Anda di halaman 1dari 66

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN


MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

MASRIAN
2017011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
PALOPO
2020
KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN


MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Karya Tulis Ilmiah disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

MASRIAN
2017011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
PALOPO
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Masrian

NIM : 2017.011

ProgramStudi :Diploma III Keperawatan

Institusi : Akper Sawerigading Pemda Luwu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatantersebut.

Palopo, 08 September 2020

Pembuat Pernyataan

Masrian

Mengetahui:

PembimbingUtama PembimbingPendamping

Ns.Hairuddin Safaat, S.Kep,M.Kep Hardianto Dg. S.,SKM,M.Kep

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil Penelitian oleh Masrian NIM 2017.011 dengan judul “Studi Literatur

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Yang Mengalami Harga Diri Rendah

Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan pada seminar proposal pada Program Studi Diploma Tiga Keperawatan,

Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu.

Palopo, 08 September 2020

Tim Pembimbing

PembimbingUtama PembimbingPendamping

Ns.Hairuddin Safaat, S.Kep,M .Kep Hardianto Dg. S.,SKM,M.Kep


NIDN: 0921127302 NIDN: 0903107301

Mengetahui

Wakil Direktur I

Ns. Hairuddin Safaat, S.Kep,M.Kep.


NIDN:0921127302

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Penelitian oleh Masrian NIM 2017.011 dengan judul “Studi Literatur

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Yang Mengalami Harga Diri Rendah

Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri” telah dipertahankan di depan tim

penguji Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Akademi Keperawatan

Sawerigading Pemda Luwu pada tanggal 08 September 2020 dan disetujui untuk

penelitian.

Tim Penguji

Ketua Penguji : Ns.Hairuddin Safaat, S.Kep,M.Kep


NIDN: 0921127302
Anggota Penguji 1 : Hardianto Dg. S.,SKM,M.Kep
NIDN: 0903107301
Anggota Penguji 2 : Djusmadi Rasyida,Kep,.M.Kes
NIDN: 0922017301

Menyetujui

PembimbingUtama PembimbingPendamping

Hairuddin Safaat, S. Kep., M. Kep. Hardianto Dg.S, SKM.,M.Kes


NIDN: 0921127302 NIDN: 0903107301

Mengesahkan

Direktur DirekturWakilDirektur I

Hj. Warda Masta,A.Kep.,M.Kep Ns.HairuddinSafaat,S.Kep., M.Kep


NIDN:0911116304 NIDN: 0921127302

v
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatnya kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan karunianya sehingga dapat
menyelesaikan   Karya Tulis Ilmiah dengan Judul ”Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah”. Karya
Tulis Ilmiah ini merupakan tuntutan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan pada Diploma III  Akademi
Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu.
            Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ns.Hairuddin Safaat, S.Kep, M.Kep. Selaku Pembimbing 1 Karya
Tulis Ilmiah
2. Bapak Hardianto Dg. S.,SKM,M.Kep. Selaku pembimbing II Karya Tulis
Ilmiah.
3. Seluruh Dosen dan staf Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu
yang telah membantu penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan selama
masa pendidikan kurang lebih 3 tahun.
4. Ucapan terimakasih, rasa haru dan syukur yang setinggi-tingginya buat
Ayahanda dan Ibunda tercinta serta seluruhnya keluarga tercinta yang telah
memberi semangat serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan  Karya
Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya atas segala bantuan dan dorongan dari semua pihak yang
membantu semoga mendapat karunia dari Allah SWT.

Amin Ya Rabbal A’lamin.

Palopo, 06 September 2020


Penulis

vi
ABSTRAK

Studi Literature Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Gangguan Konsep


Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah.
(Masrian 2020)

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Akademi Keperawatan Sawerigading


Pemda Luwu
Pembimbing : Ns.Hairuddin Safaat,S.Kep,M.Kes (Pembimbing 1)
Hardianto Dg. S.,SKM,M.Kes (Pembimbing 2)

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.Tujuan penulisan studi literatur ini adalah untuk menggambarkan
asuhan keperawatan jiwa dengan masalah gangguan konsep diri pada pasien harga
diri rendah. Metode yang digunakan adalah penelitian literature review dengan
membandingkan kedua jurnal.Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi asuhan
keperawatan jiwa dengan masalah gangguan konsep diri pada pasien harga diri
rendah, dengan cara mengidentifikasi pengkajian, intervensi, implementasi, dan
evaluasi
Hasil yang didapatkan pada jurnal Nyumirah dkk dan Tanti diketahuinya asuhan
keperawatan pada pasien gangguan konsep diri : harga diri rendah pada
pengkajian didapatkan mayoritas data berhubungan dengan masalah harga diri
rendah.Dimana data subjektif pasien mengkritik dan merendahkan dirinya
berkesesuaian dengan data objektif yaitu kontak mata kurang, suara pelan, sulit
memulai pembicaraan dan menarik diri. Diagnosa yang didapatkan yaitu harga
diri rendah, jika hal ini tidak ditangani maka klien beresiko menarik diri sehingga
tindakan yang dapat dilaksanakan pada pasien harga diri rendah yaitu klien
mampu mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, menilai dan
memilih kemampuan yang dapat dikerjakan, melatih kemampuan yang dapat
dikerjakan, membuat jadwal kegiatan harian, melakukan kegiatan sesuai jadwal
kegiatan harian, merasakan manfaat melakukan kegiatan positif dalam mengatasi
harga diri rendah sehingga evaluasi yang didapatkan yaitu implementasi yang
dilakukan selama tiga hari terlaksanakan dengan baik.
Kata kunci : Studi literature asuhan keperawatan jiwa, , gangguan konsep
diri, harga diri rendah.

vii
ABSTRACT

Literature Study of Mental Nursing Care with Problems with Self-Concept


Disorders in Patients with Low Self-Esteem.
(Masrian 2020)

Diploma Three Nursing Study Program at the Sawerigading Academy of Nursing


Local Government of Luwu Advisor: Ns.Hairuddin Safaat, S.Kep, M.Kes
(Supervisor 1) Hardianto Dg. S., SKM, M.Kes (Supervisor 2)

Self-esteem is a feeling of worthlessness, meaninglessness, and feelings of


inferiority which is prolonged evaluation of self-evaluation of self and self-
esteem. The aim of this literature study is to describe nursing mental care with
self-concept disorders in patients with low self-esteem. The method used is a
literature study by comparing the two journals. The research objective is to
identify mental problems with self-concept disorders in patients, by identifying
assessment, intervention, implementation, and evaluation.

The results obtained in the journal Nyumirah et al. And Tanti show that nursing
care for patients with self-concept disorders: low self-esteem in the assessment
shows that the majority of data is related to the problem of low self-esteem. low
voice, difficult to initiate conversation and pull away. The diagnosis obtained is
low self-esteem, if this is not handled, then the client is at risk of withdrawing so
that actions that can be carried out on patients with low self-esteem are that the
client is able to express their abilities and positive aspects, assess and choose
abilities that can be done, train the abilities that can be done, make a daily
activity schedule, carry out activities according to the daily activity schedule, feel
the benefits of doing positive activities in overcoming low self-esteem so that the
evaluation obtained is that the implementation carried out for three days is
carried out well.

