KARAKTERISTIK RESERVOIR
4
5
2.1.1.1 Porositas
Porositas () didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
ruang pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar-
kecilnya porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan
fluida reservoir. Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai :
Vb Vs Vp
Vb Vb …………………………………...…………...… (2-1)
Keterangan :
Vb = volume batuan total (bulk volume), cm3
Vs = volume padatan batuan total (grain volume), cm3
Vp = volume ruang pori-pori batuan, cm3
6
C o n n e c te d o r
E f f e c t iv e
P o r o s it y
To t a l
P o r o s it y
Is o la t e d o r
N o n - E f f e c t iv e
P o r o s it y
2.1.1.2 Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang
menunjukkan kemampuan dari suatu batuan untuk meloloskan fluida.
Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh Henry
Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial, yang
bermula dari dua persamaan sebagai berikut :
q
v=
A .......................................................................................... (2-4)
dan
k dP
v =− x
μ dL ............................................................................ (2-5)
Sehingga jika diturunkan menjadi :
q k dP
=− x
a μ dL ........................................................................... (2-6)
Dan jika disubsitusikan menjadi :
8
q ¿
¿ ..................................................................... (2-7)
Dengan percobaan yang dilakukan oleh Henry Darcy (1856), berdasarkan
persamaan – persamaan di atasmaka diperoleh harga permeabilitas absolut batuan,
sesuai persamaan berikut :
q.μ.L
k=
A . ( P1 −P2 ) ........................................................................... (2-8)
dimana :
k = permeabilitas media berpori, D
q = laju alir, cm3/s
= viskositas fluida yang mengalir, cp
L = panjang media berpori, cm
A = luas, cm2
P = tekanan, atm
dialiri air.Batupasir silindris yang porous ini 100% dijenuhi cairan dengan
viskositas μ, dengan luas penampang A, dan panjangnya L. Kemudian dengan
memberikan tekanan masuk P1 pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran
dengan laju sebesar Q, sedangkan P 2 adalah tekanan keluar. Dari percobaan
dapat ditunjukkan bahwa Q.μ.L/A.(P1-P2) adalah konstan dan akan sama
dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan,
perbedaan tekanan dan dimensi batuan yang digunakan. Dengan mengatur
laju Q sedemikian rupa sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh
harga permeabilitas absolut batuan.Gambar 2.3pada gambar dibawah ini,
menunjukkan Diagram Percobaan Pengukuran Permeabilitas absolut.
(BMtampak )gas
28,97
Gambar 2.3 Diagram Percobaan Pengukuran Permeabilitas Absolut2)
B. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif didefinisikan sebagai permeabilitas batuan dimana
fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas,
gas dan minyak atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif dinyatakan
sebagai Ko, Kg, Kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas, dan air.
Jika laju aliran minyak adalah Qo dan laju aliran air adalah Qw, maka laju
aliran total (Qo + Qw) yang keluar dari sampel core per satuan waktu akan
sama, tetapi perbandingan antara minyak dan air yang keluar tidaklah sama
dengan Qo/Qw. Suatu keseimbangan akan terjadi apabila jumlah air yang keluar
sama dengan yang masuk.
Harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) dapat dihitung dari
jumlah minyak dan air yang diinjeksikan dan jumlah minyak dan air yang
keluar setelah keseimbangan dicapai. Apabila kondisi sudah stabil dan tekanan
injeksi (P1) serta tekanan keluar P2 telah diukur, maka dapat ditentukan
persamaan permeabilitas efektif minyak dan air adalah :
Q o . μo . L
k o=
A .( P1 −P 2 ) ....................................................................................(2-11)
Q w . μw . L
k w=
A .( P1 −P2 ) ....................................................................................(2-12)
Keterangan :
o = viskositas minyak, cp
w = viskositas air, cp
ko= permeabilitas efektif minyak, md
kw= permeabilitas efektif air, md
Percobaan ini diulangi untuk laju permukaan (input rate) yang berbeda
untuk minyak dan air, dengan (Qo + Qw) konstan. Harga-harga Ko dan Kw pada
11
persamaan (3.10) dan persamaan (3.11) jika diplot terhadap So dan Sw akan
diperoleh hubungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Mg. P
R.T Mg
×
Mu. P 28,97
R.T
Gambar 2.4 Kurva Permeabilitas Efektif Untuk Sistem Minyak Dan Air6)
3. Kedua harga Ko dan Kw akan selalu lebih kecil dari K kecuali pada titik A
dan B. Untuk suatu harga So manapun, jumlah harga Ko dan Kw akan selalu
lebih rendah dari K atau Ko + Kw ¿ K.
C. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas relatif. Sedangkan permeabilitas
relatif dinyatakan sebagai berikut :
ko
k ro =
k .................................................................................................(2-13)
kg
k rg =
k ................................................................................................(2-14)
kw
k rw =
k ...............................................................................................(2-15)
Keterangan :
kro = permeabilitas relatif minyak
krg = permeabilitas relatif gas
krw = permeabilitas relatif air
a) Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam
reservoir, saturasi air cenderung untuk lebih besar dalam bagian batuan yang
kurang porous. Bagian struktur reservoir yang lebih rendah relatif akan
mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relatif rendah. Demikian juga untuk
bagian atas dari struktur reservoir berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan
oleh adanya perbedaan densitas dari masing-masing fluida.
b) Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatif produksi minyak. Jika
minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan oleh air
dan atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang memproduksikan minyak,
saturasi fluida berubah secara kontinyu.
c) Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori-pori
yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume contoh batuan adalah V, ruang
pori-porinya adalah.V, maka ruang pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon
adalah:
14
Pc = Pnw - Pw.......................................................................................(2-22)
Pa
B‘ Po b
B‘
B Pw b B
Pw
h h
a ir O il
Pa Po a A
A’ A A’ Pw a
w a te r w a te r
a . A ir - W a t e r b . O il - W a t e r
Gambar 2.5 Tekanan dalam Pipa Kapiler6)
15
2.1.1.5 Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi
gaya tarik-menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang
merupakan faktor dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan.
Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air
cenderung melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak akan
terletak diantara fasa air. Jadi minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik
dengan batuan dan akan lebih mudah mengalir. Gambaran tentang water
wet dan oil wet ditunjukkan pada Gambar 2.6 di bawah ini.
a . O il W e t b . W a te r W e t
P o r e s p a c e o c c u p ie d b y H O
R o c k m a t r ix
P o r e s p a c e o c c u p ie d b y O il
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak (atau gas) yang
ada diantara matrik batuan. Kesetimbangan Gaya-gaya pada Batas Air-Minyak-
Padatan pada Gambar 2.7di bawah ini.
wo
so sw
cos
wo
so sw
O il W a te r S o lid
Suatu cairan dapat dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya
positip (< 75o), yang berarti batuan bersifat water wet. Apabila sudut kontak
antara cairan dengan benda padat antara 75 - 105, maka batuan tersebut bersifat
intermediet. Apabila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya
negatip (> 105o), berarti batuan bersifat oil wet. Gambar 2.8 dan Gambar 2.9
menunjukkan besarnya sudut kontak dari air yang berada bersama-sama dengan
hidrokarbon pada media yang berbeda, yaitu pada permukaan silika dan kalsit.
o
= 30
o
= 83
o = 158 = 35
o
Is o - O c t a n e Is o - O c t a n e + Is o - Q u in o lin e N a p h t h e n ic
5 , 7 % Is o - Q u in o lin e A c id
o o o o
= 30 = 48 = 54 = 106
Is o - O c t a n e Is o - O c t a n e + Is o - Q u in o li n e N a p h t h e n ic
5 , 7 % Is o - Q u i n o l in e A c id
2.1.1.6 Kompresibilitas
Kompressibilitas didefinisikan sebagai perubahan volume pori per
satuan perubahan tekanan. Batuan yang berada pada kedalaman tertentu
akan mengalami dua macam tekanan, antara lain :
1. Tekanan internal, yang diakibatkan oleh tekanan hidrostatik fluida
yang terkandung dalam pori-pori batuan.
2. Tekanan eksternal, yang disebabkan oleh berat batuan yang ada
diatasnya (overburden pressure).
Apabila tekanan internal fluida didalam rongga pori berkurang pada
suatu tekanan eksternal (overburden) yang konstan, maka volume bulk
batuan akan berkurang, sedangkan volume material batuan yang padat
makin bertambah besar. Menurut Geerstma (1957), konsep
kompressibilitas batuan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksi perubahan volume
material padatan (grains) terhadap satuan perubahan tekanan.
2. Kompressibilitas bulk batuan, yaitu fraksi perubahan volume bulk
batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
3. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksi perubahan volume pori-
pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Diantara konsep diatas, kompressibilitas pori-pori batuan dianggap
yang paling penting dalam teknik reservoir khususnya.
