Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat
sementara karena ditinggal oleh pengemudinya. Menurut Hobbs, parkir
diartikan sebagai suatu kegiatan untuk meletakkan atau menyimpan
kendaraan disuatu tempat tertentu yang lamanya tergantung kepada
selesainya keperluan dari pengendaraan tersebut. Menurut PP No. 43 tahun
1993 parkir didefinisikan sebagai kendaraan yang berhenti pada tempat-
tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak
semata-mata untuk kepentingan menaikkan atau menurunkan orang dan
barang. Sedangkan definisi lain tentang parkir adalah keadaan dimana suatu
kendaraan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau berhenti
cukup lama.
Swalayan merupakan tempat berbelanja bagi Sebagian besar orang di
setiap kota. Selama ini sistem parkir yang di terapkan masih belum tertata
rapi dan terkontrol dengan baik, tidak adanya system parkir yang memadai
yang menyebabkan banyak kendaraan mengantri untuk parkir. Selain
system parkir yang belum memadai, system keamanan yang di terapkan
masih belum maksimal sehingga petugas keamanan (security) menjadi agak
sulit untuk mengatur kendaraan yang keluar masuk, dan karena itu
kendaraan yang keluar masukpun tidak dapat diidentifikasi lagi, yang
menyebabkan peluang kejahatan pencurian kendaraan semakin tinggi di
lingkungan Swalayan. Disamping itu juga, dengan system yang sekrang ini
pengunjung sulit mengetahui ketersedian lahan pakir apakah masih kosong
atau sudah penuh.
Teknologi yang juga terus berkembang seiring zaman khususnya
pada bidang mikrokontrol. Teknologi mikrokontroler yang sering
digunakan dalam industri yang diprogram sedemikian rupa agar dapat
mengontrol peralatan atau mesin secara otomatis untuk menghemat
waktu dan tenaga manusia, solusi dari permasalahan perparkiran dapat
dibuat dengan cara merancang sistem parkir sederhana. dengan
menggunakan Raspberry pi model b sebagai mikrokontrol atau processor,
web camera untuk mengambil gambar plat nomor kendaraan, sensor
ultrasonic untuk memindai kendaraan yang masuk, LCD untuk
menampilkan informasi tersedianya lahan parkir dan gambar plat nomor
yang di ambil dengan web camera. Sistem parkir ini juga menggunakan
motor servo sebagai penggerak palang parkir saat setelah web camera
mengambil gambar plat nomor kendaraan.
Dengan sistem parkir ini tidak di perlukannya staff penjaga parkiran
sehingga dapat menghemat sumber daya manusia. Dengan system parkir ini
semuanyah di kontrol dengan camera dari mulai masuk sampai keluar. Saat
kendaraan akan masuk ke area tempat parkir, pengendara akan di arahkan
melakukan scan KTP untuk mengetahui identitas dari pengemudi. Setelah
melakukan scanner, layar monitor akan menampilkan perintah untuk putar
balik jika tempat parkir sudah penuh, dan jika lahan parkir masih kosong
layar monitor akan menampilkan maps tempat parkir yang masih kosong.
Bertepatan dengan itu, camera akan secara otomatis mengambil gambar plat
nomor kendaraan dan palang parkirpun terbuka. Saat pengemudi
memarkirkan kendaraannyah di tempat yang sudah di sediakan, secara
otomatis sensor akan membaca bahwa tempat itu sudah terisi dan di sistem
akan secara otomatis mengurangi lahan parkir yang kosong. Saat kendaraan
keluar, sensor akan membaca bahwa tempat tersebut menjadi kosong dan
menambah jumlah lahan parkir. Kendaraan yang keluar akan di arahkan
untuk melakukan scanner KTP dengan tujuan untuk memastikan bahwa
pengendara dengan identitas tersebut adalah pemilik kendaraan, hal tersebut
di ketahui dengan cara membandingkan antara data KTP pengendara dan
plat nomor kendaraan saat masuk dengan data KTP pengendara dan plat
nomor kendaraan saat keluar. Jika data tidak sama maka pengemudi akan di
arahkan untuk putar balik dan jika data sama pengemudi akan di arahkan
untuk bayar harga parkir dengan menggunakan kartu parkir. Jika sudah
selesai bayar, palang parkir akan terbuka dan kendaraan dapat keluar dari
area tempat parkir.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mebuat sistem parkir yang membuat pengunjung tidak antri di tempat


parkir untuk mencari tempat parkir.
2. Meciptakan sistem parkir yang otomatis input dan output dengan
menggunakan mesin.
3. Menciptakan sistem parkir yang aman dan nyaman.