Key words: mental disorders, self-concept disorders, low self-esteem, nursing


care

             

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i

HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................................ii


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................iv
HALAMAN PENGASAHAN ...........................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Peneliti...............................................................................3
D. Manfaat Peneliti.............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................6
A.Konsep Diri.....................................................................................6
B.Konsep harga diri rendah................................................................11
C.Asuhan Keperawatan......................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................28
A. Jenis Penelitian..............................................................................28
B. Fokus Studi....................................................................................28
C. Sumber Data...................................................................................29
D. Kriteria Literatur............................................................................29

ix
E. Metode Pengumpulan Data............................................................29
F. Analisis Data..................................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 31
A. Hasil Penelitian............................................................................. 31
B. Pembahasan................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 50
A. Kesimpulan .................................................................................. 50
B. Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 53

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Sintesis Gird ....................................................................................... 33

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Psikopatologi Harga Diri Rendah...................................................14
Gambar 2.2 Pohon Masalah Pada Harga Diri .................................................... 20

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. R Dengan Gangguan


Konsep Diri : Harga Diri Rendah Dir Ruangan Dewi Ambra RS
Marzoeki Mahdi Bogor

Lampiran 2 Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. N Dengan Skizofrenia Di


Wisma Harjuna Rumah Sakit Jiwa

Lampira 3 Bukti Pembimbing

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa menurut World Health Organizazi (WHO) adalah

ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi

tantangan hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya

serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumila,

2017)

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang induvidu dapat

berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan social sehingga induvidu

menyadari kemampuan diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat berkerja

secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya.

Kondisi perkembangan yang sesuai pada individu disebut gangguan jiwa

Riani (2014) , dalam Sunila (2018)

Gangguan jiwa yaitu sindrom pola perilaku seseorang yang secara

khas berkaitan dengan suatu gejalah penderita (distress) atau hendaya

(impairment) di dalam atau atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu

fungsi psikologis, perilaku, biologis dan gangguan itu tidak hanya terletak

dalam hubungan antara orang itu tetapi juga dengan masyarakat. Sumber

penyebab gangguan jiwa adalah dari fakto somatic, fakto psikologik, dan

faktor social budaya (Yusuf 2015).

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian

yang diketahui individu tentang dimana dirinya mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan

1
2

sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkunganya, nilai-

nilai yang berkaitan dengan agama dan objek, tujuan serta keinginan, cara

individu memandang dirinya secara utuh fisik, emosional, sosial dan spiritual

(Wiliam,2006). Konsep diri adalah idepikiran, perasaan, kepercayaan, dan

pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain,

konsep diri berkembang secara bertahap mulai dari bayi dapat mengenali dan

membedakan orang lain (Suliswati, 2009).

Harga diri rendah adalah adalah penilaian negatif seseorang terhadap

diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak

langsung (Schult dan Videbeck, 2009) .Harga diri rendah adalah penilaian

individu tentang percapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

sesuai dengan ideal diri.Percapaian ideal diri atau cita-cita, harapan langsung

menghasilkan perasaan bahagia (Budi Anna Keliat, 2009).

Klien yang mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah tidak

di atasi akan berisiko melakukan isolasi social: menarik diri. peran perawat

dalam menanggulangan klien dengan gangguan konsep diri: Harga Diri

Rendah meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative

(Susilawati 2013).

Salah satu masalah yang sering menyertai gangguan jiwa ringan

maupun berat adalah harga diri rendah. Studi kasus yang dilakukan Rusli,

dkk (2012) di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan menemukan sebanyak

124 pasien rawat inap dengan diagnose keperawatan harga diri rendah,

sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Garry (2016) di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta pada tahun 2014 terdapat pasien yang mengalami
3

gangguan jiwa dengan masalah keperawatan konsep diri harga diri rendah

dibulan Januari sebanyak 620 pasien sedangkan dibulan Februari sebanyak

647 pasien.

Berdasarkan data diatas di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan

menemukan sebanyak 124 pasien rawat inap dengan diagnose keperawatan

harga diri rendahjika klien dengan harga diri rendah tidak di tangani akan

bengakibatkan individu tersebut mengisolasi diri dari orang lain, tidak mau

berinteraksi dengan orang lain

Oleh karena itu penulis sangat tertarik sekali untuk menyusun sebuah

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada Pasien jiwa pada

pasien yang mengalami gangguan konsep diri dengan masalah gangguan harga

diri rendah”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis

merumuskan masalah bagaimanakah Asauhan keperawatan jiwa dengan

masalah gangguan konsep diri pada pasien harga diri rendah?

C. Tujuan peneliti

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Tujuan peneliti ini adalah mengidentifikasi asuhan keperawatan pada

pasien yang mengalami masalah gangguan konsep diri yang berfokus pada

harga diri rendah.


4

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami

gangguan konsep diri dengan masalah harga diri rendah

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami

gangguan konsep diri dengan masalah harga diri rendah

c. Mengidentifikasi perencanaan keperawatan pada pasien yang

mengalami gangguan konsep diri dengan masalah harga diri rendah

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami

gangguan konsep diri denga masalah harga diri rendah

e. Mengidentifikasi evaluasi pasien yang mengalami gangguan konsep diri

dengan masalah harga diri rendah

D. Manfaat peneliti

1. Manfaat bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman

tentang perawatan pada klien harga diri rendah degan gangguan konsep

diri.

2. Manfaat bagi rumah sakit

a. asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

tindakan keperawatan

b. Asuhn keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


5

c. Pembaca

Bagi para pembaca maupun mahasiswa asuhan keperawatan ini,

dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan

ilmu keperawatan di masa akan datang.

d. Institusi

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian tentang harga diri

renda dengan gangguan konsep diri .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diri

1. Defenisi

Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,

pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.Konsep diri

merupakan pelajaran awal seseorang mengenai keberadaan dirinya, dan

istilah self concept atau konsep diri beberapa penulis mengartikan sebagai

citra diri.

Menurut Harlock konsep diri merupakan pemahaman atau

gambaran seseorang mengenai dirinya yang dapat dilihat dari dua aspek,

yaitu aspek fisik dan aspek psikologi.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen). Hal ini termasuk

persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang

lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan

objek, tujuan serta keinginannya.

2. Aspek-Aspek Konsep Diri

Konsep diri pada hakekatnya meliputi empat aspek dasar yang terdiri

dari:

a. Bagaimana orang mengamati dirinya sendiri

b. Bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri

c. Bagaimana orang menilai dirinya sendiri

6
7

d. Bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk

menyempurnakan dan mempertahankan diri (Muntholi’ah, 2002).

3. Komponen Konsep Diri

Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep tersebut

di kemukakan oleh Stuart and Sundeen, yang terdiri dari :

a. Gambaran Diri (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan

tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini

dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan

pengalaman baru setiap individu. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti munculnya stresor

yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor

tersebut dapat berupa :

1) Operasi

2) Kegagalan fungsi tubuh

3) Perubahan tubuh.

4) Umpan balik interpersonal yang negative

5) Standart sosial budaya

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus

berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian

personal tertentu (Stuart and Sundeen).


