Anda di halaman 1dari 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT


BELI KONSUMEN
Studi Kasus Pada Kemasan Mie Instan merek Indomie terhadap Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :
Nama : Ferdinand
NIM : 032214072

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

á Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya dan curahan

kasih-Nya.

 Papa dan Mama yang telah membesarkanku dengan penuh kasih

sayang. Semoga karya sederhana ini dapat menjadi salah satu

bagian dari wujud tanggung jawabku dalam menempuh

pendidikan tinggi

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Adiku tersayang, Anastasia Selvina Lodi

Cintaku, Bintang Apriliana

Sahabat-sahabatku

* Almamaterku tercinta.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Motto

• Jika Tuhan memberikan sesuatu kepada kita untuk dilakukan,


maka Ia akan memberikan kekuatan untuk menyelesaikannya
juga.

• Setia pada perkara-perkara kecil, maka kamu akan diberikan


perkara-perkara yang lebih besar dari Tuhan

• Hanya ada satu hal yang lebih menyakitkan dari kesalahan,


dan itu adalah tidak belajar dari kesalahan.

• Yang terbesar dari semua kekurangan adalah membayangkan


dirimu tidak mempunyai apa pun.

“ Life isn’t about finding yourself. But, life is about creating


yourself ”

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI


KONSUMEN

Studi Kasus Pada Kemasan Mie Instan merek Indomie

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk menjelaskan pengaruh merek,


gambar, bentuk, warna dan label pada kemasan secara bersama-sama terhadap
minat beli konsumen; 2) untuk mengetahui atribut kemasan yang paling
mempengaruhi minat beli konsumen.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan kuisioner.
Analisis data terdiri dari dua bagian yaitu 1) analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan identitas responden dan variabel-variabel penelitian; 2) analisis
regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh atribut-atribut kemasan secara
bersama-sama terhadap minat beli konsumen.
Hasi penelitian menunjukan 1) karakteristik responden yang memiliki
minat beli Indomie paling tinggi adalah responden dengan karakteristik sebagai
berikut: responden dengan jenis kelamin laki-laki, responden yang berusia 21
tahun – 25 tahun, dan responden yang memiliki uang saku per bulan ≤ Rp.
500.000,-; 2) variabel merek, gambar, bentuk, warna, dan label pada kemasan
secara bersama-sama mempengaruhi minat beli; 3) atribut kemasan yang paling
mempengaruhi minat beli konsumen adalah warna kemasan, 4) minat beli secara
bersama-sama dapat dijelaskan oleh variabel merek pada kemasan, gambar pada
kemasan, bentuk kemasan, warna kemasan, dan label kemasana sebesar 51,3 %,
sedangkan sisanya 48,7 % dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian..

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF PACKAGING INFLUENCE ON CONSUMERS


INTENTION TO BUY

A Case Study on Indomie instant noodle product

The purposes of this research are 1) Explain the impact of brand, picture,

share, color and label at packaging simultaneously on consumers intention to buy;


2) to identify packaging attribute that influence most on consumers intention to
buy.
The data collecting techniques applied are observation and questioner.
Data analysis involved are 1) descriptive analysis to describe respondents identity
and some research variables; 2) multiple linear regression analysis to identify the
packaging attributes that influence most on simultaneously to intention to buy
consumers.
Results of this research show 1) respondents who have the highest
intention to buy are male, age between 21 - 25 years, and have allowance less than
Rp. 500000,-; 2) brand, picture, share, colors, and label at packaging
simultaneously influence the consumers intention; 3) the attribute of packaging
that influences most on respondents intention to buy is packaging color, 4). brand,
picture, share, colors, and label packaging explain the respondents intention to
buy 51,3 %, while the rest of 48,7 % explained by other variables.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ANALISIS PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT

BELI KONSUMEN ”, studi kasus pada kemasan mie instant merek Indomie

terhadap mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata

Dharma pada program studi Manajemen.

Selama penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S.; selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si.; selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. ; selaku Dosen Pembimbing I yang

telah berkenan membimbing dan memberikan saran dengan penuh kesabaran

hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. ; selaku Dosen Pembimbing II

yang telah berkenan membimbing dan memberikan saran dengan penuh

kesabaran hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Marianus M Modesir., M.M ; selaku dosen penguji.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Bapak Drs. A Triwanggono., M.S ; selaku dosen penguji

7. Seluruh Dosen Program studi Manajemen dan karyawan Universitas Sanata

Dharma yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di Universitas

Sanata Dharma.

8. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membantu penulis mengisi kuisioner.

9. Kedua orang tuaku, Yohannes Ridwan Lodi dan Tiniaty Mursalim yang telah

memberikan doa, semangat, materiil dan semuanya untuk anakmu yang

bandel ini. Serta adikku Anastasia Selvina Lodi, tanpa kalian aku bukan apa-

apa.

10. Seluruh keluarga besar papa dan mamaku. Terima kasih atas semuanya.

11. My Lovely star, Bintang Apriliana yang selalu menemani, menyayangi dan

memberikanku semangat. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya

selama ini. Love you, mprit.

12. Teman-teman Manajemen angkatan 2003 yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Terima kasih atas semuanya..

13. Teman-teman Fakultas Ekonomi yang lain : Dominikus Heru, Fransiskus SM,

Primus, Fika Nurliana, Yanie, Sarah, Tias, Mba Agit, dll. Thanks For All.

14. Cansas Grandes Community : Wisnu “Jongos”, Indra “Indrug”, Aris, Gogon,

Edi Waskito, Lukas Pamungkas “Pak wiwied”, Toni “ Pak Ponco”, Sukro

“Pak Rendi”, Rendol “Pak Lukas”, Boy “Hero Str”, Amin, Agustinus Heru

Kristianto, Pram, Wawan “Supermen”, Agung “Sang Hero”, Ari “Grandong”

yang selalu telat, Jabrik “Pahlawanku”. Kita akan segera bertemu lagi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Teman-teman kos Intan : Bu wiwied, Yeyen, Dita, Fifi, dll. Thanks for all.

16. Teman-teman AC. Anilop : Marcel, Pram “Grandes”, Heru “Benalu”, Dedi

“Bekam”, Bowo, Andre, LiLik, dll. Tengkyu.

17. Semua teman-temanku dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata

Dharma. (Aku bingung, koq temen-temen ku malah lebih banyak anak teknik

daripada anak ekonominya yah?) Tapi, makasih yah buat semuanya.

18. Teman-teman dari Jakarta : Pandi “Pak polisi”, Ida, Catur, Viky PIS, Eldot,

Cupri, Yan, Riko, Ivan “domplax”, Ipin, Risman, Dhani, Simplisius Dioni,

Ruri, Beruk, Eko, Ella, Wawan, Mantri. Terima kasih yah semuanya.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan serta bantuannya guna penyusunan karya tulis ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan lebih

lanjut. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

pembaca.

Yogyakarta, 31 Mei 2008

Penulis

Ferdinand

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………..……iv

HALAMAN MOTTO ………………... ………………………………………..…….v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………..……vi

ABSTRAK.……..………………………………………………………...………....vii

ABSTRACT ..…………………………………………………………………...…viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…..........ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...……. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………........ 5

C. Batasan Masalah ……………………………………………………………...5

D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 6

E. Manfaat Penelitian ………………………………………….. …………….. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemasaran ………. ……………………………………………………. …... 8

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Produk ………………………………………... ……………………………. 9

C. Kemasan …….. ……………………………………………………………..11

D. Strategi Kemasan..…………………………………………………………...13

E. Atribut Kemasan …………………………………………………………….14

F. Fungsi Kemasan ...… ……………………………………..…………………19

G. Kelebihan dan Kekurangan Kemasan.. ................…………………………..21

H. Pengertian Perilaku Konsumen………………………………………………23

I. Model Perilaku Konsumen …………………………………………...…..…23

J. Persepsi Konsumen…………………………………………………………..25

K. Minat…………………………………………………………………………28

L. Minat beli Konsumen………………………………………………………..29

M. Pengaruh kemasan terhadap minat beli konsumen…………………………..31

N. Kerangka pikir……………………………………………………………….32

O. Hipotesa…………………………………………………………………...…32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………………...33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………….33

C. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………………….…..33

D. Variabel Penelitian ……………………………………………………….….33

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………………..……34

F. Data yang dibutuhkan …………………………………………………….....35

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………… 36

H. Teknik Pengujian Instrumen………………………………………………... 37

1. Uji Validitas ……………………………………………………………..37

2. Uji Reliabilitas …………………………………………………………..37

I. Metode Analisis Data ………………………………………………..…….. 30

1. Analisis data secara kualitatif …………………………………….……..38

2. Analisis data secara kuantitatif ………………………………………….39

3. Atribut yang paling berpengaruh…………………………………..…….41

4. Koefisien Determinasi ………………………………………….……… 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Universitas Sanata Dharma ( USD )

1. Sejarah USD…………………………… …………………….……..…..43

2. Visi dan Misi USD……………………………………………..….…..…46

3. Tujuan Pendidikan USD………………………... ……………………... 47

4. Lokasi ……………………………… ...………………………………...48

5. Fasilitas…………………………………………………………………..48

6. Jumlah mahasiswa USD …………...…………………………...…..….. 49

B. PT.Indofood Sukses Makmur

1. Sejarah Perusahaan ……………..………………………………...……. 50

2. Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran …….……………………..… 51

3. Profil perusahaan……………….. …………………………..…………..52

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Indomie………………………………………………………………………56

1. Jenis-jenis Indomie…………………………………………...………….56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ……………………………………………………….. 59

1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………...60

2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia………………………………...60

3. Distribusi Responden Berdasarkan Uang saku per bulan………..………61

4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian……………….62

5. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengkonsumsi …………63

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas …………….…………………………..64

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel merek pada kemasan………65

2. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel gambar pada kemasan…..…66

3. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel bentuk kemasan……………67

4. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel warna kemasan………….…68

5. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel label pada kemasan……...…69

6. Analisis Validitas dan Reliabilitas variabel minat beli………………..…70

C. Analisis Skor Variabel Penelitian……………………………………………72

1. Merek pada kemasan…………………………………………………….73

2. Gambar pada kemasan…………………………………………………...74

3. Bentuk Kemasan…………………………………………………………75

4. Warna Kemasan………………………………………………………….76

5. Label pada Kemasan……………………………………………………..77

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Minat beli ………………………………………………………………..78

a. Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………..79

b. Berdasarkan Usia ………………………………………….81

c. Berdasarkan uang saku per bulan………………………….84

d. Seluruh Responden………………………………………...88

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ……………………………..……...………. 89

E. Pembahasan ……………………………………………………………....... 94

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan …………………………………………...…………………99

B. Saran ……….…………………………………………………………..100

C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………..102

Daftar Pustaka

Lampiran

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-

barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan

suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat

pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi

yang harus dimilikinya seperti:

1. Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari

kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli,

bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis

terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya).

2. Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, tapi juga pelengkap rumah tangga;

sebush botol kecap bagus dengan etiketnya yang menarik dapat

menyemarakkan suasana tertentu di meja makan atau lemari di dapur; sebuah

tempat kertas lap “Klenex” yang didesain menarik dapat memperindah kamar

mandi dan botol parfum yang cantik memberikan kekhasan meja berhias

seorang gadis.

3. Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citradiri dan

mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang

yang dikemasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup, pegang,

bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi barang.

5. Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar

tentang jenis isi barang yang dikemas.

6. Perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan

tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian

pula penyusunan dalam lemari pajang.

7. Melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai

alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain

bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-

grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat

menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.

Mengingat konsumen Indonesia yang sebagian besar masih terbatas kemampuan

melek hurufnya, maka sampai dengan pertengahan abad ini kita masih melihat

bahasa gambar sangat banyak dipergunakan di samping bahasa warna dan huruf. Hal

ini, dibuktikan dalam desain-desain merek-dagang, etiket kemasan, serta penggunaan

warna untuk memperkuat identitas produk tersebut.

Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang

serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu

dan penampilan kemasan itu sendiri. Untuk kenyataan ini kita kenal filsafat

pemasaran yang sudah lazim sejak abad ke 19 di Inggris “the product is the

package”, barang produk ditentukan oleh kemasannya sendiri. Kesadaran akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemasan adalah bahagian yang tak terpisah dari barang produk, sehingga tidak

mengherankan bila sebuah biro perencanaan grafis bersikap “Kami tak dapat

menaikkan mutu barang produk, karena itu kami tingkatan kemasannya”.

Karena itu mutu lain dari sebuah kemasan dinilai dari kemampuannya dalam

memenuhi fungsi, di mana kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik yang lebih

besar daripada barang yang dibungkus di dalamnya. Keberhasilan daya tarik

kemasan ditentukan oleh estetik yang menjadi bahan pertimbangan sejak awal

perencanaan bentuk kemasan, karena pada dasarnya nilai estetik harus terkandung

dalam keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan

jenis, ciri dan sifat barang yang diproduksi.