1.3 Batasan Masalah


Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar sistem tersebut
lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian
akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. ruang lingkup hanya meliputi lahan sistem parkir.
2. Sistem yang disajikan yaitu : mengambil gambar tanpa harus
mengeluarkan kertas karena bersifat otomatis, dan sistem yang
sekarang ini pengunjung sulit mengetahui ketersedian lahan parkir
apakah masih kosong atau sudah penuh.

1.4 Metodologi Penelitian


1.4.1 Kualitatif
Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriftif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
yang dapat diamati. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan yaitu lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat hubungan antara
peneliti dan responden secara langsung dan metode ini lebih peka sehingga
dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap
pola-pola yang dihadapi peneliti.
Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data
yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya
analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong
pada pencapain data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan
keterlibatan peneliti sendiri dilapangan.

1.4.2 Pengumpulan Data


1.4.2.1 Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data
atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha
pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki.Sedangkan
menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri, 2010:9) kata observasi
berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara berulang
ulang.

1.4.2.2 Wawancara
Menurut Moleong dalam Haris Herdiansah (2013: 29) pengertian wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
1.4.3 Pengembangan Sistem
Berikut penulis memaparkan rencana yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan
menurut metode pengembangan sistem yang telah dipilih, yaitu :
1.4.3.1 Requirement analysis and Definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian
dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara
lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. Tahapan ini
merupakan proses dimana penulis menentukkan klasifikasi data
yang akan membantu dan mendukung dalam perancangan basis
data untuk mempermudah dan memperjelas dalam pengaksesan
program yang akan dibuat. Penulis mengumpulkan data mulai dari
harga, merk, dan spesifikasi kamera dslr kemudian menganalisa
data tersebut agar sesuai dengan yang dibutuhkan.
1.4.3.2 System and Software Design Desain
Sistem merupakan tahap penyusunan proses, data, aliran
proses, dan hubungan antar data yang paling optimal untuk
menjalankan proses bisnis dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan
hasil analisis kebutuhan. Di tahap ini, penulis menentukan dan
membuat desain sistem dan aliran proses dari sistem yang akan
dirancang. 13
1.4.3.3 Implementation and Unit Testing
Pada tahap ini merupakan tahap untuk mengubah desain
yang telah dibuat menjadi sebuah sistem yang dapat berjalan sesuai
dengan kebutuhan. Tahap ini merupakan pengkodean dari desain
ke dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam sistem ini desain yang
telah dibuat dikodekan dengan menggunakan salah satu bahasa
pemrograman. Data yang diperoleh dari suatu desain sistem yang
telah dirancang akan diubah ke dalam bahasa komputer atau diubah
menjadi kode. Untuk tahap ini, penulis mulai melakukan
pengkodean menggunakan bahasa pemrograman yang telah
ditentukan untuk menciptakan desain sistem dan aliran proses yang
telah dirancang sebelumnya.
1.4.3.4 Integration and System Testing
Agar sistem aplikasi yang telah dibuat dapat berjalan
dengan baik dan memberikan hasil yang optimal, maka perlu
proses pengujian. Pendekatan yang penulis gunakan adalah
blackbox, dimana program dianggap sebagai suatu “blackbox”,
pengujian berbasiskan spesifikasi, kebenaran perangkat lunak yang
diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data
atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa
melihat bagaiman proses untuk mendapatkan keluaran tersebut.
Penulis melakukan testing pada aplikasi yang telah dibuat untuk
menguji apakah sistem telah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.
1.4.3.5 Operation and Maintenance
Ini merupakan tahap perawatan sistem yang telah
dikembangkan seperti perawatan perangkat lunak, perawatan
perangkat keras dan media lain yang berhubungan dengan
komputer. Pada tahap ini pula harus dijaga performance perangkat
lunak agar berjalan dengan baik. Pada tahap akhir ini, penulis
melakukan perawatan mulai dari software dan hardware agar
performa dari sistem yang telah dibuat tetap stabil.