8

Menurut Ana Keliat (2009) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ideal diri yaitu :

1) Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas

kemampuannya.

2) Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal

diri.

3) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan

yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan,

perasaan cemas dan rendah diri.

4) Kebutuhan yang realistis

5) Keinginan untuk menghindari kegagalan

6) Perasaan cemas dan rendah diri.

c. Harga Diri

Adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and

Sundeen), frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri

yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal,

maka cenderung harga diri yang rendah. Harga diri diperoleh dari diri

sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima

penghargaan dari orang lain.

d. Peran

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang

diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Peran

yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan,


9

sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih

oleh individu (Stuart and Sundeen)

e. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek

konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh.

Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri individu dapat

ditandai dengan :

1) Memandang dirinya secara unik

2) Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain

3) Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri,

menerima diri dann dapat mengontrol diri

4) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep

diri

5) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep

diri.

4. Manifestasi Klinis

Karakteristik perilaku yang ditunjukkan kepada klien harga diri

rendah menurut Stuart dan Sundeen (1998) meliputi mengkritik diri

sendiri / orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan

kepada orang lain atau diri sendiri, gangguan dalam berhubungan, rasa din

penting yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah

tersınggung atau mudah marah yang berlebih, perasaan negatif terhadap

dirinya sendiri, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang


10

pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, penolakan

terhadap kemampuan personal, destruktif terhadap diri sendiri,

pengurungan diri, menarik diri secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik

diri dari realita, dan khawatir.

5. Faktor Resiko Gangguan Konsep Diri

Faktor resiko yang menyebabkan gangguan konsep diri ( Tartowo&

Wartonah, 2015) :

a. Gangguan Identitas Diri : Perubahan perkembangan, trauma, jenis

kelamin dan budaya.

b. Gangguan Citra Tubuh (body image) hilangnya bagian tubuh,

perubahan perkembangan dan kecacatan.

c. Gangguan Harga Diri : hubungan yang tidak harmonis, kegagalan

perkembangan, kegagalan mencapai tujuan hidup dan kegagalan

dalam mengikuti aturan moral.

d. Gangguan Peran : kehilangan peran, peran ganda daan

ketidakmampuan dalam mengikuti aturan moral.

e. Gangguan Ideal Diri : kehilangan harapan, keinginan dan cita-

cita.
11

B. Konsep Harga Diri Rendah

1. Defenisi

Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan

menganalisa kesesuaian prilaku dengan ideal diri.

Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau

beresiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau

diri. (Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007).

Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik

merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan

tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang

berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat

menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan

jiwa.

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak

berarti, dan merasa rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi

negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (keliat 2009)

2. Proses terjadinya masalah

Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan

Laraia (2008) dalam konsep stress adapatasi yang teridiri dari faktor

predisposisi dan presipitasi.


12

a. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah

meliputi:

1) Biologis

Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa.Selain itu adanya

riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan

merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.

2) Psikologis

Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga

diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak

menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat

serta harapan yang tidak realistis.Kegagalan berulang, kurang

mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki

ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor

lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasien dengan

harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap

gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang

terganggu, ideal diri yang tidak realistis.

3) Faktor Sosial Budaya

Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri

rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap

klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta

adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh

kembang anak.
13

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:

1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan

pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban

maupun saksi dari perilaku kekerasan.

2) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena

a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang

berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa

kanak-kanak ke remaja.

b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau

berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau

kematian.

Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran

dari kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara

lain karena kehilangan sebahagian anggota tuhuh, perubahan

ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh atau perubahan

fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal,

prosedur medis dan keperawatan.

Dilembaran selanjutnya akan ditunjukkan gambar psikopatologi

tentang harga diri rendah dan penjelasan dari sumber-sumber koping

dan mekanisme koping harga diri rendah akan dijelaskan pada


14

Gambar2.1Pasikopatologi Harga Diri Rendah


15

Keterangan:

1. Respon adaptif :

Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat

membangun (konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang

menyebabkanketidak seimbangan dalam diri sendıri

2. Respon maladaptif :

Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat

merusak (destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang

menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri

3. Aktualisasi diri :

Adaptif tertinggi karena individu dapat mengekspresikan

kemampuan yang dimilikinya

4. Konsep diri positif :

Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya

secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir

secara positıf dan realistis.

5. Harga diri rendah :

Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif

6. Kekacauan identitas

Suatu kegagalan individu untiulk mengintegrasikan berbagai

identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial

dewasa yang harmonis.


16

7. Depersonalisasi :

Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirıinya dari

lingkungan.Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik

dan kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan

dalam membedakan diri sendiri dan orang lain dan tubuhnya

sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan harga diri rendah

meliputi :

a. Mengungkapkan rasa malu/bersalah

b. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri

c. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya,

ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan)

d. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap

permasalahan hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri

positif

e. Kesulitan dalam membuat keputusan

Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah

adalah :

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimis.

d. Penurunan produktivitas.

e. Penolakan terhadap kemampuan diri.


17

Tanda dan gejala yang dapat dikaji:

a. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat

terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena

rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat

penyakit kronis seperti kanker.

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya

tidak kerumah sakit menyalahkan dan mengejek diri sendiri.

c. Merendahkan martabat. Mis: saya tidak bisa, saya tidak mampu,

saya memang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

d. Gangguan hubungan sosial. Mis: menarik diri, klien tidak mau

bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.

e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan yang

suram mungkin memilih alternatif tindakan.

f. Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg

suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.

h. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.

i. Keluhan fisik

j. Penolakan terhadap kemampuan personal


18

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan wawancara langsung terhadap klien

yang didukung pula oleh data-data tentang riwayat kesehatan jiwa klien

yang terdapat dalam buku status klien selama dirawat di Rumah Sakit

Jiwa. Tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui

wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana penilaian Anda tentang diri sendiri?

b. Coba ceritakan apakah penilaian Anda terhadap diri sendiri

mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?

c. Apa yang menjadi harapan Anda?

d. Apa saja harapan yang telah Anda capai?

e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?

f. Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum

terpenuhi?

Tanda dan gejala harga diri rendah adalah ungkapan negatif

tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala harga diri

rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari

data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah ini.

a. Data Subjektif:Pasienmengungkapkan tentang:

1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain

2. Perasaan tidak mampu

3. Pandangan hidup yang pesimis

4. Penolakan terhadap kemampuan diri


19

5. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

b. Data Objektif:

1) Penurunan produktivitas

2) Tidak berani menatap lawan bicara

3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi

4) Bicara lambat dengan nada suara lemah

5) Bimbang, perilaku yang non asertif

6) Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

Menurut CMHN (2006) dalam Nurhalimah (2016), tanda dan

gejala harga diri yang rendah adalah:

1. Mengkritik diri sendiri

2. Perasaan tidak mampu

3. Pandangan hidup yang pesimis

4. Penurunan produktifitas

5. Penolakan terhadap kemampuan diri

6. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih,

selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih

banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

Townsend (1998) dalam Nurhalimah 2016),menambahkan

karakteristik pasien dengan harga diri rendah adalah:

1. Ekspresi rasa malu atau bersalah

2. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru

3. Hipersensitifitas terhadap kritik


20

Pohon masalah pada kasus harga diri rendah Didit (2016) pada gambar

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Pohom masalah

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat dirımuskan dari pohon masalah

tersebut diatas adalah sebagai berikut:

a. Isolasi sosial : menarik diri

b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

c. Koping individu tidak efektif

3. Intervensi

Perencanaan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana

perawat menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi pasien,

ditentukan dan merencanakan intervensi keperawatan. Intervensi

keperawatan didenifikan sebagai bagian perawatan bedasarkan

penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang perawat

untuk meningkatkan hasil klien (Nurarif dan Kusuma 2015).


