Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pemrosesan batubara
Oleh:
TABAH (122018002)
Dosen Pengampu:
Netty Herawati, S.T., M.T
Puji dan syukur diatas kuasa Allah SWT., karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, para sahabat, keluarga serta umatnya hingga akhir zaman.
Makalah tentang “Definis, Sifat-Sifat, dan Asal Mula Batubara” ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemrosesan Batubara pada Program Studi Teknik
Kimia, Universitas Muhammadiyah Palembang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya mencapai kesempurnaan, hal
ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis yang masih perlu banyak
belajar. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan dan kesalahan penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan penulis dalam membuat karya tulis di waktu
yang akan datang. Penulis berharap semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Definisi Batubara......................................................................................... 3
2. 2 Sifat-Sifat Batubara.................................................................................... 5
2.2.1 Sifat Fisik Batubara............................................................................... 5
2.2.2 Sifat Kimia Batubara ............................................................................ 7
2.3 Asal Mula Batubara...................................................................................... 8
2.3.1 Teori Pembentukan Batubara................................................................ 8
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara........................... 10
2.3.3 Proses Pembentukan Batubara.............................................................. 10
2.3.4 Material Pembentuk Batubara............................................................... 15
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 17
3.2 Saran............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
Kelas dan jenis batubara, Berdasarkan proses pembentukannya yang dikontrol oleh
tekanan, panas, dan waktu, umumnya batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu:
1. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan. (luster)
metalik. Mengandung antara 86 %-98 % unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8 %.
2. Bituminus mengandung 68-86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari
beratnya.
3. Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber
panas yang kurang efisien dibanding dengan bituminus.
4. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75 % dari beratnya.
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta memiliki nilai kalori yang
paling rendah.
Gambar 2.2
Rumus Bangun Batubara
(USGS dalam Chapter II, 2016)
2.2.1 Sifat Fisik Batubara
Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentuk batubara
tersebut, semua sifat fisik yang dikemukakan dibawah ini mempunyai hubungan
erat satu sama lain.
1. Berat Jenis
Berat jenis (specific gravity) batubara berkisar dari 1,25g/cm3 sampai 1,70
g/cm3, pertambahannya sesuai dengan peningkatan derajat batubaranya. Tetapi
berat jenis batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3) sampai batubara
bituminous (1,25g/cm3), kemudian naik lagi menjadi 1,5g/cm 3 untuk antrasit
sampai grafit (2,2g/cm3). Berat jenis batubara juga sangat bergantung pada
jumlah dan jenis mineral yang dikandung abu dan juga kekompakan
porositasnya. Kandungan karbon juga akan mempengaruhi kualitas batubara
dalam penggunaan. Batubara jenis yang rendah menyebabkan sifat pembakaran
yang baik.
2. Kekerasan
Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batubara yang ada. Keras
atau lemahnya batubara juga terkandung pada komposisi dan jenis batubaranya.
Uji kekerasan batubara dapat dilakukan dengan mesin Hardgrove Grindibility
Index (HGI). Nilai HGI menunjukan niali kekersan batubara. Nilai HGI
berbanding terbalik dengan kekerasan batubara. Semakin tinggi nilai HGI ,
maka batubara tersebut semakin lunak. Dan sebaliknya, jika nilai HGI batubara
tersebut semakin rendah maka batubara tersebut semakin keras.
3. Warna
Warna batubara bervariasi mulai dari berwarna coklat pada lignit sampai
warna hitam legam pada antrasit. Warna variasi litotipe (batubara yang kaya
akan vitrain) umumnya berwarna cerah.
4. Goresan
Goresan batubara warnanya berkisar antara terang sampai coklat tua. Pada
lignit, mempunyai goresan hitam keabu-abuan, batubara berbitumin mempunyai
warna goresan hitam, batubara cannel mempunyai warna goresan dari coklat
sampai hitam legam.
5. Pecahan
Pecahan dari batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara
dalam sifat memecahnya. Ini dapat pula memeperlihatkan sifat dan mutu dari
suatu batubara. Antrasit dan batubara cannel mempunyai pecahan konkoidal.
