Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan
menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di
atasnya untuk keperluan pekerjaan konstruksi. Ilmu ukur tanah menjadi
dasar bagi beberapa mata kuliah. Dalam kegiatan pengajaran ini, misalnya
semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran
pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api yang memerlukan data hasil
pengukuran agar konstruksi yang dibangun dapat dipertanggung jawabkan
dan terhindar dari kegagalan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik
ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga kesesuaian
dengan spesifikasi teknik yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran
yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran
menggunakan Waterpass, Theodolite, Total Station dapat mengasilkan
data dan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.

1.2 Maksud
1.2.1 Agar mahasiswa/i dapat mengaplikasikan teori ke dalam praktek
pengukuran dengan benar.,
1.2.2 Agar mahasiswa/i dapat mengoperasikan alat theodolite dengan
benar.,
1.2.3 Agar mahasiswa/i dapat mengolah data hasil pengukuran ke
dalam bentuk aplikasi berbasis digital.,
1.2.4 Agar mahasiswa/i dapat menggambarkan hasil pengukuran
tersebut kedalam aplikasi AutoCad.

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu mengukur beda tinggi dan jarak kontur dengan alat
Theodolite.,
1.3.2 Mampu menggunakan alat Theodolite di lapanagan.,
1.3.3 Mampu mengukur beda tinggi dan jarak.,
1.3.4 Mampu mengolah data hasil pengukuran.,
1.3.5 Mampu menggambarkan hasil pengukuran kedalam aplikasi
AutoCad.

1.4 Waktu & Tempat Pratikum


Hari dan Tanggal : Rabu, 15 juli 2020.
Waktu : 08.00.
Tempat : Gedung D Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Theodolite

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menemukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan Waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
Theodolite sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan detik.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan
sudut horizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horizontal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut
dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).

Gambar 2.1

(Alat Ukur Theodolite)

3
Survei dengan menggunakan Theodolite dilakukan bila situs yang
akan dipetakan luas atau cukup sulit untuk diukur terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien (Faringgton 1997).

Dengan adanya teropong pada Theodolite maka dapat membidik ke


segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung Theodolite sering
digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan pekerjaan
pondasi, Theodolite juga digunakan untuk mengukur ketinggian suatu
bangunan bertingkat.

2.1.1 Fungsi Theodolite

Tidak hanya dapat diketahui secara global saja, sejatinya alat ukur
tanah satu ini memiliki beberapa fungsi lainnya yang dapat diketahui.
Adapun fungsi dari alat ukur tanah ini diantaranya sebagai berikut :

2.1.1.1 Untuk bisa mengukur sudut ketinggian tanah yang


diinginkan walau pada pemetaan yang sulit sekalipun.,
2.1.1.2 Untuk menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan pondasi
bangunan maupun rumah.,
2.1.1.3 Untuk mengukur ketinggian suatu bangunan gedung
pencakar langit.,
2.1.1.4 Untuk digunakan dalam pengamatan terhadap sudut arah
lintas matahari.,
2.1.1.5 Untuk digunakan dalam pemetaan situasi yang terperinci
dan mendetail.,
2.1.1.6 Untuk digunakan dalam melakukan pengukuran Polygon
pada perhitungan rumus suatu bangunan maupun rumah.

4
2.1.2 Jenis Theodolite

Adapun 5 jenis alat ukur tanah diantaranya ialah alat ukur tanah
indeks garis, mikrometer, nonius, konsidensi, dan digital. Di samping itu,
alat ukur tanah juga dapat dibedakan berdasarkan skala ketelitiannya.
Adapun jenis alat ukur tanah tersebut diantaranya ialah sebagai berikut :

2.1.2.1 Alat Ukur Reiterasi.

Gambar 2.2

(Alat Ukur Reiterasi)

Alat ukur tanah Reiterasi adalah jenis alat ukur tanah pertama
yang dapat diketahui. Alat ukur tanah ini merupakan alat ukur yang
telah dilengkapi dengan lingkaran berskala mendatar dan menyatu
dengan kiap sehingga bacaan pada skala alat ukur tersebut tidak
dapat diatur.

5
2.1.2.2 Alat Ukur Repitisi

Gambar 2.3

(Alat Ukur Repitisi)

Alat ukur tanah Repitisi merupakan alat ukur yang mempunyai


skala mendatar yang dapat diatur dan mengelilingi sumbu tegak
sehingga bacaan skalanya dapat ditentukan ke sudut manapun yang
diinginkan. Adapun contoh dari alat ukur tanah ini diantaranya tipe TM
6, TL 60-DP (sokkisha), TL 6-DE (topcorn), dan TH-51 (zeiss).