21

a. Intervensi keperawatan untuk pasien harga diri rendah.

Tujuan: Pasien mampu:

1) bina hubungan saling percaya

2) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3) Nilai kemampuan yang dapat digunakan

4) Netapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

5) Latih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

6) Rencanakan kegiatan yang telah dilatihnya

b. intervensi pada keluarga

1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien

2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga

diri rendah dan mengambil keputusan merawat klien

3) Latih keluarga cara merawat harga diri rendah

4) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah

5) Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan

yang mendukung meningkatkan harga diri klien

6) Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan

rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

7) Anjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara

teratur.

8) Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat

pasien harga diri rendah


22

4. Implementasi

Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien

dan keluarga/ pelaku yang merawat klien. Saat melakukan pelayanan di

poli kesehatan jiwa, puskesmas atau kunjungan rumah,perawat menemui

keluarga terlebih dahulu sebelum menemui klien.

Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami

pasien dan keluarga. Setelah itu, perawat menemui pasien untuk

melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi harga diri rendah

yang dialami klien. Setelah perawat selesai melatih pasien maka perawat

kembali menemui dan melatih keluarga untuk merawat klien, serta

menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan

tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien

melatih kegiatan yang telah diajarkan oleh perawat untuk mengatasi harga

diri rendah.

Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada

setiap pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai

pasien dan keluarga mampu mengatasi harga diri rendah.

a. Tindakan keperawatan untuk pasien harga diri rendah.

Tujuan: Pasien mampu:

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan

4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan


23

6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya

Tindakan Keperawatan:

1. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:

1) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.

2) Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama

panggilan yang Perawat sukai, serta tanyakan nama dan

nama panggilan pasienyang disukai.

3) Tanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini.

4) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan

bersama klien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya

dimana.

5) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang

diperoleh untuk kepentingan terapi.

6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien.

7) Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan.

2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih

dimiliki klien.

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :

1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek

positif pasien(buat daftar kegiatan)

2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan

penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan klien.

3. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat

digunakan.
24

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini

(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat

dilakukan saat ini.

2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan

terhadap kemampuan diri yang diungkapkan klien.

4. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan

berdasarkan daftar kegiatan yang dapat dilakukan.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat

pertemuan.

2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia

tetapkan.

3) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).

4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per

hari.

5) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan

yang diperlihatkan klien.

5. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai

kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang

telah dilatihkan.
25

2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan

pasien setiap hari.

3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan

perubahan setiap aktivitas.

4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama

pasiendan keluarga.

5) Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya

setelah pelaksanaan kegiatan.

6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang

dilakukan klien.

Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan apabila pasien dapat:

1) Mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Menilai dan memilih kemampuan yang dapat dikerjakan

3) Melatih kemampuan yang dapat dikerjakan

4) Membuat jadwal kegiatan harian

5) Melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian

6) Merasakan manfaat melakukan kegiatan positif dalam

mengatasi harga diri rendah

b. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien harga diri rendah

keluarga diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di rumah

dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi klien.

1) Tujuan:Keluarga mampu:

a) Mengenal masalah harga diri rendah

b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah


26

c) Merawat harga diri rendah

d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan

harga diri klien

e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien

f) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

2) Tindakan Keperawatan:

a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien

b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya

harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat klien

c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah

d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah

e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan

yang mendukung meningkatkan harga diri klien

f) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan

rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara

teratur.

h) Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat

pasien harga diri rendah.

Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan apabila keluarga dapat:

1) Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien(pengertian, tanda

dan gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah)

2) Mengambil keputusan merawat harga diri rendah

3) Merawat harga diri rendah


27

4) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung

pasienuntuk meningkatkan harga dirinya

5) Memantau peningkatan kemampuan pasiendalam mengatasi harga

diri rendah

6) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh, dan

melakukan rujukan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Studi literature

adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan

yang di temukan.

Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh penelitih dengan

mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah

dan tujuan peneliti (Denial dan Warsiah,). Teknik ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengungkapkan berbagai teori teori yang relevan dengan permasalahan

yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan

hasil peneliti.

Berdasarkan dari uraian di atas mengenai studi literatur ini adalah

untuk menyelesaikan masalah asuhan keperawatan pada pasien harga diri

rendah dengan masalah gangguan konsep diri.

B. Fokus studi

Focus studi yang di gunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini

adalah studi literature asuhan keperawatan harga diri rendah dengan malasalah

gangguan konsep diri

28
29

C. Sumber data

Sumber data karya tulis ini adalah menggunakan data sekunder,

dimana data sekuder adalah data yang diperoleh penelitih dari sumber yang

telah ada. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

literature, artikel, jurnal buku serta situs di internet untuk melakukan

penelitian.

D. Kriteria literature

Kriteria literature review adalah ukuran yang menjadi dasar peneliti

atau penerapan sesuatu literatur yang memenuhi syarat untuk di jadikan

sebagai bahan literature peneliti (Jimung 2008).

Adapun kriteria literatur dalam karya tulias ilmiah ini sebagai berikut:

1. Tahun sumber literature tahun 2013 sampai dengan 2020.

2. Dipublikasikan pada jurnal terakreditasi

3. Tema jurnal yaitu harga diri rendah dengan malah gangguan konsep

diri.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari hasil penelitih yang sudah

dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online nasional. Dalam melakukan

penelitian literature ini peneliti melakukan pencarian jurnal penelitian yang di

publikasikan di internet, melalui pencari jurnal di google schoolar, portal

garuda dan jurnal lainnya, dengan kata kunci pemenuhan konsep diri,

gangguan konsep diri, harga diri rendah:gangguan konsep diri dan asuhan

keperawatan jiwa.
30

Proses pengumpulan data dilakukan dengan penyaringan berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh penulis dari sekian jurnal yang diambil.

F. Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang

lebih mudah di baca dan diimplementasikan yang bertujuan informasi data

akan menjadi lebih jelas. Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data akan

dianalisis lebih rinci sehingga memperoleh kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan. Penyajian data disajikan secara tekstular atau narasi dan di buat

sintesis grid. Sintesis gird adalah suatu gagasan atau ide baru yang disajikan

oleh penulis.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Dalam melakukan penelitian literature ini peneliti melakukan

pencarian jurnal penelitian yang di publikasikan di internet melalui pencarian

di google schooler dan portal garuda, dimana pencarian jurnal di portal

garuda key word yang digunakan “Pemenuhan konsep diri” didapatkan satu

jurnal tetapi tidak memenuhi kriteria, dengan rentang tahun 2018.

