Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

UJI REAKSI KARBOHIDRAT

Ingka Selviana
05051181924012

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat
gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur
molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi
dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari
karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat,
dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa
dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih
dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi
yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu
pengeluaran feses. (Nurhamida, 2014)
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk menyediakan glukosa
bagi sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi. Kelebihan glukosa
akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Salah satu fungsi hati adalah
menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Bila persediaan
glukosa darah menurun, hati akan mengubah sebagian dari glikogen menjadi
glukosa dan mengeluarkannya ke aliran darah. Glukosa ini akan di bawa oleh
darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti otak, sistem saraf,
jantung, dan organ tubuh lain. Glikogen ini hanya digunakan sebagai energi untuk
keperluan otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran
darah. (Agria,2011).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui reaksi uji
karbohidrat dan apa saja yang dapat digunakan dalam larutan karbohidrat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reaksi Molish
Karbohidrat adalah polihidriksi aldehid atau keton yang sangat bervariasi
dalam hal berat molekul. Senyawa tersebut terdiri atas senyawa penyusun yaitu
monosakarida. Jumlah satuan penyusunnya, karbohidrat dapat di bedakan menjadi
monosakarida, disakarida, trisakarida, olisakarida dan polisakarida. Jumlah satuan
penyusun satuannya adalah 2, 3 sampai 10 dan lebih dari 10. Monosakarida
mempunyai jumlah atom C 3sampai 6, misalnya: glukosa, fruktosa, pentosa,
galaktosa, arabinosa. Pengujian adanya karbohidrat (kualitatif) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dengan Uji molisch. (Hawab, 2014)
Uji molisch merupakan uji kimia yang dipakai untuk mengatakan adanya
karbohidrat. Semua jenis karbohidrat mulai dari monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida mengatakan reaksi nyata dengan uji ini. Senyawa-
senyawa ibarat asam nukleat dan glikoprotein juga nyata dengan uji molisch sebab
mengandung karbohidrat. Penemu uji ini ialah spesialis tanaman Australia
berjulukan Hans Molisch. Asam sulfat akan mendehidrasi karbohidarat
membentuk furfural, alfa-naftol bereaksi dengan furfural membentuk senyawa
berwarna ungu. Reaksi nyata ditunjukkan dengan munculnya warna ungu pada
batas kedua cairan. (Hawab, 2014)
2.2. Reaksi Yodium
Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat
menghasilkanwarna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, dan
terdapat unit-unit glukosayang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unitglukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekuliodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua padakompleks tersebut. Larutan
amilum setelah ditetesi iodium (sebelum dipanaskan) larutan berwarna
putih bening. Namun, setelah dipanaskan warna larutan tetap putih bening tetapi a
da endapan berwarna ungu didasar tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hidrolisis pati padasaat pemanasan. Adapun endapan yang muncul di dasar
tabung ini disebabkan karena proseshidrolisis pati yang tidak sempurna. Endapan
ini merupakan sisa dari butir-butiramilum. (Nitimihardja, 2010)
2.3. Reaksi Benedict
Uji benedict adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Prinsip uji
benedict adalah bila larutan-larutan tembaga yang basa direduksi oleh karbohidrat
yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk kupro oksida
(Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Imobilisasi Benedict ke dalam
material pendukung berupa selulosa nata dilakukan secara adsorpsi dan
entrapment. Pada metode adsorpsi akan dilakukan optimasi konsentrasi Benedict
dan lama pencelupan selulosa nata ke dalam Benedict sehingga dimungkinkan
akan mempengaruhi jumlah Benedict yang teradsorp dalam selulosa nata.
Sedangkan pada metode entrapment akan dilakukan optimasi konsentrasi
Benedict dan perbandingan massa selulosa nata dengan volume Benedict sehingga
bisa memaksimalkan jumlah Benedict yang berhasil dientrapment dalam selulosa
nata. Sensor yang berada dalam kondisi optimum digunakan untuk membuat
kurva kalibrasi glukosa dan selanjutnya dilakukan karakterisasi. (Meyliana, 2011)
Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan monosakarida
dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida dan
gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya
mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan
muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata. Uji benedict pertama kali
ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama Stanley Rossiter Benedict.
Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil positif dengan uji benedict,
disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga menunjukkan hasil positif.
Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-jenis polisakarida tidak
bereaksi positif dengan uji ini. Apabila urin diuji dengan uji benedict
menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda adanya kelainan yang biasa
disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji benedict harus urin 24
jam, yaitu apabila kita bangun tidur, urin pertama kita buang sedangkan urin
kedua hingga urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan
uji benedict. (Poedjiadi dan Supriyanti, 2010).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 13 November 2020 pukul
15.30 WIB s/d selesai dengan menggunakan Zoom Meeting.

