9a590 5. Pengukuran Topografi Bendungan Bulak Balik 1
9a590 5. Pengukuran Topografi Bendungan Bulak Balik 1
MODUL 05
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengukuran Topografi Bendungan sebagai
Materi Substansi dalam Pelatihan Perencanaan Bendungan Tingkat Dasar. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
di bidang Sumber Daya Air.
Modul Pengukuran Topografi Bendungan ini disusun dalam 5 (lima) bab yang
terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
pengukuran topografi bendungan dalam perencanaan bendungan. Penekanan
orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para
peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 5 PENGUKURAN TOPOGRAFI BENDUNGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Pengukuran Topografi Bendungan ini terdiri dari tiga kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Tata Cara Pengukuran Teristris.
Kegiatan belajar kedua membahas Pengelolaan Data, dan kegiatan ketiga
membahas mengenai Perubahan Penggambaran.
Persyaratan
Metode
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 5 PENGUKURAN TOPOGRAFI BENDUNGAN
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 5 PENGUKURAN TOPOGRAFI BENDUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk pembahasan pada pelatihan ini akan membahas semua data yang
diperlukan untuk membuat peta sesuai dengan skala yang diinginkan, yang
diperoleh dengan pengkuran langsung dilapangan yaitu pemetaan teristris
BAB II
TATA CARA PENGUKURAN TERISTRIS
Persiapan alat adalah menentukan jenis alat yang akan digunakan dan
melakukan pengechekan agar peralatan yang digunakan dalam kondisi layak
dan memenuhi persyatan .
Selain persiapan tersebut di atas, pada tahap ini koordinator tim pengukuran
juga melaksanakan tertib administrasi dengan melapor kepada aparat desa
setempat untuk berkoordinasi melaksanakan kegiatan pengukuran di
lapangan, misal Camat dan Kepala Desa
Survey pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi lokasi daerah yang akan
dipetakan. Tujuannya agar dapat diperkirakan jumlah dan volume
pengukuran, merancang jadwal pelaksanaan yang paling efisien, menentukan
tempat yang akan dijadikan sebagai base camp tim pengukuran dan lain-lain.
Dalam rencana kerja dilengkapi dengan peta kerja dibahas, antara lain :
a. Urutan langkah-langkah setiap tahapan pekerjaan pemetaan berikut
metoda yang akan digunakan
b. Penyebaran penempatan BM dan CP serta pembagian rencana jalur
pengukuran dibuat dengan bentuk Kring/Loop
c. Pembagian tugas yang jelas kepada personil pelaksana
d.
Tabel 2.1. Jenis Peralatan yang Digunakan Pengukuran Teristris
No. Jenis Alat Type Fungsi Keterangan
PERSIAPAN
Personil/Peralatan
Survey Pendahuluan
Inventariataasi Data
Reencana Kerja
Pekerjaan
Lapangan
Kerangka Dasar
Pemasangan
BM, CP, PK
Titik referensi yang digunakan adalah titik atau Benchmark yang ada di sekitar
lokasi pengukuran atau titik Trianggulasi terdekat, apabila titik referensi
jaraknya terlalu jauh maka dapat digunakan dengan alat bantu GPS sebagai
titik awal.
Patok-patok kerangka dasar ini dipasang kokoh sedemikian rupa pada tanah
yang stabil dan aman dari gangguan serta mempunyai nomenklatur yang
jelas sebagai identitasnya.
4) Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dari gangguan,
baik gangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu
aktifitas umum. Lokasi benchmark ditempatkan pada tempat yang
mudah dicari.
5) Bench Mark dibuat dan campuran semen, pasir dan kenikil dengan
perbandingan 1: 2 : 3. Kerangka benchmark dibuat dari besi tulangan
berdiameter 8 mm, dan 6 mm. Bagian tengah benchmark dipasang
baut dengan panjang 10 cm berdiameter 1 cm.
8) Patok Kayu adalah patok bantu yang dibuat dari bahan kayu yang
kuat dengan ukuran 5 x 7 x 50 cm ditanam sedalam 30 cm dicat
merah dan dipasang paku diatasnya serta diberi kode dan nomor yang
teratur.
10) Semua patok kayu yang dipasang diberi cat dengan warna merah,
dipaku di atasnya, serta diberi nomor secara urut, jelas, dan
sistematis.
b) Pengukuran Poligon
Apabila pada awal pengukuran hanya ada 1 titik ikat (tidak ada sudut
jurusan awal), maka harus dilakukan pengamatan matahari.
