&
CARA MENGATASINYA
Disusun Oleh:
KELOMPOK
2020 - 2021
Tantangan Utama dalam Industri Manufaktur Saat Ini & Solusi Menghadapinya
Industri manufaktur diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan,
terlepas dari banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Selain kondisi perekonomian
nasional dan internasional yang tidak stabil, ada juga berbagai tantangan internal yang
dihadapi oleh produsen pada umumnya. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama dalam
industri manufaktur lengkap dengan solusi untuk menghadapinya.
Saat ini, masih banyak produsen di Indonesia yang kesulitan memprediksi permintaan
pelanggan di masa mendatang. Masalah utamanya yakni mereka tidak memiliki alat
pelaporan canggih yang memungkinkan mereka untuk memperkirakan berapa banyak yang
harus mereka jual di beberapa bulan ke depan atau tahun selanjutnya. Akibatnya, barang yang
diproduksi tidak sesuai dengan yang diminta oleh pelanggan.
Solusi:
Untuk dapat mengetahui berapa banyak permintaan pelanggan untuk setiap produk,
produsen sebaiknya memiliki perangkat lunak dengan fitur pelaporan yang akurat yang dapat
memudahkan mereka menargetkan penjualan serta memperkirakan berapa banyak produk
yang sebaiknya mereka jual di masa depan.
Pengelolaan persediaan masih menjadi salah satu tantangan utama dalam industri
manufaktur, tetapi berkat bantuan solusi otomatis, prosesnya sudah menjadi jauh lebih
sederhana. Sayangnya, saat ini masih banyak produsen terutama yang bisnisnya berskala
kecil, yang masih mengelola persediaan material mereka secara manual. Pelacakan inventaris
adalah proses yang memakan banyak waktu yang seharusnya dapat dijalankan secara cepat
dengan bantuan software. Melakukan pengecekan stok secara manual sangat tidak efisien dan
rawan kesalahan yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan dalam penghitungan stok,
kekurangan dan kelebihan stok, dan kerusakan barang yang tidak teridentifikasi dengan
cepat.
Solusi:
Untuk menghindari pembelian bahan baku dan peralatan yang tidak perlu atau
kekurangan persediaan yang berujung pada ketidakpuasan pelanggan, strategi manajemen
persediaan yang baik sangat diperlukan. Audit dan pemeriksaan inventaris secara rutin perlu
dilakukan (baik itu penghitungan fisik maupun siklus) untuk mengidentifikasi
ketidaksesuaian pada data dan jumlah barang sebenarnya. Barcode scanner dapat digunakan
untuk mempercepat proses pengecekan.
Manajer inventaris perlu memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi dan
seluruh barang jadi siap untuk dikirim ke pengguna akhir. Ini bisa dilakukan dengan sangat
mudah menggunakan inventory management software. Alat ini memungkinkan penanggung
jawab inventaris untuk mengetahui tingkat persediaan secara real-time, menerima peringatan
saat persediaan mendekati jumlah minimum yang telah ditentukan, dan melakukan
pemesanan ulang ke pemasok di saat yang tepat.
Hingga saat ini produsen masih mencari cara efektif untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi di pabrik manufaktur mereka. Banyak produsen yang memilih untuk
mengorbankan kualitas produk mereka demi mengurangi biaya produksi mereka, akan tetapi
cara ini justru akan menurunkan profitabilitas mereka, sebab pelanggan yang tidak puas akan
berhenti membeli dari mereka.
Solusi:
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengoptimalkan efisiensi di pabrik
manufaktur adalah dengan memodernisasi proses dan mensistemasi alur kerja. Produsen
perlu mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang membuang banyak waktu dan tenaga,
mengurangi pembuangan material, mengoptimalkan penggunaan peralatan produksi dengan
meminimalkan kerusakan, dan menyederhanakan rantai pasokan. Sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) dapat memfasilitasi semua itu sehingga membantu produsen
mencapai efisiensi yang optimal.