Penelusuran dilanjutkan denggan menggunakan key word “Gangguan konsep

diri” didapatkan 3 jurnal tetapi tidak memenuhi kriteria. Selanjutnya peneliti

menggunakan kata kunci “keperawatan jiwa” dengan rentang tahun 1997-

2020 didapatkan 56 jurnal dan peneliti mengubah rentang tahun dari 2013-

2020 didapatkan 64 jurnal, peneliti mengambil tiga jurnal.

Selanjutnya peneliti mencari jurnal di google scooler dengan kata

kunci harga diri rendah dan mendapatkan dua jurnal yang relevan,

selanjutnya menggunakan kata kunci gangguan konsep diri namun tidak

mendapatkan jurnal yang relevan.Selanjutnya memasukkan kata kunci

asuhan keperawatan harga diri rendah, dan menemukan 4 jurnal yang relevan

dengan rentang tahun 2017-201.

Berdasarkan hasil pencarian jurnal yang telah di dapat, terdapat jurnal

yang memenuhi kriteria namun peneliti fokus pada dua jurnal. Penelitian

tersebut mengidentifikasi tentang asuhan keperawatan dan penatalaksanaan

pada pasien jiwa gangguan konsep diri pada pasien harga diri rendah

31
32

Yaitu artikel dari Ns. Sri Nyumira Dkk (2017), Ririn Aprilias Tanti (2019)

Qonita IN (2018), R.Purwasih Dkk (2016), Efri Widianti Dkk (2017).


33

Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

No Peneliti Tujuan Desain Respondent Pengumpulan Hasil penilitian


(tahun) dan penelitian penelitian data
judul
1 Ns. Sri Memperol MetodeSeseorang Pengumpulan 1. Pengkajian
Nyumirah eh yang perempuan data dilakukan klien merasa dirinya tidak berguna menjadi
Dkk (2017) pengalama digunakan
berusia 31 dengan seorang istri, klien mengatakan dirinya tidak
Asuhan n nyata adalahtahun, menggunakan berguna tidak bisa mengurus rumah tangga,
keperawatan dalam studi agama metode klien mengejek diri sendiri merasa dirinya
pada klien memberik kasus Islam, suku deskriptif dari sudah tua tidak seperti dulu lagi, ekspresi
Ny.R an asuhan bangsa studi wajah malu dan rasa bersalah, Menarik diri
dengan keperawat Sunda dan kepustakaan. dari hubungan sosial yaitu klien lebih
Gangguan an pada pendidikan Dalam metode banyak berdiam diri, dan jarang
konsep diri : klien terakhir deskriptif bersosialiasasi pada teman yang ada
Harga diri dengan adalah pendekatan diruangannya, klien berbicara nada pelan,
rendah di gangguan SMP, klien yang klien berbicara bila seperlunya saja, terlihat
ruangan konsep diri dirawat digunakan malu dan kontak mata kurang.
Dewi Amba : harga diri pada tanggal adalah studi
RS rendah 19 Februari kasus dimana 2. Diagnosa
Marzoeki 2017. penulis Diagnosa yang muncul ada tujuh yaitu rarga
Mahdi Dengan mengelola 1 diri rendah, isolasi sosial,risiko gangguan
Bogor alasan (satu) kasus sensori persepsi :halusinasi pendengaran dan
masuk dengan penglihatan, deficit
karena klien
merasa dir i
Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)
34

Perawatan diri,resiko perilaku kekerasan,


regiment terapeutik inefektif, koping keluarga
inefektif.
3. Intervensi
Rencana keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul dan
disesuaikan dengan kondisi klien saat
dilakukan pengkajian yaitu harga diri
rendah, isolasi sosial, gangguan persepsi
halusinasi pendengaran dan penglihatan,
defisit perawatan diri, regimen teapeutik
inefektif, koping keluarga inefektif.

4. Implementasi
klien mengkonsumsi obat Risperidone 2 x 2mg
karena klien sempat mengalami halusinasi
pendengaran dan penglihatan. Adanya ksesnjangan
antara teori dan kasus, sedangkan yang tidak sesuai
dengan teori adalah klien mengkonsumsi obat
Trihekspenidil 2x1mg dan Prestin 1 x 2mg dan
yang ada di teori tetapi tidak ada di kasus adalah
penggunaan obat chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperidol.

Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan Pada diagnosa harga
diri rendah, klien sudah mampu menyebutkan
aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
35

yaitu klien dapat menyapu, merapihkan


tempat tidur, mencuci piring dan merapihkan
meja makan , klien mampu membuat rencana
kegiatan harian dan melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang dibuat
No Peneliti Tujuan Desain Responden Pengumpulan Hasil penilitian
(tahun) penelitian penelitian t data
dan judul
2 Ririn Tujuan Metode Tn. N umur Metode yang 1. Pengkajian
Aprilias penulisan ini yang 53 tahun, digunakan Didapatkan data Tn. N umur 53 tahun,
Tanti untuk digunakan status sudah dengan status sudah menikah memiliki 2 anak
(2019) menggambarkan adalah menikah memberikan dengan diagnosa medis F.20.3
Pengelolaan Pengelolaan studi memiliki 2 pengelolaan (skizofrenia tak terperinci) dan di dapat
gangguan Keperawatan kasus anak dengan berupa asuhan data sebagai berikut, data subyektif: klien
konsep diri : Harga Diri diagnosa keperawatan mengatakan sudah +5 bulan ia tidak
harga diri Rendah medis klien dalam bekerja ia merasa tidak berguna sebagai
rendah pada F.20.3 meningkatkan kepala keluarga karena ia tidak mampu
Tn. N skizofrenia mencukupi kebutuhan keluarga dan
dengan merawat istrinya yang sedang sakit

Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

stroke. Data objektif yaitu: kontak mata


mudah teralih atau kurang fokus kelawan
bicara, klien tampak cemas dan
menyalahkan dirinya, klien pasif, klien
tampak tidak bisa memulai pembicaraan
dengan orang lain dan nada bicara dan
suara pelan.
36

2. Diagnosa
a) gangguan konsep diri: harga diri
rendah,
b) isolasi sosial: menarik diri dan
c) resiko tinggi terjadi perubahan
persepsi sensori: halusinasi
pendengaran.
3. Intervensi
bina hubungan saling percaya, yang
bertujuan untuk mengurangi ancaman
yang diperlihatkan perawat dan
Identifikasi kemampuan yang
dimiliki,guna dapat mengingatkan
klien bahwa di dalam dirinya masih
terdapat potensi yang dapat
Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

yang dapat dikembangkan dan berguna


bagi orang lain dan lingkungan
4. Implementasi
Pada pertemuan pertama dilakukan
pada hari Senin, 21 Januari 2019 jam
13.00 WIB yaitu melakukan validasi
penulis mulai untuk mengidentifikasi
kemampuan positif yang dimiliki oleh
klien. Penulis mendiskusikan kegiatan
yang dapat dilakukan pada saat
dirumah ataupun pada saat dirumah
sakit. Setelah klien mampu untuk
37

mengungkapkan kemampuan serta


aspek positif yang dimilikinya penulis
memberikan pujian yang realistis.
Pada pertemuan kedua pada hari
Selasa 22 Januari 2019 jam 11.00 WIB
mengevaluasi tindakkan yang sudah
dilatih sebelumnya kepada klien
yaitu,merapikan tempat tidur. Penulis
tetap melakukan tindakan bina
hubungan saling percaya.
Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