Batubara dengan zat terbang tinggi, cenderung memecah dalam bentuk persegi,
balok atau kubus.
Klasifikasi Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batubara umumnya dibagi dalam beberapa kelas yaitu:
a. Lignit
Lignit merupakan batubara peringkat rendah dimana kedudukan lignit dalam
tingkat klasifikasi batubara berada pada daerah transisi dari jenis gambut ke batubara.
Lignit adalah batubara yang berwarna hitam dan memiliki tekstur seperti kayu. Sifat
batubara jenis lignit:
1. Warna hitam, sangat rapuh.
2. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit
3. Kandungan air tinggi
4. Kandungan abu banyak
5. Kandungan sulfur banyak (Sukandarrumidi, 2006)
b. Sub-Bituminus
Batubara jenis ini merupakan peralihan antara jenis lignit dan bituminus.
Batubara jenis ini memiliki warna hitam yang mempunyai kandungan air, zat terbang,
dan oksigen yang tinggi serta memiliki kandungan karbon yang rendah. Sifat-sifat
tersebut menunjukkan bahwa batubara jenis sub-bituminus ini merupakan batubara
tingkat rendah.
c. Bituminus
Batubara jenis ini merupakan batubara yang berwarna hitam dengan tekstur
ikatan yang baik. Sifat batubara jenis bituminus:
1. Warna hitam mengkilat, kurang kompak
2. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi
3. Kandungan air sedikit
4. Kandungan abu sedikit
5. Kandungan sulfur sedikit
d. Antrasit
Antrasit merupakan batubara paling tinggi tingkatan yang mempunyai kandungan
karbon lebih dari 93% dan kandungan zat terbang kurang dari 10%. Antrasit umumnya
lebih keras, kuat dan seringkali berwarna hitam mengkilat seperti kaca (Yunita, 2000).
Sifat batubara jenis antrasit :
1. Warna hitam sangat mengkilat, kompak
2. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi
3. Kandungan air sangat sedikit
4. Kandungan abu sangat sedikit
5. Kandungan sulfur sangat sedikit
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan
Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung
antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara
ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai
‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda)
atau ‘brown coal’ (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas
organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak
lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan. Mendapat
pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda
mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan
mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’.
Perubahan kimiawi dan fisik terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih
keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi
yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga
membentuk antrasit. Proses pembentukan batubara dari tumbuhan mengalami dua tahap,
yaitu :
a. Tahap Pembentukan Gambut (peatification)
b. Tahap pembatubaraan (coalification)
3.2 Saran
Sebaiknya sumber daya alam seperti Batubara yang ada di Indonesia dipergunakan
sebaik mungkin sehingga kemanfaatan bahan bakar fosil dapat berjalan secara
maksimal,karena bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui dan juga dalam proses
pembentukannya membutuhan waktu yang sangat lama.
DAFTAR PUSTAKA
Arief.T, Said.M. 2009. Analisis Kebutuhan Batubara dan Gas Bumi Sumatera Selatan Dalam
Menunjang Pengelolaan Sumberdaya Energi Yang Berwawasan Lingkungan
SebagaicSalah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumsel. Jurnal
Pembangunan Manusia Edisi 5.
Binnie .C; Kimber.M; Smethurst.G. 2002. Basic Water Treatmen. Third Edition. RSC Press.
Cambridge UK.
Cheremisinoff, N.P. 1996. Biotechnology For Waste And Wastewater Treatment. Noyes
Publications. New Jerasy, USA.
Fitriyanti R . 2013. Karakteristik Limbah Cair Stockpile Batubara. Jurnal Media Teknik
Volume 10 No 1. Pusat Penelitian Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang.
Herlambang. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri. Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Pemerintah Kota Samarinda.
Hugges, MA. 2000. Coagulation and Flokulation dalam Svarovsky, Ladislav. Solid-Liquid
Separation. Fourth Edition. Butterworth-Heinemann. Oxford. USA.