4. Meningkatkan ROI
Setiap produsen pasti ingin bisa meningkatkan ROI mereka dan mereka biasanya
memilih untuk memperbanyak produksi atau meningkatkan harga produk mereka. Tetapi, ini
bukanlah cara yang efektif terutama ketika kondisi ekonomi sedang tidak menentu sehingga
menurunkan daya beli konsumen.
Solusi:
3) Mengurangi biaya
Produsen dapat mengurangi biaya produksi dengan mengubah desain atau material
kemasan tanpa harus mengorbankan kualitas produk mereka dan bernegosiasi dengan
pemasok untuk memberikan harga diskon. Dengan bantuan sistem ERP, produsen tidak
hanya bisa mengurangi biaya produksi, tetapi juga dapat menghemat biaya tenaga kerja,
mengontrol biaya pembelian, dan mengalokasikan biaya dengan tepat.
Meskipun otomasi dan robot dapat membantu mengisi kesenjangan tenaga kerja,
kemampuan manusia akan tetap diperlukan untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah
serta mengelola produksi. Masalahnya, saat ini pekerja manufaktur yang berkualitas dari
generasi baby boomers sudah mulai meninggalkan pekerjaan mereka dan industri manufaktur
memiliki kebutuhan yang sangat tinggi untuk tenaga kerja.
Solusi:
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang berkualitas, produsen harus kreatif
dalam merekrut karyawan, yakni dengan mengandalkan berbagai online platform untuk
memposting lowongan pekerjaan. Produsen harus benar-benar selektif ketika memilih calon
karyawan dan memastikan bahwa mereka mampu bekerja dengan cepat, sesuai dengan target,
di bawah tekanan, dan tidak keberatan dengan jadwal kerja yang berubah-ubah. Selain itu,
produsen harus dapat memfasilitasi karyawan baru dan lama mereka dengan pelatihan secara
berkala untuk membantu meningkatkan potensi mereka. Produsen perlu mempertimbangkan
untuk menggunakan competency management software untuk menjembatani kesenjangan
kompetensi karyawan.
Tantangan lain yang sering dihadapi oleh produsen adalah mengelola dan
memprioritaskan prospek penjualan. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh produsen
yakni memperlakukan prospek dengan cara yang sama. Padahal setiap prospek harus
diperlakukan secara khusus, karena mereka memiliki karakter, preferensi, dan kebutuhan
yang berbeda. Produsen juga sering kesulitan mengidentifikasi prospek berpotensi sehingga
mereka sering berfokus pada peluang-peluang yang tidak menjanjikan dan lupa
melakukan follow up dengan prospek yang memiliki potensi tinggi menjadi pelanggan baru.
Solusi:
Produsen harus benar-benar memahami prospek mereka. Ini dapat dilakukan ketika
tim penjualan menghubungi atau menemui prospek secara langsung, dan bisa juga dengan
melihat informasi prospek. Produsen harus memiliki satu sistem yang memudahkan mereka
menyimpan, mengelola, dan melacak informasi prospek.
Setiap tahun, selalu ada teknologi baru yang bermunculan, yang meliputi IoT, robot,
dan perangkat lunak manufaktur. Kemunculan teknologi-teknologi canggih ini tentu
membuat produsen kebingungan; yang mana yang perlu saya gunakan? Apakah ini akan
menjadi keputusan yang baik untuk bisnis manufaktur saya?
Solusi:
Menghindari teknologi tentu bukan pilihan yang baik, sebab produsen memang harus
bisa beradaptasi dengan perubahan apapun, termasuk teknologi, untuk dapat bersaing di
industri manufaktur yang kompetitif. Akan tetapi, produsen sebaiknya tidak gegabah ketika
memutuskan untuk mengimplementasikan solusi otomatis di pabrik mereka.
Cara terbaik yang bisa produsen lakukan adalah dengan berdiskusi dengan seluruh
pemangku kepentingan dan melibatkan karyawan mereka untuk mengetahui kesulitan yang
mereka hadapi sehari-hari. Produsen juga perlu mempertimbangkan anggaran perusahaan
untuk menentukan apakah perusahaan siap untuk berinvestasi pada teknologi yang
diinginkan, baik itu perangkat lunak seperti ERP maupun perangkat keras seperti robot