Sudut adalah selisih bacaan dua arah yang besarnya adalah selisih
bacaan lingkaran horizontal alat ukur sudut pada waktu pembacaan ke
suatu titik dan titik lainnya.. Besamya sudut dihitung berdasarkan hasil
pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
Penjelasan pengukuran sudut sebagai berikut lihat
β = Sudut mendatar
B
α
3) Pengukuran Jarak
d1
d2
d3
d1 d2 d3
Areal pengukuran situasi mengacu kepada muka air banjir maximum ditambah
dengan 0.2 H atau pengukuran dari muka air banjir maximum ditambah + 100
m ke arah daratan.
Alat yang digunakan adalah Total Station atau Theodolit T0, atau yang
sejenisnya,
Ketelitian poligon raai untuk sudut 20’ N, dimana N = banyaknya titik
sudut, ketelitian jarak poligon raai 1 : 2.000,
Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia diambil
sebagai titik detail, seperti : bukit,lembah,jalan, jembatan dll.
Kerapatan titik detail harus dibuat sesuai skala peta yang diminta dan
lengkap sehingga diperoleh peta yang memenuhi mutu yang baik
Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran,
Ketelitian tinggi poligon raai 10 cm D (D dalam km).
Dengan cara tachymetri data-data yang dibutuhkan, sebagai berikut :
Pembacaan benang diafragma ( benang atas, tengah, bawah),
Pembacaan Sudut zenith atau sudut miring,serta tinggi alat
Tinggi alat ukur
Target
Bt
Dm B
σ
∆h
Tai
A Dd
RencanaAsBendungan
Keterangan:
a= Interval 25meter
b= Interval 50meter
H = Tinggi TubuhBendungan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran long dan cross section,
yaitu :
a) Alat yang digunakan minimal adalah Theodolit T0, atau yang sejenisnya,
b) Prinsip dasar pengukuran adalah dengan metoda tachymetri
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 17
MODUL 5 PENGUKURAN TOPOGRAFI BENDUNGAN
2.3 Latihan
Jawablah soal-soal berikut ini!
1. Sebutkan langkah pengukuran pada tahap persiapan ?
2. Apa tujuan pengukuran polygon dan data apa saja yang dilakukan
dilapangan
3. Apa tujuan dilakiukan pengukuran sipat datar ?
2.4 Rangkuman
Pekerjaan Persiapan terdiri dari : Persiapan peralatan dan personil, survey
pendahuluan, menginventarisasi data topografi dan membuat rencana kerja
Pemasangan Bench Marak (BM), Center Point (CP) dan patok kayu
2.5 Evaluasi
1. Metoda pengamatan matahari dilakukan dengan cara :
a. Dengan cara menggunakan prisma roeloef, ditadah dan diterpong
yang dilakukan pada sore hari
b. Dengan cara menggunakan prisma roeloef, ditadah dan diterpong
yang dilakukan pada pagi hari
c. Dengan cara menggunakan prisma roeloef, ditadah dan diterpong
yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari
d. Dengan cara menggunakan prisma roeloef dan diterpong yang
dilakukan pada pagi hari dan sore hari
2. Dalam pengukuran sipat datar salah satu syarat adalah jumlah jarak
kemuka diusahakan sama dengan jumlah jarak kebelakang, hal tersebut
dimaksudkan untuk :
a. Untuk menghilangkan kesalahan nol rambu
b. Untuk menghiliangkan kesalahan garis bidik
c. Untuk menghilangkan kesalahan garis bidik dan nol rambu
d. Untuk memudahkan korekasi perhitungan beda tinggi
BAB III
PENGELOLAAN DATA
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menghitung pengolahan
data kerangka dasar maupun perhitungan penentuan titik detail.
XB = XA + dab. sin
YB = XA + dab. cos
Dimana :
XA, YA = Koordinat titik diketahui
XB, YB = Koordinat titik yang akan ditentukan
Dab Sinσab = Selisih absis (∆ Xab)
dAP CosσAP = Selisih ordinat (∆ Yab)
dAb = Jarak datar dari Titik A ke Titik B
σab = Azimuth /Sudut Jurusan garis AB
Salah penutup sudut untuk poligon pengikatan, dan poligon utama adalah :
10" √N ,( N = jumlah titik poligon).
