Anda di halaman 1dari 7

`Karakteristik PenderitaStevens Johnson Syndrome Di RSUD Jombang Tahun 2016-2018

Dr. Andri Catur Jatmiko Sp.KK


SMF Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin RSUD Kab.Jombang
Jl. Bendungan Sutami No. 188A, Malang

ABSTRAK

Latar Belakang: Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) adalah penyakit mukokutaneus yang bersifat
akut dan mengancam nyawa dengan karakteristik berupa nekrosis dan pelepasan dari lapisan
epidermis yang luas. SSJ merupakan penyakit sistemik serius yang dapat berkembang
menjadi penyakit yang sangat berat dan bahkan menjadi sebuah kematian.
Tujuan: Mengetahui karakteristik kasus ssj dari tahun 2016 hingga 2018 yang meliputi jenis
kelamin, usia, obat penyebab ssj, rentang waktu muncul gejala klinis ssj, penyakit penyerta,
keluhan klinis ssj, dan angka mortalitas
Metode: Penelitian dilakukan di bagian rekam medic RSUD Jombang mulai tahun 2016
hingga tahun 2018 dengan desain penelitian studi retrospektif. Sampel yang diambil, yaitu
seluruh catatan rekam medik pasien Steven Johnson Syndrome di RSUD Jombang pada tahun
2016 hingga 2018
Hasil Penelitian dan Diskusi: Jumlah kasus SSJ yang terjadi dari tahun 2016 hingga tahun
2018 tercatat sebanyak 56 kasus di RSUD Jombang.
Kesimpulan: Perbandingan kejadian SSJ antara wanita dan pria adalah 2:1. SSJ sering terjadi
pada usia 21 – 40 tahun, rentang waktu munculnya gejala klinis SSJ paling sering adalah 1
sampai 3 hari. Obat yang dapat menjadi penyebab SSJ terbanyak adalah obat golongan
analgetik (37,5%), antibiotik (30,3%), dan antiepilepsi (23,2%). Hampir seluruh pasien SSJ
yang dirawat menunjukkan gejala trias kelainan SSJ yakni pada area kulit, selaput lendir di
orifisium, dan mata. Dari 56 kasus SSJ, 4 Diantaranya meninggal dunia
Kata Kunci: SSJ, Analgetik, Antibiotik, Antiepilepsi, Mortalitas
ABSTRACK
PENDAHULUAN Jombang pada tahun 2016 hingga 2018.
Variable antara lain SSJ, Jenis kelamin,
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ)
Usia, Obat penyebab SSJ, Rentang waktu
adalah penyakit mukokutaneus yang
muncul gejala klinis SSJ, Penyakit
bersifat akut dan mengancam nyawa
penyerta, Keluhan klinis SSJ, dan angka
dengan karakteristik berupa nekrosis dan
mortalitas
pelepasan dari lapisan epidermis yang luas.
SJS merupakan penyakit sistemik
serius yang dapat berkembang menjadi HASIL PENELITIAN
penyakit yang sangat berat dan bahkan
Tabel 1. Distribusi Epidemologi SSJ
menjadi sebuah kematian. SJS sangat
Menurut Jenis Kelamin di
menyita perhatian karena SJS merupakan
RSUD Jombang mulai tahun
kegawatdaruratan sehingga memerlukan
2016 hingga 2018
penatalaksanaan cepat dan tepat.
N
Data yang diperoleh berdasarkan penelitian Jenis Kelamin Jumlah Kasus %
o
oleh Committe Drug Adverse Reaction 1 Pria 19 33,9
Monitoring Directory for Drug and Food 2 Wanita 37 66,1
Administration, Departemen Kesehatan Jumlah 56 100
Republik Indonesia pada tahun 1981-1995
menyatakan selama periode tersebut terjadi Berdasarkan tabel 1, distribusi epidemologi
2646 kasus reaksi samping obat. Dari 2646 SSJ menurut jenis kelamin yang terbanyak
kasus tersebut, sebanyak 35,6% atau 942 adalah wanita sebanyak 37 kasus (66,1%)
kasus berupa erupsi kulit. Sindrom sedangkan pada pria ditemukan 19 kasus
Stevens-Johnson dilaporkan terjadi pada (33,9%). Perbandingan distribusi
8,57% dari kasus erupsi kulit atau sebesar epidemologi SSJ antara pria dan wanita
81 kasus. Insidensi SSJ dan NET semakin adalah 2:1
meningkat karena salah satu penyebabnya
adalah alergi obat dan dewasa ini semua Tabel 2. Distribusi Epidemologi SSJ
obat dapat diperoleh secara bebas. Menurut Menurut Usia di RSUD
WHO, sekitar 2% dari seluruh jenis erupsi Jombang mulai tahun 2016
obat yang timbul tergolong sebagai hingga 2018
kegawatdaruratan karena reaksi alergi obat N
yang timbul tersebut memerlukan Usia Jumlah Kasus %
o
perawatan di rumah sakit bahkan dapat 1 < 20 tahun 8 14,3
mengakibatkan kematian, SSJ adalah 2 21 – 40 tahun 23 41,1
3 41 – 60 tahun 10 17,9
beberapa bentuk kegawatdaruratan tersebut 4 > 60 tahun 15 26,7
Jumlah 56 100

