NIM : 18110028
KELAS : 6SA2
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
JURUSAN : AKUNTANSI
UJIAN AKHIR SEMESTER
Jawaban Soal 1
I Nyoman Darmayasa1
2STIE Kesuma Negara Blitar, Jalan Mastrip No.59, Kepanjen Kidul, Blitar
Surel: nyomandarmayasa@pnb.ac.id
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.12.6028
JAMAL
Volume 6
Nomor 3
Halaman 341-511
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
Kata kunci: Paradigma interpretif, Penelitian akuntansi interpretif, Studi kasus, Ketepatan metode
menunjukkan jumlah penelitian yang terbit di jurnal akuntansi terakreditasi di Indonesia (2012-2014)
ini menunjukkan pentingnya penelitian interpretif pada bidang kajian akuntansi. Untuk memberi
gambaran yang netral, maka keunggulan serta kelemahan penelitian interpretif juga dijelaskan
Tujuan penulisan artikel ini adalah: pertama untuk mendeskripsikan dan memperdalam pemahaman
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar lebih tepat memilih metode penelitian. Ketiga,
Indonesia sehingga dapat merangsang lebih banyak dilakukan penelitian dengan paradigma
interpretif.
Berawal dari pengamatan pada riset yang lolos untuk dipresentasikan pada Simposium Nasional
Akuntansi (SNA), kami melihat bahwa hal tersebut banyak didominasi riset positif. Oleh karena itu,
muncul pertanyaan mengenai kebebasan akademik bagi peneliti. Kami berpendapat bahwa setiap
peneliti memiliki kebebasan akademik dalam menggunakan paradigma penelitian. Penelitian harus
dilakukan dengan pikiran terbuka yang memungkinkan para peneliti mencari pengetahuan baru
tanpa risiko pengucilan atau hukuman (Baker dan Bettner 1997). Hubungan secara akademis antar
peneliti akuntansi seharusnya tidak perlu terganggu karena adanya perbedaan paradigma
akuntansi kontemporer saat ini seiring perkembangan bisnis yang tidak hanya berkaitan dengan
simbol angka. Penelitian merupakan cara untuk mendapatkan kebenaran yang dapat menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah (Leksono 2013:51). Akuntansi dan praktiknya merupakan
salah satu bidang yang melibatkan dan sangat dipengaruhi oleh organisasional, manusia, lingkungan,
dan agama (ideologi) setempat. Dengan demikian, penelitian akuntansi saat ini penting
mempertimbangkan peran sosial dan organisasional akuntansi untuk diaplikasikan pada lingkungan
F). Penelitian ini merupakan bentuk pengamatan pada penelitian yang lolos di SNA, SNAV dan
beberapa artikel yang dimuat dalam jurnal yang terakreditasi nasional. Paradigma penelitian ini
merupakan paradigma interpretif menggunakan metode studi kasus. Ciri utama studi kasus bahwa
penelitian ini hanya berlaku secara khusus pada kasus dengan kondisi yang sama pada penelitian
serupa (Bagiada dan Darmayasa 2015). Kesesuaian penggunaan studi kasus sebagai metode pada
penelitian ini adalah dengan pertimbangan bahwa yang dijadikan analisis merupakan konteks artikel
pada disiplin akuntansi yang menggunakan paradigma interpretif. Burrell dan Morgan (1979:20)
menggambarkan sifat interpretif sebagai paradigma yang memiliki karakteristik untuk memahami
dan menjelaskan dunia sosial yang tidak terlepas dari kacamata personal yang terlibat langsung
dalam sebuah proses sosial. Peranan sosial masyarakat, penelitian terikat kepada norma-norma,
aturan-aturan tertentu dan keyakinan, serta pandangan dan sikap dari informan (Muhadjir
memiliki pengalaman individu dan dipengaruhi oleh lingkungan penelitian akuntansi interpretif
(Creswell 2007:79). Pengalaman individu dalam penelitian ini adalah bahan keterangan mengenai
pengalaman individu dalam meneliti (Bungin 2012:104). Selain wawancara data diperoleh dari
dokumentasi penelitian akuntansi interpretif dalam jurnal akuntansi terakreditasi di Indonesia dan
G). METODE
Pemilihan data dan informan menggunakan purposive sampling untuk memperoleh informasi
dengan sasaran tertentu (Sekaran dan Bougie 2010). Pertimbangan pemilihan informan dalam
penelitian ini menggunakan judgment sampling, artinya kepakaran informan dalam hal subjek yang
diteliti menjadi pertimbangan utama (Sekaran dan Bougie 2010).Data penelitian yang diolah adalah
penelitian yang lolos seleksi, dimuat pada prosiding SNA dan SNAV yang diterbitkan selama 3 tahun
terakhir dari tahun 2013, 2014 dan 2015 beserta penelitian akuntansi yang terbit di jurnal
terakreditasi nasional (2012-2014). Proses pemilihan data jurnal adalah sebagai berikut, dari 18
(delapan belas) jurnal ekonomi yang terakreditasi, kami mengeluarkan jurnal yang bukan bidang
kajian akuntansi sebanyak 12 (dua belas) jurnal (jurnal bidang kajian ekonomi dan manajemen). Dari
H). Yang akan saya lakukan dalam melakukan penelitian yaitu perlunya mengikuti aturan atau kaidah
yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni
Jawaban Soal 2
A).