6
2.1.2.3 Alat Ukur Elektro Optis

Gambar 2.4
(Alat Ukur Elektro Optis)
Alat ukur tanah Elektro Optis yaitu alat ukur tanah yang
dilengkapi dengan mikroskop pembaca skala lingkaran serta
menggunakan sistem sensor. Adapun prinsip kerja dari alat ukur tanah
Elektro Optis ialah melakukan pengubahan terhadap sistem analog
menjadi sistem digital melalui gelombang elektromagnetis.

7
2.2 Pengukuran Beda Tinggi dan Melintang

Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat


datar (Waterpass). Alat didirikan pada satu titik yang diarahkan pada dua
buah rambu yang berdiri vertikal. Maka beda tinggi dapat dicari dengan
menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.
Rumus beda tinggi antara dua titik :

BT = BTB – BTA

Keterangan :

BT = beda tinggi

BTA = bacaan benang tengah A

BTB = bacaan benang tengah B

Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan


pembacaan benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :

BT = BA + BB / 2

Keterangan :

BT = bacaan benang tengah

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

8
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

J = (BA – BB) x 100

Keterangan :

J = jarak datar optis

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

100 = konstanta pesawat

Dalam setiap pengukuran tidak lepas dari adanya kesalahan


pembacaan angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang
didapat di lapangan dengan hasil perhitungan.

2.2.1 Fungsi Pengukuran Beda Tinggi

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antar lain :

2.2.1 Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang


mempunyai garis gradien paling sesuai dengan topografi yang
ada.,
2.2.2 Merencanakan proyek-proyek konstruksi menurut evaluasi
terencana.,
2.2.3 Menghitung volume pekerjaan tanah.,
2.2.4 Menyelidiki ciri-ciri aliran suatu wilayah.,
2.2.5 Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah
secara umum.,
2.2.6 Digunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik yang
menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-
garis ketinggian.

9
2.3 Profil Memanjang

Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil memanjang tidak jauh


berbeda dengan sifat datar melintang, yaitu melalui jalur pengukuran yang
nantinya merupakan titik ikat bagi sipat datar profil memanjangnya,
sehingga mempunyai ketentuan sebagai berikut :

2.3.1 Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tengah jalur


pengukuran dan dilakukan pengukuran pada setiap perubahan
yang terdapat pada permukaan tanah.,
2.3.2 Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.

Gambar 2.5

(Profil Memanjang)

10
2.4 Profil Melintang

Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan


setelah pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan
melintang dibuat sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan
kanan as jalur memanjang lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan
dengan pita ukur misalnya pada jalan raya. Potongan melintang dibuat dari
tepi yang satu ke tepi yang lainnya. Arah potongan melintang tegak lurus
dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh pada titik B) maka potongan
diusahakan membagi sudut tersebut sama besar atau bila perlu dibuatkan
2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus pada arah
datang dan arah belokan selanjutnya.

Gambar 2.6
(Profil Melintang)

11
2.5 Poligon Terbuka

Gambar 2.7

(Poligon Terbuka)

Poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai,


maupun irigasi. Tetapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas
lahan terbuka. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak
mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. Jadi pengukuran dimulai dari
titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar diatas.

Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan


tidak terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai
data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan
elevasi (x, y, z). Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya
mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data koordinat
tersebut bisa didapatkan dari benchmark. Poligon terbuka tidak terikat
sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya surveyor handal dan
berpengalaman yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan
kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat
tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.

12
BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Laporan Keadaan Cuaca

Jam
No Hari / Tanggal
08.00 09.00 10.00 11.00
1 Rabu / 15 Juli 2020 Berawan Cerah Cerah Cerah
2 Senin / 20 Juli 2020 - Cerah Cerah -

3.2 Laporan Jumlah Personil

No Nim Nama Lengkap Tanggal Keterangan


1 1930111019 Nurwira Apriana Ogi Hadir
2 1930111021 Puspitasari Dwi M Hadir
3 1930111040 Heru Hendrawan Hadir
15-Jul-20
4 1930111048 Theofilus Rando N Hadir
5 1930111002 Roby Fuji Nugraha Hadir
6 1930111013 Lingga Agustian A Hadir
1 1930111019 Nurwira Apriana Ogi Hadir
2 1930111021 Puspitasari Dwi M Hadir
3 1930111040 Heru Hendrawan Hadir
19-Jul-20
4 1930111048 Theofilus Rando Tidak Hadir
5 1930111002 Roby Fuji Nugraha Tidak Hadir
6 1930111013 Lingga Agustian A Tidak Hadir

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam praktikum ilmu ukur tanah ini, mahasiswa/i diajarkan


bagaimana cara memasang alat ukur, mengoperasikan alat ukur,
mengelola serta menghitung data hasil pengukuran ke dalam aplikasi
berbasis digital, dan menggambarkan hasil pengukuran ke dalam aplikasi
AutoCad.