Bahasa desain grafis adalah bahasa visual, bahasa simbol yang diungkapkan

melalui gambar, bentuk, warna dan aksara. Grafis harus dapat mengantarkan pesan

yang ingin disampaikan oleh produsen barang lewat kemasan yang diciptakan; baik

informasi mengenai isi maupun penjelasan mengenai cara pemakaian produk

tersebut. Pemilihan tipe huruf yang berkarakter sesuai dengan jenis barang, dipadu

saling menunjang dengan gambar ilustrasi yang tepat dan dicetak dengan teknik

percetakan yang baik, akan membawakan pesan yang langsung ataupun yang tidak

langsung dari barang tersebut terhadap kualitas dan nilainya. Gambar dan tulisan

(teks), tidak saja penting sebagai daya tarik tetapi terutama cergas untuk

berkomunikasi dengan konsumen tentang keterangan-keterangan yang diinginkan.

Dapat kita bayangkan persaingan ketat yang akan dihadapi oleh sebuah

produk dengan kemasnya pada sebuah rak pemajangan produk sejenis lainnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpuluh-puluh jumlahnya. Bagi kemasan yang mempergunakan unsur grafis dan

warna dengan lebih seksama tentu akan tampil sebagai pemikat utama bagi calon

pembeli. Apalagi bila disadari bahwa daya ingat manusia terhadap bentuk lebih

lamban dibanding terhadap warna dan orang dapat lupa terhadap nama sebuah

produk tapi sukar lupa terhadap warna kemasnya. Sebagai contoh hal ini jelas terlihat

pada kemasan film, Kodak (kuning), Fuji Color (hijau), Corned beef Cip/Pronas dan

sardencis (merah), Sari Ayu (coklat tua), Mustika Ratu (merah tua).

Kemudian seiring dengan derap kemajuan ekonomi kita, telah pula dimulai

menggiatkan ekspor maupun impor barang-barang produksi dalam negeri ke

berbagai negara. Upaya ini tentunya harus didukung oleh mutu barang dan sekaligus

mutu kemasannya yang berwibawa dan berdaya jual. Mengenai perencanaan

kemasan ini beberapa hal yang kiranya bisa diperhatikan untuk menjadi bahan

pertimbangan bagi para produsen dan perencana grafis Indonesia.

- Beberapa bentuk kemasan berikut grafisnya dari sebuah barang yang diproduksi

untuk pasar luar negeri sebaiknya tidak dibuat sama seperti yang dipasarkan untuk

dalam negeri.

- Peka dan faham terhadap berbagai ragam kebudayaan dunia sangat penting dalam

memperhitungkan desain kemas untuk ekspor. Hal ini didasari oleh adanya faktor

lingkungan setempat yang harus dipertimbangkan.

- Lazimnya kemasan yang akan dipasarkan telah melalui hasil riset di atas dan uji

lapangan yang mendalam, baik dalam bentuk dan bahan kemasan maupun desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

grafisnya, mengingat tingginya fakta perbedaan iklim, bahasa, kemampuan

membaca, syarat perdagangan, pajak, lalu lintas pengiriman dan lain-lain.

- Setiap barang produk yang akan diekspor, haruslah juga melengkapi desain

kemasannya dengan persyaratan kode komputerisasi yang telah dipakai di mana-

mana, untuk memudahkan penghitungan harga.

- Harus pula mempertimbangkan penggunaan unsur simbolisme yang diucapkan

melalui bentuk dan warna. Hal ini disebabkan karena kebudayaan, kultur, dan ciri

khas daerah setempat yang berbeda-beda.

Perancangan desain kemasan yang sesuai akan mendorong konsumen

membeli suatu produk, sedangkan perancangan yang salah, malah akan mematikan

penjualan produk tersebut.

Dengan permasalahan diatas, penyusun tertarik untuk meneliti bagaimana

pengaruh kemasan terhadap minat beli konsumen, maka dalam penelitian ini penulis

mengambil judul “Analisis pengaruh kemasan terhadap minat beli konsumen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk merumuskan

masalah-masalah yang ada sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Apakah merek pada kemasan, gambar pada kemasan, bentuk kemasan,

warna kemasan dan label pada kemasan secara bersama-sama

mempengaruhi minat beli konsumen?

2. Atribut kemasan manakah yang paling mempengaruhi minat beli

konsumen?

C. Batasan Masalah

Kemasan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kemasan primer pada

produk Mie instan Indomie

Faktor-faktor yang akan diteliti adalah :

1. Merek pada kemasan

2. Gambar pada kemasan

3. Bentuk kemasan

4. Warna Kemasan

5. Label kemasan

Dan konsumen yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah merek pada kemasan, gambar pada kemasan, bentuk

kemasan, warna kemasan dan label pada kemasan secara bersama-sama

mempengaruhi minat beli konsumen?

2. Untuk mengetahui atribut kemasan apakah yang paling mempengaruhi minat beli

konsumen?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak perusahaan, penulisan ini dapat dijadikan pertimbangan untuk

menjalankan kebijakan atau strategi perusahaan yang diterapkan saat ini. Penelitian

ini diharapkan membantu perusahaan agar dapat menggunakan kemasan secara

efektif, sehingga tujuan komunikasi dan promosi pemasaran perusahaan dapat

tercapai dan diterima dengan baik oleh konsumen. Penelitian ini juga diharapkan

membantu perusahaan untuk melihat respon atau persepsi konsumen terhadap atribut

suatu produk, yang dalam hal ini adalah kemasan, sehingga perusahaan dapat

menentukan kemasan yang sesuai dengan produknya secara efektif dan efisien.

2. Bagi penulis, penulisan ini merupakan penerapan disiplin ilmu yang telah didapat

selama ini.

3. Sebagai acuan pihak lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan

kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,

1997).

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai

suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-

kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber

dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial

perusahaan.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan

produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan

antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa

yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan

pertukaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi:

kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai,

biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta

prospek.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan

terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran.

Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan

masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan

pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; (2)

Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh

perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan

produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang

meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).

B. Produk

Produk dapat di definisikan sebagai apa saja yang dapat memenuhi keinginan

atau kebutuhan dalam hal penggunaaan, konsumsi, atau akuisisi. Jadi, produk

termasuk objek (TV, radio, mobil), jasa (kesehatan, pendidikan), tempat (New York,

Bali), orang (Bill Clinton, Ronald Reagan), kegiatan (mengikuti konte, mengunjungi

klinik penurunan berat badan), dan ide (sudahkah anda memeluk anak anda hari

ini?).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Produk harus dipandang sebagai pemecah masalah jika mereka dibeli karena manfaat

yang dihasilkannya, bukan karena produk itu semata ( Kotler & Amstrong, 2001:

264)

Atribut produk

Pengembangan suatu produk mengharuskan perusahaan memperhatikan

atribut-atribut produk apa saja yang hendak dikembangkan dan mana yang sebaiknya

dipertahankan. Sebab apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembelinya, maka produk tersebut dianggap

cocok oleh konsumen.Produk yang demikian akan menjadi produk yang berhasil.

Pengertian atribut produk menuru Indriyo Gitosudarmo (1995:188) adalah :

“ suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar

produk-produk tersebut dapat memenuhikebutuhan dan keinginan yang

diharapkan oleh pembeli.”

Sedangkan pengertian atribut produk menurut Tjiptoyono (1995 : 188) adalah:

“unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan

dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek,

harga, rasa, kemasan, warna, dan lain-lain.”

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

atribut produk adalah unsur-unsur yang melekat pada suatu produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

menimbulkan manfaat bagi produk tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen.

C. Kemasan

Kemasan meliputi juga berbagai variasi seprti pembungkus langsung yang

mungkin betul-betul diperlukan, dan karton atau bagian luar yang mempunyai fungsi

pajang serta fungsi distribusi

Setiap kemasan apapun sifatnya, membantu pengemasan memenuhi

peranannya dalam proses pemasaran. Kemasan ideal harus efektif melindungi isinya,

harus memberikan sumbangan yang realitas pada distribusi yang efektif, dan harus

dengan biaya yang efektif dalam pengertian tidak melebihi proporsi manfaatnya.

Bagaimanapun, fungsi yang paling penting adalah bagian yang berperan dalam

penjualan. Kemasan yang ideal secara bersama-sama dari segi fungsional, ekonomi,

dan penjualan Misalnya, kemasan tersebut harus mudah dipegang, mudah dibuka,

dan kelihatan bagus.

Kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin

disampaikan oleh pabrik, dan kemasan haruslah terpadu dengan fungsi produk.

Memasukan identitas produk ke pikiran pelanggan merupakan bagian penting dari

pemasaran dan penjualan yang baik.

Kemasan memainkan peranan penting dalam identitas produk karena kemasan

merupakan penghubung yang penting antara pabrik, pengecer, dan pelanggan.

Kemasan merupakan bagian terpadu dari rencana pemasaran dan harus

mencerminkan tema promosi yang ingin disampaikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

• Membuat daya tarik pada kemasan dan produk isinya.

• Bertindak sebagai pengingat iklan produk

• Menciptakan dorongan untuk membeli produk, karena telah diiklankan.

• Mempromosikan citra merek jika memungkinkan

Sedangkan pengertian dari kemasan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Peter Salim & Yenny Salaim mengartikan kemasan sebagai berikut:

“ Bungkus yang seharusnya digunakan untuk melindungi barang dagangan,

hasil produksi, dan sebagainya.”

Pendapat Eric Schulz ( 2003:114) mengenai kemasan adalah:

“ Kemasan adalah cara terbaik untuk menyampaikan kepada konsumen alas

an yang paling menarik dan tak terbantahkan agar membeli produk anda”

Kemasan yang umum digunakan oleh perusahaan di bagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kemasan primer

Yang dimaksud sebagai kemasan primer adalah kemasan dari sebuah produk,

dengan kata lain kemasan primer adalah kemasan dari produk eceran atau

produk yang dijual satuan. Contoh dari kemasan primer adalah bolpoint,

pensil, kaset, minuman kaleng, dan produk lainnya yang dijual satuan.

2. Kemasan sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Kemasan sekunder adalah kemasan dari kemasan primer. Kemasan sekunder

ini berisi lebih dari satu atau beberapa produk yang sudah memiliki kemasan.

Contohnya satu pak bolpoint, satu pack minuman kaleng, dan sebagainya.

3. Kemasan delivery

Kemasn delivery adalah kemasan yang digunakan untuk mengirim produk-

produk, jadi kemasan delivery ini berisi beberapa produk yang sudah dikemas

baik secara primer maupun sekunder. Contohnya satu krat bir, satu dus

Indomie, dan sebagainya.

D. Strategi Kemasan

Banyak bukti menunjukan bahwa iklan takkan mampu menjangkau semua

konsumen potensial dari sebuah produk, Bahkan kampanye atau iklan terbaik dan

termahal sekalipun hanya mampu menjangkau 70 persen dari target pemirsa. Satu-

satunya tempat dimana perusahaan dijamin dapat berbicara dengan konsumen

mengenai produknya adalah pada saat pembelian. Hanya pada saat konsumen berdiri

di dekat rak took dan siap untuk memilih, sementara produk dari perusahaan itu

tepajang pada bagian kompetitif, saat itulah perusahaan tersebut mendapat

kesempatan 100 persen untuk menyampaikan mengapa orang tersebut harus membeli

merknya dan bukan merk perusahaan orang lain. Disinilah mengapa strategi kemasan

perlu dikembangkan oleh sebuah perusahaan karena pengemasan adalah jalan terbaik

untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat

konsumen membeli sebuah produk. Pengemasan menyampaikan pesan-pesan kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

konsumen sampai pada saat mereka mengambil produk itu di rak toko ( Eric

Sculz,2003:100 )

Strategi kemasan itu sendiri adalah strategi pemasaran yang diciptakan,

dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah perusahaan

untuk lebih memusatkan perhatiannya pada penciptaan, pengembangan kemasan dari

sebuah produk, supaya kosumen dapat menemukan alasan-alasan paling kuat dan

meyakinkan yang membuat mereka lebih memilih produk tersebut.

E. Atribut Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus dari sebuah produk yang dimana pada

dewasa ini telah mengalami perluasan fungsi. Perluasan fungsi tersebut kemudian

menuntut kemasan untuk memilik atribut yang dapat membuat sebuah produk dapat

memenuhi harapan konsumennya dan dapat memudahkan konsumennya dalam

menggunakan maupun mengingat produk tersebut.

Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering dijumpai dan

umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah:

1. Merek pada kemasan

Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari

hal-hal tersebut, yang dimaskudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa

dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk

pesaing (Kotler, 2000:460). Merek atau yang paling sering disebut sebagai

nama sebuah produk, merupakan unsur yang paling penting dari sebuah

kemasan. Tanpa adanya merek sebuah produk akan sulit dikenali oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

konsumennya, konsumen juga akan meragukan produk tersebut dikemudian

hari. Banyak orang bilang bahwa merek secara dominan diwakili oleh desain

visual yang mudah ditangkap artinya dan unik. Padahal kalau dipelajari lebih

dalam lagi, pengertian merek bukanlah demikian. Ada makna khusus dari

produk yang baru diluncurkan seperti yang dikemukakan oleh Marty

Neumeier ( 2003). Intinya adalah diferensiasi. Yakni sampai dimana produk

itu mampu membangun citra khusus, unik atau berbeda pada masyarakat

kosumen. Bila terdapat suatu citra merek produk, warna mereknya harus

diseleksi karena cocok untuk makanan, tetapi citra atau variasi yang berbeda

dapat dibedakan dengan panel berwarna yang sesuai agar mudah dibaca (

Danger, 1992: 198).

