HACCP adalah suatu alat yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya, memperkirakan
kemungkinan risiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan. Ukuran adalah
nilai atau ketentuan yang digunakan dalam pengawasan untuk pencegahan dan pengendalian
proses dari suatu produk (Suklan, 1998). HACCP diterapkan pada seluruh mata rantai proses
pengolahan produk pakan (Thaheer, 2005). Keamanan penting bagi produk pakan karena
keamanan sangat dipertimbangkan dalam hal konsumsi. Produk pakan untuk dapat diproduksi
dengan aman, perlu menggunakan standar-standar keamanan pakan (Badan Standarisasi
Nasional, 1998).
HACCP telah diuji coba pada industri pengolah pakan, industri perhotelan, dan industri
penyedia makanan yang beroperasi di jalanan (street food vendors). HACCP juga telah diuji
coba pada rumah tangga di beberapa negara, misalnya, Republik Dominika, Peru, Pakistan,
Malaysia dan Zambia. HACCP menjadi semakin populer di kalangan industri dan jasa pengolah
pakan sebagai penjamin keamanan pakan (food safety assurance) setelah diadopsi dan diakui
secara resmi oleh Badan konsultansi WHO (Codex Alimentarius Commission, 1991). Bryan
(1995) berpendapat bahwa sistem HACCP dalam industri pengolahan pangan dan pakan
sebagai sistem penjamin keamanan mempunyai kegunaan dalam beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Mencegah penarikan produk yang dihasilkan
Prinsip-prinsip HACCP
HACCP dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip HACCP. Prinsip HACCP terdiri atas .
Penetapan batas kritis yang harus dipenuhi pada setiap CCP yang telah ditetapkan.
Kriteria yang umum digunakan sebagai batas kritis : suhu, waktu, kelembaban, nilai aw,
nilai pH, keasaman ( titrasi ), bahan pengawet, konsentrasi garam, khlorin bebas,
viskositas (Fardiaz, 1996).
Pemantauan CCP
Penetapan prosedur untuk memantau CCP dan batas kritis termasuk pengamatan,
pengukuran, dan pencatatan. Kegiatan pemantauan meliputi: (1) memeriksa apakah
prosedur pengolahan dan penanganan pada CCP dapat dikendalikan, (2) pengujian atau
pengamatan terjadwal terhadap efektifitas suatu proses untuk mengendalikan CCP dan
batas kritis, (3) pengamatan atau pengukuran batas kritis untuk menghasilkan data yang
teliti dan ditujukan untuk menjamin bahwa batas kritis yang ditetapkan dapat menjamin
keamanan produk.
Cara pemantauan meliputi: (1) pengamatan; (2) pengukuran atau analisis terhadap
(a) prose (waktu, suhu, ph, dll), (b) sanitasi, misalnya terhadap bahan mentah (uji kimia
terhadap toksin, bahan tambahan, kontaminan, dll; mikrobiologi terhadap koliform, E.
coli, Salmonela, dll) (Fardiaz, 1996).