Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

KESULITAN BELAJAR

Oleh: Ana Safitri (Psikologi Pararel/20180701092)

1. Kesulitan pemrosesan informasi

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar berkaitan dengan kurang


berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Yang harus sadari
bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem
syaraf dalam menerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali
informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu
dari otak, maka dengan sendirinya anak akan mengalami kesulitan belajar. Akibatnya
ia akan mengalami hambatan ketika belajar.

2. Perilaku bermasalah

Pandangan orang dewasa terhadap perilaku anak bermakna bahwa mereka


sering menganggap perilaku normal yang mengganggu ketenangan di rumah atau
kelancaran sekolah sebagai perilaku bermasalah. Bila mereka beranggapan seperti itu
si anak mungkin akan mengembangkan sikap yang tidak menyenangkan terhadap
mereka dan terhadap situasi di mana perilaku itu terjadi (Hurlock, 2004). Akibatnya
ialah si anak mengembangkan perilaku yang merupakan masalah yang serius, misalnya
berbohong, berbuat licik atau merusak sebagai cara membalas dendam.
Pola perilaku sosial yang buruk yang berkembang di rumah merupakan hal yang
menjadikan anak akan menemui kesulitan untuk melakukan penyesuaian sosial yang
baik di luar rumah, meskipun dia diberikan motivasi kuat untuk melakukannya.
Hurlock (2004) memberikan contoh bahwa, anak yang diasuh dengan metode otoriter,
misalnya, sering mengembangkan sikap benci terhadap semua figur berwenang.
Contoh yang lain adalah pola asuh yang serba membolehkan di rumah, anak akan
menjadi orang yang tidak mau memperhatikan keinginan orang lain, merasa dia dapat
mengatur dirinya sendiri.
3. Delinkuensi (kenakalan)

Pada umumnya perilaku kenakalan remaja dan anak ditandai sebagai suatu
bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Perilaku yang tidak sesuai tersebut disebut sebagai cacat sosial. Teman bergaul
pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat dalam jiwa anak. Maka apabila temannya
tidak sekolah atau malas belajar, ia akan menjadi pemalas juga dan hal ini tentunya
menjadi masalah belajar.

4. Fobia sekolah

Salah satu pengertian fobia sekolah yaitu suatu ketakutan yang irrasional (tidak
masuk akal) pada beberapa aspek situasi sekolah yang diikuti dengan gejala-gejala
kecemasan, gejala secara fisiologis yang datangnya tiba-tiba dan mengakibatkan anak
tidak bisa pergi sekolah (baik sebagian jam sekolah bahkan sama sekali tidak
bersekolah).
Secara umum Setzer & Salzhauer (2006, dalam Ampuni & Andayani, 2007)
menyebutkan empat alasan untuk menghindari sekolah yaitu: Untuk menghindari
objek-objek atau situasi yang berhubungan dengan sekolah yang mendatangkan
distress, Untuk menghindar dari situasi yang mendatangkan rasa tidak nyaman baik
dalam interaksi dengan sebaya atau dalam kegiatan akademik, Untuk mencari perhatian
dari significant others di luar sekolah, dan Untuk mengejar kesenangan di luar sekolah.

Anda mungkin juga menyukai