2. Gambar pada kemasan

Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik pelanggan adalah daya

tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari sifat produk atau atribut lainnya

seperti penambahan rasa (Danger, 1992: 21). Gambar merupakan unsur yang

juga sering dijumpai pada kemasan sebuah produk. Gambar pada kemasan

dapat dijadikan daya tarik visual bagi sebuah kemasan, denga adanya gambar

yang menarik akan membuat konsumen tertarik dan akhirnya membeli

sebuah produk. Gambar ini juga digunakan sebagai ciri khas dari sebuah

produk yang dapat memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Seperti

yang telah dikemukakan oelh Marty Neumier (2003) bahwa desain grafis

dengan konsep jelas, taktis dan strategis sangat membantu para tenaga

penjual agar lebih mudah menjual. Tidak semua usaha berhasil berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dengan konsep visualisasi ini. Intinya adalah diferensiasi. Yakni produk itu

mampu membangun citra khusu, unik atau berbeda pada masyarakat

konsumen dengan gambar atau logo.

3. Bentuk kemasan

Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang membantu

menciptakan seluruh daya tarik visual. Bentuk sebuah kemasan tentu saja

berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman ini menunjukan bahwa

perubahan bentuk dari sebuah kemasan menimbulkan suatu perbedaan

(Danger, 1992:23). Sebagian besar konsumen secara tidak langsung dalam

membeli sebuah produk memiliki beberapa kriteria diantaranya adalah bahwa

produk tersebut praktis atau mudah digunakan dan mudah pula untuk dibawa,

dibandingkan dengan bentuk yang tidak praktis dan sulit untuk dibawa

ditambah dengan ukuran yang besar. Selain itu, bentuk yang unik dan identik

dengan peusahaan, akan memudahkan mereka untuk menemukan produk

tersebut diantara ribuan produk di toko dan memudahkan untuk

mengingatnya (Eric Schulz, 2003:101-102). Untuk produk yang di pasarkan

di pasar swalayan atau toko, bentuk dan ukuran harus diperhitungkan karena

perusahaan hanya akan memiliki jatah beberapa persen saja dari keseluruhan

barang yang dijual di tempat tersebut. Dengan bentuk ukuran yang efisien

atau tidak banyak makan tempat, perusahaan tersebut akan dapat meletakan

produknya lebih banyak daripada produk lain yang sejenis di toko tersebut.

Yang menjadi pertimbangan dalam menentukan bentuk kemasan bagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

konsumen diantaranya adalah kemudahan pemakaian, kemudahan membawa

dan kemudahan penggunaannya.

4. Warna Kemasan

Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk mengandalkan

permainan warna dalam kemasan untuk menarik konsumennya, memudahkan

menemukan produk tersebut diantara ribuan produk disebuah toko dan

memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Pemilihan warna adalah salah

satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon dari pengunjung,

karena warna adalah hal yang pertama dilihat oleh pengunjung (Idarmadi,

2003:2). Orang pertama-tama melihat warna kemasan. Bentuk, penampilan,

produk dalam kemasan diperhatikan kemudian. Warna sangat vital pada

penjualan secara spontan karena warna menarik perhatian pelanggan dan

dapat menciptakan penjualan; ini juga sangat penting pada pembelanjaan di

supermarket diman hany sedikit orang yang mempunyai waktu pertimbangan

yang matang dan disutulah kemasan yang berdaya tarik pada pelanggan

menjadi kemasan yang menjual (danger, 1992: 24). Warna memiliki konotasi

indrawi yang sangat penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant

rool-on yang dikemas dalam tiga tabung yang berbeda-beda. Kebanyakan

responden menyimpulkan produk berwarna tertentu cepat mongering dan

efektif, produk kedua memilik aroma yang kuat, dan produk ketiga tidak

efektif dan bikin gatal. Reaksi konsumen bisa berbeda-beda padahal

produknya identik. Ini terjadi hanya karena factor perbedaan warna kemasan

saja (Sulaksana, 2003: 47).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

5. Label kemasan

Pada konteks sekarang, pemberian label berhubungan dengan data yang harus

mencakup pada kemasan, dan bukan pada signifikansi dari label yang

dipasang pada kemasan karena sebagai lawan dari cetak langsung. Label pada

kemasan terdiri atas informasi mengenai manfaat prodik, mengenai cara

penyajian, mengenai komposisi produk, berat, tanda yang jelas mengenai

bahaya, instruksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi kemasan (Danger,

1992 :137-138). Konsumen melakukan pembelian karena mereka mencari

manfaat yang disediakan produk tersebut. Sehingga, tempat terbaik unttk

menyampaikan manfaat-manfaat dari sebuah produk adalah pada bagian

depan kemasan. Disinilah perusahaan dapat mengatakan pada konsumen

bahwa mereknya memberikan manfaat yang diinginkan secara lebih baik

dibandingkan produk-produk pesaing (Eric Schulz, 2003: 100). Termasuk

didalamnya adalah komposisi dari produk, pada kemasan biasanya tercantum

manfaat dari komposisi produknya. Tingginya kesadaran akan pentingnya

sumber makanan sehat mendorong konsumen untuk mengetahui lebih

banyak, bagaimana produk-produk tersebut dihasilkan dan cara menguji

kadar nutrisinya. Tuntutan ini pula yang akhirnya membuat produsen

membuka pintu lebar-lebar bagi kosumen, dan membeberkan rahasia atau

teknik penanaman sumber pangan tersebut (Radio Singapore International,

2004). Informasi mengenai cara penyajian merupakan salah satu unsur yang

banyak dijumpai dalam kemasan. Dalam sebuah kemasan harus tercantum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

cara penyajian karena dengan tercantumnya kemudahan penyajiannya akan

membantu konsumen dalam membuat produk tersebut dan mereka tidak akan

mengalami kesulitan, jika tidak konsumen akan meninggalkan produk

tersebut ( Eric Schulz, 2003: 101).

F. Fungsi Kemasan

Kemasan merupakan “pemicu” karena fungsinya langsung berhadapan

dengan konsumen. Dengan demikian, kemasan harus dapat memberikan impresi

spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen ditempat penjualan

(Christine Suharto Cenadi, 2000: 2).

Dulu, boleh jadi kemasan dari sebuah produk seperti kemasan produk

makanan atau kemasan produk lainnya menitikberatkan fungsinya sekedar sebagai

pembungkus. Tetapi, seiring dengan perkembangan jaman dan perilaku konsumen,

kemudian fungsi kemasan pun menjadi berkembang lebih jauh dari hanya sekedar

pembungkus (Wacan Mitra, 2003: 50).

Perluasan fungsi tersbut menurut Wacana Mitra (2003:50) antara lain meliputi :

1. Daya Tarik

Sebagus apapun kualitas suatu produk, jika dijual di pasar bebeas, niscaya

tidaka akan memiliki daya tarik bagi kosumen jika dikemasa secara seadanya.

Karena itu, pasar swalayan, menjadikan daya tarik kemasan sebagai salah

satu penilaian terpenting diterima atau tidaknya produk supplier.

2. Meningkatkan Citra produk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Kemasan yang didesain secara menarik mengesankan citra dan kualitas yang

baik dari produk makanan yang di dalamnya.

3. Sarana Promosi

Untuk makanan yang lazim menerima pesanan seperti cake, cookies, dsb,

kemasan dapat berfungsi sebagai sarana promosi yang cukup efektif. Karena

itu, dalam kemasn perlu dicantumkan alamat lengkap produsen. Selain

produk makanan seperti nama toko atau tempat penjualan dai sebuah produk

juga dapat menjadikan kemasan sebagai saran promosi.

4. Meningkatkan Daya Beli

Dengan adanya kemasan produk makanan maupun minuman, akan memiliki

waktu kadaluarsa yang lebih lama sehingga memungkinkan untuk dipasarkan

ke wilayah yang jauh. Sebagai contoh, di kepualauan Riau banyak beredar

layer cake merek Apollo produksi perusahaan Malaysia. Cake tersebut

dikemas dalam plastik kualitas bagus dengan desain menarik ukuran kecil.

5. Gengsi Konsumen

Untuk produk tertentu yang ukurannya besar, kemasan cukup penting untuk

menjaga gengsi konsumen yang menentengnya, Misal, menenteng donat

dengan kemasan Dunkin Donuts tentu akan berbeda dengan menenteng donat

dalam kemasan plastic kresek.

6. Praktis

Dengan kemasan, konsumen dapat dengan mudah dan praktis membawa

produk seperti makanan atau minuman yang dibelinya kemana-mana. Karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

itu,bentuk makanan harus di desain dengan mempertimbangkan unsur

kepraktisan.

G. Kelebihan dan Kekurangan Kemasan

Produk yang dikemas memiliki kelebihan dan kekurangan yang diantaranya

adalah:

1. Kelebihan Kemasan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kemasan memiliki

perluasan fungsi, dimana perluasan fungsi ini antara lain: Wacana Mitra

(2003:50)

a. Menjadikan daya tarik bagi produk,

b. Meningkatkan citra produk di benak kosumen,

c. Sebagai saran promosi,

d. Meningkatkan daya tahan produk,

e. Menjaga gensi konsumen,

f. Praktis.

2. Kekurangan Kemasan

Salah satu kekurangan dari produk yang dikemas khusunya produk makanan

dan minuman adalah (Dr. Ir. Ali Khomsan, 2001) karena penggunaan bahan

tambahan makanan (BTM). Walaupun keberadaan BTM ini dapat

memberikan keuntungan dan kelebihan pada produk makanan dan minuman,

tetapi beberapa BTM ini ada yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia

dan ada yang merugikan tubuh jika di konsumsi berlebihan atau dalam jangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

waktu yang panjang. Keberadaan BTM adalah untuk membuat makanan

tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih

sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya

sungguh menakjubkan, penggunaan bahan pengawet yang paling banyak

digunakan di Indonesia yang seperti dikatakan di atas akan nerbahaya jika

dikonsumsi maupun merugikan tubuh jika digunakan dalam jangka waktu

yang panjang, yaitu:

a. Sulfit

Bahan pengawet sulfit dapat menyebabkan reaksi cukup fatal bagi

mereka yang peka. Bagi penderita asma, sulfite dapat menyebabkan

sesak nafas, gatal-gatal, dan bengkak. Sulfit digunakan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Jenis produk seperti

jus buah, sossi, dan acar kering sering menggunakan bahan pengawet

ini.

b. Nitrit

Pada tahun 1989 terdapat kasu biscuit beracun yang menelan korban

38 jiwa manusia. Ini akibat mengkosumsi nitrit yang secara tidak

sengaja ditambahkan pada makanan karena kekeliruan, Nitri adalah

pengawet pada daging. Pada daging kalengan (corned) nitrit bisa

digunakan dengan dosis 50 mg/kg

c. BHA atau BHT

Jika makanan diawetkan, umumnya akan kehilangan vitamin A dan E.

kedua vitamin tersebut bersifat sebagai antioksidan dan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan kerusakan.

Penggunaan BHA/BHT juga sebagai antioksidan, namun sudah ada

penelitian yang membuktikan bahwa BHA/BHT sebenarnya kurang

baik karena menyebabkan kelainan kromosom sel bagi orang yang

alergi terhadap aspirin.

Kelemahan lain dari kemasan khususnya untuk kemasan pemanen atau tidak

dapat di buka sebelum dibeli seperti kemasan makanan pada umumnya yang

tidak transparan, konsumen tidak dapat melihat secara langsung produknya.

Mereka hanya dapat melihat gambarnya pada kemasan saja, dalam keadaan

demikian konsumen dapat saja dirugikan karena produk pada gambar bisa

saja berbeda dengan pruduk yang sebenarnya yang terdapat dalam kemasan

tersebut.

H. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya

proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut (Swastha dkk., 1997).

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan

bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu.

Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun

kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian

suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang

mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang

diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah

yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana

membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian

sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang

dibeli.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap

suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program

pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor

ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa

membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi

perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program

promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.

Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut: (1)

Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha

memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya

terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah

dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal

utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang

lain; (2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini

sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak

dapat diamati secara langsung; (3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan

perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat

luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya

I. Model Prilaku Konsumen

Pemahaman terhadap prilaku konsumen sangat penting untuk keberhasilan

system pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus meneliti hubungan

antara rangsangan pemasaran dengan tanggapan konsumen yang secara sederhana

ditunjukan pada gambar berikut ( Philip Kotler,1985: 203).

