Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Fian Akhmad Ikhsani

NPM : 18144800073
KELAS : F2

PENAMAAN DAN PENDEFINISIAN

1. PENAMAAN
Penamaan atau pemberian nama adalah soal konvensi atau perjanjian belaka di
antara sesama anggota statu masyarakat bahasa. (Aristoteles).
Antara suatu satuan bahasa sebagai lambang, misalnya kata, dengan sesuatu yang
dilambangkannya bersifat sewenang-wenang dan tidak ada hubungan “wajib” di antara
keduanya. Jika sebuah nama sama dengan lambang untuk sesuatu yang
dilambangkannya, berarti pemberian nama itu pun bersifat arbitrer, tidak ada hubungan
wajib sama sekali.
Walaupun demikian, secara kontemporer kita masih dapat menelurusi sebab-
sebab atau peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya penamaan atau
penyebutan terhadap sejumlah kata yang ada dalam leksikon bahasa Indonesia.
A. Peniruan Bunyi
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan
bunyi. Maksudnya, nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi
dari benda tersebut atau suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut.
Misalnya, binatang sejenis reptil kecil yang melata di dinding disebut cecak
karena bunyinya “cak, cak, cak-“. Begitu juga dengan tokek diberi nama seperti itu
karena bunyinya “tokek, tokek”. Contoh lain meong nama untuk kucing, gukguk
nama untuk anjing, menurut bahasa kayak-kanak, karena bunyinya begitu.
Kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi ini disebut kata peniru bunyi
atau onomatope.
B. Penyebutan Bagian
Penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu, biasanya
berdasarkan ciri khas yang dari benda tersebut dan yang sudah diketahui umum..
Misalnya kata kepala dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan bersa 10 kg.
Bukanlah dalam arti „kepala“ itu saja, melainkan seluruh orangnya sebagai satu
kesatuan (pars pro toto, menyebut sebagian untuk keseluruhan). Contoh lainnya yaitu
kata Indonesia dalam kalimat Indonesia memenangkan medali emas di olimpiade.
Yang dimaksud adalah tiga orang atlet panahan putra (tótem pro parte, menyebut
keseluruhan untuk sebagian.
C. Penyebutan Sifat Khas
Penyebutan sifat khas adalah penamaan sesuatu benda berdasarkan sifat yang
khas yang ada pada benda itu yang hampir sama dengan pars pro toto. Gejala ini
merupakan peristiwa semantik karena dalam peristiwa ini terjadi transposisi makna
dalam pemakaian yakni perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Di sini terjadi
perkembangan yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu mendesak
kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol itu; sehingga akhirnya, kata
sifatnya itulah yang menjadi nama bendanya. Umpamanya, orang yang sangat kikir
lazim disebut si kikir atau si bakhil. Yang kulitnya hitam disebut si hitam, dan yang
kepalanya botak disebut si botak.
D. Penemu dan Pembuat
Nama-nama benda yang berasal dari nama orang, antara lain, kondom yaitu
sejenis alat kontrasepsi yang dibuat oleh Dr. Condom; mujahir atau mujair yaitu nama
sejenis ikan air tawar yang mula-mula ditemukan dan diternakan oleh seorang petani
yang bernama Mujair di Kediri, Jawa Timur. Selanjutnya, dalam dunia ilmu
pengetahuan kita kenal juga nama dalil, kaidah, atau aturan yang didasarkan pada
nama ahli yang membuatnya. Misalnya, dalil arkhimides, hukum kepler, hukum van
der tunk, dan sebagainya. Nama orang atau nama pabrik dan merek dagang yang
kemudian menjadi nama benda hasil produksi itu banyak pula kita dapati seperti
aspirin obat sakit kepala, ciba obat sakit perut, tipp ex koreksi tulisan, miwon bumbu
masak, dan lain sebagainya.
Dari peristiwa sejarah banyak juga kita dapati nama orang atau nama kejadian
yang kemudian menjadi kata umum. Misalnya kata boikot, bayangkara, laksamana,
Lloyd, dan sandwich. Pada mulanya kata bayangkara adalah nama pasukan pengawal
keselamatan raja pada zaman Majapahit. Lalu, nama ini kini dipakai sebagai nama
korps kepolisian R.I. Kata laksamana yang kini dipakai sebagai nama dalam jenjang
kepangkatan pada mulanya adalah nama salah seorang tokoh dalam wiracarita
Ramayana. Laksamana adik Rama dalam cerita itu memang terkenal sebagai seorang
pahlawan. Kata boikot berasal dari nama seorang tuan tanah di Iggris Boycott, yang
karena tindakannya yang terlalu keras pada tahun 1880 oleh perserikatan tuan tanah
Irlandia tidak diikutsertakan dalam suatu kegiatan dikatakan orang itu diboikot,
diperlakukan seperti tuan Boycott. Kaat Llyoid seperti yang terdapat pada nama
perusahaan pelayaran seperti Djakarta Lloyd dan Rotterdamse Lloyd diturunkan dari