METODE PENELITIAN
Pada tabel 2, menunjukkan bahwa
Penelitian dilakukan di bagian rekam distribusi epidemologi SSJ menurut
medic RSUD Jombang mulai tahun 2016 kelompok usia paling banyak terjadi pada
hingga tahun 2018 dengan desain rentang usia 21 – 40 tahun
penelitian studi retrospektif. Sampel yang
diambil, yaitu seluruh catatan rekam medic Tabel 3. Distribusi Epidemologi SSJ
pasien Steven Johnson Syndrome di RSUD Menurut Obat Penyebab SSJ di
RSUD Jombang mulai tahun 5 ISPA 3 5,4
2016 hingga 2018 Jumlah 56 100

Berdasarkan tabel 5, pasien penderita SSJ


No Usia Jumlah Kasus %
juga memiliki riwayat menderita penyakit
1 Analgetik 21 37,5
2 Antibiotik 17 30,3 penyerta dan yang paling banyak adalah
3 Antiepilepsi 13 23,2 kasus Gout/RA sebanyak 21 kasus (37,5%)
4 Antipiretik 3 5,4
5 Tidak diketahui 2 3,6 Tabel 6. Distribusi Epidemologi SSJ
Jumlah 56 100 Menurut Keluhan Klinis SSJ di
RSUD Jombang mulai tahun
2016 hingga 2018
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi
epidemologi SSJ paling banyak disebabkan No Usia Jumlah Kasus %
oleh obat golongan Analgetik 21 kasus 1 Kulit 56 100
2 Mukosa
(37,5%), diikuti 2 golongan obat yang Mulut 32 57,1
menyebabkan SSJ terbessar lainnya yaitu Mulut dan Mata 17 30,4
golongan Antibiotik 17 kasus (30,3%) dan Mulut, Mata dan
7 12,5
golongan Antipilepsi 13 kasus (23,2%) Genetalia
3 Kelainan organ lain 11 19,6
Tabel 4. Distribusi Epidemologi SSJ
Menurut Rentang waktu
Berdasarkan tabel 6, rata – rata semua
munculnya gejala klinis SSJ di
pasien penderita SSJ mengeluhkan pada
RSUD Jombang mulai tahun
area kulit (100%), sedangkan 32 penderita
2016 hingga 2018
dari 56 penderita SSJ mengeluhkan pada
area mukosa mulut (57,1%)
N
Usia Jumlah Kasus %
Tabel 7. Distribusi Epidemologi SSJ
o Menurut Angka Mortalitas
1 1 – 3 hari 32 57,1
selama proses perawatan SSJ
2 4 – 6 hari 21 37,5
3 >7 hari 3 5,4 di RSUD Jombang mulai tahun
Jumlah 56 100 2016 hingga 2018

Berdasarkan tabel 4, rentang waktu Kasus Jumlah Kasus %


munculnya gejala klinis penderita SSJ Meninggal Dunia 4 7,4
paling sering antara 1 – 3 hari.