Rangsangan dari luar Kotak hitam pembeli Keputusan pembeli

pemasaran Lain-lain
Pilihan produk
Harga Ekonomi Crri-ciri Proses Pilihan merek
Produk Tehnologi pembeli keputusan Pilihan penjualan
Distribusi Politik pembeli Waktu pembelian
Promosi Kebutuhan Jumlah pembelian

Gambar diatas menunjukan hubungan antara rangsangan pemasaran dengan

tanggapan konsumen.

J. Persepsi Konsumen

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap

orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pendengaran penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami

persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suat

penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar

terhadap situasi.

Menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kaanuk (1994 : 162), persepsi

didefinisikan sebagai berikut: “the process by which an individual selects, organized,

and interprest stimuli into a meaningful and coherent picture of the world.”

Dimana stimuli merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang

dapat mempengaruhi tanggapan individu sehinnga menghasilkan persepsi konsumen

akan hal tersebut. Sedangkan persepsi konsumen merupakan suatu proses bagaimana

stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan.

Sedangkan menurut Micahel R. Solomon (1996), persepsi adalah proses yang

digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia

yang memiliki arti. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang

sama.
Stimuli
Penglihatan, Suara, Bau, Rasa, dan
Texture
Sensasi Indera penerima

Pemberian arti Perhatian

Interpretasi

Tanggapan

Persepsi

Sumber : Micahel R. Solomon, “Consumer Behavior”,

Prentice-Hall, international, 1996


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Beberapa faktor perbedaan pandangan antar individu:

‰ Pengaruh tampilan fisik (physical apprearances). Dimana individu

cenderung mengasosiasikan suatu bentuk fisik dari objek yang

diamati termasuk satu pernyataan dan pandangan yang berlaku umum.

Misalnya: warna putih menunjukkan sesuatu yang bersih, maka

banyak pemasar memakai warna itu untuk produk pembersih pakaian

‰ Gaya meniru (stereotypes). Individu cenderung untuk mengartikan

sebuah gambar atau tampilan dalam pikiran mereka dari yang sesuai

dengan stimuli yang mendorongnya. Misalnya: penampilan seorang

figur atau idola yang menggunakan produk tertentu cenderung akan

ditiru oleh konsumen

‰ Isyarat yang menyimpang (irrelevant cues). Jika pertimbangan yang

dibutuhkan untuk membentuk keputusan dirasakan sulit, konsumen

biasanya terpaksa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan

hal-hal diluar spesifikasi dasar produk tersebut. Misal: konsumen

membeli mobil tidak didasarkan pada spesifikasi mobil tetapi hanya

melihat model, warna, atau penampilan mobil itu.

‰ Kesan pertama (first impression). Kesan pertama cenderung

diabadikan dalam benak konsumen. Mereka akan menangkap positif

atau negatif dari suatu produk tergantung bagaimana produk itu

memposisikannya dalam benak konsumen. Misal: memposisikan

produk dengan harga yang paling murah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

‰ Pengaruh penilaian (hallo effect). Persepsi seseorang cenderung

dipengaruhi orang lain. Jika orang lain menganggap baik suatu

produk, maka konsumen biasanya percaya atas penilaian itu.

K. Minat

Minat merupakan salah satu factor psikologis manusia yang sangat penting untuk

kemajuan manusia dan keberhasilan diri seseorang. Minat juga merupakan

pendorong bagi seseorang untuk terlibat secara aktif dan mengarahkan perhatian

pada objek yang ia sukai.

Banyak factor yang mempengaruhi minat seseorang, diantaranya status social,

tingkat ekonomi, umur, bakat, pengetahuan, pekerjaan, kepribadian, dan lain-lain.

Selain itu juga, seseorang akan memiliki minat terhadap objek tertentu apabila

sebelumnya telah memiliki persepsi positif terhadap objek itu. Persepsi merupakan

penafsiran, pemberian makna, atau pengertian terhadap objek tertentu sebagai hasil

suatu pengamatan (Agus Puji Susanto, 2007).

Definisi dari minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek

untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang pada bidang

tersebut (Winkel,1987: 30).

Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan dimana

seseorang menaruh perhatian terhadap objek tertentu disertai dengan adanya

kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut (Bimo Walgito,

1997: 38).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

L. Minat beli konsumen

Konsumen membentuk intensi untuk membeli produk atau jasa yang di sukai,

dipengaruhi oleh :

1. Sikap atau pendirian orang lain.

Kekuatan pendirian orang lain dapat mengurangi alternative yang disukai

seseorang tergantung pada intensitas pendirian negatif orang lain terhadap

alternative yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Semakin kuat sikap negatif orang lain, dan

semakin dekat orang lain tersebut, konsumen akan semakin

menyesuaikan intensi pembeliannya.

2. Faktor situasi yang tidak diantisipasi

Konsumen membentuk suatu intensi pembelian atas dasar faktor-faktor

seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan

manfaat produk yang diharapkan. Bila konsumen bertindak, tetapi factor

situasi yang tidak terantisipasi terjadi, kemungkinan akan mengubah

minat pembelian tersebut.

3. konsep diri atau kepribadian

Menurut Kotler ( 1996: 161), setiap orang mempunyai kepribadian yang

berbeda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Yang dimaksud

kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang

menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan bertahan

lama terhadap lingkungannya. Kepribadian orang biasanya digambarkan

dengan istilah seperti: percaya diri, gampang mempengaruhi, berdiri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

sendiri, menghargai orang lain, bersifat social, sifat membela diri dan

dapat beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang bermanfaat

untuk menganalisis perilaku penbeli dan berdasarkan hal itu kepribadian

dapat diklasifikasi, dianalisis kuat-lemahnya korelasi antara tipe

kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek tertentu. Mislnya,

sebuah perusahaan komputer pribadi mungkin menemukan bahwa banyak

calon pembeli mempunyai kepribadian yang kuat dalam percaya diri,

gampang mempengaruhi, dan mandiri. Hal ini berarti bahwa dapat

dipakai suatu pendekatan periklanan yang memproyeksi kualitas-kualitas

tersebut kepada orang-orang yang membeli atau memiliki komputer.

4. Motivasi

Aspek motivasi dapat mempengaruhi benak calon pembeli ketika akan

melakukan keputusan pembelian. Seseorang menaruh minat untuk

membeli suatu produk. Mengapa demikian? Apakah yang sebenarnya dia

cari? Kebutuhan apakah yang coba ia puaskan?

Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan yang berbeda pada suatu

waktu. Kebutuhan dapat muncul dari fisiologis seperti lapar, dahaga, dan

tidak nyaman. Dan sebagian muncul dari ketegangan psikologis seperti

kebutuhan untuk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh

lingkungannya.

Apakah seseorang membutuhkan suatu produk karena ia memang

membutuhan hal itu sebagai kebutuhan fisiologis, atau hanya karena

beberapa teman menggunakannya, maka ia juga ikut menggunakannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Dua macam bentuk kebutuhan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemasar

atau perusahaan untuk menarik calon konsumen untuk melakukan

pembelian ( Kotler, 1990:169)

M. Pengaruh kemasan terhadap minat beli konsumen

Kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi

melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di

pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan

untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna,

grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar

akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk

dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara

menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi

sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk. (Danger,1992)

Sedangkan menurut Eric Sculz (2003), strategi kemasan itu sendiri adalah strategi

pemasaran yang diciptakan, dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran

dari sebuah perusahaan untuk lebih memusatkan perhatiannya pada penciptaan,

pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya kosumen dapat menemukan

alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat mereka lebih memilih

produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

N. Kerangka pikir

Merek pada
kemasan

Gambar pada
kemasan

Bentuk pada Evaluasi Minat


kemasan (Persepsi) beli

Warna pada
kemasan

Label pada
kemasan

O. Hipotesa

1. ada pengaruh faktor merek pada kemasan, gambar pada kemasan, bentuk

kemasan, warna kemasan dan label pada kemasan secara bersama-sama terhadap

minat beli konsumen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan studi kasus yaitu penelitian terhadap beberapa objek

yang populasinya terbatas sehingga kesimpulan yang akan ditarik terbatas pada

objek yang diteliti saja, jadi tidak berlaku secara umum.

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian : Universitas Sanata Dharma

Waktu penelitian : Bulan Maret 2008

C . Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diteliti adalah konsumen yang mengkonsumsi mie

instant Indomie

2. Objek penelitian

Objek penelitian yang diteliti adalah faktor-faktor pada kemasan yang

mempengaruhi minat beli konsumen

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa variable penelitian yang dikemukakan,

yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

1. Variabel Independen

kemasan, mengukur kemasan, berupa pernyataan dan persepsi konsumen

terhadap atribut kemasan (Merek pada kemasan, Gambar pada kemasan,

Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label pada kemasan)

2. Variabel dependen

Minat beli, Mengukur minat beli konsumen terhadap produk secara

keseluruhan

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang diteliti, dalam hal ini

yang dianggap populasi adalah seluruh mahasiswa Sanata Dharma yang

menjadi konsumen mie instant Indomie

.2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini penulis mengunakan

rumus Sloven 1960 yang dikutip Sevila 1994 (Umar Husein,1998:78)

perhitungannya sebagai berikut :

Diketahui populasi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma periode

2006/2007 sebanyak 10.481 (sepuluh ribu empat ratus delapan puluh satu)

Mahasiswa

N
n=
1 + Ne 2

n = Ukuran Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

e = Persen kelonggaran,ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diiginkan 10%

N= Jumlah populasi sebanyak 10.481 mahasiwa

10.481
n=
1 + (10.481 × 0,12 )

n = 99,054

Ukuran sampel yang didapat berdasarkan rumus diatas sebesar 99,054 orang

Mahasiswa. Untuk mempermudah penelitian sehingga nantinya didapat data

yang valid dan reliabel maka jumlah tersebut dibulatkan menjadi 100 orang

Mahasiswa. Dengan berpijak dan berlandaskan hal diatas maka diputuskan

dalam penelitian ini jumlah Mahasiswa yang akan dijadikan Responden

sebanyak 100 orang Mahasiswa.

.3. Teknik pengambilan sampel

Teknik yang digunakan adalah metode purposive sampling dimana

pengambilan elemen-elemen yang dimaksud dalam sampel dilakukan dengan

sengaja, dengan catatan representatif atau dapat mewakili populasi.

Selain itu untuk mempermudah dalam menyebarkan kuesioner maka

digunakan metode insidental, yaitu responden yang diambil adalah orang-

orang yang dapat dijumpai penulis saat penelitian dilakukan.

F. Data yang dibutuhkan

1. Data primer

Dalam penelitian ini data primer adalah data yang diperoleh dari responden

berkaitan dengan minat untuk membeli mie instant Indomie


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2. Data sekunder

Di dapat dari laporan perpustakaan Universitas Sanata Dharma, buku-buku

teori, dll.

G . Metode pengumpulan Data

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini konsumen yang

mengkonsumsi mie Instan Indomie

2. Kuesioner

Yaitu membuat sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada

responden untuk memperoleh sejumlah data tentang identitas dan penilaian

responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen.

Untuk metode kuesioner daftar pertanyaan memiliki item sebagai variasi

jawaban tiap variable untuk pertanyaan yang berhubungan dengan variable

penelitian atau pertanyaan diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor 1-

5 yang sesuai dengan Skala Likert yaitu:

a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S)

c. Netral (N)

d. Tidak Setuju ( TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

H . Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Yaitu suatu alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur

memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya dengan

menggunakan teknik Korelasi Product moment:

N∑xy−(∑x)(∑y)
rxy=
(N∑X2 −(∑x)2(N∑y2 −(∑y)2)

X : Nilai masing-masing butir per item

Y : Nilai seluruh butir item

RXY: Korelasi product Moment

Jika r hitung > r table dengan taraf keyakinan 95 % maka instrument

dikatakan valid

Jika r hitung < r table dengan taraf keyakinan 95 % maka instumen dikatakan

invalid

2. Uji Reliabilitas

Analisis reliabiliatas digunakan untuk menunjukan adanya penyesuaian

antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan. Untuk

mengujinya dapat digunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut:

⎛ k ⎞⎛⎜ Σσ b ⎞
2
r11 = ⎜ ⎟⎜1 − 2 ⎟⎟
⎝ k − 1 ⎠⎝ σt ⎠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

σ t2 = varians total

Σσ b2 = jumlah varians butir

(α) = 0.05

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan bisa digunakan kriteria Guilfrod (Azwar,2004:98), yaitu

1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan.