Sampel adalah elemen-elemen populasi yang dijadikan subjek atau objek penelitian.
Penelitian sampel dilakukan apabila jumlah elemen populasi relatif banyak atau bahkan sulit
dihitung serta kendala-kendala lain yang menyertai, seperti keterbatasan wakttu, biaya dan
tenaga yang tersedia.
Teknik Penyampelan
1. Metode Pemilihan Sampel Probabilitas
Metode ini memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen populasi untuk terpilih
sebagai sampel dengan pemilihan sampel secara acak.Metode pemilihan sampel non
probabilitas antara lain: simple random sampling, systematic sampling, stratified random
sampling, cluster sampling dan area sampling.
1. Pemilihan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Metode pemilihan sampel acak sederhana hanya memerlukan satu tahap prosedur pemilihan
sampel. Setiap elemen populasi secara independen mempunyai probabilitas dipilih satu kali (tanpa
pengembalian). Metode pemilihan sampel acak sederhana memungkinkan terpilihnya sampel yang
mempunyai bias paling sedikit dan tingkat generalisasi yang tinggi.
2. Pemilihan Sampel Sistematis (Systematic Sampling) Pemilihan sampel sistematis dilakukan dengan
cara memilih kerangka sampel secara acak setiap elemen populasi dengan nomor tertentu dari tabel
nomor sebagai kerangka sampel.Pemilihan nomor dimulai dengan nomor tertentu secara acak
selanjutnya dipilih nomor-nomor berikutnya dalam jarak tertentu yang sama.
3. Pemilihan Sampel Acak Berdasarkan Strata (Stratified Random Sampling) Pemilihan sampel secara
acak dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan suatu populasi ke dalam sub
populasi berdasarkan karakteristik tertentu dari elemen-elemen populasi. Sampel kemudian dipilih
dari setiap sub populasi dengan metode acak atau metode sistematis
4. Pemilihan Sampel Berdasarkan Kelompok (Clustered Sampling)
Pemilihan sampel berdasarkan kelompok dapat dilakukan melalui satu tahap (one stage) atau
beberapa tahap (multi stage) penentuan unit sampel. Elemen-elemen populasi dikelompokkan ke
dalam unit-unit sampel. Jika pemilihan sampel dilakukan satu tahap, maka subjek sampel dapat
dipilih secara acak sederhana atau secara sistematis dari setiap unit sampel. Sedangkan unit sampel
pada pemilihan sampel melalui beberapa tahap ditentukan secara bertahap dalam beberapa tingkat
unit sampel.
5. Pemilihan Sampel Area (Area Sampling) Metode pemilihan sampel area pada dasarnya merupakan
metode pemilihan sampel acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi yang lokasi geografisnya terpencar. Metode ini diterapkan jika faktor lokasi menjadi
pertimbangan penting dalam pemilihan sampel.
6. ⁹Metode Pemilihan Sampel NonProbabilitas
Metode nonprobabilitas, memilih sampel secara tidak acak sehingga setiap elemen populasi
mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih menjadi sampel. Metode pemilihan sampel
nonprobabilitas antara lain: convenience sampling, judgement sampling dan quota sampling.