3.2. Alat dan Bahan


Pada praktikum reaksi uji karbohidrat ini kami menggunakan beberapa alat
dan bahan. Alat yang digunakan yaitu: a. tabung reaksi , b.splot tetes . Bahan
bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Asam sulfat pekat , 2.
Larutan alpha nafthol, 3. Larutan amylum, 4. Larutan dekstrin, 5. Larutan yodium.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini yaitu:
a) Reaksi molish :
1. Siapkan tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian masukan 2 ml
larutan karbohydrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol.
2. Lalu melalui dinding tabung tambah secara perlahan lahan larutan asam
sulfat pekat sampai terbentuk cincin coklat.
3. kemudian ulangi percobaan diatas dengan menggunakan 2 ml air sebagai
pengganti 2 ml larutan karbohidrat. Lalu amati apa yang terjadi.
b) Reaksi yodium:
1. Pada plat tetes yang bersih dan kering dimasukkan 3 tetes larutan yang
diperiksa.
2. Campur dengan 2 tetes larutan yodium.
3. Terbentuk warna biru untuk amylum dan warna merah anggur untuk
dekstrin.
c) Reaksi benedict
1. Masukkan kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering yaitu 1 ml
larutan yang akan diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan
benedict, lalu kocok.
2. Didihkan selama 2 menit atau masukkan kedalam air yang mendidih
selama 5 menit.
3. Perhatikan warna reaksi yang terjadi pada setiap pereaksi.
d) Penentuan kadar glukosa
1. Ditimbang seksama sampel padat yang mengandung kira kiea 100mg
glukosa yang tidak mengandung reduktor lainnya. Dilarutkan di dalam
50ml air suling di dalam Erlenmeyer bertutup. Ditambahkan 25 ml
yodium 0,1n dan 10ml larutan natrium karbonat 14,3%. Ditutup dan
dibiarkan selama 30menit ditempat gelap. Kemudian ditambahkan 15ml
asam klorida encer dan yodium yang tersisa dengan larutan natrium sulfat
0,1n. sampai terjadi warna kuning lemah. Ditambahkan lagi indicator
kanji dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. Dilakukan titrasi
blanko. Tiap ml yodium 0,1n setara dengan 9,9185mg glukosa.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum uji reaksi lipida ini di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Hasil analisis dari reaksi molish
Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I 2 ml Karbohidrat H2SO4 Membentuk Dihasilkan gumpalan
3 tetes α-napthol gumpalan berwarna merah bata

II 2 ml air H2SO4 blanko Dihasilkan warna merah


3 tetes α-napthol hati tetapi muda

Tabel 4.1.2. Hasil analisis reaksi yodium


Plate Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
tetes
Lobang 3 tetes 2 tetes yodium Membentuk Ada dua lapisan, endapan
I dekstrin endapan berwarna putih dan ada
lemakdiatasnya.

Lobang 3 tetes 2 tetes yodium Membentuk Ada dua lapisan, endapan


II amilum endapan berwarna putih dan cairan
berwarna ungu diatasnya.