Intervensi selanjutnya yang dilakukan


yaitu mengulang merapikan tempat tidur,
sesuai janji dipertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan ketiga pada hari Rabu
tanggal 23 Januari 2019 jam 10.00 WIB
mengevaluasi tindakan yang sudah
dilatih sebelumnya kepada klien yaitu
merapikan tempat tidur. Dengan
kemampuan yang berbeda setiap harinya
sesuai dengan jadwal yang telah
didiskusikan bersama klien dan
intervensi yang telah disusun. Penulis
tetap memberikan respon yang positif
dan menghindari evaluasi yang bersifat
negatif karena itu dapat mengakibatkan
harga diri rendah klien semakin
memburuk.Penulis tetap melakukan
38

tindakan bina hubungan saling percaya


dengan harapan klien bisa lebih terbuka
dengan penulis dan klien tetap percaya
bahwa penulis mampu membantu
permasalahan yang klien hadapi.
Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

Intervensi berikutnya yang dilakukan


penulis yaitu melatih cara menyapu.
Pertama penulis memberi contoh kepada
klien bagaimana cara menyapu,
kemudian diikuti klien untuk
mendemonstrasikan kegiatan yang telah
penulis lakukan. Setelah selesai, penulis
memberikan pujian atas kegiatan yang
telah dilakukan klien dan memberikan
kesempatan ke klien untuk
mengungkapkan perasaannya setelah
melakukan kegiatan kemudian klien
memasukkan melatih cara menyapu ke
jadwal kegiatan klien. Evaluasi hasil
yang di dapat selama 3 hari penulis
melakukan tindakan keperawatan,data
subyektif: klien mengatakan mampu
melakukan kegiatan yang sudah dilatih
secara mandiri dan merasa senang bisa
melakukan kegiatan seperti dirumah.
Penulis juga memperoleh data obyektif
seperti klien mampu mendemonstrasikan
39

ulang apa yang penulis lakukan seperti


merapikan kursi dan meja makan,
menyapu, mengepel, mencuci
piring/gelas, menyiapkan alat makan,
Tabel Sintesis Gird 4.1 Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah menurut penelitian Ns. Sri
Nyuman Dkk (2017) dan Tanti (2019)

serta membersihkan tempat tidur. Selain


itu klien sudah mau melihat orang yang
diajak berkomunikasi namun terkadang
masihsering menunduk.Klien juga
terkadang mau mengawali
pembicaraandan menyapa lebih dulu ke
penulis namun masih dengan nada suara
yang lemah dan pelan.
Sumber:( Nyumira 2017 & Tanti 2019)
41

B. Pembahasan

Dari table 4.1 di atas menunjukan ada dua jurnal penelitian menggenai

asuhan keperawatan pasien jiwa pada pasien gangguan konsep diri : harga diri

rendah. Dari kedua jurnal diatas membahas tentang

1. Asuhan keperawatan pada klien Ny.R dengan gangguan konsep diri :

harga diri rendah di ruangan Dewi Amba RS Marzoeki Mahdi Bogor

2. Pengelolaan gangguan konsep diri : harga diri rendah pada Tn. N dengan

skizofrenia di Wisma Harjuna Rumah sakit jiwa.

Berdasarkan hasil studi literature yang memenuhi kriteria dari tema

penelitian yang relevan dengan judul Asuhan keperawatan jiwa pada

pasien gangguan konsep diri dengan masalah harga diri rendah, terdapat

pada penelitian yang dilakukan oleh Nyumirah dkk (2017).

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan kedua peneliti

menggunakan besaran sampel yang sama, dimana pada penelitian

Nyumirah dkk (2017) menggunakan pasien gangguan konsep diri = harga

diri rendah dengan jumlah 1 sampel yaitu pada Ny. R dan Tanti (2019)

yaitu pada Tn. N

Hasil penelitian dari kedua literature tersebut yaitu melakukan

asuhan keperawatan jiwa pada pasien gangguan konsep diri : harga diri

rendah dengan metode yang berbeda yaitu metode penelitian deskriptif dan

studi kasus.
42

1. Pengkajian

Pada hasil penelitian yang dilakukan Nyumirah dkk (2017)

menemukan tanda dan gejala pada pasien harga diri rendah yaitu data

subyektif pasien merasa dirinya tidak berguna menjadi seorang istri,

mengatakan dirinya tidak berguna tidak bisa mengurus rumah tangga,

mengejek diri sendiri merasa dirinya sudah tua tidak seperti dulu lagi.

Data subjektif ekspresi wajah malu dan rasa bersalah, menarik diri dari

hubungan sosial yaitu klien lebih banyak berdiam diri, dan jarang

bersosialiasasi pada teman yang ada diruangannya, klien berbicara

nada pelan, klien berbicara bila seperlunya saja, terlihat malu dan

kontak mata kurang.

Sedangkan penelitian Tanti (2019) yaitu didapatkan data

subyektif: klien mengatakan sudah lebih lima bulan ia tidak bekerja ia

merasa tidak berguna sebagai kepala keluarga karena ia tidak mampu

mencukupi kebutuhan keluarga dan merawat istrinya yang sedang sakit

stroke. Data objektif yaitu: kontak mata mudah teralih atau kurang

fokus kelawan bicara, klien tampak cemas dan menyalahkan dirinya,

klien pasif, klien tampak tidak bisa memulai pembicaraan dengan

orang lain dan nada bicara dan suara pelan.

Pola data terkait dengan harga diri rendah yang ditemukan

kedua peneliti diatas menunjukkan adanya kesamaan baik data

subjektif maupun data objektif.Berdasarkan perbandingan data diatas

menunjukkan mayoritas data berhubungan dengan masalah harga diri

rendah.Dimana data subjektif pasien mengkritik dan merendahkan


43

dirinya berkesesuaian dengan data objektif yaitu kontak mata kurang,

suara pelan, sulit memulai pembicaraan dan menarik diri.Hal ini

sejalan dengan pendapat Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda

dan gejala harga diri rendah adalah mengkritik diri sendiri, perasaan

tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan

produkrivitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanda dan gejala

harga diri rendah yang ditemukan oleh kedua peneliti mendukung

konsep teori.

2. Diagnosa

Pada jurnal Nyumirah dkk (2017) menetapkan 7 diagnosa yaitu

harga diri renda, isolasi social, risiko gangguan sensori persepsi

:halusinasi pendengaran dan penglihatan, defisit Perawatan diri, resiko

perilaku kekerasan, regiment terapeutik inefektif, koping keluarga

inefektif, dengan core problem atau masalah utama yng ditetapkan

adalah harga diri rendah

Sedangkan pada jurnal Tanti (2019) menetapkan 3 diagnosa

yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, isolasi sosial: menarik

diri dan resiko tinggi terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi,

dimana gangguan konsep diri: harga diri rendah menjadi diagnosa

perioritas.