2. Metode Pemilihan Sampel Non Probabilitas
Metode nonprobabilitas, memilih sampel secara tidak acak sehingga setiap elemen populasi
mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih menjadi sampel.Metode pemilihan
sampel nonprobabilitas antara lain: convenience sampling, judgement sampling dan quota
sampling.
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Rasio
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari
Angka atau atribut yang digunakan dalam pengukuran hanya merupakan satu nama untuk
Contoh:
2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang mengelompokkan variabel-variabel yang menunjukkan perbedaan
kuantitatif diantara berbagai kelompok serta menyusun atau merengking kelompok tersebut. Skala
ordinal tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur.
Skala ordinal meliputi karakteristik skala nominal plus indikasi order (cooper dan Schindler, 2006)
Misalnya, Penilaian (Kurang, Baik, Sangat Baik)
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, peringkat construct
Misal, skala Likert 1-5, dengan jarak 1-2 sama dengan jarak 2-3, dan seterusnya.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang tidak hanya menyatakan kategori, peringkat construct yang diukur,
construct yang diukur, tetapi juga menyatakan perbandingan construct yang diukur dan mempunyai
Skala rasio menggunakan nilai absolut, sehingga memperbaiki kelemahan skala interval yang
Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus
dalam pembagian.
D). Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur
pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari kata rely
dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran
dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek
yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran pertama dan
ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam hal ini
perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar sama.
Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah bahasa Inggris disebut
Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur pengukuran.
Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari kata rely dan ability,
artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang
sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
Reliabilitas
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi reliabilitas dari beberapa sumber buku:
Menurut Sudjana (2005:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan
Menurut Mehrens & Lehmann (1973:102), reliabilitas merupakan derajat keajegan (consistency) di
Menurut Rbel (1986:71), reliabilitas adalah syarat-syarat yang digunakan untuk menggambarkan
salah satu sifat yang paling signifikan dari satu nilai uji dengan cara yang konsisten.
Menurut Suryabrata (2000), reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-
merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada suatu
waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain reliabilitas dalam terminologi
stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan menempati ranking yang relatif sama pada
Karakteristik Reliabilitas
Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki karakteristik sebagai berikut:
Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu sendiri, artinya suatu tes
dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor yang cukup akurat, apabila tes tersebut diberikan
pada kelas tertentu, maka bisa juga menghasilkan skor yang cukup konsisten bila diberikan pada
kelas yang berbeda atau ketika diberikan pada kelas yang sama pada waktu yang berbeda.
Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu yang berbeda dan
Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran independen yang diperoleh dari tes
Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran pertama dan
ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam hal ini
perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar sama.
Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran reliabilitas tes ulang adalah; 1). jangka waktu
antara kedua pengambilan penilaian, 2). stabilitas yang diharapkan dari kinerja yang diukur. Secara
umum, semakin lama antara interval pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat
reliabilitasnya. Pendekatan tes ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama terhadap
sekelompok subjek sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa
skor yang dihasilkan oleh tes yang sama akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama.
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien stabilitas (stability).
Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes ulang dapat dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi linier antara distribusi skor subyek pada pemberian tes pertama
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah bahasa Inggris disebut
Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua,
pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda. Reliabilitas instrument dihitung
dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan data instrument yang
dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrument dapat danyatakan reliable.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua
seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang ekuivalen itu
beberapa kali, ke responden yang sama. Reliabilitas instrument dilakukan dengan mengkorelasikan
dua instrument, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan silang.
Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda maka akan dapat dianalisis keenam
koefesien reliabilitas. Bila keenam koefesien korelasi itu semuanya positif dan signifikan maka dapat
pertimbangan ilmiah.
Pendugaan parameter atau nilai-nilai populasi disebut dengan statistik parametrik sedangkan
Contoh:
Jika uji parametrik dapat digunakan untuk melihat perbedaan antara rata-rata nilai Tengah 2
kelompok daratan yang sudah diberi ranking, dengan data yang sama metode uji statistik non
Statistik non-parametrik adalah salah satu metode statistik yang dapat digunakan sebagai alternatif
Statistik non parametrik tidak memiliki syarat seperti statistik parametrik. Tidak ada asumsi
kenormalan yang wajib kita penuhi seperti pada statistik parametrik. Dalam statistik non parametrik
Contoh