∑β =(n + 2)180o + fβ
dimana:
β = Sudut Ukuran
α = Sudut Jurusan
(n – 2) = Berlaku untuk sudut dalam
(n +2) = Berlaku untuk sudut luar
N = Jumlah titik
fβ = Kesalahan penutup sudut ≤ 10" √N
∑ d.Cos σ = 0 + ∆y ( absisi)
Dimana :
KL
X 2
Y 2
: 1:
d 7.500
KL = Kesalahan liner
a. Syarat geometris
Sipat Datar Tertutup/ Kring
∆H PH
H Akhir
H Awal
H PH
T 10 D km mm
PH ≤ T (10 √ D km) mm
D optis = ( Ba – Bb ) x 100
H 2 H 1 H 12 KH
dimana:
H = Tinggi titik
∆H = Beda tinggi
Btb = Benang tengah belakang
Btm = Benang tengah muka
Ba = Benang atas
Bb = Benang bawah
PH = Salah penutup beda tinggi
KH = Koreksi beda tinggi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 23
MODUL 5 PENGUKURAN TOPOGRAFI BENDUNGAN
1
H [ ( Ba Bb ) 100. sin 2 ] Ta BT
2
TB TA H
Dimana
3.3 Latihan
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan pormula perhitungan syarat geometris untuk sudut pada
pengukuran poligton
2. Sebutkan perhitungan pormula syarat geometris untuk pengukuran sipat
datar
3. Sebutkan pormula metoda Tachymetri untuk perhitungan jarak datar
3.4 Rangkuman
Kerangka dasar horizontal dengan melakukan perhitungan koordinat hasil
pengukuran polygon di lapangan, dalam perhitungan polygon harus
memperhatikan syarat geometrisnya ,yaitu polygon tertutup dean terikat
sempurna
3.5 Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan melingkari jawaban yang Anda
anggap tepat !
BAB IV
PERUBAHAN PENGGAMBARAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menjabarkan
penggambaran situasi maupun gambar profil melintang dan memanjang, sesuai dengan skala
yang telah ditentukan.
a. Ukuran peta (50x50) cm, garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm
dengan ukuran (10x10) mm, garis sambungan peta 10 cm, skala peta
1 :5.00 / 1 : 2.000 di buat grafis dan numeris, indek peta dengan ukuran
yang sudah ditentukan, informasi legenda sesuai dengan yang ada di
lembar peta , keterangan titik referensi harus ada disetiap lembar peta
dicantumkan dibawah legenda.
b. Semua benchmark, titik ikat horizontal BIG (Badan Informasi Geospasial),
dan titik tinggi BIG yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda
yang telah ditentukan dan di lengkapi dengan elevasi (z) dan koordinat
(x,y)
c. Pada setiap interval 5 (lima) garis kontur di buat tebal dari garis kontur
lainnya dengan ketebalan ukuran yang telah ditentukan dan ditulis angka
elevasinya.
d. Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan ketentuan
Direktorat Irigasi dan sesuai dengan topografi yang ada di lapangan.
e. Penarikan kontur cukup 2.5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk daerah
berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan serta harus tercantum
data elevasi.
f. Gambar/ peta situasi skala 1 : 5.000 / 1 : 2.000 digambar di atas kertas
transparan stabil atau sesuai dengan keinginan pemilik pekerjaan dengan
ukuran A-1.
g. Gambar konsep (draft) dan titik pengukuran poligon utama dan raai/
voorstraal harus dilakukan di atas kertas transparan stabil untuk di setujui
pemilik pekerjaan.
h. Gambar kampung, sungai, rawa buatan alam dan manusia harus diberi
nama yang jelas dan harus diberi batas.
i. Peta ikhtisar skala di gambar dengan cara pengecilan peta skala
1 : 5.000/ 1 : 2.000 menggunakan software dari distributor merk apa saja
yang berlaku di Indonesia pada kertas transparan stabil.
j. Pada peta ikhtisar skala 1 : 25.000/ 1 : 10.000 harus tercantum nama
kampung, nama sungai, benchmark, jalan, jembatan, rencana bendung
dan lain-lain tampakan yang ada di daerah pengukuran dengan interval
kontur cukup tiap 12,5 m untuk daerah datar dan 25 m untuk daerah
berbukit, grid peta ikhtisar tiap 10 cm.
k. Lembar peta harus di beri nomor urut yang jelas dan teratur serta format
gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh pemilik pekerjaan.
l. Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai di gambar dengan
sistem koordinat, tidak diperkenankan di gambar dengan cara grafis.