Berdasarkan tabel 7, dari 56 kasus SSJ di


RSUD Jombang pada tahun 2016 – 2018, 4
Tabel 5. Distribusi Epidemologi SSJ
diantaranya meninggal dunia (7,4%).
Menurut Penyakit penyerta SSJ
di RSUD Jombang mulai tahun
2016 hingga 2018
PEMBAHASAN
No Usia Jumlah Kasus %
1 Gout/RA 21 37,5 Jumlah kasus SSJ yang terjadi dari
2 HIV 15 26,8 tahun 2016 hingga tahun 2018 tercatat
3 Epilepsi 13 23,2 sebanyak 56 kasus di RSUD Jombang.
4 Diare 4 7,1 Angka kejadian SSJ di RSUD Jombang
lebih tinggi daripada angka kejadian di beberapa pasien, terdapat lebih dari satu
RSUP Dr. M. Djamil padang, dari bulan obat penginduksi terjadinya penyakit, 3
januari tahun 2010 hingga bulan desember golongan yang paling sering menginduksi
2011 yang dilaporkan tercatat sebesar 22 terjadinya SSJ adalah analgetik, antibiotic
kasus. Begitu juga yang diutarakan oleh dan juga antiepilepsi. Trias kelainan SSJ
James, Berger, Elston pada tahun 2006 yang didahului gejala prodromal terjadi
bahwa angka kejadian SSJ tercatat 1 – 6 pada hampir semua pasien SSJ yang
kasus per satu juta orang pertahunnya. Ini dirawat di RSUD Jombang. Ini merupakan
dapat terjadi karena kurangnya gejala khas SSJ yang dapat
pemahaman dan pengetahuan individu membedakannya dengan penyakit kulit
tentang penyebab SSJ seperti efek samping lain. Hal ini sejalan dengan penelitian
obat, mikroorganisme, reaksi yang terjadi Rahayu tahun 2010 yang menyatakan
setelah vaksinasi, penyakit graft-versus- bahwa sindrom ini mengenai kulit, selaput
host, keganasan, dan radiasi. lendir orifisium, dan mata dengan keadaan
Sindroma Stevens-Johnson (SJS) umum bervariasi dari ringan sampai berat.
termasuk penyakit kulit dan mukosa yang Praktisi kesehatan dapat menegakkan
akut dan berat, yang diakibatkan oleh diagnosis kerja dari suatu gejala dan tanda
reaksi intolerans terhadap obat dan berupa kelainan pada kulit, selaput lender
beberapa infeksi. Sindrom Stevens- orifisium, dan mata sebagai suatu SSJ jika
Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang kelainan tersebut sudah sesuai dengan trias
mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, kelainan SSJ. Hasil penelitian
dan mata dengan keadaan umum bervariasi menunjukkan bahwa angka mortalitas yang
dari ringan sampai berat; kelainan pada terjadi hanya empat dari 56 kasus (7,14%),
kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat Angka mortalitas juga dapat terjadi karena
disertai purpura. Sindroma Stevens- riwayat penyakit yang disertai dengan SSJ.
Johnson (SJS) merupakan reaksi Sehingga penyebab pasti mortalitas pada
mukokutaneus yang mengancam nyawa pasien tersebut belum dapat dipastikan
secara akut oleh karena adanya nekrosis oleh karena SSJ, melainkan dapat
secara luas dan lepasnya lapisan epidermis. disebabkan oleh keadaan lainnya seperti
Penelitian ini menunjukkan bahwa HIV (15 orang dari 56 kasus SSJ menderita
jumlah kasus SSJ lebih bayak wanita HIV) dan epilepsy (13 orang dari 56 kasus
daripada pria, yakni dengan perbandingan SSJ menderita epilepsy). Hal ini sejalan
2:1. Hasil tersebut juga didukung oleh dengan teori yang dikemukakan oleh
penelitian yang dilakukan Rachmawati Siregar tahun 2004. Angka kematian
pada tahun 2016 bahwa ditemukan berkisar antara 5% sampai 15%.
sejumlah 37 penderita SSJ di RSUD Dr.
Soetomo dan 27 orang diantaranya adalah
KESIMPULAN
wanita, sedangkan 10 lainnya pria, yang
berarti bahwa kasus SSJ terjadi lebih Lima puluh enam pasien dirawat
banyak pada wanita dibandingkan pria. dengan kasus SSJ. Perbandingan kejadian
Selain itu dari hasil rekam medic RSUD SSJ antara wanita dan pria adalah 2:1. SSJ
Jombang pada tahun 2016-2018 juga
sering terjadi pada usia 21 – 40 tahun dan
ditemukan kasus SSJ terjadi pada rentang
rentang waktu munculnya gejala klinis SSJ
usia 21-40 tahun. Rahayu pada tahun 2011
menyatakan bahwa kejadia SSJ terjadi paling sering adalah 1 sampai 3 hari. Obat
pada kelompok usia dewasa (>19 tahun yang dapat menjadi penyebab SSJ
sampai ≤ 59 tahun), Foster juga terbanyak di RSUD Jombang adalah obat