Menurut jurnal Nyumirah dkk (2017) menetapkan diagnosa

harga diri rendah didukung oleh hasil pengkajian data subjektif pasien

merasa dirinya tidak berguna menjadi seorang istri, mengatakan

dirinya tidak berguna tidak bisa mengurus rumah tangga, mengejek


44

diri sendiri merasa dirinya sudah tua tidak seperti dulu lagi. Data

subjektif ekspresi wajah malu dan rasa bersalah, menarik diri dari

hubungan sosial yaitu klien lebih banyak berdiam diri, dan jarang

bersosialiasasi pada teman yang ada diruangannya, klien berbicara

nada pelan, klien berbicara bila seperlunya saja, terlihat malu dan

kontak mata kurang.

Sedangkan menurut jurnal Tanti (2019) mengangkat diagnosa

harga diri rendah karena pada pengkajian ditemukan data subjekti yaitu

klien mengatakan sudah lebih lima bulan ia tidak bekerja ia merasa

tidak berguna sebagai kepala keluarga karena ia tidak mampu

mencukupi kebutuhan keluarga dan merawat istrinya yang sedang sakit

stroke dan data objektif yaitu kontak mata mudah teralih atau kurang

fokus kelawan bicara, klien tampak cemas dan menyalahkan dirinya,

klien pasif, klien tampak tidak bisa memulai pembicaraan dengan

orang lain dan nada bicara dan suara pelan.

Berdasarkan tinjuaan jurnal menunjukkan bahwa penetapan

diagnosa keperawatan harga diri rendah sebagai masalah keperawatan

utama karena pada keluhan utama dan data mayoritanya berhubungan

dengan tanda dan gejala pasien harga diri rendah.Hal ini sejalan

dengan pendapat Keliat (2009) bahwa penetapan core problem

mengacu pada keluhan utama dan mayoritas data.

Jika ditinjau dari diagnosa keperawatan yang diitemukan pada

kedua peneliti menujukkan ada perbedaan dimana temuan Tanti (2019)

tidak menemukan masalah keperawatan defisit perawatan diri, resiko


45

perilaku kekerasan, regiment terapeutik inefektif, koping keluarga

inefektif. Menurut penulis perbedaan ini dapat disebabkan karena

perbedaan faktor predisposisi pasien dimana pada kasus Ny R yang

diasuh Nyumirah Dkk (2017) faktor predispoisinya adalah riwayat

penyakit dalam keluarga sedangkan Tn. N yang diasuh Tanti (2019)

tidak ditemukan adanya riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

Hal ini sejalan dengan teori Stuart (2009) bahwa faktor predisposisi

biologic dapat mempengaruhi kerja hormon kadar serotonin yang

menurun. Faktor lainnya yang turut mempengaruhi adalah dukungan

keluarga dimana pada kasus Tn N mendapat dukungan keluarga yang

adequate dibandingkan kasus Ny.R.

Lama hari rawat dimana pasien yang diasuh oleh jurnal

Nyumirah Dkk (2017) Penelitian ini dilakukan pada hari kamis, 2

Maret 2017, klien dirawat pada tanggal 19 Februari 2017 sedangkan

Tanti (2019) sehingga lama hari rawat yaitu 12 hari, sedangkan Tanti

(2019) selama 3 hari yaitu pada hari Senin tanggal 21 Januari 2019

sampai hari Rabu tanggal 23 Januari 2019.

Menurut penulis dari penjelasan jurnal Nyumirah dkk (2017)

dan jurnal Ririn Aprilias Tanti (2019) dengan di dukung oleh

pengkajian yang dilakukan, penulis mengambil keputusan bahwah

masalah yang terdapat pada kedua jurnal diatas memperioritaskan

diagnosa harga diri rendah. Persamaan diagnosa Nyumirah dkk dan

Tanti di dukung oleh tanda dan gejalah yang terdapat pada

pengkajian masing masing jurnal.Hal ini sejalan dengan pendapat


46

(Firman 2019) Tanda dan gejala harga diri rendah adalah ungkapan

negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala

harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah

didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah

ini.

a. Data Subjektif:Pasienmengungkapkan tentang:

1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain

2) Perasaan tidak mampu

3) Pandangan hidup yang pesimis

4) Penolakan terhadap kemampuan diri

5) Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

b. Data Objektif:

1) Penurunan produktivitas

2) Tidak berani menatap lawan bicara

3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi

4) Bicara lambat dengan nada suara lemah

5) Bimbang, perilaku yang non asertif

6) Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

Persamaan jurnal Nyumirah Dkk dan jurnal Tanti adalah diagnosa

perioritasnya adalah harga diri renda.

3. Intervensi dan implementasi

Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada jurnal

Nyumira dkk dan jurnal Tanti sesuai dengan tinjau teori (firman 2019)

a. Membina hubungan saling percaya


47

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan

d. Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya

Berdasarkan tinjauan jurnal intervensi dan implementasi yang

terdapat pada jurnal Nyumira dkk (2017) dan Tanti (2019) semuanya

mengacu pada konsep teori. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada kesenjangan antara konsep tiori dengan implemnetasi pada kasus

dengan harga diri rendah.

Menurut teori (Firman 2019), terdapat enam intervensi dan

implementas dimana semua intervensi dan implementasi yang terdapat

pada teori dilaksanakan secara selaras.

Perbedaan diatantara jurnal Nyumira dkk (2017) dan Tanti

(2019) padatindakan kolaboratif pemberian obat.Pada jurnal Nyumira

dkk (2017) mengkonsumsi obat Risperidone 2 x 2mg karena klien

sempat mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan.Sedangkan

pada jurnal Tanti (2019) tidak mengkonsumsi obat Risperidone 2 x

2mg dikarenakan klien tindak pernah mengalami halusinasi

pendengaran dan penglihatan.

4. Evaluasi

Pada jurnal Nyumirah dkk (2017) Evaluasi yang dilakukan

Pada diagnosa harga diri rendah, klien sudah mampu menyebutkan


48

aspek positif dan kemampuan yang dimiliki yaitu klien dapat

menyapu, merapihkan

tempat tidur, mencuci piring dan merapihkan meja makan , klien

mampu membuat rencana kegiatan harian dan melakukan kegiatan

sesuai jadwal yang dibuat.

Pada jurnal Tanti (2019) Evaluasi hasil yang di dapat selama 3

hari peneliti melakukan tindakan keperawatan,data subyektif: klien

mengatakan mampu melakukan kegiatan yang sudah dilatih secara

mandiri dan merasa senang bisa melakukan kegiatan seperti dirumah.

Penulis juga memperoleh data obyektif seperti klien mampu

mendemonstrasikan ulang apa yang penulis lakukan seperti merapikan

kursi dan meja makan, menyapu, mengepel, mencuci piring/gelas,

menyiapkan alat makan, serta membersihkan tempat tidur. Selain itu

klien sudah mau melihat orang yang diajak berkomunikasi namun

terkadang masihsering menunduk.Klien juga terkadang mau

mengawali pembicaraan dan menyapa lebih dulu ke penulis namun

masih dengan nada suara yang lemah dan pelan.