nama seorang pengusaha warung kopi di kota London pada abad XVII, yaitu Edward
Lloyd. Warung kopi itu banyak dikunjungi oleh para pelaut dan makelar perkapalan.
Maka dari itu namanya dipakai sebagai atribut nama perusahaan pelayaran yang searti
dengan kata kompeni atau perserikatan, khususnya perserikatan pelayaran.
E. Tempat Asal
Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda
tersebut. Misalnya kata magnit berasal dari nama tempat Magnesia; kata kenari, yaitu
nama sejenis burung, berasal dari nama pulau kenari di Afrika; kata sarden atau ikan
sarden, berasal dari nama pulau Sardinia di Italia; kata klonyo berasal dari au de
Cologne artinya air dari kuelen, yaitu nama kota di Jerman Barat. Banyak juga nama
piagam atau prasasti yang disebut berdasarkan nama tempat penemuannya seperti
piagam kota Kapur, prasasti kedudukan bukit, piagam Telaga Batu dan piagam
Jakarta. Selain itu ada juga kata kerja yang dibentuk dari nama tempat, misalnya,
didigulkan yang berarti di buang ke Digul di Irian jaya; dinusakambangkan, yang
berarti di bawa atau dipenjarakan di pulau Nusakambangan.
F. Bahan
Ada sejumlah benda yang namanya diambil dari nama bahan pokok benda itu.
Misalnya, karung yang dibuat dari goni yaitu sejenis serat tumbuh-tumbuhan yang
dalam bahasa latin disebut Corchorus capsularis, disebut juga goni atau guni. Contoh
lain, kaca adalah nama bahan. Lalu barang-barang lain yang dibuat dari kaca seperti
kaca mata, kaca jendela, dan kaca spion. Bambu runcing adalah nama sensata yang
digunakan rakyat Indonesia dalam perang kemerdekaan dulu. Bambu runcing dibuat
dari bambu yang ujungnya diruncingi sampai tajam. Maka di sini nama bahan itu,
yaitu bambu, menjadi nama alat sensata itu.
G. Keserupaan
Dalam praktek berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis. Artinya
kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau
diperbandingkan dengan makna leksikaldari kata itu. Misalnya kata kaki pada frase
kaki meja dan kaki kursi dan ciri “terletak pada bagian bawah”.contoh lain kata
kepala pada kepala kantor, kepala surat dan kepala meja. Disini kata kepala memiliki
kesamaan makna dengan salah satu komponen makan leksikal dari kata kepala itu,
yaitu “bagian yang sangat penting pada manusia” yakni pada kepala kantor, “terletak
sebelah atas” yakni pada kepala surat, dan “berbentuk bulat” yakni pada kepala paku.
Malah kemudian, kata-kata seperti kepala ini dianggap sebagai kata yang polisemi,
kata yang memiliki banyak makna.
H. Pemendekan
Penamaan yang didasarkan pada hasil penggabungan unsur-unsur huruf dan
beberapa suku kata yang digabungkan menjadi satu. Misalnya rudal untuk peluru
kendali, iptek untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tipikor untuk tindak pidana
korupsi.
I. Penamaan Baru
Penamaan baru dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah
ada karena kata atau istilah lama yang sudah ada dianggap kurang tepat, kurang
rasional, tidak halus atau kurang ilmiah. Misalnya, kata pariwisata untuk
menggantikan kata turisme, darmawisata untuk piknik, dan karyawan untuk
mengganti kata kuli atau buruh. Penggantian kata gelandangan menjadi tuna wisma,
pelacur menjadi tunasfusila, dan buta huruf menjadi tuna aksara adalah karena kata-
kata tersebut dianggap kurang halus; kurang sopan menurut pandangan dan norma
sosial. Proses penggantian nama atau penyebutan baru masih akan terus berlangsung
sesuai dengan perkembangan pandangan dan norma budaya yang ada di dalam
masyarakat.

2. PENGISTILAHAN
Berbeda dengan proses penamaan atau penyebutan yang lebih banyak
berlangsung secara arbitrer, mka pengistilahan lebih banyak berlangsung menurut statu
prosedur. Ini terjadi karena pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan “ketepatan” dan
“kecermatan” makna untuk statu bidang kegiatan atau keilmuan. Misalnya kata <telinga>
dan <kuping> sebagai nama yang dianggap bersinonim. Tetapi dalam bidang kedokteran
telinga dan kuping digunakan sebagai istilah untuk acuan yang berbeda; telinga adalah
alat pendengaran bagian dalam, sedangkan kuping adalah bagian luarnya.

3. PENDEFINISIAN
Pendefinisaian adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengungkapkan dengan kata-kata akan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa,
dan sebagainya. Berdasarkan taraf kejelasannya, definisi diklasifikasikan menjadi 5 yaitu:
Definisi Sinonimis, Definisi Formal, Definisi Logis, Definisi Ensiklopedis, Definisi
Batasan/ Definisi Operasional.

Anda mungkin juga menyukai