2. 0,20 - <0,40 : Hubungan yang kecil tidak erat

3. 0,40 - <0,70 : Hubungan yang cukup erat

4. 0,70 - <0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - <1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sangat sempurna

I. Metode Analisis Data

1. Analisis data secara kualitatif

Analisis ini digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi minat

beli. Untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen

digunakan alat kuesioner. Karena kuesioner masih merupakan data kualitatif,

maka data tersebut harus dikuantifikasikan dengan langkah pembobotan untuk

masing-masing sub variable dengan menggunakan skala Likert (Iqbal

Hasan,2002:72). Jawaban setiap item instrument ini memiliki gradasi sangat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

tertinggi (sangat positif) sampai pasa terendah (sangat negatif). Adapun

kriteriapenilaian/pembobotannya sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = skor 5

Setuju ( S ) = skor 4

Netral ( N ) = skor 3

Tidak Setuju ( TS) =skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

2. Analisis data secara kuantitatif

a) Untuk menguji hipotesa yaitu faktor Merek, Gambar pada kemasan, Bentuk

kemasan, Warna Kemasan, dan Label kemasan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minat beli konsumen, maka diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Mencari persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan rumus:

Y= b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+b5x5

Keterangan:

Y = minat beli

X1= merek

X2= gambar pada kemasan

X3= bentuk kemasan

X4= warna kemasan

X5= label pada kemasan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

a = konstanta

b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

b3 = koefisien regresi X3

b4 = koefisien regresi X4

b5 = koefisien regresi X5

2) Untuk mencari pengaruh variabel bebas X1, X2, X3, X4,dan X5 terhadap

variabel tergantung yaitu jumlah tabungan (Y) digunakan rumus:

b1∑ x1 y +b 2∑ x 2 y +b3∑ x3 y +b 4∑ x 4 y +b5∑ x5 y


ry(1, 2,3, 4,5) = 2
∑y

keterangan:

Ry (1,2,3,4,5) = koefisien korelasi

b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi x1,x2,x3,x4,x5

X1 = merek

X2 = gambar pada kemasan

X3 = bentuk kemasan

X4 = warna kemasan

X5 = label pada kemasan

Y = minat beli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3) Untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak, maka

diadakan uji F:

R 2 (N − m − 1)
Freg =
(
m 1 − R2 )
keterangan:

F regresi = harga F regresi yang dicari

N = banyaknya subjek yang telibat

m = banyaknya prediktor

R² = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-

prediktor

Langkah-langkah:

• Perumusan hipotesis
HO : secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
HA : secara bersama-sama variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
• Menentukan nilai kriris dalam distribusi F dengan tingkat signifikasi(
α) adalah 5 % dan derajat bebasnya ( k; n-k-1)
• Menghitung nilai F hitung dengan program SPSS
• Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa:
Hipotesa HO diterima bila : F hitung < F tabel, bila F hitung < 2,3113
Hipotesa HO ditolak bila : F hitung > F tabel, bila F hitung > 2,3113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

b) Untuk menjawab masalah kedua yaitu atribut kemasan manakah yang paling

mempengaruhi minat beli konsumen, dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi

persamaan regresi beganda. Koefisien persamaan regresi berganda yang

signifikan (level of significant 5%) dan terbesarlah yang paling mempengaruhi

minat beli konsumen.

3. Koefisien Determinasi

Derajat ketetapan atau koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa

besar variasi dalam varaiabel dependent (minat beli) yang dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel independent ( merek pada kemasan, gambar pada kemasan,

bentuk kemasan, warna kemasan, dan label kemasan) secara bersama-sama. Adapun

rumus yang digunakan ( Algiafri, 1997: 36) adalah:

b1∑x1y + b2∑x2y + b3∑x3y + b4∑x4y + b5∑x5y


R2 =
∑y 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SEJARAH USD

Sejarah berdirinya Universitas Sanata Dharma, diawali dengan Perguruan

Tinggi Pendidikan Guru Sanana Dharma (PTPG-SD). Selanjutnya PTPG tersebut

mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan

didunia pendidikan.

PTPG Sanata Dharma (1955 – 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof.

Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun

1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus

(Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-

kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola

oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang

dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater

Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus

menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah

pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa

Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus

menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma

dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu

itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor

Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang

berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan

pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini

Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG

menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah

menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan

bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini

Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan

SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11

Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP

Sanata Dharma berdiri sendiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik

Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai

sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata

Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B – Swt / U / 1965. Surat Keputusan

ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana),

IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I,

II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS,

dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya

dibika program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK

Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi

Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan

perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru

sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan

pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata

Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca

Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.

Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma.

Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab,

perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen,

biro / lembaga / pusat / serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik,

penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

VISI DAN MISI

VISI : USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) provinsi Indonesia

bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha

melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan

keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam

penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum

muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas

Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others),

perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan

semangat dialogis.

MISI : USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat,

lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan

humanis dan dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral,

emosional, dan sprititual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik

mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki

kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan

lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.

TUJUAN PENDIDIKAN

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan

memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan

nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana

terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan

bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

Lokasi kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Fasilitas

a) KOLEKSI BUKU DI PERPUSTAKAAN

b) RUANG BACA DI PERPUSTAKAAN

c) APOTEK

d) POLIKLINIK

e) KAPEL

f) LABORATURIUM KOMPUTER DASAR

g) HOT SPOT

h) LABORATURIUM MULTIMEDIA

i) WORKSTATION

j) LABORATURIUM MICRO TEACHING

k) Lapangan Basket

l) KORP SUKARELA

m) MAPASADHA( Mahasiswa Pecinta Alam Sanata Dharma)

n) Menwa (Resimen Mahasiswa)

o) Kelompok Paduan suara

p) Lapangan Sepak Bola

q) Kelompok Taekwondo

r) Gedung teater

Jumlah keseluruhan mahasiswa dalam empat tahun terakhir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

No Fakultas 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 FKIP 3.590 3.609 4.032 4.241

2 Ekonomi 2.383 2.143 2.389 1.796

3 MIPA 617 647 591 391

4 Sastra 1.148 1.125 1.262 951

5 Teknik 1.930 1.870 1.773 1.422

6 Farmasi 798 735 739 668

7 Psikologi 910 828 887 744

8 Teologi 304 300 300 312

Jumlah 11.680 11.257 11.973 10.525

9 S2 Teologi 33 29 29 35

S2 Ilmu Religi dan


10 44 13 37 36
Budaya

S2 Kajian Bahasa
11 37 24 85 149
Inggris

Jumlah 114 66 151 220

English Extension
12 596 525 456 419
Course

Jumlah Total 12.390 11.848 12.580 10.481


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

B. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR

Perusahaan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta

Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal

15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni

1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan No.C2-2915.HT.01.01 Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan

di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5

Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12

tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611.

Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT

Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5

Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

Perseroan adalah produsen mi instan yang meliputi pembuatan mi dan pembuatan

bumbu mi instan serta pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Fasilitas produksi

untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra,

Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di

pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan

Surabaya yang didukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di Citereup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran

Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi penyedia

utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan consumen di

Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan distribusinya

meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31

Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional

yang menjangkau lebih dari 150.000 pengecer tersebar di berbagai pulau di

Indonesia. Kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual

produknya kepada masyarakat dengan cara (1) penjualan langsung, yaitu dilakukan

dengan menggunakan armada penjualan sendiri yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa,

Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, (2) penjualan tidak langsung, meliputi

wilayah pemasaran di seluruh Indonesia. Dilakukan lewat distributor lalu pngecer dan

grosir baru ke konsumen akhir, dan (3) lewat promosi, melalui media cetak maupun

elektronik.

Profil Perusahaan

Alamat : Gedung Ariobomo Sentral Lantai 12 Jl. H.R. Rasuna SAid X-2 Kav. 5

Jakarta 12950

Telepon : (021) 522 8822


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Faksimili : (021) 522 6014

Manajemen

Komisaris Utama : Manuel V. P

Komisaris :

• Benny Setiawan S.

• Edward A. Tortorici

• Ibrahim Risjad

• Robert Charles N.

• Albert de Rosario

Komisaris Independen :

• Utomo Josodirjo

• Torstein Stephansen

• Wahjudi Prakarsa

• Juan Bernal Santos

Direktur Utama : Anthoni Salim

Wakil Direktur :

• Cesar M. de la Cruz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

• Fransiscus Welirang

• Darmawan Sarsito

Direktur :

• Aswan Tukiaty

• Tjhie Tje Fie

• Taufik Wiraarmadja

• Philip Suwardi P.

• C.M. Djoko Wibowo

• M.P. Sibarani

Pemegang Saham :

1. CAB Holdings Limited : 51,53%

2. Commissioners : 0,04%

3. Directors : 0,02%

4. Others (Below 5 %) : 48,41%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Produk dan Layanan

• Indomie

• Sarimi

• Supermi

• Kecap Indofood

• Promina

• SUN

• Bumbu Kaldu Indofood

C. INDOMIE

Indomie adalah merek mi Instan terpopuler di Indonesia, diproduksi oleh PT.

Indofood Sukses Makmur Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri,

antara lain Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di Indonesia, sebutan

"Indomie" juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak jarang orang

membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok. Saat terjadi

bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan seperti Indomie,

tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya.

Konsumsi Indomie secara terus menerus tidak dianjurkan. Indomie mengandung

pewarna tartazine yang tidak baik dikonsumsi untuk jangka panjang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus

atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga indomie juga sangat murah, di

Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya Rp. 900,00 atau sekitar 10 sen dolar

Amerika. Di Australia, indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau

Aud$10 untuk 1 kardus berisi 40 bungkus indomie.

Satu bungkus indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi

5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm,

bubuk perasa dan bawang goreng.

Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.

Jenis - Jenis Indomie

Indomie JUMBO Mi Goreng

Indomie JUMBO Mi Goreng Rasa Ayam Panggang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Indomie JUMBO Mi Goreng Rasa Baso Sapi

Indomie Mie Keriting Goreng Spesial

Indomie Mi Goreng

Indomie Mi Goreng Pedas

Indomie Mi Goreng Rendang

Indomie Mi Goreng Sate


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Indomie Rasa Ayam Bawang

Indomie Rasa Ayam Spesial

Indomie Rasa Kaldu Ayam

Indomie Rasa Kaldu Udang

Indomie Rasa Kari Ayam

Indomie Rasa Sapi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Indomie Rasa Sayuran

Indomie Rasa Soto Mie


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang analisis data yang telah diperoleh selama pelaksanaan

penelitian serta pembahasannya. Analisis data dibagi dalam dua bagian yaitu analisis

deskriptif, yang meliputi deskripsi identitas responden dan deskripsi terhadap

variabel-variabel penelitian serta analisis statistik digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian.

A. Identitas Responden

. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 100 mahasiswa

dan penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Dalam membagikan

kuesioner penulis menggunakan metode insidental sampling yaitu penulis

memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang pada saat itu penulis jumpai di

Universitas Sanata Dharma.

Untuk memperoleh gambaran tentang responden berkaitan dengan jenis

kelamin, usia, dan uang saku perbulan para mahasiswa Universitas Sanata

Dharma, Mrican maka penulis akan menyajikan data dalam bentuk distribusi

skor/frekuensi. Adapun hasil dari penelitian tersebut akan disajikan dalam

pembahasan berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

a. Distribusi frekuensi jenis kelamin

tabel V.1
Frekuensi Prosentase
Jenis kelamin
Laki-laki 72 72%
Perempuan 28 28%
Total 100 100%
(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dari sampel 100 orang mahasiswa dapat diketahui

bahwa responden yang berjenis kelamin Laki-laki ada sebanyak 72% atau ada

72 orang mahasiswa. Dan responden yang berjenis kelamin Perempuan ada

sebanyak 28% atau ada 28 orang Mahasiswa. Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian ini adalah Laki-laki.

b. Distribusi frekuensi usia

Tabel V. 2

Usia frekuensi prosentase

≤ 20 tahun 44 44%

21 tahun – 25 tahun 53 53%

> 25 tahun 3 3%

Total 100 100%


(Sumber : data yang diolah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Berdasarkan tabel diatas, dari sampel 100 orang mahasiswa dapat diketahui

bahwa bahwa responden yang berusia ≤ 20 tahun ada sebanyak 44% atau ada

44 orang mahasiswa. Responden yang berusia 21 tahun – 25 tahun ada

sebanyak 53% atau ada 53 orang ahasiswa. Dan responden yang berusia > 25

tahun ada sebanyak 3% atau ada 3 orang mahasiswa Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian, berusia ≤ 20 tahun.

c. Distribusi frekuensi uang saku perbulan

Tabel V.3

Uang saku frekuensi prosentase

≤ Rp. 500.000,- 37 37%

Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,- 51 51%

≥ Rp. 1.000.000,- 12 12%

Total 100 100%


(Sumber : data yang diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dari sampel 100 orang mahasiswa dapat diketahui

bahwa bahwa responden yang memiliki uang saku per bulan ≤ Rp. 500.000,-

ada sebanyak 37% atau ada 37 orang mahasiswa. Responden yang memiliki

uang saku per bulan Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,- ada sebanyak 51% atau

ada 51 orang mahasiswa. Dan responden yang memiliki uang saku per bulan

≥ Rp. 1.000.000,- ada sebanyak 12% atau ada 12 orang Mahasiswa Dari data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian, memiliki

uang saku per bulan Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,-.

d. Distribusi frekuensi pembelian mie instant (merek apa saja) / bulan

Tabel V.4

Frekuensi pembelian frekuensi prosentase

≤ 5 kali 12 12%

6 – 10 kali 27 27%

> 10 kali 61 61%

Total 100 100%


(Sumber : data yang diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dari sampel 100 orang mahasiswa dapat diketahui

bahwa responden yang melakukan pembelian mie instant (merek apa saja) ≤

5 kali dalam satu bulan, ada sebanyak 12% atau ada 12 orang mahasiswa.