19
10
9
8
6
C o m p r e s s ib ilit y , x 1 0 7
E f f e c t iv e R o c k
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
P o r o s i t y, %
1 dVp
Cp .
Vp dP *
....................................................................................(2-26)
Keterangan :
Vr = volume padatan batuan (grains), inch3
Vp = volume pori-pori batuan, inch3
P = tekanan hidrostatik fluida di dalam batuan, psi
P* = tekanan luar (tekanan overburden), psi
Cr = perubahan bentuk volume bulk batuan
Cp = perubahan bentuk volume pori-pori batuan
a. Densitas Gas
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan antara rapatan gas
tersebut dengan rapatan suatu gas standart. Kedua rapatan diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama. Biasanya yang digunakan sebagai gas
standar adalah udara kering massa tiap satuan volume dan dalam hal ini
massa dapat diganti oleh berat gas, m. Secara sistematis densitas gas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
21
P Ma
g
z R T .......................................................................................(2-27)
Dimana :
z = faktor kompresibilitas gas
P =tekanan reservoir, psia
T =temperatur, oR
R =konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
Ma =berat molekul tampak = yi Mi
yi =fraksi mol komponen ke-i dalam suatu campuran gas
Mi =berat molekul untuk komponen ke-i dalam suatu campuran gas
Keterangan :
γg = Spesific Gravity Gas
ρg = densitas gas
ρ udara = densitas udara
Dengan diasumsikan bahwa kelakuan dari gas dan udara di
representasikan oleh persamaan gas ideal, maka Spesific Gravity
menjadi :
pMg
RT Mg Mg
γg = = = ........................................................(2-29)
pMudara Mudara 29
RT
22
c. Viskositas Gas
Viskositas gas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran.
Viskositas gas hidrokarbon umumnya lebih rendah dari pada viskositas
gas non hidrokarbon. Bila komposisi campuran gas diketahui, maka
viskositasnya dapat diketahui dengan persamaan :
0.5
∑ μg i yi Mi
μg=
∑ yi Mi 0. 5 ........................................................(2-31)
Dimana :
μg = viskositas gas campuran pada tekanan atmosfer
μgi = viskositas gas murni
yi = fraksi mol komponen ke-i
Mi = Berat molekul setiap komponen
Z . n.R .T
P
V res Zsc.n.R .T
Bg=
V sc = Psc ...........................................................(2-32)
Sehingga dari persamaan diatas faktor volume formasi gas menjadi :
Z .T . Psc
Bg = Zsc.Tsc .P ............................................................................(2-33)
Keterangan :
Z = Faktor kompressibilitas gas pada kondisi reservoir
Zsc = Faktor kompressibilitas gas pada kondisi standart
T = Suhu reservoir, oR
P = Tekanan reservoir, psia
Tsc = Suhu standart = 60 oF = 520 oR
Psc = Tekanan standar = 14,7 psia
e. Kompressibilitas Gas
Kompressibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas
yang disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Biasa juga dinyatakan sebagai coefficient kompressibilitas isotermal dari
gas.Hal ini perlu dibedakan antara faktor kompressibilitas (Z) dengan
kompressibilitas gas.Dimana faktor kompressibilitas adalah suatu faktor
yang menunjukkan penyimpangan gas nyatadari keadaan ideal, sedangkan
kompressibilitas gas adalah menunjukkan efek dari tekanan terhadap
25
P nRT dZ 1 1 dZ
Cg=−
nRTZ P2
P −Z
dP ( ) ⇒
Cg= −
P Z dP
Cara lain untuk menentukan kompressibilitas gas adalah dengan
menggunakan hukum keadaan berhubungan, yaitu :
C pr
Cg=
P pc ....................................................................................(2-40)
Keterangan :
Cpr = pseudo-reduced compressibility
Ppc = pseudo-critical pressure, psia
Z = faktor kompressibilitas
P = tekanan reservoir, Psia
P V = n R T ...................................................................................(2-41)
Gas yang bersifat sebagai gas nyata tidak memenuhi Persamaan (2-
41), tetapi memberi penyimpangan sebesar Z, sehingga Persamaan (2-42),
menjadi :
P V = n Z R T.................................................................................(2-42)
Keterangan :
P = tekanan, psia
V = volume, SCF
n = jumlah mol, lb-mol
T = temperatur, oR
R = konstanta gas, 10.732 cuft psia R-1lb-mol-1
Z = faktor deviasi
a. Densitas Minyak
Densitas Minyak sering dinyatakan dalam Spesific Gravity.