Ketelitian Penggambaran
CL
-5.00
-0.06
-0.18
-0.30
-0.46
-1.24
0.10
JARAK ANTAR TITIK (m) 22.10 6.00 7.10 10.40 7.60 5.30
AS.3
4.3 Latihan
1. Pada peta ikhtisar skala 1 : 20.000 /1 : 10.000 harus mencantumkan apa
saja dan tiap interval berapa garis kontur untuk daerah datar dan daerah
perbukitan?
2. Ploting Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai di gambar
dengan menggunakan metoda apa? sistem koordinat, tidak
diperkenankan di gambar dengan cara grafis
3. Penggambaran potongan (memanjang dan melintang) mencakup lokasi
apa saja?
4.4 Rangkuman
Untuk penggambaran Peta Situasi dibuat dan biasanya untuk perencanaan
bendungan dibuat skala sebagai berikut :
Peta situasi daerah genangan skala 1 : 5.000
Peta ikhtisar 1 : 10.000 , 1 :20.000
Peta situasi daerah rencana bendungan skala 1 : 5.00
Peta situasi Borrow area skala 1 : 500, 1 :1.000
Peta situasi Quarry site skala 1 : 500, 1 : 1000
4.5 Evaluasi
1. Penarikan kontur pada peta situasi skala 1 : 5.000 / 1 : 2.000 dibuat tiap
interval.....
a. Untuk kontur garis tiap 1.0 m / 1.25 m untuk daerah datar dan 2.5 m /
5.0 m untuk daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan
serta harus tercantum data elevasi.
b. Untuk kontur garis tiap 0.5 m / 1.0 m untuk daerah datar dan 2.5 m /
5.0 m untuk daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan
serta harus tercantum data elevasi.
c. Untuk kontur garis tiap 0.5 m / 1.0 m untuk daerah datar dan 2.0 m /
5.0 m untuk daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan
serta harus tercantum data elevasi.
d. Untuk kontur garis tiap 0.5 m / 1.0 m untuk daerah datar dan 2.5 m /
7.5 m untuk daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan
serta harus tercantum data elevasi.
3. Gambar/ peta situasi skala 1 : 5.000/ 1 : 2.000 digambar di atas kertas apa
dan ukurannya berapa ?.
a. Digambar di atas kertas transparan stabil atau sesuai dengan
keinginan pemilik pekerjaan dengan ukuran A-1.
b. Digambar di atas kertas transparan tidak perlu stabil atau sesuai
dengan keinginan pemilik pekerjaan dengan ukuran A-1.
c. Digambar di atas kertas transparan stabil atau sesuai dengan
keinginan pemilik pekerjaan dengan ukuran A-0.
a. Digambar di atas kertas transparan stabil atau sesuai dengan
keinginan pemilik pekerjaan dengan ukuran sembarangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Azimuth : besaran sudut yang dimulai dari arah utara terhadap titik
tertentu
Bench Mark ( BM) : titik kontrol dilapangan yang terbuat dari kontruksi beton
dengan ukuran tertentu
Beda Tinggi : selisih tinggi/ elevasi antara dua titik, apabila selisihnya
positif maka kondisi medan naik dan apabila selisihnya
negatif maka medannya turun
Center Ponit ( CP ) : titik kontrol dilapangan yang ukurannya lebih kecil dari BM
yang terbuat dari kontruksi beton dengan pelindung dari
pipa PVC dengan ukuran tertentu
Pengukuran Poligon : rangkaian segi banyak yang berfungsi sebagai kerangka
horizontal peta, poligon terdiri dari poligon utama dan
poligon cabang, dimana poligon utama berbentuk kring
tertutup, sedangkan poligon cabang merupakan terikat
pada poligon utama
Pemetaan teristris : adalah peta yang diperoleh semua datanya, dengan jalan
melakukan pengukuran langsung di lapangan
Peta : bayangan yang diperkecil dari sebagian besar atau kecil
permukaan bumi
Skala peta : perbandingan antara suatu jarak diatas peta dan jarak
yang sama diatas permukaan bumi
Sudut : selisih bacaan dua arah yang besarnya adalah selisih
bacaan lingkaran horizontal alat ukur sudut pada waktu
pembacaan ke suatu titik dan titik lainnya
KUNCI JAWABAN
Jawaban:
∑β =(n + 2)180o + fβ
∆H PH
H Akhir
H Awal
H PH
2. Ploting Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai di gambar
dengan menggunakan metoda apa? sistem koordinat, tidak
diperkenankan di gambar dengan cara grafis
Jawaban:
Dengan menggunakan sistem koordinat, tidak diperkenankan di gambar
dengan cara grafis