Anda di halaman 1dari 1

Pertanyaan :

1. Kenapa pada periode setelah pandemi, realisasi pajak malah naik dari periode sebelum
pandemic?
Jawaban : Karena pada saat pandemic ini jumlah transaksi jual-beli online meningkat, dan
pedagang dari e-commerce tidak sepenuhnya memiliki pajak sehingga hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap perekonomian yang sedang rendah ini. Maka pemerintah membuat
kebijakan dengan menaikan jumlah pajak guna memperbaiki perekonomian ditengah pandemic
ini.

2. - memberikan tambahan penghasilan bagi para pekerja di sektor industri pengolahan untuk
mempertahankan adanya beli
- stimulus bagi industri dimaksud untuk tetap mempertahankan laju impornya
- stabilitas ekonomi dalam negeri dapat terjaga dan di harapkan ekspor dapat meningkat
- dengan adanya percepatan restitusi, wajib pajak dapat lebih optimal dalam manajemen kas

3. Pajak tidak dapat berdiri sendiri. Kinerja otoritas pajak dapat diukur berdasarkan determinan-
determinan perekonomian lainnya yang mempengaruhi kinerja perpajakan. Suatu kebijakan ekonomi
pasti akan berpengaruh terhadap kinerja perpajakan, begitu pun sebaliknya. Salah satu contohnya
adalah kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Rp36 juta menjadi Rp54 juta setahun, dimulai
tahun 2016. Sebuah dilema kebijakan yang harus diambil pemerintah. Di satu sisi, kenaikan ini bertujuan
untuk mendorong konsumsi masyarakat dan memberikan keringanan bagi masyarakat dengan kategori
low-middle class income. Fungsi utama dari naiknya konsumsi masyarakat ada dua, yaitu meningkatkan
potensi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sisi perpajakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari
sisi perekonomian makro. Namun, di sisi lain, kenaikan PTKP ini menghilangkan potensi pajak konkret
yang berujung pada semakin beratnya mengejar tax ratio.

Anda mungkin juga menyukai