4.2 Saran

Setelah melaksanakan praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa/i


diharapkan lebih memperdalam mata kuliah ini, serta mempelajari bidang
ilmu ukur tanah ini karena mata kuliah ilmu ukur tanah sangat berguna
dalam pekerjaan konstruksi, misalnya rekayasa jalan raya, irigasi, dan
sebagainya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saifudin. 2020. Pengertian dan Fungsi Theodolite, online,


(https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsitheodolite/)
,diakses pada 24 Juli 2020.

Ahmad Muhajir. 2011. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang, online,


(https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/18/pengukuran-profil-
memanjang-dan-melintang/), diakses pada 25 Juli 2020.

Geomatika07. 2008. Pengukuran Beda Tinggi (Theodolite), online,


(https://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi),
diakses pada 25 Juli 2020.

15
Lampiran 1. Site Plan

16
Lampiran 2. Melintang P1 & P2

17
Lampiran 3. Melintang P3 & P4

18
Lampiran 4. Memanjang

19
Lampiran 5. Detail memanjang

20
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data Ms. Excel

No. Jarak Bacaan Sudut Horizontal Sudut Vertikal


Titik Optis BA BT BB ° ’ ” ° ’ ”
P1
1 9,600 1,360 1,310
1,264 13 4 45 91 17 48
2 9,700 1,150 1,100
1,053 13 4 45 91 17 49
3 10,000 1,149 1,098
1,049 12 54 23 91 17 45
4 10,100 2,238 2,187
2,137 11 58 44 91 17 52
5 14,000 2,640 2,570
2,500 10 17 0 91 16 57
6 14,500 1,057 0,984
0,912 10 22 33 91 16 54
7 8,600 1,385 1,342
1,299 196 42 8 91 16 39
8 8,870 1,198 1,101
1,150 197 34 58 91 7 21
9 11,700 1,171 1,112
1,054 196 59 3 90 59 10
P2 8,000 1,015 0,975
0,935 269 34 24 267 37 37
1 13,200 1,355 1,289
1,223 268 0 24 88 20 5
2 14,900 0,940 0,865
0,791 267 46 34 88 20 4
3 16,600 0,523 0,432
0,360 268 9 51 88 18 40
4 8,900 1,697 1,652
1,608 89 42 26 88 19 13
5 8,900 1,482 1,438
1,393 89 21 10 88 19 15
6 11,600 1,565 1,509
1,449 86 12 48 88 19 16
P3 9,600 0,811 0,764
0,715 179 58 4 94 11 2
1 13,000 0,729 0,664
0,599 269 22 2 93 14 52
2 13,100 1,001 0,946
0,870 269 16 37 93 14 51
3 13,200 0,365 0,299
0,233 269 46 25 92 36 22
4 14,300 0,670 0,598
0,527 269 48 10 89 26 33
5 14,600 0,783 0,711
0,637 269 31 5 86 27 16
6 8,400 1,973 1,925
1,889 91 11 18 86 26 39
7 10,300 1,735 1,683
1,632 92 34 24 86 26 38
8 10,400 1,484 1,931
1,380 92 11 1 86 26 39
P4 9,000 0,945 0,900
0,855 180 19 53 93 14 28
1 11,000 1,095 1,035
0,985 27 12 17 92 18 14
2 12,750 1,501 1,439
1,363 272 13 0 92 18 14
3 13,200 0,455 0,389
0,323 272 31 11 92 18 12
4 14,000 0,690 0,622
0,550 272 2 41 89 21 54
5 15,000 0,375 0,300
0,225 271 40 5 88 20 11
6 7,100 1,660 1,625
1,589 92 7 57 88 17 56
7 11,300 2,813 2,756
2,700 90 58 17 88 17 52
8 17,300 2,449 2,361
2,276 91 6 25 94 26 41
PULANG
P4 8,700 1,654 1,610 1,567 185 35 38 88 22 17
P3 9,300 1,530 1,484 1,437 197 28 37 89 14 13
P2 8,200 1,531 1,489 1,449 275 55 50 90 14 30