Responden yang melakukan pembelian mie instant (merek apa saja) 6 – 10

kali dalam satu bulan, ada sebanyak 27% atau ada 27 orang mahasiswa. Dan

responden yang melakukan pembelian mie instant (merek apa saja) > 10 kali

dalam satu bulan, ada sebanyak 61% atau ada 61 orang mahasiswa. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian,

melakukan pembelian mie instant (merek apa saja) > 10 kali dalam satu bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

e. Distribusi frekuensi mengkonsumsi mie instant (merek apa saja) / bulan

Tabel V.5

Frekuensi konsumsi frekuensi prosentase

≤ 15 kali 45 45%

15 – 29 kali 48 48%

≥ 30 kali 7 7%

Total 100 100%


(Sumber : data yang diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dari sampel 100 orang mahasiswa dapat diketahui

bahwa responden yang mengkonsumsi mie instant (merek apa saja) ≤ 15 kali

dalam satu bulan, ada sebanyak 45% atau ada 45 orang mahasiswa.

Responden yang mengkonsumsi mie instant (merek apa saja) 15 – 29 kali

dalam satu bulan, ada sebanyak 48% atau ada 48 orang mahasiswa. Dan

responden yang mengkonsumsi mie instant (merek apa saja) ≥ 30 kali dalam

satu bulan, ada sebanyak 7% atau ada 7 orang mahasiswa. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian, mengkonsumsi

mie instant (merek apa saja) 15 – 29 kali dalam satu bulan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai

sebagai bahan penelitian tersebut layak dipakai atau tidak. Analisis validitas

digunakan untuk menunjukan tingkat validitas atau kesahihan butir

pernyataan, dicari dengan menggunakan rumus koefisien product moment dari

pearson.

Sedangkan analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukan adanya

persesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan,

untuk mengukur atau mengujinya digunakan rumus Cronbach’s Alpha (α).

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan bisa digunakan kriteria Guilfrod (Azwar,2004:98), yaitu:

1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan.

2. 0,20 - <0,40 : Hubungan yang kecil tidak erat

3. 0,40 - <0,70 : Hubungan yang cukup erat (cukup reliabel)

4. 0,70 - <0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - <1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sangat sempurna

Adapun hasil pengujian validitas dan reliabilitas akan diuraikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

a. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variable merek pada kemasan

1. analisis validitas

tabel V.6
validitas butir pernyataan Persepsi terhadap merek pada kemasan
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.820 0,195 VALID/SAHIH
2 0,696 0,195 VALID/SAHIH
3 0,893 0,195 VALID/SAHIH
4 0,908 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel V.6, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel merek pada kemasan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel merek pada

kemasan dinyatakan valid/ sahih.

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.7
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.849 .849 4

(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,849. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel merek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

pada kemasan mempunyai hubungan yang reliabel karena berada pada kriteria

0,70-<0,90.

b. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variabel gambar pada kemasan

1. analisis validitas

tabel V.8
validitas butir pernyataan persepsi terhadap gambar pada kemasan
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.875 0,195 VALID/SAHIH
2 0,889 0,195 VALID/SAHIH
3 0,834 0,195 VALID/SAHIH
4 0,908 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel V.8, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel gambar pada kemasan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel gambar pada

kemasan dinyatakan valid/ sahih.

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.9
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.897 .900 4

(sumber: data yang diolah)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,900. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel

gambar pada kemasan mempunyai hubungan yang sangat reliabel karena

berada pada kriteria 0,90 - <1,00

c. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variabel bentuk kemasan

1. analisis validitas

tabel V.10
validitas butir pernyataan persepsi terhadap bentuk kemasan
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.799 0,195 VALID/SAHIH
2 0,888 0,195 VALID/SAHIH
3 0,936 0,195 VALID/SAHIH
4 0,894 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel V.10, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel bentuk kemasan memiliki

nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan

bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel bentuk kemasan dinyatakan

valid/ sahih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.11
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.903 .902 4

(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,902. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel

bentuk kemasan mempunyai hubungan yang sangat reliabel karena berada

pada kriteria 0,90 - <1,00

d. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variabel warna pada kemasan

1. analisis validitas

tabel V.12
validitas butir pernyataan Persepsi terhadap warna pada kemasan
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.752 0,195 VALID/SAHIH
2 0,799 0,195 VALID/SAHIH
3 0,786 0,195 VALID/SAHIH
4 0,754 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel V.12, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel warna pada kemasan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel warna pada

kemasan dinyatakan valid/ sahih.

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.13
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.769 .777 4

(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,777. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel warna

pada kemasan mempunyai hubungan yang reliabel karena berada pada kriteria

0,70-<0,90.

e. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variabel label pada kemasan

1. analisis validitas

tabel V.14
validitas butir pernyataan Persepsi terhadap label pada kemasan
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.755 0,195 VALID/SAHIH
2 0,889 0,195 VALID/SAHIH
3 0,869 0,195 VALID/SAHIH
4 0,614 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Berdasarkan tabel V.14, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel label pada kemasan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel label pada kemasan

dinyatakan valid/ sahih.

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.15
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.791 .797 4

(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,797. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel label

pada kemasan mempunyai hubungan yang reliabel karena berada pada kriteria

0,70-<0,90.

f. Analisis validitas dan reliabilitas untuk variabel minat beli

1. analisis validitas

tabel V.16
validitas butir pernyataan minat beli
Item r-hitung r-tabel Status
1 0.831 0,195 VALID/SAHIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

2 0,874 0,195 VALID/SAHIH


3 0,891 0,195 VALID/SAHIH
4 0,872 0,195 VALID/SAHIH
(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan tabel V.16, bisa dilihat bahwa dari semua butir pertanyaan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel label pada kemasan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel). Maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel minat beli

dinyatakan valid/ sahih.

2. Analisis reliabilitas.

tabel V.17
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.887 .890 4

(sumber: data yang diolah)

Berdasarkan dengan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

spss 13, didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (α) 0,890. dengan menggunakan

kriteria guilford dapat dikatakan bahwa butir pernyataan dalam variabel minat

beli mempunyai hubungan yang reliabel karena berada pada kriteria 0,70-

<0,90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

C. Analisis Variabel Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana persepsi responden terhadap atribut kemasan Indomie

dan bagaimana minat beli responden terhadap produk Indomie, maka penuslis

menggunakan perhitungan rata-rata, dengan cara sebagai berikut:

a) Dihitung skor keseluruhan dari jawaban responden untuk masing-masing

atribut-atribut kemasan dan minat beli.

b) Mencari rata-rata skor masing atribut dan minat beli oleh semua responden,

dengan rumus : (Total skor X bobot) / total jumlah jawaban

c) Setelah ditemukan rata-rata skor tiap atribut, dapat dilihat rata-rata tersebut

masuk dalam kategori yang mana.

Untuk menetukan apakah suatu atribut kemasan masuk dalam kategori sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat kurang baik, digunakan dasar

untuk tiap kategori atau item jawaban, yaitu sebagai berikut

Sangat kurang baik / sangat rendah = 1 - 1,79

Kurang baik / rendah = 1,80 - 2,59

Cukup baik / cukup tinggi = 2,60 - 3,39

Baik / tinggi = 3,40 - 4,19

Sangat baik / sangat tinggi = 4,20 - 4,99

Berdasarkan dari data-data diatas dapat diketahui bagaimana persepsi

responden terhadap atribut-atribut kemasan Indomie, dan minat beli

responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

1. Merek pada kemasan

Tabel V.18 Analisis skor persepsi terhadap merek pada kemasan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 1 6 23 55 15 100 377
2. 0 14 27 44 15 100 360
3. 8 18 30 38 6 100 316
4. 10 16 35 36 3 100 306
Jumlah 19 54 115 173 39 400 1359
% 4.75 13.5 28.75 43.25 9.75 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor merek pada kemasan dalam penelitian ini diukur melalui 4

pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam

tabel V.18 tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan

yang diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 19

jawaban (4.75%) sangat tidak setuju (STS), 54 jawaban (13.5%) Tidak setuju

(TS), 115 jawaban (28.75%) Netral (N), 173 jawaban (43.25%) Setuju (S), 39

jawaban (9.75%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai persepsi

terhadap Merek pada kemaasan, adalah :

(Total skor x bobot) / 400 = 1359 / 400 = 3,39


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap merek pada

kemasan Indomie cukup baik.

2. Gambar pada kemasan

Tabel V.19 Analisis skor persepsi terhadap gambar pada kemasan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 13 33 46 8 100 349
2. 0 23 24 49 4 100 334
3. 0 22 16 49 13 100 353
4. 6 33 22 38 1 100 295
Jumlah 6 91 95 182 26 400 1331
% 1.5 22.75 23.75 45.5 6.5 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor gambar pada kemasan dalam penelitian ini diukur melalui 4

pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam

tabel V.19 tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan

yang diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 6

jawaban (1.5%) sangat tidak setuju (STS), 91 jawaban (22.75%) Tidak setuju

(TS), 95 jawaban (23.75%) Netral (N), 182 jawaban (45.5%) Setuju (S), 26

jawaban (6.5%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai persepsi

terhadap gambar pada kemasan, adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

(Total skor x bobot) / 400 = 1331 / 400 = 3,32

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap gambar pada

kemasan Indomie cukup baik.

3. Bentuk kemasan

Tabel V.20 Analisis skor persepsi terhadap bentuk kemasan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 2 10 29 46 13 100 358
2. 2 9 14 57 18 100 380
3. 2 13 10 59 16 100 374
4. 0 20 19 49 12 100 353
Jumlah 6 52 72 211 59 400 1465
% 1.5 13 18 52.75 14.75 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor bentuk kemasan dalam penelitian ini diukur melalui 4

pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam

tabel V.20 tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan

yang diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 6

jawaban (1.5%) sangat tidak setuju (STS), 52 jawaban (13%) Tidak setuju

(TS), 72 jawaban (18%) Netral (N), 211 jawaban (52.75%) Setuju (S), 59

jawaban (14.75%) Sangat Setuju (SS)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai persepsi

terhadap bentuk pada kemasan, adalah :

(Total skor x bobot) / 400 = 1465 / 400 = 3,66

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap bentuk

kemasan Indomie baik.

4. Warna kemasan

Tabel V.21 Analisis skor persepsi terhadap warna kemasan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 12 40 40 8 100 344
2. 0 7 32 45 16 100 370
3. 0 7 34 52 7 100 359
4. 2 8 18 49 23 100 383
Jumlah 2 34 124 186 54 400 1456
% 0.5 8.5 31 46.5 13.5 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor warna kemasan dalam penelitian ini diukur melalui 4

pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam

tabel V.21 tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan

yang diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 2

jawaban (0.5%) sangat tidak setuju (STS), 34 jawaban (8.5%) Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

(TS), 124 jawaban (31%) Netral (N), 186 jawaban (46.5%) Setuju (S), 54

jawaban (13.5%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai persepsi

terhadap warna pada kemasan, adalah :

(Total skor x bobot) / 400 = 1456 / 400 = 3,64

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap warna

kemasan Indomie baik.

5. Label pada kemasan

Tabel V.22 Analisis skor persepsi terhadap label pada kemasan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 14 33 53 0 100 339
2. 4 12 23 37 24 100 365
3. 1 10 17 47 25 100 385
4. 0 4 60 36 0 100 332
Jumlah 5 40 133 173 49 400 1421
% 1.25 10 33.25 43.25 12.25 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor label kemasan dalam penelitian ini diukur melalui 4

pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam

tabel V.22 tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

yang diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 5

jawaban (1.25%) sangat tidak setuju (STS), 40 jawaban (10%) Tidak setuju

(TS), 133 jawaban (33.25%) Netral (N), 173 jawaban (43.25%) Setuju (S), 49

jawaban (12.25%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai persepsi

terhadap label pada kemaasan, adalah :

(Total skor x bobot) / 400 = 1421 / 400 = 3,55

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap label

kemasan Indomie baik.

6. Minat beli

Untuk analisis skor minat beli, distribusi skor di lihat berdasarkan jenis

kelamin, usia, dan jumlah uang saku perbulan. Hal ini bertujuan untuk melihat

apakah ada perbedaan minat beli responden berdasarkan jenis kelamin, usia,

dan uang saku perbulan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

a) Analisis skor minat beli responden berdasarkan jenis kelamin

• Jenis kelamin laki-laki

Tabel V.23 Analisis skor minat beli responden jenis kelamin laki-laki

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 7 21 35 9 72 262
2. 0 3 19 41 9 72 272
3. 0 10 23 28 11 72 266
4. 2 26 26 18 0 72 204
Jumlah 2 46 89 122 29 288 1004
% 0.7 15.9 30.9 42.4 10.1 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.23

tampak bahwa dari 72 responden berjenis kelamin laki-laki yang menjawab 5

pertanyaan yang diajukan, diperoleh 288 jawaban yang terdistribusi sebagai

berikut: 2 jawaban (0.7%) sangat tidak setuju (STS), 46 jawaban (15.9%)

Tidak setuju (TS), 89 jawaban (30.9%) Netral (N), 122 jawaban (42.4%)

Setuju (S), 29 jawaban (10.1%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden laki-laki mengenai minat

beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 288 = 1004 / 288 = 3,48


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden berjenis kelamin

laki-laki terhadap Indomie baik / tinggi.