1.4.4 Metode Pengujian


Hasil dan Analisis Implementasi sistem deteksi muka dan
pelat pada penelitian ini dilakukan pada tempat parkir mobil di
City Mall. Webcam dipasang pada tiang dengan ketinggian
disesuaikan dengan ketinggian mobil. Pengujian aplikasi dilakukan
dengan menggunakan sampel video yang direkam melalui kamera
dan secara real time menggunakan webcam. Saat program
dijalankan maka akan muncul video. Sebut saja, dalam video
tersebut terdapat objek kendaraan yang akan dideteksi .
Selanjutnya proses yang terjadi adalah pendeteksian
karakter pada kendaraan plat nomor. Setelah plat terdeteksi dan
karakter diidentifikasi, lalu data tersebut akan disimpan di database
agar sesuai dengan saat kendaraan keluar antarmuka akan
menampilkan gambar kendaraan yang dapat diidentifikasi yang
terdiri dari waktu masuk, gambar mobil, juga sebagai nomor pelat
deteksi. Berdasarkan Tabel 1, nilai true positive adalah 3/7 dari 7
benda uji dan negatif palsu 4/7. Tingkat keberhasilan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan kondisi yaitu intensitas cahaya. Bila
intensitas cahayanya terlalu tinggi bisa menimbulkan cahaya pantul
di atas pelat sehingga karakter pelat akan sulit dikenali. Adapun
analisis pengenalan setiap karakter, sulit untuk membedakan antara
"9" dan "6", "8" dan "B", serta "N" dan "M" karena keduanya
memiliki fitur yang serupa.

Table 1. Accuracy of Plate Identifiaction.

NO NO PLATE DetectionResult Annotation


1 F2596UAJ F2599UAJ False Negative
2 F2836UBK F2836UBK True Poitive
3 F9861ANR F9B61AMR False Negative
4 F2096APG F2099APG False Negative
5 F2021ANS F2021ANS True Positive
6 F2022HAH F2022HAH True Positive
7 F2020PJR F2020PIR False Negative

Pada pengujian sistem secara keseluruhan masing-masing


komponen dipasang pada raspberry. Pengujian dilakukan untuk melihat
apakah komponen-komponen tersebut dapat terkomposisi dengan baik
dan bekerja sesuai dengan perintah pada program yang telah dibuat.

Metode pengujian yang dapat digunakan antara lain:

1.4.4.1 Metode Whitebox Testing


Metode whitebox testing adalah pengujian yang
didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan,
menggunakan struktur kontrol dari desain program secara
procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa
kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan
white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara persentase menunjukan angka
100%. Pengujian dilakukan berdasarkan bagaimana suatu
software menghasilkan output dari input. Pengujian ini
dilakukan berdasarkan kode program. Disebut juga
struktural testing atau glass box testing [ CITATION Jia99
\l 1033 ].
1.4.4.2 Metode Blackbox Testing
Menurut Pressman (2005), Black-Box Testing
adalah metode pengujian yang berfokus pada persyaratan
fungsional perangkat lunak [ CITATION Pre05 \l 1033 ].
Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan dalam
kategori sebagai berikut:
1. Fungsi–fungsi yang tidak benar atau hilang,
2. Kesalahan interface,
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database
eksternal,
4. Kesalahan kinerja

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi
Penelitian serta Sistematika Penulisan.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang didapat dari
sumber-sumber yang relevan untuk digunakan sebagai panduan
dalam penelitian serta penyusunan skripsi. Dalam bab ini juga di
paparkan berbagai metode beserta contohnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini membahas mengenai tentang tahapan
penelitian dan pengumpulan sebuah data mengenai penelitian.
Dimulai dari menganalisis, merancang, serta pembuatan alat itu
sendiri.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini membahas mengenai penelitian, dari mulai
pengujian alat, pengecekan pengelohan data, dan menganalisis
kinerja alat.

BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini membahas kesimpulan dari penelitian yang
terkait serta ungkapan permintaan kritik dan saran dari penulis
untuk pembaca.

Anda mungkin juga menyukai