Tabel 4.1.3. Hasil anilisis reaksi benedict


Tabung Pereaksi Hasil Keterangan
I (1 ml Laktosa) 2 ml Benedict Biru tua Setelah didihkan
tetap biru tua
II (1 ml Sukrosa) 2 ml Benedict Hijau tosca Setelah didihkan
berubah menjadi
orange dan ada
endapan
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai uji reaksi karbohidrat dengan
menhuji percobaan pada reaksi molish, reaksi yodium, dan reaksi benedict, selain
itu dari praktikum ini juga membahas mengenai sifat-sifat dari karbohidrat.
Percobaan pertama yaitu reaksi uji molish, uji molisch merupakan uji kimia yang
dipakai untuk mengatakan adanya karbohidrat. Pada percobaan ini menggunakan
tepung yang sudah dilarutkan menggunakan air, dengan media menggunakan 2
tabung reaksi yang kemudian pada tabung pertama yaitu larutan tepung encer
diberikan larutan α-napthol kemudian dipereaksikan menggunakan asam sulfat
sehingga berubah warna menjadi merah bata, kemudian pada tabung kedua diisi
air yang diberikan larutan α-napthol dan dipereaksikan menggunakan asam sulfat
dan berubah warna menjadi warna merah pudar.
Kemudian reaksi yodium, disini menggunakan larutan dekstrin dan amilum
dengan menggunakan bahan tepung yang sudah diencerkan menggunakana air
panas. Kemudian pada bahan yang diberikan larutan desktrin yang kemudian
dipreaksikan menggunakan larutan yodium sehingga menghasilkan endapan
dengan dua lapisan, endapan berwarna putih dan ada lemakdiatasnya. Pada bahan
yang diberikan larutan amilum yang dipreaksikan dengan larutan yodium
menghasilkan endapan dengan dua lapisan, endapan berwarna putih dan cairan
berwarna ungu diatasnya.
Selanjutnya pada uji reaksi benedict, prinsip uji benedict adalah bila larutan-
larutan tembaga yang basa direduksi oleh karbohidrat yang memiliki gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk kupro oksida (Cu2O) yang berwarna
kuning sampai merah. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil positif
dengan uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga
menunjukkan hasil positif. Pada percobaan ini tabung di isi dengan larutan laktosa
dan sukrosa dengan menggunakan perekasi benedict. Pada larutan laktosa, ketika
di campurkan dengan pereaksi benedict warna larutan menjadi biru tua dan setelah
dipanaskan atau didihkan warna tetap biru tua. Selanjutnya, larutan sukrosa ketika
dicampurkan dengan pereaksi benedict, maka larutan berubah menjadi warna
hijau tosca. Dan ketika dipanaskan atau didihkan warna larutan berubah menjadi
orange dan ada endapan.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan pada praktikum Uji Reaksi Karbohidrat ini maka dapat
disimpulkan:
1. Senyawa-senyawa ibarat asam nukleat dan glikoprotein juga nyata dengan
uji molisch sebab mengandung karbohidrat.
2. Asam sulfat akan mendehidrasi karbohidarat membentuk furfural, alfa-
naftol bereaksi dengan furfural membentuk senyawa berwarna ungu.
3. Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat
menghasilkanwarna yang khas,hal ini disebabkan karena dalam larutan pat
i, dan terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
4. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict
karena keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas.
5. Pada uji benedict, Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna
larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul
endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhamida, Siregar. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2):
38 – 44
Agria, R. dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Penerbit Fitramaya. Yogyakarta.
Nitimihardja, A.A., 2010. Persyaratan Teknis Pengolahan Garam Beriodium.
Peraturan Menteri Perindustrian R.I Nomor 42/M-IND/PER/11/2010.
Hawab, HM. 2014.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2010. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Meyliana, Wulandari. 2011. Teknik Imobilisasi Adsorpsi Dan Entrapment Film
Nata De Coco-Benedict Untuk Deteksi Kadar Gula Dalam Urin. Jurnal
Biokimia. Volume V No. 1 – 2.
LAMPIRAN TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan gula reduksi ?


Jawab :
Gula reduksi adalah Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan
untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas.
Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-
logam oksidator seperti Cu. Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah
glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain

2. Sebutkan senyawa yang digunakan untuk membuat larutan benedict dan


iodium ?
Jawab :
Senyawa yang digunakan pada masing masing larutan yaitu
A. Larutan benedict B. Larutan iodium
-Senyawa natrium karbonat - Amilum
-Amilum - Amilosa
-Sukrosa - Amilopektin
- Hcl
- Polisakarida

3. Sebutkan senyawa sederhana yang dihasilkan dari reaksi H2so4 atau asam
sulfat dengan karbohidrat ?
Jawab :
Senyawa yang dihasilkan yaitu terbentuknya senyawa metal furfural dengan
penambahan naftol yang akan membentuk cincin senyawa. H2S04 sendiri
berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural.

Anda mungkin juga menyukai