 0,4 1,6
mudian diukur kadar asam urat setelah induksi.
Ekstrak 3,6 2 0,5 1,6 0,5 1,1 Setelah pengambilan darah untuk kadar
g/1,5 kg BB 3 0,7 2,2 0,8 1,4 terinduksi, dilanjutkan dengan pemberian perlaku-
Rata-2 0,4 1,9 0,6 1,4
an untuk setiap kelompok. Penelitian ini meng-
gunakan allopurinol sebagai pembanding karena
1 0,5 1,9 0,9 1,0
allopurinol merupakan obat pilihan untuk pengo-
Kontrol 2 0,7 2,0 0,8 1,2 batan gout. Allopurinol merupakan inhibitor xantin
Positif
(Allopurinol) 3 0,9 2,2 1,1 1,0 oksidase yang mempengaruhi perubahan hipo-
Rata-2 0,7 2,0 0,9 1,1 xantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam
urat. Allopurinol merupakan obat pilihan untuk pa-
sien dengan gangguan fungsi ginjal. Pengukuran
kadar asam urat selanjutnya dilakukan 3 jam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
setelah pemberian ekstrak temu putih untuk setiap
efek menurunkan kadar asam urat dari pemberian
perlakuan pada masing-masing kelompok.
rimpang temu putih (Curcuma zedoaria). Penelitian
Metode pengukuran kadar asam urat yang
dilakukan pada kelinci dengan kadar asam urat
digunakan pada penelitian ini adalah metode en-
92 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 2 – Juli 2011, hlm. 89 – 94
9. Backer, C.A., van den Brink, R.C.B., 1963. 12. Astari, E.Y., 2008. Pengaruh Pemberian
Flora of Java. Vol. 3. Groningen – The Decocta Daun Dewa (Gynura pseudochina (L)
Netherlands: N.V.P Noorhof. DC ). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
10. Gunawan, D., Sudarsono., Wahyuono, S., Muhammadiyah Surakarta.
Donatus, I.A., Purnomo., 2001, Tumbuhan 13. Kurniastuti, A., 2008. Pengaruh Pemberian
Obat 2 : Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Peng- Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol 70% Herba
gunaan. Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Meniran (Phyllanthus niruri L.) Tehadap Penu-
11. Retnowati, K., 2009. Pengaruh Infusa Akar runan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan
Tempuyung (Sonchus arvensis) Terhadap Galur BALB-C Hiperuricemia. Skripsi. Fakultas
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Farmasi Universitas Muhammadiyah Sura-
(Rattus norvegicus). Skripsi. Fakultas Kedok- karta.
teran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
94 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 2 – Juli 2011, hlm. 89 – 94