21
Sudut Beta Sudut Azimuth Sudut Vertikal Koordinat
D. D.
Absis Ordinat
° ’ ” radian ° ’ ” radian Optis ° ’ ” radian Datar X Y

No. Titik
P1 9234722,090 713700,560
1 13 4 45 13,079 9,600 91 17 48 91,297 9,595 2,171 9,346 9234724,261 713709,906
2 13 4 45 13,079 9,700 91 17 49 91,297 9,695 2,194 9,444 9234724,284 713710,004
3 12 54 23 12,906 10,000 91 17 45 91,296 9,995 2,232 9,742 9234724,322 713710,302
4 11 58 44 11,979 10,100 91 17 52 91,298 10,095 2,095 9,875 9234724,185 713710,435
5 10 17 0 10,283 14,000 91 16 57 91,283 13,993 2,498 13,768 9234724,588 713714,328
6 10 22 33 10,376 14,500 91 16 54 91,282 14,493 2,610 14,256 9234724,700 713714,816
7 196 42 8 196,702 8,600 91 16 39 91,278 8,596 -2,470 -8,233 9234719,620 713692,327
8 197 34 58 197,583 4,800 91 7 21 91,123 4,798 -1,449 -4,574 9234720,641 713695,986
9 196 59 3 196,984 11,700 90 59 10 90,986 11,697 -3,417 -11,186 9234718,673 713689,374
P2 269 34 24 269,573 8,000 267 37 37 267,627 7,986 -7,986 -0,059 9234714,104 713700,501
1 268 0 24 268,007 357,580 13,200 88 20 5 88,335 13,189 -0,557 13,177 9234713,547 713713,678
2 267 46 34 267,776 357,349 14,900 88 20 4 88,334 14,887 -0,688 14,871 9234713,415 713715,372
3 268 9 51 268,164 357,738 16,300 88 18 40 88,311 16,286 -0,643 16,273 9234713,461 713716,774
4 89 42 26 89,707 359,281 8,900 88 19 13 88,320 8,892 -0,112 8,892 9234713,992 713709,392
5 89 21 10 89,353 358,926 8,900 88 19 15 88,321 8,892 -0,167 8,891 9234713,937 713709,391
6 86 12 48 86,213 355,787 11,600 88 19 16 88,321 11,590 -0,852 11,559 9234713,252 713712,059
P3 179 58 4 179,968 269,541 9,600 94 11 2 94,184 9,549 -9,549 -0,076 9234704,555 713700,424
1 269 22 2 269,367 358,908 13,000 93 14 52 93,248 12,958 -0,247 12,956 9234704,308 713713,380
2 269 16 37 269,277 358,818 13,100 93 14 51 93,248 13,058 -0,269 13,055 9234704,286 713713,479
3 269 46 25 269,774 359,315 13,200 92 36 22 92,606 13,173 -0,158 13,172 9234704,398 713713,596
4 269 48 10 269,803 359,344 14,300 89 26 33 89,443 14,299 -0,164 14,298 9234704,392 713714,722
5 269 31 5 269,518 359,059 14,600 86 27 16 86,454 14,544 -0,239 14,542 9234704,317 713714,966
6 89 11 18 89,188 358,729 8,400 86 26 39 86,444 8,368 -0,186 8,366 9234704,370 713708,790
7 89 34 24 89,573 359,114 10,300 86 26 38 86,444 10,260 -0,159 10,259 9234704,397 713710,683
8 89 11 1 89,184 358,725 10,400 86 26 39 86,444 10,360 -0,231 10,357 9234704,325 713710,781
P4 180 19 53 180,331 269,873 9,000 93 14 28 93,241 8,971 -8,971 -0,020 9234695,584 713700,404
1 27 12 17 27,205 297,077 11,000 92 18 14 92,304 10,982 -9,779 4,999 9234685,806 713705,403
2 272 13 0 272,217 542,089 13,800 92 18 14 92,304 13,778 -0,502 -13,769 9234695,082 713686,636
3 272 31 11 272,520 542,392 13,200 92 18 12 92,303 13,179 -0,550 -13,167 9234695,034 713687,237
4 272 2 41 272,045 541,917 14,000 89 21 54 89,365 13,998 -0,468 -13,990 9234695,116 713686,414
5 271 40 5 271,668 541,541 15,000 88 20 11 88,336 14,987 -0,403 -14,982 9234695,181 713685,422
6 92 7 57 92,133 362,005 7,100 88 17 56 88,299 7,094 0,248 7,089 9234695,832 713707,493
7 90 58 17 90,971 360,844 11,300 88 17 52 88,298 11,290 0,166 11,289 9234695,750 713711,693
8 91 6 25 91,107 360,979 17,300 94 26 41 94,445 17,196 0,294 17,194 9234695,878 713717,598