Densitas minyak adalah perbandingan antara berat fluida terhadap
volumenya. Hubungan antara Densitas Minyak dengan Spesific Gravity
didasarkan pada berat jenis air, dengan persamaan sebagai berikut :
m
ρ = v ............................................................................(2-43)
ρo
SG minyak = ρw ..................................................................(2-44)
Keterangan :
m = massa, gr
v = volume, cm3
o = densitas minyak, gr/cm3
w = densitas air, gr/cm3
Didalam dunia perminyakan, Spesific Gravity minyak sering
dinyatakan dalam satuan 0API. Hubungan antara SG minyak dengan
0
API dapat dirumuskan sebagai berikut :
141 ,5
−131 ,5
0
API = SG ..................................................................(2-45)
F ∂y
μ= x
A ∂ v ............................................................................(2-46)
Keterangan :
μ =
viskositas, gr/(cm.sec)
F =
shear stress, dyne
A = ...............................................................................................luas
bidang paralel terhadap aliran, cm2
dv
dy ................................................................................................=
gradient kecepatan, cm/(sec.cm).
Viskositas minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
Temperatur, viskositas akan turun seiring dengan naiknya temperatur
Tekanan, pada tekanan dibawah Pb (bubble point) maka viskositas
turun dengan naiknya tekanan tetapi tekanan diatas Pb (bubble point)
maka viskositas akan naik seiring dengan naiknya tekanan.
Jumlah gas terlarut, viskositas akan turun dengan semakin banyaknya
gas didalam cairan.
e. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume
minyak akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut :
33
Bob B oi
Co
B oi Pi Pb ....................................................................... (2-50)
Dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi =faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi =tekanan reservoir, psi
Pb = tekanan bubble point, psi
Dimana :
ρw = densitas air formasi, gr/cm3
34
a. Tekanan Hidrostatik
Adalah suatu tekanan dari fluida yang berada di dalam pori-pori batuan
formasi.Faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatik adalah jenis dari
fluida itu sendiri dan kondisi geologi. Persamaan yang digunakan untuk
mencari tekanan ini adalah :
g = gravitasi, m/s2
h = kedalaman,ft
b. Tekanan Kapiler
39
h
Pc= ρ −ρ
144 ( w o ) ...................................................................(2-53)
Keterangan :
c. Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah besarnya tekanan yang diakibatkan oleh
berat seluruh beban yang berada di atas kedalaman tertentu tiap satuan luas.
Gmb−G fl
Po =
luas. area ...............................................................................(2-54)
Dimana :
Gmb = berat matrik batuan formasi, lb
Gfl = berat fluida yang terkandung dalam batuan formasi, lb
a. Tekanan Formasi
Tekanan formasi adalah tekanan yang berasal dari dalam formasi. Tekanan
formasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu diantaranya adalah :
40
b. Tekanan Rekah
Tekanan rekah adalah tekanan hidrostatis maksimum yang dapat
ditahan oleh formasi tanpa menyebabkan terjadinya pecah formasi
tersebut. Besarnya gradien tekanan rekah dipengaruhi oleh tekanan
overburden, tekanan formasi, dan kondisi kekuatan batuan. Tekanan rekah
adalah tekanan hidrostatis maksimum yang dapat ditahan oleh formasi
tanpa menyebabkan terjadinya pecah formasi tersebut. Besarnya gradien
tekanan rekah dipengaruhi oleh tekanan overburden, tekanan formasi, dan
kondisi kekuatan batuan.
2.1.3.2 Temperatur Reservoir
41
Td = Ta + @ D (2-55)
Keterangan :
Td = temperatur reservoir pada kedalaman D ft, °F
Ta = temperatur pada permukaan °F.
@ = gradien temperatur, °F/100 ft
D = kedalaman, ft
Besarnya gradien temperatur bervariasi dari suatu daerah dengan
daerah yang lainnya.Variasi gradien temperatur ini disebabkan oleh sifat
konduktifitas atau daya hantar batuan. Pengukuran temperatur formasi
dilakukan setelah “completion” dan temperatur formasi ini dapat dianggap
konstan selama kehidupan reservoir, kecuali bila dilakukan proses
stimulasi.