• Jenis kelamin perempuan

Tabel V.24 Analisis skor minat beli responden jenis kelamin perempuan

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 6 10 11 1 28 91
2. 0 2 7 16 3 28 104
3. 0 4 7 12 5 28 102
4. 1 8 14 5 0 28 79
Jumlah 1 20 38 44 9 112 376
% 0.9 17.9 33.9 39.3 8 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.24

tampak bahwa dari 28 responden berjenis kelamin perempuan yang menjawab

5 pertanyaan yang diajukan, diperoleh 112 jawaban yang terdistribusi sebagai

berikut: 1 jawaban (0.9%) sangat tidak setuju (STS), 20 jawaban (17.9%)

Tidak setuju (TS), 38 jawaban (33.9%) Netral (N), 44 jawaban (39.3%) Setuju

(S), 9 jawaban (8%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden perempuan mengenai

minat beli, adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

(Total skor x bobot) / 112 = 376 / 112 = 3,35

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden berjenis kelamin

perempuan terhadap Indomie cukup baik / cukup tinggi.

b) Analisis skor minat beli responden berdasarkan usia

• Usia ≤ 20 tahun

Tabel V.25 Analisis skor minat beli responden usia ≤ 20 tahun

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 5 15 22 2 44 153
2. 0 4 11 24 5 44 162
3. 0 6 15 17 6 44 155
4. 0 17 17 10 0 44 125
Jumlah 0 32 58 73 13 176 595
% 0 18.2 33 41.4 7.4 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.25

tampak bahwa dari 44 responden berusia ≤ 20 tahun yang menjawab 5

pertanyaan yang diajukan, diperoleh 176 jawaban yang terdistribusi sebagai

berikut: tidak ada jawaban sangat tidak setuju (STS), 32 jawaban (18.2%)

Tidak setuju (TS), 58 jawaban (33%) Netral (N), 73 jawaban (41.4%) Setuju

(S), 13 jawaban (7.4%) Sangat Setuju (SS)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden perempuan mengenai

minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 176 = 595 / 176 = 3,38

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden berusia ≤ 20 tahun

responden terhadap Indomie cukup baik / cukup tinggi.

• Usia 21 tahun – 25 tahun

Tabel V.26 Analisis skor minat beli responden usia 21 tahun – 25 tahun

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 7 16 22 8 53 190
2. 0 1 13 33 6 53 203
3. 0 6 15 23 9 53 194
4. 2 16 23 12 0 53 151
Jumlah 2 30 67 90 23 212 738
% 0.9 14.1 31.6 42.6 10.8 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.26

tampak bahwa dari 53 responden berusia 21 tahun – 25 tahun yang menjawab

5 pertanyaan yang diajukan, diperoleh 212 jawaban yang terdistribusi sebagai

berikut: 2 jawaban (0.9%) sangat tidak setuju (STS), 30 jawaban (14.1%)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Tidak setuju (TS), 67 jawaban (31.6%) Netral (N), 90 jawaban (42.6%) Setuju

(S), 23jawaban (10.8%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden yang berusia 21 tahun –

25 tahun mengenai minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 212 = 738 / 212 = 3,48

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden yang berusia 21

tahun – 25 tahun terhadap Indomie baik / tinggi.

• Usia > 25 tahun

Tabel V.27 Analisis skor minat beli responden usia > 25 tahun

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 1 1 1 0 3 9
2. 0 0 2 0 1 3 11
3. 0 2 0 0 1 3 9
4. 1 1 0 1 0 3 7
Jumlah 1 4 3 2 2 12 36
% 8.3 33.3 25 16.7 16.7 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.27

tampak bahwa dari 3 responden berusia > 25 tahun yang menjawab 5

pertanyaan yang diajukan, diperoleh 12 jawaban yang terdistribusi sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

berikut: 1 jawaban (8.3%) sangat tidak setuju (STS), 4 jawaban (33.3%) Tidak

setuju (TS), 3 jawaban (25%) Netral (N), 2 jawaban (16.7%) Setuju (S),

2jawaban (16.7%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden responden yang berusia

21 tahun – 25 tahun mengenai minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 12 = 36 / 12 = 3,00

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden yang berusia > 25

tahun terhadap Indomie cukup baik / cukup tinggi.

c) Analisis skor minat beli responden berdasarkan uang saku

• Uang saku ≤ Rp. 500.000,-

Tabel V.28 Analisis skor minat beli responden


dengan uang saku ≤ Rp. 500.000,-
No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 3 13 15 6 37 135
2. 0 2 8 20 7 37 143
3. 0 2 12 15 8 37 140
4. 0 12 16 9 0 37 108
Jumlah 0 19 49 59 21 148 526
% 0 12.8 33.1 39.9 14.2

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

tampak bahwa dari 37 responden dengan uang saku per bulan ≤ Rp. 500.000,-

yang menjawab 5 pertanyaan yang diajukan, diperoleh 148 jawaban yang

terdistribusi sebagai berikut: tidak ada jawaban sangat tidak setuju (STS),19

jawaban (12.8%) Tidak setuju (TS), 49 jawaban (33.1%) Netral (N), 59

jawaban (39.9%) Setuju (S), 21 jawaban (14.2%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden responden dengan uang

saku per bulan ≤ Rp. 500.000,- mengenai minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 148 = 526 / 148 = 3,55

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden dengan uang saku

per bulan ≤ Rp. 500.000,- terhadap Indomie baik / tinggi.

• Uang saku Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,-

Tabel V.29 Analisis skor minat beli responden dengan uang saku Rp.
501.000,- s/d Rp. 999.000,-
No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 6 15 26 4 51 181
2. 0 2 16 28 5 51 189
3. 0 9 17 18 7 51 176
4. 3 18 21 9 0 51 138
Jumlah 3 35 69 81 16 204 684
% 1.5 17.2 33.8 39.7 7.8 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.29

tampak bahwa dari 51 responden dengan uang saku per bulan Rp. 501.000,-

s/d Rp. 999.000,- yang menjawab 5 pertanyaan yang diajukan, diperoleh 204

jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 3 jawaban (1.5%) sangat tidak

setuju (STS), 35 jawaban (17.2%) Tidak setuju (TS), 69 jawaban (33.8%)

Netral (N), 81 jawaban (39.7%) Setuju (S), 16 jawaban (7.8%) Sangat Setuju

(SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden dengan uang saku per

bulan Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,- mengenai minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 204 = 684/ 204 = 3,35

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden dengan uang saku

per bulan Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,- terhadap Indomie cukup baik /

cukup tinggi.

• Uang saku ≥ Rp. 1.000.000,-

Tabel V.30 Analisis skor minat beli responden dengan uang saku
≥ Rp. 1.000.000,-
No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 4 2 6 0 12 38
2. 0 1 4 7 0 12 42
3. 0 4 3 4 1 12 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

4. 2 4 3 3 0 12 31
Jumlah 2 13 12 20 1 48 149
% 4.2 27.1 25 41.6 2.1 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.30

tampak bahwa dari 12 responden yang memiliki uang saku per bulan ≥ Rp.

1.000.000,- yang menjawab 5 pertanyaan yang diajukan, diperoleh 48

jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 2 jawaban (4.2%) sangat tidak

setuju (STS), 13 jawaban (27.1%) Tidak setuju (TS), 12 jawaban (25%)

Netral (N), 20 jawaban (41.6%) Setuju (S), 1 jawaban (2.1%) Sangat Setuju

(SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden dengan uang saku per

bulan Rp. 501.000,- s/d Rp. 999.000,- mengenai minat beli, adalah :

(Total skor x bobot) / 48 = 149/ 48 = 3,10

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli responden dengan uang saku

per bulan ≥ Rp. 1.000.000,- terhadap Indomie cukup baik / cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

d) Analisis skor minat beli seluruh responden

Tabel V.31 Analisis skor minat beli

No Pert. Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah Skor X

STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) bobot

1. 0 13 32 45 10 100 352
2. 0 5 26 57 12 100 376
3. 0 14 30 40 16 100 358
4. 3 34 40 23 0 100 283
Jumlah 3 66 128 165 38 400 1369
% 0.75 16.5 32 41.25 9.5 100

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Faktor minat beli dalam penelitian ini diukur melalui 4 pertanyaan

dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.31

tampak bahwa dari 100 responden yang menjawab 5 pertanyaan yang

diajukan, diperoleh 400 jawaban yang terdistribusi sebagai berikut: 3 jawaban

(0.75%) sangat tidak setuju (STS), 66 jawaban (16.5%) Tidak setuju (TS),

128 jawaban (32%) Netral (N), 165 jawaban (41.25%) Setuju (S), 38 jawaban

(9.5%) Sangat Setuju (SS)

Untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden mengenai minat beli,

adalah :

(Total skor x bobot) / 400 = 1369 / 400 = 3,42

Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat beli seluruh responden terhadap

Indomie baik / tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Pengujian Hipotesis

Data dari hipotesis pertama yaitu faktor Merek, Gambar pada

kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label kemasan secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli konsumen yang telah diolah

menggunakan bantuan SPSS 13.0 diperoleh hasil sebagai berikut

a. Persamaan regresi berganda

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+b5x5

Keterangan:

Y = minat beli

X1= merek

X2= gambar pada kemasan

X3= bentuk kemasan

X4= warna kemasan

X5= label pada kemasan

a = konstanta

b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

b3 = koefisien regresi X3

b4 = koefisien regresi X4

b5 = koefisien regresi X5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan

bantuan SPSS 13.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel V.32 Tabel Analisis Regresi bergandaUntuk Hipotesis pertama

Koefisien Standar t F
Variabel Regresi Error hitung Sig.
X1 0.247 0.089 2.765 0.007 19.792
X2 0.145 0.083 1.738 0.086
X3 0.122 0.089 1.378 0.171
X4 0.284 0.111 2.570 0.012
X5 0.082 0.089 0.923 0.358
Konstanta 1.314

Sumber: Data primer yang diolah, 2008

Dari analisis regresi linier berganda tersebut diperoleh persamaan sebagai

berikut:

Y= 1,314+ 0,247 X1 + 0,145 X2 + 0,122 X3 + 0,284 X4 + 0,082 X5

b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas, yaitu: Merek, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna

Kemasan, dan Label kemasan secara bersama-sama terhadap variabel terikat,

yaitu Minat beli. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam uji F adalah

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

a) Menentukan Ho dan Ha

Ho : b ≤ 0, artinya faktor Merek pada kemasan, Gambar pada kemasan,

Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label kemasan secara bersama-

sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat beli

Ha : b > 0, artinya faktor Merek, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan,

Warna Kemasan, dan Label kemasan secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap Minat beli

Level of significance = 0,05

F 0,05 ; (5); (n – k – 1)

F 0,05 ; 5; 100 – 5 – 1

F 0,05 ; 4; 94

= 2,3113 (lihat lampiran )

b) Kriteria pengujian

Ho diterima bila: F hitung < F table , bila: F hitung < 2,3113

Ho ditolak bila: F hitung > F table , bila: F hitung > 2,3113

c) Nilai F hitung untuk hipotesis kelima:

F hitung = 19.792 (lihat lampiran).

d) Menentukan kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, nilai F hitung > F tabel (19.792 >

2,3113); sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, Ha diterima artinya Merek

pada kemasan, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

dan Label kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Minat beli

2. Pengaruh atribut kemasan yang paling besar

Untuk mengetahui atribut kemasan manakah yang paling

mempengaruhi minat beli konsumen, dapat dilihat dari besarnya koefisien

persamaan regresi berganda. Koefisien persamaan regresi berganda yang

signifikan (level of significant 5%) dan terbesarlah yang paling

mempengaruhi minat beli konsumen.

Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel V.33 tabel koefisien regresi berganda

no Variabel Koefisien regresi Signifikansi


berganda

1.
Merek pada kemasan 0,247 0.007
2.
Gambar pada kemasan 0,145 0.086
3.
Bentuk kemasan 0,122 0.171
4.
Warna kemasan 0.284 0.012
5.
Label pada kemasan 0.082 0.358
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Sumber : data primer yang diolah, 2008

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hanya terdapat 2 (dua) atribut

kemasan yang signifikan; yaitu merek pada kemasan dan warna kemasan. Maka

atribut kemasan yang paling besar pengaruhnya terhadap minat beli konsumen adalah

atribut warna kemasan.