menyatakan rata – rata umur penderita SSJ dari golongan analgetik (37,5%), antibiotik
adalah 25 – 47 tahun. Pada penelitian ini (30,3%), dan antiepilepsi (23,2%). Hampir
juga dapat ditemukan bahwa pada seluruh pasien SSJ yang dirawat di RSUD
Jombang menunjukkan adanya gejala dan Acta DermVenereol 2012; 92: 62-
tanda trias kelainan SSJ yakni pada area 6.
kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata. 8. Letko E, Dean N, Daoud J, Yassine
Dari data yang didapat empat pasien dari J, Stephen F. Stevens-Johnson
seluruh total kasus SSJ (sejumlah 56 syndrome and toxic epidermal
kasus) di RSUD Jombang meninggal necrolysis: a review of the
dunia. literature. Ann Allergy Asthma
Immunol 2005; 94: 419-36.
DAFTAR PUSTAKA
9. Mockenhaupt M, Viboud C,
1. Aguiar D, Pazo R, Dur´an I, Dunant A. Stevens-Johnson
Terrasa J, Arrivi A, Manzano H, et syndrome and toxic epidermal
al. Toxic epidermal necrolysis in necrolysis: assesment of medication
patients receiving anticonvulsants risks with emphasis on recently
and cranial irradiation: a risk to marketed drugs. The EuroScar-
consider. Neuro-Oncology J 2004; study. J Invest Dermatol
66: 345–50. 2008; 128: 35-44.
2. Allanoure L, Joujea J. Epidermal 10. Patel K, Barvallaya M, Sharma D,
necrolysis. In: Goldsmith LA, Katz Tripathi C.A systematic review of
SI, Gilcherst BA, Paller AS, Leffell the drug-induced Stevens-Johnson
DJ, Wolf K, editors. Fritzpatrick’s syndrome and toxic epidermal
Dermatology General Medicine. necrolysis in Indian population.
8thediton. New York. Mc Graw IJDVL 2013; 79 (3): 389-98.
Hill; 2013.p.846-63. 11. Roongpithusong, Propomngsa.
3. Arif H, Buchsbaum, Weintraub D. Retrospective analysis of
Comparison and predictors of rash corticosteroid treatment in Stevens-
asscociateed with 15 antiepileptic Johnson syndrome and/or toxic
drugs. Neurology J 2007; 68: 1701- epidermal necrolysis over a period
9. of 10 years in Vajira Hospital,
4. Harr T, French. Stevens-Johnson Navamindradhiraj University,
syndrome and toxic epidermal Bangkok. Hindawi J 2014; 13: 5-
necrolysis. Chem Immmunol 14.
Allergy 2012; 97: 149-66. 12. Rzany, Mockenhaupt, Stocker.
5. Harr, French. Toxic epidermal Incidence of Stevens-Johnson
necrolysis and Stevens-Johnson syndrome and toxic epidermal
syndrome. Orphanet J 2010; 5: 1- nercrolysis in patient with the
11. acquired immunodeficiency
6. Khalili B, Sami L, Bahna. syndrome in Germany. Arch
Pathogenesis and recent therapeutic Dermatol 2003; 129: 1059-68.
trends in Stevens-Johnson 13. Sasolas, Haddad, Mockenhaupt,
syndrome and toxic epidermal Dunant A, Liss Y, Bork K, et al.
necrolysis. Ann Allergy Asthma ALDEN, an algorithm for
Immunolo 2006; 97: 272-81. assessment of drug causality in
7. Kwang T, Kian S. Profile and StevensJohnson syndrome and
pattern of Stevens-Johnson toxic epidermal necrolysis:
syndrome and toxicepidermal comparison with case- control
necrolysis in a General Hospital in analysis. Clincal pharmacology &
Singapore: treatment outcome. therapeutics 2010; 88: 60-8.
14. Sher N, Knowles S. Cutaneus
adverse drug eruption. In:
Goldsmith LA, Katz SI, Gilcherst
BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K,
editors. Fritzpatrick’s Dermatology
General Medicine. 8thediton. New
York. Mc Graw Hill; 2013.p.865-
78.
15. Shneck J, Stat D, Fagot J, Sekula P,
Math D,Roujeau J, et al. Effect of
treatments on the mortality of
Stevens-Johnson syndrome and
toxic epidermal necrolysis: a
retrospective study on patients
included in the prospective
EuroSCAR study. JAAD 2008; 58
(1): 33-40.
16. Stella S, Clemente A, Bolero D.
Toxic epidermal necrolysis (TEN )
dan StevensJohnson syndrome
(SJS): experience with high-dose
intravenous imunoglobulin and
topical conservative approach a
retrospective analysis. Elsevier J
2006; 33: 452-9.
17. Tyagi S, Kumar S, Kumar A,
Singia M, Singh A. Stevens-
Johnson syndrome: -a life
threatening skin disorder: a review.
J ChemPharm Res 2010; 2 (2):
618-26.
18. Verma C, Vasudevan, Pragasan.
Severe cutaneus adverse drug
reaction. Elseiver J 2013; 56: 375-
83.

Anda mungkin juga menyukai