22
Beda
D. Beda D. Beda Tinggi Tinggi
Sudut Vertikal Sudut Vertikal
Optis Tinggi Optis Tinggi Rata- Titik

No.Titik
No. Titik
Rata
° ’ ” radian bt ta ° ’ ” radian bt ta
P1 1,562 0
1 9,600 91 17 48 91,297 0,035 1,31 P1 0,035 0,035
2 9,700 91 17 49 91,297 0,242 1,1 1 0,242 0,277
3 10,000 91 17 45 91,296 0,238 1,098 2 0,238 0,515
4 10,100 91 17 52 91,298 -0,854 2,187 3 -0,854 -0,339
5 14,000 91 16 57 91,283 -1,321 2,57 4 -1,321 -1,660
6 14,500 91 16 54 91,282 0,254 0,984 5 0,254 -1,406
7 8,600 91 16 39 91,278 0,028 1,342 6 0,028 -1,378
8 4,800 91 7 21 91,123 0,367 1,101 7 0,367 -1,011
9 11,700 90 59 10 90,986 0,249 1,112 8 0,249 -0,762
P2 8,000 94 12 2 94,201 0,001 0,975 1,400 P2 8,200 90 14 30 90,242 0,066 1,489 1,590 0,034 -0,728
1 13,200 88 20 5 88,335 0,495 1,289 1 0,495 -0,234
2 14,900 88 20 4 88,334 -0,432 0,865 2 -0,432 -1,160
3 16,300 88 18 40 88,311 0,048 0,432 3 0,048 -0,680
4 8,900 88 19 13 88,320 -1,391 1,652 4 -1,391 -2,119
5 8,900 88 19 15 88,321 -1,177 1,438 5 -1,177 -1,905
6 11,600 88 19 16 88,321 -1,169 1,509 6 -1,169 -1,897
P3 9,600 94 11 2 94,184 -1,464 0,764 1,400 P3 9,300 89 14 13 89,237 0,020 1,484 1,380 -1,454 -2,183
1 13,000 93 14 52 93,248 -0,001 0,664 1 -0,001 -2,183
2 13,100 93 14 51 93,248 -0,288 0,946 2 -0,288 -2,471
3 13,200 92 36 22 92,606 0,501 0,299 3 0,501 -1,682
4 14,300 89 26 33 89,443 0,941 0,598 4 0,941 -1,242
5 14,600 86 27 16 86,454 1,592 0,711 5 1,592 -0,591
6 8,400 86 26 39 86,444 -0,004 1,925 6 -0,004 -2,187
7 10,300 86 26 38 86,444 0,356 1,683 7 0,356 -1,827
8 10,400 86 26 39 86,444 0,114 1,931 8 0,114 -2,069
P4 9,000 93 14 28 93,241 -0,009 0,9 1,450 P4 8,700 88 22 17 88,371 0,017 1,610 1,380 0,000 -2,183
1 11,000 92 18 14 92,304 -0,027 1,035 1 -0,027 -2,210
2 13,800 92 18 14 92,304 -0,544 1,439 2 -0,544 -2,727
3 13,200 92 18 12 92,303 0,530 0,389 3 0,530 -1,652
4 14,000 89 21 54 89,365 0,983 0,622 4 0,983 -1,200
5 15,000 88 20 11 88,336 1,585 0,3 5 1,585 -0,597
6 7,100 88 17 56 88,299 0,036 1,625 6 0,036 -2,147
7 11,300 88 17 52 88,298 -0,970 2,756 7 -0,970 -3,153
8 17,300 94 26 41 94,445 -2,252 2,361 8 -2,252 -4,435

23
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Program Studi Teknik Sipil
Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kec. Cikole,
Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113

Kegiatan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Hari : Rabu.

Tanggal : 15 Juli 2020.

Waktu : 08.00-11.00 WIB.

Lokasi : Gedung D Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Protokol Covid-19 (Cuci Tangan) Pengarahan (Briefing)

Membidik titik 1 (P2) Membidik titik 7 (P3)

24

Anda mungkin juga menyukai