Menurut penulis dari kedua jurnal diatas yaitu pada evalusi

yang digunakan yaitu dari data subjektif dan data objektif setelah

dilakukannya tindakan keperawatan

Persamaan evaluasi dari jurnal Nyumirah dkk dan jurnal Tanti

(2019) asuhan keperawatan yang diberikan selama tiga hari terlaksana

dengan baik
49

Perbedaan dari kedua jurnal yaitu Pada jurnal Nyumirah dkk

(2017) yaitu melampirkan data evaluasi setelah diberikan tindakan

keperawatan dimana klien sudah mampu menyebutkan aspek positif

dan kemampuan yang dimiliki yaitu klien dapat menyapu, merapihkan

tempat tidur, mencuci piring dan merapihkan meja makan , klien

mampu membuat rencana kegiatan harian dan melakukan kegiatan

sesuai jadwal yang dibuat.

Sedangkan pada jurnal Tanti (2019) data subyektif: klien

mengatakan mampu melakukan kegiatan yang sudah dilatih secara

mandiri dan merasa senang bisa melakukan kegiatan seperti dirumah.

Penulis juga memperoleh data obyektif seperti klien mampu

mendemonstrasikan ulang apa yang penulis lakukan seperti merapikan

kursi dan meja makan, menyapu, mengepel, mencuci piring/gelas,

menyiapkan alat makan, serta membersihkan tempat tidur. Selain itu

klien sudah mau melihat orang yang diajak berkomunikasi namun

terkadang masihsering menunduk.

Hubungan kedua jurnal yaitu pada evaluasi yang ditemukan

setelah diberikan tindakan keperawatan .menurut (firman 2018)

Evaluasi keperawatan pada masalah Harga Diri Rendah:

a. Klien mampu mengidentifikasi hal positip pada dirinya

b. Klien mampu memilih hal positip dirinya yang dapat digunakan

c. Klien mampu memilih hal positif diri yang akan dilatih atau

dilakukan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengkajian keluhan utama pasien dengan harga diri

rendah adalah dimana data subjektif: pasien mengkritik diri sendiri dan

merendahkan dirinya berkesusaian pada data objektif: kontak mata kurang,

suara pelan, sulit memulai pembicaraan dan menarik diri. Dengan tanda

dan gejala penyerta yaitu mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu,

pandangan hidup yang pesimis, dan penurunan produktivitas

2. Berdasarkan analisis masalah menunjukkan bahwa harga diri rendah

disebabkan oleh koping individu tak efektif dengan dampak dapat

menyebabkan pasien mengalami isolasi social dan resiko gangguan

persepsi sensori

3. Pada perencanaan tindakan keperawatan mengacu pada pedoman rencana

asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah yang terdiri dari

hubungan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat digunakan, menetapkan

atau memilih kegiatan sesuai kemampuan, melatih kegiatan yang telah

dipilih sesuai kemampuan, dan merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Implementasi keperawatan dilakukan konsisten dengan rencana asuhan

keperawatan yang ditetapkan sesuai perkembangan pasien berdasarkan

50
51

respon subjektif dan objektif pasien dengan menggunakan teknik

komunikai terapeutik.

5. Berdasarkan evaluasin menunjukkan bahwa implementasi dengan

menggunakan proses keperawatan jiwa sangat efektif dalam meningkatkan

harga diri pasien hal ini dibuktikan kedua peneliti dapat mengatasi

masalah harga diri rendah setelah melakukan asuhan selama tiga hari.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang bisa penulis berikan

untuk perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan jiwa adalah:

1. Untuk institusi pendidikan

Diharapkan institusi menambahkan buku referensi terbaru di

perpustakaan agar peneliti selanjutnya mudah untuk mendapatkan

referensi sesuai dengan penelitian yang inggin dilakukan.

2. Bagi penulis /peneliti

Untuk meningkatkan informasi, pengetahuan dan keterampilan

bagi penulis agar kedepannya dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi

pasien dengan harga diri rendah.

3. Bagi perawat /tenaga kesehatan

Di harapkan meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam

memeberikan asuhan keperawatan pada pasien khususnya dengan pada

pasien harga diri rendah.


52

4. Bagi pembaca

Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan

penelitian observasi secara langsung agar mendapatkan hasil yang lebih

relevan atau jelas.


53

DAFTAR PUSTAKA

Aprilias Tanti, Ririn (2019) Pengelolaan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:


Harga Diri Rendah Pada Tn. N Dengan Skizofreniadi Wisma Harjuna
Rumah Sakit Jiwaprof. Dr. Soerojo Magelang
http://repository2.unw.ac.id /116/ (Akses : 02 September 2020)
Firman (2019).Asuhan keperawatan jiwa pada klien Tn.S yang mengalami
skizofrenia dengan masalah utama harga diri rendah di RSKD Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2019 Palopo (Akses : 12 Agustus 2019)
Garry Reynaldi (2016) Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan
Harga Diri Rendah Di RSJD Arif Zainudin Surakarta
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/46 (Akses : 15
Agustus 2020)
Harlinda Ayu, (2016) Analisis Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Dalam Penurunan Tanda
Dan Gejala Harga Diri Rendah Di Wisma Dwarawati Rsj Prof. Dr.
Soeroyo Magelanghttp://elib.stikesmuhgombong.ac.id/42/ (Akses : 04
September 2020)
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Keliat, B.A. 2009.MODEL Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.jakatra: EGC

Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN -


Basic Course). Jakarta: EGC

Muntholi’ah, (2002), Konsep Diri Positif : Penunjang Prestasi PAI. Semarang :


Gunungjati dan Yayasan al-Qalam.

Nyumirah Sri, Nurhidayah Viky, (2017) Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.R
Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Diruang Dewi
Amba RS Marzoeki Mahdi Bogor
https://www.akperpasarrebo.ac.id/wp/conten,upload/2018/07/6.-
NYUMIRAH-1-39-47.pdf (Akses : 02 September 2020)

R Purwasih, Y Susilowati (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa


Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang
Gathotkoco Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/26
(Akses : 03 September 2020)
54

Ririn Aprilias Tanti (2019). Pengelolaan Keperawatan Gangguan Konsep Diri:


Harga Diri Rendah Pada Tn. N Dengan Skizofrenia Di Wisma Harjuna
Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang
Rusli, dkk (2012) Gambaran Karakteristik Penderita Harga Diri Rendah Yang
Rawat Inap Di Rskd Provinsi Sulawesi
Selatanhttp://eprints.ums.ac.id/46065/3/GARRY%20FINISH
%20UPLOAD.pdf (Akses : 17 Agustus 2020)
Schuld dan Videbeck. 2019.Buku AjarKeperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5.Jakarta: EGC

Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.


Missouri: Mosby

Suliswati, 2019 Konsep Keperawatan Jiwa, EGC: Jakarta

Sunila (2018).Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Gangguan Persepsi


Sensori Halusinasi Pendengaran. rendah di RSJ Jawa Barat (Akses :18
Agustus 2020)
Tarwoto, & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Yusuf, RizkyFitryasari PK, HanikEndangNihayati 2015), Buku Ajar
KeperawatanKesehatan Jiwa., —Jakarta: SalembaMedikal

Anda mungkin juga menyukai