3. Koefisien Determinasi

Nilai R² atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel Y yang dapat dijelaskan oleh variabel X. untuk mempermudah

dalam menganalisis data, maka dalam hal ini penulis mempergunakan bantuan

program spss 13.00 (lihat lampiran). Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,513 = 51,3%. Hal

ini dapat diartikan bahwa minat beli secara bersama-sama dapat dijelaskan variabel

Merek pada kemasan, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan,

dan Label kemasan sebesar 51,3 %, sedangkan sisanya 48,7 % dijelaskan variabel

lainnya diluar penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

E. Pembahasan

Setelah melakukan analisis data maka selanjutnya dilakukan pembahasan sebagai

berikut:

• Berdasarkan hasil analisis rata-rata skor persepsi responden terhadap

atribut-atribut kemasan Indomie, dapat diketahui bahwa responden

memiliki persepsi yang baik terhadap atribut-atribut kemasan Indomie.

Tabel V.34 tabel rata-rata skor persepsi responden terhadap atribut


kemasan
Atribut kemasan rata-rata skor jawaban
responden

Bentuk kemasan 3,66

Warna kemasan 3,64

Label pada kemasan 3,55

Merek pada kemasan 3,39

Gambar pada kemasan 3,32

Dari hasil analisis tersebut juga diketahui bahwa bentuk kemasan

memiliki skor tertinggi, ini menunjukan bahwa bentuk kemasan Indomie

dipandang paling baik oleh responden. Hal ini bisa disebabkan karena

tujuan-tujuan dari bentuk kemasan sebagai pendorong yang membantu

menciptakan daya tarik visual, kemudahan pemakaian, kemudahan

membawa dan kemudahan penggunaan bagi konsumen sudah tercapai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

.Sedangkan atribut gambar pada kemasan memiliki skor terendah, ini

menunjukan bahwa responden memandang masih ada kekurangan dalam

atribut gambar pada kemasan. Tetapi, nilai rata-rata skor jawaban

responden masih menunjukan bahwa atribut gambar pada kemasan berada

dalam kriteria cukup baik.

• Berdasarkan hasil analisis rata-rata skor minat beli responden terhadap

produk Indomie, dapat diketahui :

a.. Rata-rata skor minat beli seluruh responden terhadap Indomie adalah

3,42. Ini berarti minat responden untuk membeli Indomie dikatakan

baik / tinggi.

b. Tabel V.35 tabel rata-rata skor minat beli responden berdasarkan


jenis kelamin
Minat beli responden rata-rata skor jawaban
berdasarkan jenis kelamin responden

Laki-laki 3,48

Perempuan 3,35

Rata-rata skor minat beli responden laki-laki lebih besar daripada rata-

rata skor minat beli responden wanita. Ini berarti minat beli responden

laki-laki lebih tinggi daripada responden perempuan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

c. Tabel V.36 tabel rata-rata skor minat beli responden berdasarkan


usia
Minat beli responden rata-rata skor jawaban
berdasarkan usia responden
3.48
usia 21 tahun – 25 tahun.
3,38
usia ≤ 20 tahun
3,00
usia > 25 tahun

Dari hasil rata-rata skor minat beli berdasarkan usia responden,

diketahui bahwa responden dengan usia 21 tahun – 25 tahun memiliki

rata-rata skor paling besar. Ini berarti bahwa responden dengan usia 21

tahun – 25 tahun memiliki minat beli paling tinggi, dengan urutan :

1. Responden dengan usia 21 tahun – 25 tahun.

2. Responden dengan usia ≤ 20 tahun

3. Responden dengan usia > 25 tahun

d. Tabel V.37 tabel rata-rata skor minat beli responden berdasarkan


uang saku
Minat beli responden berdasarkan rata-rata skor jawaban
uang saku responden
Uang saku per bulan ≤ Rp. 500.000,- 3,55

Uang saku per bulan Rp. 501.000,- s/d 3,35


Rp. 999.000
Uang saku per bulan ≥ Rp. 1.000.000 3,10

Dari hasil rata-rata skor minat beli berdasarkan uang saku responden

per bulan, diketahui bahwa responden dengan uang saku memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

rata-rata skor paling besar. Ini berarti bahwa responden dengan uang

saku per bulan ≤ Rp. 500.000,- memiliki minat beli paling tinggi,

dengan urutan :

1. Responden dengan uang saku per bulan ≤ Rp. 500.000,-.

2. Responden dengan uang saku per bulan Rp. 501.000,- s/d Rp.

999.000,-

3. Responden dengan uang saku per bulan ≥ Rp. 1.000.000,-

• Hipotesa, yaitu tentang ada pengaruh Merek pada kemasan, Gambar

pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label kemasan

secara bersama-sama terhadap minat beli mie instant Indomie. kemasan

berpengaruh nyata terhadap minat beli Mie Instan Indomie. Untuk

memutuskan dalam memilih sesuatu konsumen mempunyai berbagai

pertimbangan dan yang dijadikan pertimbangan bisa lebih dari satu faktor

saja. Dan kemasan juga menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih

mie Instan Indomie. Jika hal tersebut memenuhi kriteria dan harapan

konsumen, maka hal itu dapat mempengaruhi minat beli terhadap

Indomie. Dapat dilihat bahwa kelima variable tersebut berpengaruh

positif terhadap minat beli. Maka dapat disimpulkan jika evaluasi (

persepsi) konsumen terhadap kemasan baik, maka minat beli konsumen

terhadap Indomie juga akan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

• Masalah kedua kedua, yaitu atribut atribut kemasan yang paling besar

pengaruhnya terhadap Minat beli konsumen Indomie.Dalam penelitian ini

dapat diketahui bahwa hanya terdapat 2 (dua) atribut saja yang

berpengaruh secar siginifikan terhadap minat konsumen untuk membeli

produk mie instant merek Indomie, yaitu Merek pada kemasan dan warna

kemasan. Dan atribut atribut kemasan yang paling besar pengaruhnya

terhadap Minat beli konsumen Indomie yaitu atribut warna kemasan.. hal

ini dikarenakan bahwa warna merupakan perangsang yang paling penting

untuk menciptakan daya tarik visual dan daya tarik pada pelanggan, dan

ini merupakan bagian yang sangat penting dari desain sebuah kemasan.

Penggunaan warna merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan.

(Danger, 1992: 24)

Warna penting karena menggugah perasaan dan tidak perlu diperdebatkan.

Orang pertama melihat warna kemasan lebih dahulu. Bentuk, penampilan,

produk dalam kemasan, semua diperhatikan kemudian. Warna sangat vital

pada penjualan secara spontan karena warna menarik perhatian pelanggan

dan bisa menciptakan penjualan apalagi ketika orang hanya memiliki

sedikit waktu untuk pertimbangan yang matang, disitulah warna dan

kemasan yang berdaya tarik pada pelanggan menjadi kemasan yang

menjual. (Danger, 1992: 24)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data mengenai pengaruh pengaruh variable Merek pada

kemasan, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label pada

kemasan secara bersama-sama terhadap Minat beli, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1) Karakteristik responden yang memiliki minat beli Indomie paling tinggi

adalah responden dengan karakteristik sebabgai berikut : responden dengan

jenis kelamin laki-laki, responden yang berusia 21 tahun – 25 tahun, dan

responden yang memiliki uang saku per bulan ≤ Rp. 500.000,-.

2) Variable Merek pada kemasan, Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan,

Warna Kemasan, dan Label pada kemasan secara bersama-sama

mempengaruhi Minat beli secara signifikan. Hasil analisis data

memperlihatkan bahwa persamaan regresi linear berganda yang diperoleh

adalah Y = 1,314 + 0,247 X1 + 0,145 X2 + 0,122 X3 + 0,284 X4 + 0,082 X5.

Nilai yang diperoleh dari koefisien determinasi (R²) sebesar 0,513 = 51,3%.

Hal ini dapat diartikan bahwa minat beli secara bersama-sama dapat

dijelaskan variabel Merek pada kemasan, Gambar pada kemasan, Bentuk

kemasan, Warna Kemasan, dan Label kemasan sebesar 51,3 %, sedangkan

sisanya 48,7 % dijelaskan variabel lainnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

3) Berdasarkan besarnya nilai koefisien regresi berganda y dari kelima variabel

tersebut maka atribut kemasan yang signifikan dan paling besar pengaruhnya

terhadap minat beli konsumen adalah atribut warna kemasan..

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, saran yang dapat diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa Merek pada kemasan,

Gambar pada kemasan, Bentuk kemasan, Warna Kemasan, dan Label pada

kemasan secara bersama-sama mempengaruhi Minat beli secara signifikan

Hal ini menunjukan bahwa kemasan suatu produk dapat mempengaruhi minat

beli konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih berhati-hati dalam

memutuskan penggunaan kemasan untuk produknya. Penggunaan desain

kemasan yang baik dan sesuai dengan persepsi konsumen, maka kemasan

akan membantu perusahaan meningkatkan minat beli. Dan sebaliknya, bila

penggunaan desain kemasan tidak baik dan tidak sesuai dengan persepsi

konsumen maka akan menurunkan minat beli.

2. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa atribut kemasan yang paling

mempengaruhi konsumen adalah atribut warna kemasan. Alasan utama

menggunakan warna dalam aplikasi promosi ialah untuk menarik perhatian.

Selain itu, warna dapat berbuat lebih dari sekedar menarik perhatian, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

inilah respon psikologis dan emosional. Untuk itu perusahaan sebaiknya lebih

memperhatikan pemilihan warna untuk kemasan produknya karena warna

merupakan perangsang yang paling penting untuk menciptakan daya tarik

visual dan daya tarik pada pelanggan, dan ini merupakan bagian yang sangat

penting dari desain grafis sebuah kemasan. Penggunaan warna merupakan

pusat dari seluruh proses desain kemasan. (Danger, 1992: 24). Selain itu

dalam penelitian ini juga diketahui bahwa atribut kemasan lainnya yang

berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen untuk membeli mie instant

indomie adalah merek pada kemasan, oleh karena itu penggunaan nama merek

pada kemasan juga tidak boleh anggap remeh oleh perusahaan dalam

pembuatan desain kemasannya. Penulisan nama merek harus dapat terlihat

dengan jelas karena nama merek pada kemasan membawa pesan image

perusahaan serta produk tersebut pada benak konsumen dan dapat

membedakan produk tersebut dengan merek produk lainnya.

3. Secara keseluruhan persepsi kosumen terhadap atribut-atrbut kemasan

Indomie sudah baik, dan ini menjadi sesuatu hal yang positif bagi perusahaan.

Hal ini dapat terus dipertahankan atau jika mungkin lebih ditingkatkan lagi

dengan pemberian warna yang lebih sesuai untuk produknya, memperbaiki

posisi dan desain nama merek agar dapat lebih terlihat jelas dan menarik, dan

lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penulisan skripsi ini masih

terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan, hal ini terjadi karena beberapa

faktor sebagai berikut:

1. Faktor Internal

• Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang menyebabkan

penulis tidak dapat melakukan penelitian secara maksimal sehingga

variabel yang digunakan adalah atribut yang umumya digunakan pada

kemasan dan data yang diperoleh hanya terbatas pada kelima variabel.

• Keterbatasan waktu yang dimiliki penulis karena penelitian hanya

dilakukan dalam waktu satu bulan, hal ini menyebabkan data yang

diperoleh tidak maksimal.

2. Faktor Eksternal

Keterbatasan responden dalam menjawab kuesioner, sehingga penulis tidak

dapat mengetahui apakah jawaban tersebut murni dan jujur dari responden.

3. Faktor Studi Kasus

Karena penelitian ini bersifat studi kasus yaitu mempelajari kasus pada unit

tertentu, maka hasil penelitian ini hanya berlaku pada produk mie instant
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

merek Indomie dan terhadap Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta Jadi

penelitian ini tidak berlaku secara umum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Pustaka Pelaja, Yogyakarta, 2004

Cenadi, Christine Suharto, Nirmana Jurnal Deskomvis,

www.puslit.petra.ac.id/journals/design, Universitas Kristen Petra Vol.2/

No.2, Juli 2000

Danger, E.P, Memilih Warna Kemasan, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,

1992

Husein, Umar, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama., Jakarta, 2002

Husein, Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2002

Indarmadim Dasar-dasar Desain grafis, www.toekangweb.or.id/07-tips-

bentukwarna1.html

Kotler, Philip, Seew Meng Leong and Cheng Tiong Tan, Marketing Management

Prentice Hall, 1996

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analaisis, Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol (Edisi revisi), Erlangga, Jakarta, 1997

Kotler, Philip,.Manajemen Pemasaran (Marketing Management), Prentice Hall,

2000

Kotler, Philip,.Manajemen Pemasaran (Marketing Management), Prentice Hall,

2001

Neumier, Marty,The Brand Gap, How to Bridge the Distance between Business

Strategy and Design. Edisi Pertama, New Riders. Januari 2003


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Radio Singapore International. Pangan Sehat : Amilosa pada Bebijian dan

Omega-3 di sayuran, www.rsi.mediacorpradio.com/indonesian, 2004

Sciffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, Consumen Behaviour USA: Prentice

Hall,1994

Sugiyono Metode Penelitian Bisnis, Bandung, alfabeta, 2001

Sulaksana, Uyung, Integrated Marketing Comunications, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2003

Swasta Basu dan Irawan DH, Manajemen Pemasaran Modern. Edisi ke 2, Liberti,

Yogyakarta, 1985

www.Indofood.com

www.usd.ac.id.

www.wacanaMitra.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai