Anda di halaman 1dari 102

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswasecara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan pada dasarnya adalah
“memanusiakan manusia”. Untuk itu suasana yang dibutuhkan dalam dunia
pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati,
empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya.
Dengan demikian pendidikan hendaknya membantu pembantu siswauntuk
berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental,cerdas, serta menjadi
anggota masyarakat yang berguna.
Sekolah merupakan sarana pendidikan formal sebagai wahana untuk
berjalannya proses pendidikan yang berfungsi mematangkan generasi muda
untuk memasuki era informasi dan teknologi. Hal yang sama juga terjadi di
sekolah suatu interaksi antara pendidik dan siswayang melibatkan
komponen pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pendidikan merupakan
usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswasecara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu mata pelajaran yang menuntut keaktifan siswa yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan mata pelajaran yang menyajikan
konsep konkret yang berhubungan dengan kehidupan lingkungan alam sekitar
dan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konsep IPA hendaknya disajikan
dengan metode yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam

1
2

mempelajari konsep materi, sehingga diharapkan akivitas dan hasil belajar


siswa akan meningkat.
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang
diikuti dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. IPA merupakan salah
satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam
pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa,
sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi, metode, media dan alat peraga, serta sumber belajar
yang memadai. Guru juga perlu menciptakan kondisi pembelajaran yang
dapat mendorong siswa untuk aktif dan memicu rasa ingin tahunya. Dengan
demikian, siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari IPA.
Siswa sebagai subjek pendidikan dalam pembelajaran IPA dituntut untuk
aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara
berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing ke
arah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu
mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi
secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru
apabila ada kesulitan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi sebuah wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta sebagai prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara baik, benar dan ilmiah.
Dalam mencapai tujuan pendidikan terdapat beberapa pelajaran yang
diajarkan di sekolah, salah satunya adalah pelajaran IPA. Ilmu pengetahuan
alam (IPA) atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun
secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Pembelajaran IPA diharapkan mampu menghantarkan siswamenguasai
konsep-konsep sains dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah
3

terkait dalam kehidupan sehari-hari. Siswatidak hanya sekedar tahu


(knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep sains, melainkan
harus menjadikan siswamengerti dan paham (to understand) konsep-konsep
tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.
Namun, penerapan yang terjadi di lapangan sangat berbeda dengan apa
yang diharapkan oleh pemerintah seperti yang dijelaskan di atas. Sebagian
besar pembelajaran yang dilakukan sangat kental dengan suasana
pembelajaran dengan model klasikal (metode ceramah) dimana guru monoton
dan terpaku dengan metode ceramah. Hal ini tentu sangat jauh dari tuntunan
seorang guru yang profesional, sehingga pembelajaran berlangsung satu arah
dimana siswa hanya berperan sebagai penerima informasi yang pasif.
Guru kurang melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses mencari maupun
menemukan pengetahuannya sendiri. Hal tersebut membuat siswa menjadi
kurang pandai dalam mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab
pertanyaan, dan berpikir kritis. Selain itu, guru sering menyajikan
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas
yang terkesan monoton dan membosankan.
Pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas tanpa mendekatkan siswa
pada kehidupan nyata di sekitar siswa. Metode ceramah bersifat teoritik dan
mekanistik. Bersifat teoritik berarti proses pembelajaran belum menjangkau
ranah aplikasi kongkret, sedangkan bersifat mekanistik berarti proses
pembelajaran dimulai dengan penjelasan konsep, dilanjutkan dengan contoh
dan pemberian soal latihan. Efek pembelajaran berorientasi mekanistik
mengarah pada hafalan konsep dan pengerjaan soal. Pembelajaran yang
demikian tersebut menyebabkan kurangnya pengembangan kecakapan atau
keterampilan berpikir dan proses sains, yang meliputi keterampilan proses
dan sikap ilmiah.
Pada kondisi awal hasil belajar siswa pada kompetensi dasar 3.8
Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya. 4.8 Melakukan Kegiatan upaya pelestarian sumber
4

daya alam bersama orang-orang di lingkungannya hasil belajar siswa rendah.


Yang ditunjukkan dengan rata-rata kelas hanya mencapai 68 di bawah KKM
IPA 75.
Keberhasilan proses pembelajaran diukur dari keberhasilan siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan serta hasil belajar siswa semakin tinggi pula tingkat keberhasilan
pembelajaran. Penggunaan metode ceramah yang kurang dapat
mengembangkan aktivitas siswa akan menjadikan siswa pasif dan kesulitan
dalam memahami materi.
Namun kenyataannya yang ditemui dilapangan sebagian besar siswa
tidak mampu mengaplikasikan konsep-konsep sains dalam kehidupan
nyata. Untuk itu, guru harus membangun konsep yang dapat memberitahu
siswa untuk menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka dengan
pelajaran yang diterima di sekolah. Siswa harus belajar memperoleh dan
mengorganisasikan informasi, serta dapat menerapkan ide-ide dan menguji
ideide tersebut. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswaterhadap alam
sekitarnya serta dapat meningkatkan kemampuan siswadalam mengambil
keputusan dan memecahkan berbagai persoalan secara efektif sehingga salah
satu yang diharapkan adalah aktivitas belajar IPA yang tinggi.
Guru masih sangat sering menggunakan model pembelajaran
konvensional yang didominasi dengan metode ceramah, diselingi dengan
tanya jawab dan pemberian tugas yang dikerjakan secara individu maupun
kelompok. Guru belum menerapkan metode tersebut sesuai dengan langkah-
langkahnya, di dalam proses pembelajaran guru masih berperan aktif agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang
belum maksimal, mengakibatkan siswakurang aktif dan terlibat lebih
mendalam saat proses pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada
kecenderungan siswauntuk menghafal dari pada memahami materi pelajaran.
Akibatnya, aktivitas belajar IPA siswa masih rendah.
Atas dasar latar belakang tersebut di atas, peneliti terinspirasi untuk
membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
5

pembelajaran IPA di SD 3 Gulang dengan menerapkan model pembelajaran


meaningful instructional design (MID).
Model pembelajaran meaningful instructional design (MID) merupakan
model pembelajaran instuksional yang mengutamakan kebermaknaan belajar
dan kreatifitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara
konseptual kognitif-konstruktivis. Penerapan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) dapat mengatasi proses pembelajaran yang
cenderung pasif, karena siswa terorganisir dengan baik dalam kegiatan belajar
yang terpusat pada siswa. Penerapan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) dapat meningkatkan kerja sama kelompok antara
siswa yang satu dengan siswa lain

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 setelah
dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful instructional design
(MID)?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 setelah
dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful instructional design
(MID)?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk:
1. Peningkatan aktivitas belajar belajar IPA tema peduli terhadap makhluk
hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten
6

Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan model


pembelajaran meaningful instructional design (MID)?
2. Peningkatan hasil belajar belajar IPA tema peduli terhadap makhluk
hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten
Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan peneliti diharapkan dapat memberikan
manfaat. Tidak hanya untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak
yang terkait didalamnya seperti siswa, guru dan sekolah tempat penelitian
dilaksanakan. Berikut ini akan dijabarkan manfaat penelitian bagi siswa, guru
dan sekolah:
1. Bagi Siswa
a. Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA, sehingga
IPA menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.
b. Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran meaningful instructional design (MID).
c. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengkaji permasalahan
IPA.
2. Bagi Guru
a. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.
b. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA tema peduli terhadap makhluk
hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.
3. Bagi Sekolah
7

a. Digunakan sebagai pertimbangan dalam meaktivitas guru untuk


melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
menerapkan metode pembelajaran bermain jawaban.
b. Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain.
c. Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
8

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Aktivitas
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam
interaksi pembelajaran. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat
untuk mengubah tingkah laku. Aktivitas tidak hanya aktivitas jasmani
saja, melainkan juga aktivitas rohani dan keduanya harus dihubungkan
(Anitah, 2011:1.12). Pada hakikatnya belajar itu sendiri adalah aktivitas,
yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada siswa yang duduk di kelas
pada saat pembelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionalnya
tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran tersebut, maka pada
hakikatnya siswa tidak ikut belajar.
Secara etimologi aktivitas belajar berasal dari dua kata, yaitu
aktivitas dan belajar. Aktivitas dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan
sebagai kegiatan, keaktifan, kesibukan (Tim Penyusun, 2010: 24). Hal ini
berarti segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siapapun dianggap
sebagai aktivitas. Winkel berpendapat belajar sebagai suatu proses
kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi
aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan
yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Kurnia, 2011:1.3).
Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut
terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang
dapat diamati relatif lama. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan individu baik fisik maupun nonfisik dengan cara
mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan
rangsangan, dan memecahkan masalah untuk memperoleh perubahan
perilaku yang relatif menetap dalam seluruh aspek (kognitif, afektif,
psikomotorik) yang diperoleh melalui interaksi antar individu dan antara

8
9

individu dengan lingkungannya. Aktivitas belajar adalah kegiatan


mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar,
membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan
memecahkan masalah.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan
aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pengajar diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi
dasar, dan potensi yang dimiliki oleh siswa secara penuh. Pembelajaran
yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara
cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian
proses pembelajaran itu sendiri, maka di sini pengalaman siswa lebih
diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri bagi siswa.
Jadi, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri
adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan
merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Proses
aktifitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofis peserta didik,
baik jasmani maupun rohani. Sehingga akselerasi perubahan perilakunya
dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkiatan dengan
aspek kognitif, afektif, psikomotor.
Aktivitas siswa dapat dilihat dalam hal (Sudjana, 2012:61):
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b. Terlibat dalam pemecahan masalah.
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
f. Menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya.
10

g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.


h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Indikator aktivitas belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Siswa aktif membuat pertanyaan.
b. Siswa aktif menjawab pertanyaan.
c. Siswa mampu bekerja sama.
d. Siswa tertib dalam pembelajaran.

2. Belajar
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang pengertian belajar
atau “learning”, baik secara umum maupun khusus. Seringkali
perumusan dan penafsiran itu berbeda satu sama lain. Adapun beberapa
perumusan tentang belajar dalam (Hamalik, 2012:27) sebagai berikut:
a. Dalam pengertian lama, mendefinisikan belajar adalah memperoleh
pengetahuan, latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara
otomatis.
b. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing). Jadi belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar disini bukan hanya mengingat, akan tetapi juga
mengalami atau berpartisipasi langsung.
c. Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang
belajar yaitu belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar disinilah
menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan.
Di dalam interaksi tersebut akan terjadi serangkaian pengalaman-
pengalaman belajar. Namun pada dasarnya belajar merupakan proses
yang menghendaki adanya perubahan perilaku akibat interaksi
11

individu dengan lingkungan. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa


belajar merupakan proses dimana organisme mengubah perilakunya
karena hasil dari pengalaman. Teori Piaget menyatakan bahwa anak
menjadi tahu dan memahami lingkungannya melalui jalan interaksi
dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Menurut teori ini siswa
harus membangun pengetahuannya sendiri melalui observasi,
eksperimen, diskusi, dan lain-lain. Implikasi dari teori tersebut
terhadap pembelajaran Sains adalah bahwa guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menggunakan akalnya.
Jadi unsur-unsur pokok yang terkadung dalam pengertian belajar
adalah :
1) Belajar sebagai proses pengalaman.
2) Perolehan pengetahuan dan keterampilan.
3) Perubahan tingkah laku bersifat relatif permanen.
4) Aktivitas diri.
Belajar merupakan sebuah proses yang selalu dialami oleh semua
manusia di dunia ini. Dengan belajar manusia mampu mengembangkan
kualitasnya yang nantinya dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan
kebutuhan. Belajar juga diartikan sebagai rangkaian kegiatan jiwa, raga,
psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2013: 20).
Aspek kognitif mencakup pada pengetahuan siswa. Guru hendaknya
memiliki kapasitas kognitif yang tinggi yang menunjukkan keterbukaan
dalam perencanaan pembelajaran, reponsif terhadap kelas serta
menggunakan metode yang sesuai materi yang dibutuhkan peserta didik,
sehingga peserta didik bisa memahami materi yang diajarkan oleh guru,
pada akhirmya berdampak pada peningkatan minat peserta didik secara
optimal.
Dunia pendidikan belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja, tetapi
juga dalam kehidupan di keluarga dan masyarakat. Belajar dapat terjadi
12

secara langsung dan tidak langsung. Banyak sekali pendapat yang


membahas tentang teori-teori belajar, berikut ini akan diuraikan beberapa
teori belajar menurut para ahli pendidikan;
a. Belajar adalah proses perubahan dalam kepribadian manusia.
Perubahan tersebut tampak dalam bentuk peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir
dan kemampuan (Hakiim, 2011:1)
b. Belajar bukan hanya menghafal atau mengingat tetapi suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam
beberapa bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapannya dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan beberapa
aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2012: 28).
c. Belajar adalah suatu proses dimana peserta didik yang harus aktif,
guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru hanyalah merangsang
keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang
mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai
dengan kemauan , kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-
masing individu (Budianingsih, 2014:10).
Berdasarkan definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalalui
pengalaman dan latihan manusia dalam hidupnya melalui kegiatan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Salah satu teori yang terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa
disebut teori perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif.
Teori tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.
13

Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan


ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.
Belajar merupakan sebuah proses yang selalu dialami oleh semua
manusia di dunia ini. Dengan belajar manusia mampu mengembangkan
kualitasnya yang nantinya dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan
kebutuhan. Belajar juga diartikan sebagai rangkaian kegiatan jiwa, raga,
psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2013: 20).
Aspek kognitif mencakup pada pengetahuan siswa. Guru hendaknya
memiliki kapasitas kognitif yang tinggi yang menunjukkan keterbukaan
dalam perencanaan pembelajaran, reponsif terhadap kelas serta
menggunakan metode yang sesuai materi yang dibutuhkan peserta didik,
sehingga peserta didik bisa memahami materi yang diajarkan oleh guru,
pada akhirmya berdampak pada peningkatan minat peserta didik secara
optimal.
Aspek afektif lebih mencakup aspek perasaan dan emosi peserta
didik. Pada aspek afektif ini yang lebih ditekankan yakni guru harus
mampu mengajak, mendorong, dan membantu peserta didik untuk aktif
dalam pembelajaran, dengan memperhatikan suasana emosi peserta
didik. Suasana emosi yang positif membuat siswa maksimal belajar.
Kondisi yang menyenangkan tanpa adanya paksaan dalam belajar, akan
membuat peserta didik akan belajar dengan giat sehingga berdampak
pada minat belajar siswa yang maksimal.
Aspek psikomotorik lebih mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill). Aspek psikomotorik berkenan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Siswa telah
mengembangkan keterampilan motorik apabila ia telah menampilkan
gerakgerik fisik dalam menggunakan bahan atau peralatan-peralatan.
Secara khusus kecakapan psikomotorik direfleksikan dalam bentuk
keterampilan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun
14

nonverbal. Dengan demikian, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek


psikomotorik sangat penting dalam pembelajaran.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terbentuk karena
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pengalaman
itu diperoleh dari proses dan interaksi dengan masyarakat serta
lingkungan sekitarnya.
Adapun ciri-ciri belajar menurut William Burton sebagai berikut
(Hamalik, 2012:31):
a. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui
(Under going).
b. Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan
mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid.
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid
sendiri yang mendorong aktivitas yang kontinu.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan
lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi
oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-
pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan murid.
h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara tepisah.
15

k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang


merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan
keterampilan.
m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan
pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian
pengalamanpengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan
pertimbangan yang baik.
o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
p. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan
dapat berubah-ubah (adaptabel). Jadi tidak sederhana dan statis.

3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam (Sudjana,
2012: 22) yaitu:
a. Keterampilan dan kebiasaan.
b. Pengetahuan dan pengertian.
c. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan
bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
16

Terdapat lima macam hasil belajar, tiga yang pertama bersifat


kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat
psikomotorik.
Gagne mentipifikasikan kegiatan belajar menjadi delapan yaitu:
a. Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan
belajar ini menekankan belajar sebagai usaha merespons tanda-tanda
yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran.
b. Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas. Tipe
ini berhubungan dengan perilaku siswayang secara sadar melakukan
respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi
pembelajaran.
c. Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini
berkaitan dengan kegiatan siswamenyusun hubungan antara dua
stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang berkaitan dengan
stimulus tersebut.
d. Verbal association atau kegiatan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe
ini berkaitan dengan upaya peserta fifik menghubungkan respons
dengan stimulus yang disampaikan secara lisan.
e. Mulyiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan
perbedaan berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan
siswamembuat berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap
stimulus yang beragam, namun berbagai respons dan stimulus itu
saling berhubunfan antara satu dengan yang lain.
f. Concept learning atai belajar konsep. Tipe ini berkaitan dengan
berbagai respons dalam waktu bersamaan terhadap sejumlah
stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
g. Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini
digunakan siswamenghubungkan beberapa prinsip yang digunakan
dalam merespons stimulus.
17

h. Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah.


Tipe ini berhubungan dengan kegiatan siswamenghadapi persoalan
dan memecahkannya sehingga padaa akhirnya siswamemiliki
kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.
Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat
(Hamalik, 2012:30). Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Pengetahuan.
b. Pengertian.
c. Kebiasaan.
d. Keterampilan.
e. Apresiasi.
f. Emosional.
g. Hubungan social.
h. Jasmani.
i. Atis atau budi pekerti.
j. Sikap.
Menurut Gagne hasil belajar berupa (Suprijono, 2012:5):
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
18

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan


penilaian terhadap objek tersebut.
Setiap kegiatan tentunya mengharapkan hasil yang baik. Demikian
juga dalam proses pembelajaran, segala upaya dilakukan guru agar hasil
belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Berikut ini akan diuraiakan beberapa pendapat dari para ahli tentang
pengertian hasil belajar:
a. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku. Tingkah laku terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan
sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap (Hamalik, 2012:30).
b. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor
(psychomotor) (Poerwanti, 2015 :1)
c. Hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa
dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau kecakapan yang dinyatakan sesudah penilaian
(Djamarah, 2012:31).
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa
sebagai hasil dari perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif,
dan psikomotor pada siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar
yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat (Hamalik, 2012:30).
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Pengetahuan.
b. Pengertian.
c. Kebiasaan.
19

d. Keterampilan.
e. Apresiasi.
f. Emosional.
g. Hubungan sosial.
h. Jasmani.
i. Atis atau budi pekerti.
j. Sikap.
Menurut Gagne hasil belajar berupa (Suprijono, 2012:5):
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.

4. Pembelajaran IPA
Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah
yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai
produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto,
2015:141).
IPA merupakan salah satu pelajaran yang penting bagi siswa agar
mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mampu mengikuti perkembangan global. Pelajaran IPA mampu
mengadopsi kemampuan siswa untuk berkembang dalam perkembangan
teoritis dan praktis sehingga mampu mengasah kemampuan kognitif,
afektif, maupun psikomotorik siswa.
IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa
ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka
mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan
bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program
20

pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan


pengembangan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup. Untuk
mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan IPA, pendekatan yang
digunakan dalam proses belajar mengajar IPA antara lain seperti
pendekatan lingkungan, keterampilan proses, inkuiri, dan terpadu. IPA
sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat
pendidikan IPA menjadi sangat penting. Pengajaran IPA yang tepat
untuk anakanak perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-
keterampilan proses IPA dan perlu dimodifikasi sesuai dengan tahap
perkembangan kognitifnya.
Belajar sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki
partisipasi aktif dari siswa, sehingga peran guru berubah dari sumber dan
pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
menyebutkan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Pada kegiatan belajar mengajar dikenal adanya tujuan pembelajaran.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau
Sains adalah:
a. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap
teknologi dan masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar.
21

c. Memecahkan masalah dan membuat keputusan, menanamkan


pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep sains yang akan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains
kehidupan sehari-hari.
e. Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
kebidang pengajaran lainnya.
f. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
g. Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.
Dari tujuan pembelajaran di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
setelah mengikuti pembelajaran IPA siswa diharapkan memiliki sikap
positif terhadap teknologi dan masyarakat, mampu mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, mampu
memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta dapat menanamkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan ineraksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda
langit lainnya.

5. Model Pembelajaran Meaningfull Instructional Design (MID).


Model pembelajaran meaningfull instructional design (MID) adalah
pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektivitas
22

dengan cara membuat kerangka kerja aktivitas secara konseptual


kognitifkonstruktivis (Shoimin, 2013:102).
Model ini dipilih sebagai alternatif pembelajaran IPA agar
pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan penuh makna, sehingga
peserta didik dapat merasakan manfaat mempelajari fisika dan lebih
mudah menguasai konsep-konsep fisika karena dikaitkan dengan struktur
kognitif peserta didik itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif siswa. Dimana proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-
konsep atau fakta-fakta saja, tetapi merupakan kegiatan yang
menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang
utuh dengan lingkungan sekitar siswa sehingga konsep yang di pelajari
dapat di pahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
Belajar bermakna ada dua hal yang penting yang harus diperhatikan.
Pertama, karakteristik bahan yang dipelajari. Kedua, adalah struktur
kognitif individu pembelajar. Bahan baru yang dipelajari tentu saja akan
mengubah struktur kognitif siswa haruslah bermakna, artinya dapat
berwujud istilah yang memiliki makna, konsep-konsep yang bermakna
atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang memiliki makna.
Selanjutnya bahan baru yang akan dipelajari hendaknya dihubungkan
dengan struktur kognitif siswa secara substansial dan beraturan.
Ciri model pembelajaran meaningfull instructional design yaitu
(Shoimin, 2013:102):
a. Menggunakan pengalaman dan pengetahuan awal peserta didik
untuk memperoleh informasi, memproses, dan menyimpan informasi
untuk dipanggil kembali bilamana dibutuhkan.
b. Mempertimbangkan materi, kompleksitas tugas-tugas yang
berhubungan dengan fisika yang melekat pada kebutuhvn, minat dan
perkembangan kognitif siswa.
23

Langkah-langkah dalam pembelajaran model pembelajaran


Meaningful Instructional Design adalah sebagai berikut (Hamdani,
2010:156):
a. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam
pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa
maupun fakta-fakta baru kemudian menganalisis pengelaman
tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau
konsep baru.
b. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi. Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan
pengalamanya sendiri.
c. Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan kemudian diapresiasi atau
diaplikasikan kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur
pembelajaran yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya
memahami secara konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari
konsep yang dipahami.
Kelebihan model pembelajaran meaningful instructional design
(MID) antara lain (Hamdani, 2010:156):
a. Penerapan model pembelajaran meaningful instructional design
(MID) dapat mengatasi proses pembelajaran yang cenderung pasif,
karena siswa terorganisir dengan baik dalam kegiatan belajar yang
terpusat pada siswa.
b. Model pembelajaran meaningful instructional design (MID)dapat
meningkatkan kerja sama kelompok antara siswa yang satu dengan
siswa lain.
c. Proses membaca, mengamati, dan bekerja sama yang terkandung
dalam model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
24

dapat merangsang kemampuan berpikir dan kemampuan siswa


dalam menerima materi sehingga materi yang dipelajari lebih mudah
dipahami oleh siswa.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) antara lain (Hamdani, 2010:156):
a. Jika dalam satu kelompok tingkat kepandaian dan tanggung jawab
siswa berbeda jauh, maka justru siswa tidak dapat bekerja sama
karena hanya menggantungkan kepada siswa lain yang lebih pandai.
b. Memerlukan alokasi waktu yang cukup panjang sehingga guru harus
pandai mengorganisir waktu pembelajaran.

B. Penelitian Yang Relevan


Yang menjadi inspirasi peneliti antara lain:
1. Anggita, Wahyu Noor. (2018).
Wahyu Noor Anggita pada tahun 2018 melakukan penelitian dengan
judul “Upaya meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar IPA materi
tanah melalui model pembelajaran meaningful instructional design (mid)
di kelas V A”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
partisipasi dan prestasi belajar IPA materi tanah melalui model
pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID) di kelas V A.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa partisipasi
dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan
model pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID). Hasil rata-
rata partisipasi siswa pada siklus I adalah 3,2 yang meningkat menjadi
3,5, sedangkan ketuntasan prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 65%
yang kemudian meningkat menjadi 80%.
2. Sularsi, Sri. (2012).
Sri Sularsi pada tahun 2012 melakukan penelitian dengan
judul”Peningkatan hasil belajar IPA melalui metode meaningful
instructional design pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Mojogedang
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
25

meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan metode Meaningful


Instructional Design pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Mojogedang
tahun pelajaran 2011/2012. Dengan penerapan metode Meaningful
Instructional Design menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri 04 Mojogedang tahun pelajaran 2011/2012.
Hasil analisis menunjukkan pada siklus I persentase ketuntasan belajar
siswa mencapai 72%. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai sebesar 92%, sehingga
hipotesis tindakan terbukti yaitu: “Penerapan metode pembelajaran
metode Meaningful Instructional Design dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Mojogedang tahun pelajaran
2011/2012”. Dengan kata lain masalah sudah terpecahkan melalui
penerapan metode Meaningful Instructional Design.

C. Kerangka Berpikir
Secara rinci kerangka berpikir peneliti tercermin pada skema di bawah
ini:

Guru: Siswa:
Belum menerapkan model pembelajaran Aktivitas dan hasil
Meaningful Instructional Design. belajar IPA rendah

SIKLUS I:
Guru menerapkan model pembelajaran Aktivitas dan hasil
Meaningful Instructional Design pada belajar IPA meningkat
pembelajaran IPA

SIKLUS II: Aktivitas dan hasil


Guru menerapkan model pembelajaran belajar IPA sesuai
Meaningful Instructional Design pada target peneliti
pembelajaran IPA

Diduga melalui penerapan model pembelajaran Meaningful Instructional


Design dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA tema peduli
terhadap makhluk hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian


26

D. Hipotesis Tindakan
Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesis tindakan adalah “model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA tema peduli terhadap makhluk hidup bagi
siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Semester
I Tahun Pelajaran 2019/2020”.
27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai pada bulan September 2019 peneliti
mempersiapkan proposal dan instrumen penelitian. Pelaksanaan
pembelajaran dengan pelaksanaan siklus I September 2019 dan siklus II
di bulan Oktober 2019. Penyusunan laporan di bulan November dan
Desember 2019.

2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Untuk kondisi
sekolah sangat layak untuk pembelajaran karena ruang kelas yang
nyaman dengan situasi kelas yang bersih dan cukup cahaya serta sirkulasi
udara yang lancar.

B. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD 3 Gulang Kecamatan
Mejobo Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 yang
berjumlah 26 siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 15 siswa putri.
Objek penelitian ini adalah Mata pelajaran IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup.

C. Data dan Sumber Data


Bentuk data yang diambil yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data hasil
belajar IPA merupakan data kuantitatif. Data aktivitas belajar IPA adalah data
kualitatif.
Banyaknya data ada 6 yaitu (1) jurnal refleksi kondisi awal; (2) data hasil
belajar IPA kondisi awal; (3) data aktivitas belajar siklus I; (4) data hasil

27
28

belajar IPA pada siklus 1; (5) data aktivitas belajar IPA siklus II (6) data hasil
belajar pada siklus 2. Data kondisi awal tentang hasil belajar IPA ada di
daftar nilai.
Sumber data dari siswa kelas VI SD 3 Gulang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 26
siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 15 siswa putri sebagai sumber utama
penelitian tindakan kelas.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik dokumentasi berupa jurnal refleksi pembelajaran digunakan
untuk mencari data kondisi awal aktivitas belajar IPA dan hasil
belajar IPA . Dokumentasi aktivitas belajar IPA dapat dilihat jurnal
mengajar guru
b. Teknik pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh
data aktivitas belajar IPA siswa pada siklus 1 dan 2. Pengamatan
dan observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku kolaborator yang
bertugas mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan
memberikan check list pada lembar observasi.
c. Teknik tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
IPA pada siklus 1 dan 2 yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus.

2. Alat Pengumpulan Data


a. Dokumen daftar nilai untuk data hasil belajar IPA pada kondisi
awal.
b. Dokumen catatan personal siswa dan jurnal mengajar guru untuk
data aktivitas belajar IPA siswa kondisi awal.
c. Lembar observasi/pengamatan untuk mencari data aktivitas belajar
IPA siswa pada siklus 1.
d. Butir soal tes tertulis untuk hasil belajar IPA pada siklus 1.
29

e. Lembar observasi/pengamatan untuk mencari data aktivitas belajar


IPA pada siklus 2.
f. Butir soal tes tertulis untuk hasil belajar IPA pada siklus 2.

E. Validasi Data
Validasi dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Validasi data
diperoleh melalui teknik:
1. Data aktivitas belajar IPA diperoleh melalui teknik observasi/pengamatan
untuk memperoleh data yang valid divalidasi dengan bantuan kolaborasi
dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat
selaku kolaborator dan siswa).
2. Data hasil belajar IPA diperoleh melalui teknik tes tertulis alatnya berupa
butir soal tes tertulis supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum soal
disusun. Validasi dilakukan terhadap instrumen penilaian tes tertulis
berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik,
khususnya content validity.

F. Analisis Data
1. Teknik kualitatif
Teknik yang digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar IPA
siswa. Terdapat 3 data aktivitas belajar yaitu data aktivitas belajar pada
kondisi awal, data aktivitas belajar pada siklus 1 dan data aktivitas
belajar pada siklus 2 dianalisis menggunakan teknik deskriptif
komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif yaitu
dengan membandingkan data aktivitas belajar kondisi awal dengan data
aktivitas belajar siklus 1, membandingkan data aktivitas belajar siklus 1
dengan data aktivitas belajar siklus 2 dan membandingkan data aktivitas
belajar kondisi awal dengan data aktivitas belajar kondisi akhir. Refleksi
yaitu membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian
memberi ulasan atas simpulan tersebut untuk menentukan perlu tidaknya
siklus berikutnya.
30

Analisa data dengan cara menafsirkan rata-rata aktivitas


menggunakan ketentuan sebagai berikut
Tabel 3.1 Analisis Data
No Kualifikasi Rata-Rata Skor
1 Baik Sekali 90-100
2 Baik 80-89
3 Sedang 60-79
4 Kurang 0-59

Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data yang diperoleh dari
lembar observasi siswa. Aktivitas belajar siswa dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
Aktivitas belajar Siswa = Skor Perolehan x 100
4

2. Teknik kuantitatif
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa.
Terdapat 3 data hasil belajar siswa, yaitu data hasil belajar pada kondisi
awal, siklus 1 dan siklus 2 dianalisis menggunakan teknik deskriptif
komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif yaitu
dengan membandingkan data hasil belajar kondisi awal dengan data hasil
belajar siklus 1, membandingkan data hasil belajar siklus1dengan data
hasil belajar siklus 2 dan membandingkan data hasil belajar kondisi awal
dengan data hasil belajar kondisi akhir. Refleksi, yaitu membuat
simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan
atas simpulan tersebut untuk menentukan perlu tidaknya siklus
berikutnya.

G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas
dan hasil belajar melalui pembelajaran dengan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) dalam pembelajaran IPA tema peduli
31

terhadap makhluk hidup bagi siswa kelas IV SD 3 Gulang Kecamatan


Mejobo Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.
Indikator kinerja ditunjukkan dengan:
1. Siswa memperoleh nilai aktivitas belajar ≥ 80.
Indikator aktivitas belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Siswa aktif membuat pertanyaan.
b. Siswa aktif menjawab pertanyaan.
c. Siswa mampu bekerja sama.
d. Siswa tertib dalam pembelajaran.
Aktivitas belajar Siswa = Skor Perolehan x 100
4
Rata-rata Aktivitas belajar Siswa = Jumlah Aktivitas belajar Siswa x 100
Jumlah Siswa
2. Siswa memperoleh nilai rata-rata hasil belajar di atas KKM IPA ≥75.
Setiap Jawaban benar skor : 1
Skor maksimal : 10
Nilai : Skor Perolehan x 100
Skor maksimum
Rata-rata hasil belajar Siswa = Jumlah Hasil belajar Siswa x 100
Jumlah Siswa

H. Prosedur Penelitian
Metode Penelitian Tindakan Kelas digunakan dalam penelitian ini yang
terdiri dari 2 siklus. Dalam setiap siklus tindakan saling berkaitan. Pada siklus
1 pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID), pada siklus 2 masih menggunakan
model pembelajaran point counter point. Siklus 1 dan 2 berlangsung pada 4
pertemuan. Variabel yang diteliti sebagai tindakan adalah pemanfaatan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) serta sebagai hasil yang
dicapai aktivitas belajar dan hasil belajar.
Tahapan-tahapan dalam tiap siklus terdiri atas (1) membuat perencanaan
tindakan (perencanaan), (2) melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan
32

(pelaksanaan), (3) melaksanakan pengamatan terhadap tindakan yang


dilaksanakan (pengamatan), (4) menganalisis dengan deskriptif komparatif
dilanjutkan dengan refleksi terhadap hasil pengamatan tindakan (refleksi).
Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
SIKLUS 1 SIKLUS 2
PERENC PERENC
ANAAN ANAAN

REFLE TINDA REFLE TINDA


KSI KAN KSI KAN

OBSER OBSER
VASI VASI
Gambar 3.1 Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan adalah:
1) Melakukan refleksi pembelajarn IPA ,
2) Menunjuk dan berdiskusi pengamat yang akan memberikan
refleksi berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang
penulis laksanakan.
3) Menentukan teknik penelitian.
4) Menetapkan jumlah siklus dan lamanya tiap siklus
5) Menyusun jadwal kegiatan.
6) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
digunakan dalam penelitian,
7) Menentukan teknik untuk mengatasi masalah yang diteliti,
8) Menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
siklus 1,
9) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai teknik dan
materi yang dipilih pada siklus 1,
33

10) Menyiapkan lembar kerja dan instrumen penilaian,


11) Menyiapkan media yang digunakan,
12) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan
Merupakan implementasi tindakan yang direncanakan pada tahap
perencanaan untuk mengatasai masalah pembelajaran yang dihadapi.
Dengan langkah-langkah pembelajaran penerapan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) yang dipraktikkan
di kelas dalam pembelajaran IPA siklus I pertemuan 1 yaitu:
1) Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang alasan mengapa satu tahap tanaman padi yang
menjadi pilihan mereka adalah tahapan paling penting, (motivasi
siswa untuk menemukan alasan sebanyak mungkin) dan Dampaknya
apabila bagian tersebut bermasalah? (bagi manusia, hewan,
keberlangsungan rantai makanan, dan keberlangsungan kehidupan,
analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam pembelajaran ini
berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta
baru kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan
menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau konsep baru
tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan.
2) Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan.
Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya
sendiri.
3) Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang masalah-masalah
keseimbangan lingkungan kemudian diapresiasi atau diaplikasikan
kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran
34

yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara


konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.
Langkah-langkah pembelajaran penerapan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) yang dipraktikkan di kelas dalam
pembelajaran IPA siklus I pertemuan 2 yaitu:
1) Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan,
analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam pembelajaran ini
berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta
baru kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan
menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau konsep baru
tentang bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
2) Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya
sendiri.
3) Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang bagian-bagian tumbuh
tumbuhan dan fungsinya kemudian diapresiasi atau diaplikasikan
kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran
yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara
konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.

c. Tahap Pengamatan
35

Dalam kegiataan pengamatan peneliti dibantu pengamat yang


merupakan teman sejawat sebagai kolaborator, dengan mengisi skor
sesuai indikator yang ada. Data hasil belajar setelah siswa mengerjakan
tes tertulis. Pengamatan dilakukan untuk mengambil data dari aktivitas
dan hasil belajar siswa.

d. Tahap Refleksi
Untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran siklus 2 peneliti
melakukan analisis dari data aktivitas dan hasil belajar siswa yang
diperoleh peneliti dan teman sejawat dengan membandingkan kondisi
awal dan siklus I.

2. Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan bersama pengamat
dari hasil analisis pada siklus I, maka disusunlah perencanaan pada siklus
II, dengan menggunakan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Tentunya mempertahankan kekuatan pembelajaran dan
memperbaiki kekurangan pembelajaran pada siklus I.
Langkah-langkah perencanaan adalah:
1) Melakukan refleksi pembelajarn IPA.
2) Menunjuk dan berdiskusi pengamat yang akan memberikan refleksi
berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang penulis
laksanakan.
3) Menyusun jadwal kegiatan.
4) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
digunakan dalam penelitian,
5) Menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
siklus 2,
6) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai teknik dan
materi yang dipilih pada siklus 2,
36

7) Menyiapkan lembar kerja dan instrumen penilaian,


8) Menyiapkan media yang digunakan,
9) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan
Merupakan implementasi tindakan yang direncanakan pada tahap
perencanaan untuk mengatasai masalah pembelajaran yang dihadapi.
Dengan langkah-langkah pembelajaran penerapan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) yang dipraktikkan
di kelas dalam pembelajaran IPA siklus II pertemuan 1 yaitu:
1) Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang bagaimana keberadaan hewan ini? Mengapa
hewan ini dilindungi? Siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan pendapat mereka secara rinci, analisis pengalaman dan
konsep ide. Dalam pembelajaran ini berhubungan dengan
pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta baru kemudian
menganalisis pengalaman tersebut dan menghubungkan ide-ide
mereka dengan materi atau konsep baru tentang pentingnya peran
hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan
alam.
2) Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang pentingnya peran hewan sebagai sumber daya
alam dalam menjaga keseimbangan alam. Peserta didik meletakkan
pengalaman belajar dengan pengalamanya sendiri.
3) Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang pentingnya peran
hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan
alam kemudian diapresiasi atau diaplikasikan kedalam bentuk nyata.
Selain itu juga membawa alur pembelajaran yang produktif sehingga
37

peserta didik tidak hanya memahami secara konseptual, tetapi dapat


menciptakan hal baru dari konsep yang dipahami.
Langkah-langkah pembelajaran penerapan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) yang dipraktikkan di kelas dalam
pembelajaran IPA siklus II pertemuan 2 yaitu:
1) Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang pentingnya peran hewan sebagai sumber daya
alam hayati, analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam
pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa
maupun fakta-fakta baru kemudian menganalisis pengalaman
tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau
konsep baru tentang bagian-bagain hewan dan fungsinya.
2) Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang bagian-bagain hewan dan fungsinya. Peserta didik
meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya sendiri.
3) Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang bagian-bagain hewan
dan fungsinya kemudian diapresiasi atau diaplikasikan kedalam
bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran yang
produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara
konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.

c. Tahap Pengamatan
Dalam kegiataan pengamatan peneliti dibantu pengamat yang
merupakan teman sejawat sebagai kolaborator, dengan mengisi skor
sesuai indikator yang ada. Data hasil belajar setelah siswa mengerjakan
tes tertulis. Pengamatan dilakukan untuk mengambil data dari aktivitas
dan hasil belajar siswa.
38

d. Tahap Refleksi
Untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran siklus 2 peneliti
melakukan analisis dari data aktivitas dan hasil belajar siswa yang
diperoleh peneliti dan teman sejawat dengan membandingkan kondisi
awal dan siklus I. Digunakan untuk menyimpulkan apakah perlu siklus
berikutnya.
39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Aktivitas Belajar Siswa
Pada kondisi awal aktivitas belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Aktivitas Belajar Siswa Kondisi Awal
No Aspek yang diamati Skor
1 Aktivitas Belajar Siswa 70
2 Indikator Kinerja 80

Indikator Kinerja

Aktivitas Belajar Siswa

64 66 68 70 72 74 76 78 80

Grafik 4.1 Aktivitas Belajar Kondisi Awal


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa skor 70.
Dibawah target penelitian 80. Hal ini membuktikan bahwa pada kondisi awal
aktivitas belajar siswa masih rendah sehingga perlu menentukan langkah
untuk menetapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengatasi masalah
penelitian.

2. Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa


Pada kondisi awal hasil belajar IPA tema peduli terhadap makhluk
hidup dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Kondisi Awal
39
40

No Aspek yang diamati Hasil


1 Rata-rata 68
2 KKM 75
3 Nilai tertinggi 80
4 Nilai terendah 60

Nilai terendah

Nilai tertinggi

KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Grafik 4.2 Hasil Belajar Kondisi Awal


Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa yang
ditunjukkan dengan rata-rata siswa mencapai 68, nilai tertinggi 80, dan
nilai terendah 60.
Dalam pembelajaran IPA tema peduli terhadap makhluk hidup
peneliti masih menggunakan model pembelajaran konvensional
didominasi ceramah. peneliti belum mengembangkan model
pembelajaran sehingga pembelajaran masih terpusat pada siswa keaktifan
siswa, antusias siswa, kerjasama siswa, keberanian siswa, pemahaman
siswa masih kurang sehingga hasil belajar siswa rendah.
Peneliti perlu melakukan langkah perbaikan pembelajaran dengan
memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa sehingga hasil belajar bisa ditingkatkan.
3. Aktivitas Belajar Siklus I
41

Pada siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran meaningful


instructional design (MID) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.3 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 Aktivitas Belajar Siswa 74
2 Indikator Kinerja 80

Indikator Kinerja

Aktivitas Belajar Siswa

71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

Grafik 4.3 Aktivitas Belajar Siklus I


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa skor 74. Belum
sesuai target penelitian 80. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus I aktivitas
belajar siswa meningkat dikarenakan penerapan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) yang tepat untuk mengatasi masalah
pembelajaran. Namun peneliti masih melanjutkan pada siklus II dikarenakan
ingin menguji efektifitas model pembelajaran meaningful instructional design
(MID) pada materi lain.
Demikian akan peneliti sajikan perbandingan hasil belajar kondisi awal
dan siklus I:
Tabel 4.4 Perbandingan Aktivitas Belajar Kondisi Awal, Siklus I
No Keterangan Kondisi Awal Siklus I
1. Aktivitas Belajar Siswa 70 74
2. Indikator Kinerja 80 80
42

Indikator Kinerja
SIKLUS I
KONDISI AWAL
Aktivitas Belajar Siswa

64 66 68 70 72 74 76 78 80

Grafik 4.4 Perbandingan Aktivitas Belajar Kondisi Awal, Siklus I


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa terjadi
peningkatan skor sebesar 4 dari kondisi awal 70 pada siklus I mencapai 74.
Hal ini membuktikan bahwa pada siklus I aktivitas belajar siswa dapat
ditingkatkan setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID).

4. Hasil Belajar Siklus I


Pada siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Hasil
1 Rata-rata 73
2 KKM 75
3 Nilai tertinggi 100
4 Nilai terendah 60

Nilai terendah

Nilai tertinggi

KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.5 Hasil Belajar Siklus I


43

Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa yang


ditunjukkan dengan rata-rata siswa mencapai 73, nilai tertinggi 100, dan
nilai terendah 60.
Dalam pembelajaran IPA tema peduli terhadap makhluk hidup
peneliti menggunakan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar belum
sesuai target penelitian. Siklus I hasil belajar siswa meningkat
dikarenakan penerapan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID) yang tepat untuk mengatasi masalah pembelajaran. Namun
peneliti masih melanjutkan pada siklus II dikarenakan ingin menguji
efektifitas model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
pada materi lain.
Demikian akan peneliti sajikan perbandingan hasil belajar kondisi
awal dan siklus I:
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I
No Keterangan Kondisi Awal Siklus I
1 Rata-rata 68 73
2 KKM 75 75
3 Nilai tertinggi 80 100
4 Nilai terendah 60 60

Nilai terendah

Nilai tertinggi
SIKLUS I
KONDISI AWAL
KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I


44

Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa terjadi peningkatan


skor sebesar 5 dari kondisi awal 68 pada siklus I mencapai 73. Hal ini
membuktikan bahwa pada siklus I hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID).

5. Aktivitas Belajar Siklus II


Pada siklus II peneliti menerapkan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 Aktivitas Belajar Siswa 82
2 Indikator Kinerja 80

Indikator Kinerja

Aktivitas Belajar Siswa

79 79.5 80 80.5 81 81.5 82

Grafik 4.7 Aktivitas Belajar Siklus II


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa skor 82. Jauh di
atas target penelitian 80. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II aktivitas
belajar siswa meningkat dikarenakan penerapan model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) yang tepat untuk mengatasi masalah
pembelajaran. Maka peneliti menghentikan penelitian pada siklus II saja.
Demikian akan peneliti sajikan perbandingan aktivitas belajar siklus I, II:
Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I, II
45

No Keterangan Siklus I Siklus II


1. Aktivitas Belajar Siswa 74 82
2. Indikator Kinerja 80 80

Indikator Kinerja

SIKLUS II
SIKLUS I
Aktivitas Belajar Siswa

70 72 74 76 78 80 82

Grafik 4.8 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I, II


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa terjadi
peningkatan skor sebesar 8 dari siklus I 74 pada siklus II mencapai 82. Hal ini
membuktikan bahwa pada siklus II aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan
setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Demikian akan peneliti sajikan perbandingan aktivitas belajar
kondisi awal kondisi akhir:
Tabel 4.9 Perbandingan Aktivitas Belajar Kondisi Awal, Akhir
No Keterangan Kondisi Awal Kondisi Akhir
1. Aktivitas Belajar Siswa 70 82
2. Indikator Kinerja 80 80

Indikator Kinerja

KONDISI AKHIR
KONDISI AWAL
Aktivitas Belajar Siswa

64 66 68 70 72 74 76 78 80 82

Grafik 4.9 Perbandingan Aktivitas Belajar Kondisi Awal, Akhir


Berdasarkan data di atas diketahui aktivitas belajar siswa terjadi
peningkatan skor sebesar 12 dari kondisi awal 70 pada kondisi akhir
46

mencapai 82. Hal ini membuktikan bahwa dengan model pembelajaran


meaningful instructional design (MID) dapat meningkatkan.

6. Hasil Belajar Siklus II


Pada siklus II peneliti menerapkan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 Rata-rata 85
2 KKM 75
3 Nilai tertinggi 100
4 Nilai terendah 80

Nilai terendah

Nilai tertinggi

KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.10 Hasil Belajar Siklus II


Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa yang
ditunjukkan dengan rata-rata siswa mencapai 85, nilai tertinggi 100, dan
nilai terendah 80.
Dalam pembelajaran IPA tema peduli terhadap makhluk hidup
peneliti menggunakan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Target penelitian sudah tercapai sehingga penelitian
dihentikan pada siklus II.
Demikian akan peneliti sajikan perbandingan hasil belajar siklus I
dan II:
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I, II
47

No Keterangan Siklus I Siklus II


1 Rata-rata 73 85
2 KKM 75 75
3 Nilai tertinggi 100 100
4 Nilai terendah 60 80

Nilai terendah

Nilai tertinggi
SIKLUS II
SIKLUS I
KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I, II


Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa terjadi peningkatan
skor sebesar 12 dari siklus I 73 pada siklus II mencapai 85. Hal ini
membuktikan bahwa pada siklus II hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Demikian akan peneliti sajikan perbandingan hasil belajar
kondisi awal dengan kondisi akhir seperti berikut:
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Akhir
No Keterangan Kondisi Awal Kondisi Akhir
1. Rata-rata 68 85
2. KKM 75 75
3. Nilai tertinggi 80 100
4. Nilai terendah 60 80
48

Nilai terendah

Nilai tertinggi

KONDISI AKHIR
KONDISI AWAL
KKM

Rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.12 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Akhir


Berdasarkan data di atas diketahui hasil belajar siswa yang
meningkat 17 ditunjukkan dengan rata-rata siswa kondisi awal 68 kondisi
akhir mencapai 85, nilai tertinggi meningkat 20 kondisi awal 80 dan
kondisi akhir mencapai 100, dan nilai terendah meningkat 20 dari kondisi
awal 60 kondisi akhir mencapai 80.
Dalam pembelajaran IPA tema peduli terhadap makhluk hidup
peneliti menggunakan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID). Target penelitian sudah tercapai sehingga penelitian
dihentikan pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa pada kondisi akhir
aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan setelah dibelajarkan
dengan model pembelajaran meaningful instructional design (MID). Dan
telah mencapai target penelitian.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya
dilanjutkan pada pembahasan hasil penelitian. Adapun pembahasan penelitian
ini meliputi pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian.
Penjelasan dari masing-masing pembahasan tersebut yaitu sebagai berikut:
49

1. Aktivitas Belajar Siswa


Peneliti menentukan pengamatan terhadap aspek-aspek aktivitas
belajar siswa meliputi:
a. Siswa aktif membuat pertanyaan.
b. Siswa aktif menjawab pertanyaan.
c. Siswa mampu bekerja sama
d. Siswa tertib dalam pembelajaran
Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
peneliti menerapkan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID) pada siklus I dan II. Sintaks model pembelajaran
meaningful instructional design (MID) adalah:
a. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam
pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa
maupun fakta-fakta baru kemudian menganalisis pengelaman
tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau
konsep baru.
b. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi. Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan
pengalamanya sendiri.
c. Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan kemudian diapresiasi atau
diaplikasikan kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur
pembelajaran yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya
memahami secara konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari
konsep yang dipahami.
Pada siklus I indikator yang diteliti 3.8.1 Mengidentifikasi masalah-
masalah keseimbangan lingkungan dan 4.8.1 Melakukan identifikasi
masalah keseimbangan lingkungan. Pada siklus II indikator yang diteliti
50

3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran hewan sebagai sumber daya


alam dalam menjaga keseimbangan alam; 4.8.2 Membuat poster tentang
upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya alam; 3.8.4
Mengidentifikasi fungsi hewan dalam pelestarian lingkungan; 4.8.4
Membuat diagram venn fungsi hewan dalam pelestarian lingkungan.
Dengan langkah tersebut diketahui peningkatan aktivitas belajar
siswa sebesar 12 dari kondisi awal 70 pada kondisi akhir mencapai 82.
Hal ini membuktikan bahwa dengan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran IPA tema peduli terhadap makhluk.

2. Hasil Belajar Siswa


Siswa sebagai subjek pendidikan dalam pembelajaran IPA dituntut
untuk aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri
atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing ke arah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang
dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu
mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,
berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara
siswa dan guru apabila ada kesulitan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi sebuah wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta sebagai prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara baik, benar dan ilmiah.
Pada kondisi awal hasil belajar siswa pada kompetensi dasar 3.8
Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya. 4.8 Melakukan Kegiatan upaya pelestarian
sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya hasil belajar
siswa rendah. Yang ditunjukkan dengan rata-rata kelas hanya mencapai
68 di bawah KKM IPA 75.
51

Model pembelajaran meaningful instructional design (MID) peneliti


pilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) dapat mengatasi
proses pembelajaran yang cenderung pasif, karena siswa terorganisir
dengan baik dalam kegiatan belajar yang terpusat pada siswa. Penerapan
model pembelajaran meaningful instructional design (MID) dapat
meningkatkan kerja sama kelompok antara siswa yang satu dengan siswa
lain.
Adapun langkah-langkah pembelajaran seperti terlihat pada foto
pembelajaran di bawah ini:

Gambar 4.1 Foto Pembelajaran


52

Setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran meaningful


instructional design (MID) hasil belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup siswa kelas VI SD 3 Gulang semester I Tahun 2019/2020.
Hasil belajar siswa yang meningkat 17 ditunjukkan dengan rata-rata
siswa kondisi awal 68 kondisi akhir mencapai 85, nilai tertinggi
meningkat 20 kondisi awal 80 dan kondisi akhir mencapai 100, dan nilai
terendah meningkat 20 dari kondisi awal 60 kondisi akhir mencapai 80.
Peningkatan hasil belajar dikarenakan penerapan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) pada pembelajaran
IPA tentang ASEAN.
Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran point counter point
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA tema peduli terhadap
makhluk hidup pada siswa kelas VI SD 3 Gulang semester I Tahun
2019/2020. Sesuai dengan pendapat Hamdani (2010:156) kelebihan
model pembelajaran meaningful instructional design (MID) antara lain:
a. Penerapan model pembelajaran meaningful instructional design
(MID) dapat mengatasi proses pembelajaran yang cenderung pasif,
karena siswa terorganisir dengan baik dalam kegiatan belajar yang
terpusat pada siswa.
b. Model pembelajaran meaningful instructional design (MID)dapat
meningkatkan kerja sama kelompok antara siswa yang satu dengan
siswa lain.
c. Proses membaca, mengamati, dan bekerja sama yang terkandung
dalam model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
dapat merangsang kemampuan berpikir dan kemampuan siswa
dalam menerima materi sehingga materi yang dipelajari lebih mudah
dipahami oleh siswa.
53

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat diambil simpulan bahwa penerapan model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPA tema peduli terhadap makhluk hidup pada siswa kelas VI SD 3 Gulang
semester I Tahun 2019/2020.
Hal ini ditunjukkan dengan:
1. Aktivitas Siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, maka
diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran meaningful instructional
design (MID) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Terbukti pada kondisi
awal nilai aktivitas siswa sebesar 70. Pada kondisi akhir nilai aktivitas
siswa mengalami peningkatan menjadi 82. Terjadi peningkatan sebesar
12 poin.
2. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa, maka
diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran meaningful instructional
design (MID) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pada
kondisi awal nilai hasil belajar siswa sebesar 68. Pada kondisi akhir nilai
hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 85. Terjadi
peningkatan sebesar 17 poin.

B. Saran
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang “Penerapan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA tema peduli terhadap makhluk hidup pada
siswa kelas VI SD 3 Gulang semester I Tahun 2019/2020 telah terbukti
berhasil.

53
54

Saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut:


1. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran meaningful instructional design (MID) pada pembelajaran
IPA .
2. Guru mengembangkan model pembelajaran meaningful instructional
design (MID) dengan metode lain untuk menciptakan suatu pembelajaran
yang bermakna, menarik dan menyenangkan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik siswa.
3. Sekolah dapat membuat suatu kebijakan-kebijakan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran meaningful instructional design (MID)
khususnya pada pembelajaran IPA . Hal yang dapat dilakukan misalnya
dengan mengikutsertakan guru dalam seminar pendidikan agar guru lebih
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Fasilitas
pembelajaran seperti media pembelajaran lebih diperlengkap untuk
meningkatkan antusias siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar akan
meningkat.
55

DAFTAR PUSTAKA

Anggita, Wahyu Noor. 2018. Upaya meningkatkan partisipasi dan prestasi


belajar IPA materi tanah melalui model pembelajaran meaningful
instructional design (mid) di kelas V A. http://repository.ump.ac.id/8803/

Anitah W, Sri; dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Budianingsih, A. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri; Aswan Zain. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Fauzi, Fikrie. 2012. Peningkatan hasil belajar IPA melalui metode point counter
point (PCP) pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Girimulyo Tahun
Pelajaran 2011/2012.
http://eprints.ums.ac.id/21887/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hakiim, Lukmanul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.

Hamalik, Oemar, 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Kurnia, I. dkk. 2011. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas

Poerwanti, Endang., Estu Widodo, Masduki, Yuni Pantiwati, Ainur Rofieq dan
Dwi Priyo Utomo. 2015. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sardiman, A. M. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Radjagrafindo Perkasa.

Shoimin, Aris. 2013. “68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013”. Yoyakarta:Ar-ruzz Media.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

55
56

Sularsi, Sri. 2012. Peningkatan hasil belajar IPA melalui metode meaningful
instructional design pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Mojogedang
Tahun Pelajaran 2011/2012.
http://eprints.ums.ac.id/19821/1/2._HALAMAN_DEPAN.pdf

Tim Penyusun. 2006. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Tim. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta:Balai Pustaka.

Trianto. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik:


Konsep Landasan Teoritis, Praktis dan Implementasinya. Jakarta:Tim
Prestasi Pustaka.
57

Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
58

Lampiran 2
Surat Keterangan
59

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD 3 Gulang


Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Sub Tema : Hewan Dan Tumbuhan Di Lingkungan
Rumahku
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 35 menit)
Pelaksanaan : 1. Jumat, 27 September 2019
2. Jumat, 20 September 2019

I. Standar Kompetensi
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar


3.1 Memahami hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian
tubuh hewan dan tumbuhan.
3.8 Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya.
60

4.8 Melakukan Kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-
orang di lingkungannya.

III. Indikator
3.8.1 Mengidentifikasi masalah-masalah keseimbangan lingkungan
4.8.1 Melakukan identifikasi masalah keseimbangan lingkungan

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)
siswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah keseimbangan
lingkungan dengan tepat.
2. Melalui model pembelajaran model pembelajaran meaningful
instructional design (MID)siswa mampu melakukan identifikasi masalah
keseimbangan lingkungan dengan tepat.
3. Melalui model pembelajaran model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian
tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
4. Melalui model pembelajaran model pembelajaran meaningful
instructional design (MID) siswa menulis laporan bagian-bagian
tumbuhan dan fungsinya dengan benar.

V. Materi Pembelajaran
Masalah keseimbangan lingkungan.
Bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.

VI. Model Pembelajaran


Model pembelajaran model pembelajaran meaningful instructional design
(MID).
61

VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam
2. Melakukan appersepsi dengan mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan tentang:
- Alasan mengapa satu tahap tanaman padi yang menjadi pilihan
mereka adalah tahapan paling penting, (motivasi siswa untuk
menemukan alasan sebanyak mungkin)
- Dampaknya apabila bagian tersebut bermasalah? (bagi manusia,
hewan, keberlangsungan rantai makanan, dan keberlangsungan
kehidupan).
3. Memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran guru
memberikan informasi pembelajaran yang akan dilakukan yaitu
tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan.

B. Kegiatan Inti
1. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang alasan mengapa satu tahap tanaman padi yang
menjadi pilihan mereka adalah tahapan paling penting, (motivasi
siswa untuk menemukan alasan sebanyak mungkin) dan Dampaknya
apabila bagian tersebut bermasalah? (bagi manusia, hewan,
keberlangsungan rantai makanan, dan keberlangsungan kehidupan,
analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam pembelajaran ini
berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta
baru kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan
menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau konsep baru
tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan.
2. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
62

informasi tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan.


Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya
sendiri.
3. Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang masalah-masalah
keseimbangan lingkungan kemudian diapresiasi atau diaplikasikan
kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran
yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara
konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.

C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di
rumah (TR).
2. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar.
3. Memberi salam.

Pertemuan 2
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam.
2. Melakukan appersepsi dengan tanya jawab tentang tumbuhan bahwa
setiap bagian tumbuhan, yaitu: akar, batang, daun, biji, bunga, dan
buah memiliki peran berbeda untuk membuat tumbuhan tetap hidup.
Biji adalah bagian penting tumbuhan yang berfungsi untuk
mempertahankan kelestariannya.
3. Memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran guru
memberikan informasi pembelajaran yang akan dilakukan yaitu
tentang bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
63

B. Kegiatan Inti
1. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang masalah-masalah keseimbangan lingkungan,
analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam pembelajaran ini
berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta
baru kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan
menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau konsep baru
tentang bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
2. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang bagian-bagian tumbuh tumbuhan dan fungsinya.
Peserta didik meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya
sendiri.
3. Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang bagian-bagian tumbuh
tumbuhan dan fungsinya kemudian diapresiasi atau diaplikasikan
kedalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran
yang produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara
konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.

C. Kegiatan Akhir
1. Siswa mengerjakan tes formatif.
2. Mengoreksi tes formatif secara klasikal.
3. Guru mengumpulkan lembar tes Formatif dan memberikan
penilaian, serta menganalisis nilai.
4. Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di
rumah (TR).
5. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar.
64

VIII. Sumber Belajar


1. Kotak pertanyaan.
2. Kartu pertanyaan.
3. Tim Penulis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. 2014 : Buku
Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud.
4. Tim Penulis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. 2014 : Buku
Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud.

IX. Penilaian
A. Teknik Penilaian
Penilaian Pengamatan
Penilaian Tertulis

B. Alat Penilaian
Lembar Pengamatan Aktivitas belajar siswa.
Lembar Tes Formatif

Mengetahui Kudus, 20 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
65

RINGKASAN MATERI SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA


Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Kelas/Semester : IV/1

Sumber daya alam hayati sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui tetap
memiliki jumlah yang terbatas, hasil yang terus berlanjut jangan sampai
terlewatkan sehingga tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan. Contoh
penurunan kualitas lingkungan adalah:
- Penggenangan lahan produktif oleh air banjir, pasir dari letusan gunung berapi,
pengerasan aspal, banyaknya bangunan sehingga habitat organisme hilang.
- Penggunaan lahan terlalu sering tanpa pengolahan tanah yang baik sehingga
produksi pertanian menurun oleh erosi dan zat hara tanah kosong.
Penebangan pohon yang luas tanpa segera ditanami kembali sehingga binatang
liar kehilangan habitatnya.
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan sudah punah atau mendekati kepunahan, apa
yang menyebabkannya? Kepunahan beberapa jenis hewan dan tumbuhan dapat
disebabkan oleh bencana alam seperti banjir, gunung meletus, kebakaran hutan,
dan tindakan manusia seperti penggundulan hutan, perburuan, penangkapan tak
terkendali, dan sebagainya. Bagaimana jika hal ini terus terjadi? Sewaktu kita
mempelajari hubungan antarmakhluk hidup kita tahu bahwa perubahan
lingkungan akan menyebabkan ekosistem terganggu, apalagi jika lingkungan
semakin rusak bahkan hilang/punah. Oleh karena itu, harus terus dilakukan
upaya-upaya pelestarian lingkungan antara lain dengan cara :
1. Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu-
kayu yang dapat dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air.
Pohon yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih.
2. Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang.
66

3. Penangkapan musiman untuk ikan untuk menghindari kepunahan dengan cara


waktu penangkapan yang diatur agar hewan mempunyai kesempatan untuk
berkembang biak dulu.
4. Keanekaragaman bahan pangan untuk mengurangi gangguan yang bias
merusak persediaan semua jenis pangan misalnya bahan pangan pokok tidak
hanya padi tapi jagung, ketela, kentang, dan sebagainya.
Pelestarian SDA hayati dapat dilakukan dengan cara:
1. Pelestarian di habitat aslinya (pelestarian in situ). Contohnya bunga bangkai di
Bengkulu, dan badak jawa di Ujung Kulon.
2. Pelestarian di luar habitat aslinya (pelestarian ex situ). Contoh: kebun binatang
dan kebun anggrek.
Berikut adalah beberapa cara untuk mempertahankan padi tetap dapat
dinikmati masyarakat Indonesia.
1. Menjaga bibit agar dapat ditanam kembali.
2. Menjaga lahan pertanian. Jangan sampai lahan digunakan untuk kebutuhan
lainnya, misalnya dijadikan untuk mendirikan bangunan.
3. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Sampah akan menyebabkan banjir.
Apabila terjadi banjir, maka tanaman padi tidak akan tumbuh.
4. Saluran air dijaga agar tetap mengalir.
5. Penggunaan beras yang tidak berlebihan. Jumlah penduduk yang meningkat
akan meningkatkan kebutuhan yang besar terhadap padi.
Penggunaan beras sesuai kebutuhan akan sangat membantu. Berdasarkan
penjelasan di atas, tulislah pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang bagaimana
melestarikan tanaman yang kamu pilih. Selain itu, tulislah juga pertanyaan
mengenai bagaimana menjaga keseimbangan agar tanaman tersebut tidak habis.
Fungsi bagian-bagian tumbuhan
Akar
Akar adalah bagian tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah. Untuk
beberapa jenis tumbuhan, akar juga terdapat di atas tanah bahkan menggantung.
Akar berfungsi sebagai bagian yang mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan
tidak memiliki akar, tumbuhan akan mudah dicabut, mudah roboh ketika diterpa
67

angin, atau hanyut terbawa air ketika turun hujan. Zat-zat mineral dan air yang
dibutuhkan untuk membuat makanan diserap oleh akar dari
dalam tanah. Namun, pada beberapa tumbuhan tertentu, akar tidak hanya
berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga berfungsi sebagai penyimpanan
cadangan makanan, misalnya pada beberapa tumbuhan umbi-umbian.
Bunga
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.
Daun
Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut
klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun, dan helai daun.
Batang
Bagian tumbuhan yang berada di atas tanah adalah batang yang berfungsi sebagai
tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Batang juga berfungsi mengedarkan
mineral dan air yang diserap akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
Buah
Buah merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi melindungi biji. Contohnya
buah mangga dan buah apel. Buah terdiri atas daging buah dan biji. Bagian yang
kita makan biasanya daging buahnya.
Biji
Biji merupakan hasil dari pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan antara
serbuk sari dan putik. Jika biji ditanam akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Biji
itu berkeping. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua. Biji
berkeping satu disebut monokotil dan biji berkeping dua disebut dikotil.
68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD 3 Gulang


Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Sub Tema : Keberagaman Makhluk hidup Di
Lingkunganku
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 35 menit)
Pelaksanaan : 1. Jumat, 4 Oktober 2019
2. Jumat, 11 Oktober 2019

I. Standar Kompetensi
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar


3.1 Memahami hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian
tubuh hewan dan tumbuhan.
3.8 Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya.
4.8 Melakukan Kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-
orang di lingkungannya.
69

III. Indikator
3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran hewan sebagai sumber
daya alam dalam menjaga keseimbangan alam
4.8.2 Membuat poster tentang upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya
alam.
3.8.4 Mengidentifikasi fungsi hewan dalam pelestarian lingkungan
4.8.4 Membuat diagram venn fungsi hewan dalam pelestarian lingkungan.

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu mengidentifikasi pentingnya peran hewan sebagai sumber daya
alam dalam menjaga keseimbangan alam dengan tepat.
2. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu menjelaskan tentang pentingnya peran hewan sebagai sumber
daya alam dalam menjaga keseimbangan alam dengan sistematis.
3. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu menjelaskan upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya alam
dengan sistematis.
4. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu melakukan upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya alam
dengan kepedulian yang tinggi.
5. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu mengidentifikasi bagian-bagain hewan dan fungsinya dengan
benar.
6. Melalui model pembelajaran meaningful instructional design (MID)siswa
mampu membuat laporan tentang bagian-bagian hewan dalam bentuk
diagram venn.

V. Materi Pembelajaran
Peran hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan alam.
Bagian-bagain hewan dan fungsinya.
70

VI. Model Pembelajaran


Model pembelajaran meaningful instructional design (MID)

VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam
2. Melakukan appersepsi guru mengajukan pertanyaan:
• Bagaimana keberadaan hewan ini? Mengapa hewan ini dilindungi?
• Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat mereka
secara rinci.
3. Memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran guru
memberikan penguatan
• Indonesia memiliki ribuan jenis hewan di darat dan di laut.
• Hewan-hewan tersebut merupakan sumber daya alam hayati yang
dimanfaatkan selain untuk memenuhi kebutuhan manusia, juga
menjadi ciri identitas bangsa Indonesia.
• Hewan sebagai sumber daya alam tentunya perlu dijaga
keberadaannya.

B. Kegiatan Inti
1. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang bagaimana keberadaan hewan ini? Mengapa
hewan ini dilindungi? Siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan pendapat mereka secara rinci, analisis pengalaman dan
konsep ide. Dalam pembelajaran ini berhubungan dengan
pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta baru kemudian
menganalisis pengalaman tersebut dan menghubungkan ide-ide
mereka dengan materi atau konsep baru tentang pentingnya peran
hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan
alam.
71

2. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep


pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang pentingnya peran hewan sebagai sumber daya
alam dalam menjaga keseimbangan alam. Peserta didik meletakkan
pengalaman belajar dengan pengalamanya sendiri.
3. Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang pentingnya peran
hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan
alam kemudian diapresiasi atau diaplikasikan kedalam bentuk nyata.
Selain itu juga membawa alur pembelajaran yang produktif sehingga
peserta didik tidak hanya memahami secara konseptual, tetapi dapat
menciptakan hal baru dari konsep yang dipahami.

C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di
rumah (TR).
2. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar.
3. Memberi salam.

Pertemuan 2
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam.
2. Melakukan appersepsi dengan mengingatkan kembali pada
pentingnya peran hewan sebagai sumber daya alam hayati.
3. Memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran guru
memberikan informasi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
memberikan penguatan bahwa setiap bagian tubuh hewan memiliki
fungsi penting bagi hewan tersebut untuk mempertahankan
kehidupannya. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, maka hewan
72

sebagai sumber daya alam hayati perlu dijaga kelestariannya,


Memelihara hewan, merawat dan menyayanginya, serta membantu
hewan yang terluka adalah salah satu upaya kita untuk menjaga
kelestarian lingkungan.

B. Kegiatan Inti
1. Lead in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman tentang pentingnya peran hewan sebagai sumber daya
alam hayati, analisis pengalaman dan konsep ide. Dalam
pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa
maupun fakta-fakta baru kemudian menganalisis pengalaman
tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau
konsep baru tentang bagian-bagain hewan dan fungsinya.
2. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para peserta didik
untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi tentang bagian-bagain hewan dan fungsinya. Peserta didik
meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamanya sendiri.
Production. Melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi
pembelajaran yang telah disampaikan tentang bagian-bagain hewan
dan fungsinya kemudian diapresiasi atau diaplikasikan kedalam
bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur pembelajaran yang
produktif sehingga peserta didik tidak hanya memahami secara
konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang
dipahami.

C. Kegiatan Akhir
1. Siswa mengerjakan tes formatif.
2. Mengoreksi tes formatif secara klasikal.
3. Guru mengumpulkan lembar tes Formatif dan memberikan
penilaian, serta menganalisis nilai.
73

4. Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di


rumah (TR).
5. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar.

VIII. Sumber Belajar


1. Kotak pertanyaan.
2. Kartu pertanyaan.
3. Tim Penulis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. 2014 : Buku Guru
SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud.
4. Tim Penulis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. 2014 : Buku
Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud.

IX. Penilaian
A. Teknik Penilaian
Penilaian Pengamatan
Penilaian Tertulis

B. Alat Penilaian
Lembar Pengamatan Aktivitas belajar siswa.
Lembar Tes Formatif

Mengetahui Kudus, 4 Oktober 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
74

RINGKASAN MATERI SIKLUS II

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1

Kucing, kelinci, dan burung merupakan beberapa jenis hewan yang biasa
dipelihara di rumah. Sungguh menyenangkan apabila di rumah terdapat hewan
peliharaan. Hewan-hewan tersebut bisa kita ajak bermain, dan lain-lain. Namun
demikian, untuk memelihara hewan tidaklah mudah. Kita harus senantiasa
merawatnya dengan baik agar hewan tersebut tetap sehat.
Bagaimana memelihara hewan yang baik dan benar? Untuk memelihara hewan,
yang perlu diperhatikan, yaitu memberi makan yang sehat, menjaga kebersihan
dan kesehatan hewan, dan membuat kandang hewan.
1. Memberi makanan yang sehat
Sama halnya seperti manusia, hewan juga membutuhkan makanan yang sehat.
Setiap hewan memeliki jenis makanan yang berbedabeda. Kucing biasanya diberi
makan daging dan ikan, sedangkan kelinci makanannya berupa sayuran. Untuk
memelihara hewan, kamu tentu harus mengetahui jenis makanan yang cocok
untuk hewan tersebut. Selain makanan, hewan juga memerlukan minuman dari air
yang bersih. Apabila kamu memelihara burung maka tempat air minumnya harus
dibersihkan.
2. Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan
Selain perlu memperhatikan makanan dan minuman, hewan yang kita pelihara
juga harus bersih dan sehat. Untuk itu, perlu dilakukan perawatan yang baik agar
tubuh hewan menjadi bersih. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memandikan
hewan peliharaan tersebut. Untuk menjaga kebersihan hewan yang kita pelihara,
dapat dilakukan dengan cara memeriksakan hewan tersebut ke dokter hewan. Hal
ini bertujuan agar hewan peliharaan kita tidak sakit dan selain itu, beberapa jenis
hewan peliharaan perlu divaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan untuk menghindari
penyakit rabies.
75

3. Membuat Kandang dan Menjaga Kebersihannya


Beberapa jenis hewan peliharaan seperti kucing tidak membutuhkan kandang
untuk tempat tinggalnya. Namun demikian, beberapa hewan peliharaan
membutuhkan kandang yang khusus misalnya ikan dan burung. Kolam atau
aquarium yang biasa digunakan untuk memelihara ikan perlu dijaga
kebersihannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menguras air dalam
kolam/aquarium apabila sudah terlihat kotor. Kotoran hewan merupakan sumber
penyakit. Oleh karena itu, kandang perlu dibersihkan dari kotoran. Saat
membersihkan, gunakan sarung tangan dan masker. Keluarkan kotoran dari dalam
kandang lalu siramlah kandang dengan air bersih. Tempat makan dan minum
hewan juga tidak boleh dilupakan. Cucilah dengan air bersih. Setelah selesai
membersihkan, jangan lupa cuci kaki dan tanganmu sampai bersih. Nah, jika
kandang bersih, hewan peliharaanmu tentu juga sehat.
Bermacam-macam hewan yang telah diciptakan tuhan di bumi ini
harus kita manfaatkan dengan sebesar besarnya kita tidak boleh merusaknya tetapi
kita harus merawatnya supaya tetap lestari
Peranan hewan untuk manusia
Hewan ada yang diambil dagingnya susunya telurnya ataupun tenaganya coba
perhatikan susu yang kamu minum setiap hari asalnya dari mana daging atau ikan
yang biasa kamu makan asalnya dari mana telur yang kamu makan asalnya dari
mana tentu semuanya berasal dari hewan coba perhatikan mengapa orang
memelihara kuda atau anjing kuda dipelihara untuk diambil tenaganya kuda dapat
dipakai untuk menarik delman atau dipakai untuk berolahraga anjing dipelihara
karena dapat dipakai untuk menjaga keamanan selain hewan yang dapat diambil
manfaatnya ada juga yang merugikan manusia misalnya tikus nyamuk lalat dan
kecoa tikus merugikan karena dapat merusak padi dan sering mencuri makanan
lalat suka hinggap di makanan dan dapat menyebarkan penyakit perut nyamuk
suka menggigit manusia dan dapat menyebarkan penyakit malaria atau demam
berdarah oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggal supaya terhindar dari berbagai macam penyakit yang bisa
disebarkan oleh hewan yang merugikan .
76

Lampiran 4
REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 13 September 2019
Siklus : Kondisi Awal
Pertemuan :1

Indikator Pengamatan Nilai


No Nama Siswa 1 2 3 4
Akhir
1 Rendi Suryo Saputra
2 Naufal Dwi Julian
3 Faivy Juniver Nona Veronica P.
4 Chelshe Violetha
5 Muhammad Juniar Nurfyan
6 Alvino Pratama Putra
7 Andini Risqia Putri
8 Anita Puji Lestari
9 Aulia Nisa Istiqomah
10 Fahmi Najamudin
11 Feliq ILham Maulana
12 Fridita Hafidza
13 Hesti amelia
14 Intan Meyla Putri
15 Jelita ILmira Casanova
16 Maulana Ardiansyah
17 Muhandis Fadillah
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa
19 Murwati
20 Nurvi Putri Cantika
21 Pratiwi Anggraeni
22 Putra Agustian Ramandhani
23 Rafael charisnanta Akbar
24 Rockmad Hamdani
25 Zahra Maulida Anascha
26 Zulfa Sofiyul Aini
Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa
Indikator Kinerja
77

Indikator Pengamatan:
No Indikator Pengamatan
1 Siswa aktif membuat pertanyaan
2 Siswa aktif menjawab pertanyaan
3 Siswa mampu bekerja sama
4 Siswa tertib dalam pembelajaran

Mengetahui Kudus, 13 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Pengamat

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Raga Riyanto S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 199505112019031004
78

REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 27 September 2019
Siklus :I
Pertemuan :2

Indikator Pengamatan Nilai


No Nama Siswa 1 2 3 4
Akhir
1 Rendi Suryo Saputra
2 Naufal Dwi Julian
3 Faivy Juniver Nona Veronica P.
4 Chelshe Violetha
5 Muhammad Juniar Nurfyan
6 Alvino Pratama Putra
7 Andini Risqia Putri
8 Anita Puji Lestari
9 Aulia Nisa Istiqomah
10 Fahmi Najamudin
11 Feliq ILham Maulana
12 Fridita Hafidza
13 Hesti amelia
14 Intan Meyla Putri
15 Jelita ILmira Casanova
16 Maulana Ardiansyah
17 Muhandis Fadillah
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa
19 Murwati
20 Nurvi Putri Cantika
21 Pratiwi Anggraeni
22 Putra Agustian Ramandhani
23 Rafael charisnanta Akbar
24 Rockmad Hamdani
25 Zahra Maulida Anascha
26 Zulfa Sofiyul Aini
Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa
Indikator Kinerja
79

Indikator Pengamatan:
No Indikator Pengamatan
1 Siswa aktif membuat pertanyaan
2 Siswa aktif menjawab pertanyaan
3 Siswa mampu bekerja sama
4 Siswa tertib dalam pembelajaran

Mengetahui Kudus, 13 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Pengamat

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Raga Riyanto S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 199505112019031004
80

REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 11 Oktober 2019
Siklus : II
Pertemuan :2

Indikator Pengamatan Nilai


No Nama Siswa 1 2 3 4
Akhir
1 Rendi Suryo Saputra
2 Naufal Dwi Julian
3 Faivy Juniver Nona Veronica P.
4 Chelshe Violetha
5 Muhammad Juniar Nurfyan
6 Alvino Pratama Putra
7 Andini Risqia Putri
8 Anita Puji Lestari
9 Aulia Nisa Istiqomah
10 Fahmi Najamudin
11 Feliq ILham Maulana
12 Fridita Hafidza
13 Hesti amelia
14 Intan Meyla Putri
15 Jelita ILmira Casanova
16 Maulana Ardiansyah
17 Muhandis Fadillah
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa
19 Murwati
20 Nurvi Putri Cantika
21 Pratiwi Anggraeni
22 Putra Agustian Ramandhani
23 Rafael charisnanta Akbar
24 Rockmad Hamdani
25 Zahra Maulida Anascha
26 Zulfa Sofiyul Aini
Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa
Indikator Kinerja
81

Indikator Pengamatan:
No Indikator Pengamatan
1 Siswa aktif membuat pertanyaan
2 Siswa aktif menjawab pertanyaan
3 Siswa mampu bekerja sama
4 Siswa tertib dalam pembelajaran

Mengetahui Kudus, 11 Oktober 2019


Kepala SD 3 Gulang Pengamat

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Raga Riyanto S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 199505112019031004
82

Lampiran 5
REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 13 September 2019
Siklus : Kondisi Awal
Pertemuan :1

No Nama Siswa Nilai


1 Rendi Suryo Saputra 60
2 Naufal Dwi Julian 60
3 Faivy Juniver Nona Veronica Puspitasary 60
4 Chelshe Violetha 60
5 Muhammad Juniar Nurfyan 60
6 Alvino Pratama Putra 70
7 Andini Risqia Putri 70
8 Anita Puji Lestari 80
9 Aulia Nisa Istiqomah 70
10 Fahmi Najamudin 60
11 Feliq ILham Maulana 80
12 Fridita Hafidza 80
13 Hesti amelia 80
14 Intan Meyla Putri 70
15 Jelita ILmira Casanova 70
16 Maulana Ardiansyah 70
17 Muhandis Fadillah 80
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 80
19 Murwati 80
20 Nurvi Putri Cantika 60
21 Pratiwi Anggraeni 70
22 Putra Agustian Ramandhani 60
23 Rafael charisnanta Akbar 60
24 Rockmad Hamdani 60
25 Zahra Maulida Anascha 60
26 Zulfa Sofiyul Aini 60
Rata-Rata Hasil Belajar 68
KKM 75
Nilai Tertinggi 80
83

Nilai Terendah 60

Mengetahui Kudus, 13 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
84

REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 27 September 2019
Siklus :I
Pertemuan :2

No Nama Siswa Nilai


1 Rendi Suryo Saputra 70
2 Naufal Dwi Julian 70
3 Faivy Juniver Nona Veronica Puspitasary 70
4 Chelshe Violetha 70
5 Muhammad Juniar Nurfyan 70
6 Alvino Pratama Putra 80
7 Andini Risqia Putri 80
8 Anita Puji Lestari 90
9 Aulia Nisa Istiqomah 70
10 Fahmi Najamudin 60
11 Feliq ILham Maulana 100
12 Fridita Hafidza 80
13 Hesti amelia 100
14 Intan Meyla Putri 70
15 Jelita ILmira Casanova 70
16 Maulana Ardiansyah 70
17 Muhandis Fadillah 80
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 80
19 Murwati 80
20 Nurvi Putri Cantika 60
21 Pratiwi Anggraeni 70
22 Putra Agustian Ramandhani 60
23 Rafael charisnanta Akbar 60
24 Rockmad Hamdani 60
25 Zahra Maulida Anascha 60
26 Zulfa Sofiyul Aini 60
Rata-Rata Hasil Belajar 73
KKM 75
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
85

Mengetahui Kudus, 27 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
86

LEMBAR ULANGAN HARIAN (SIKLUS 1)

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Waktu : 30 menit

Jawabanlah yang benar!


1. Segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan yang berguna untuk
kehidupan manusia disebut . . . .
2. Kursi kayu berasal dari sumber daya alam . . . .
3. Pelestarian di habitat aslinya. Contohnya bunga bangkai di Bengkulu, dan
badak jawa di Ujung Kulon disebut pelestarian....
4. Makanan pokok Indonesia adalah ....
5. Menjaga lahan pertanian. Jangan sampai lahan digunakan untuk kebutuhan
lainnya, misalnya dijadikan untuk mendirikan bangunan adalah cara
melestarikan ... sebagai makanan pokok Indonesia.
6. Bagian tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah berfungsi menyerap
air dan mineral adalah ....
7. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat....
8. Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah....
9. Berfungsi mengedarkan mineral dan air yang diserap akar, serta zat makanan
hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Adalah ....
10. Buah merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi melindungi biji.
Contohnya buah mangga dan buah apel. Buah terdiri atas daging buah dan
biji. Bagian yang kita makan biasanya....

Nama : ……………
No : ……………
87

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1

A. Kunci Jawaban
1. Sumber daya alam
2. Tumbuhan/hayati
3. In situ
4. Padi
5. Padi
6. Akar
7. Perkembangbiakan.
8. Daun.
9. Batang .
10. Daging buahnya.

B. Kriteria Penilaian
1. Setiap Jawaban benar skor : 1
2. Skor maksimal : 10
3. Nilai : Skor Perolehan x 100
Skor maksimum
88

REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 11 Oktober 2019
Siklus : II
Pertemuan :2

No Nama Siswa Nilai


1 Rendi Suryo Saputra 80
2 Naufal Dwi Julian 80
3 Faivy Juniver Nona Veronica Puspitasary 80
4 Chelshe Violetha 80
5 Muhammad Juniar Nurfyan 80
6 Alvino Pratama Putra 90
7 Andini Risqia Putri 90
8 Anita Puji Lestari 100
9 Aulia Nisa Istiqomah 80
10 Fahmi Najamudin 80
11 Feliq ILham Maulana 100
12 Fridita Hafidza 90
13 Hesti amelia 100
14 Intan Meyla Putri 80
15 Jelita ILmira Casanova 80
16 Maulana Ardiansyah 80
17 Muhandis Fadillah 90
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 100
19 Murwati 100
20 Nurvi Putri Cantika 80
21 Pratiwi Anggraeni 80
22 Putra Agustian Ramandhani 80
23 Rafael charisnanta Akbar 80
24 Rockmad Hamdani 80
25 Zahra Maulida Anascha 80
26 Zulfa Sofiyul Aini 80
Rata-Rata Hasil Belajar 85
KKM 75
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 80
89

Mengetahui Kudus, 11 Oktober 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
90

LEMBAR ULANGAN HARIAN (SIKLUS 2)

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Waktu : 30 menit

Jawabanlah yang benar!


Perhatikan gambar di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan nomor 1 sampai 5

1. Nomor 1 adalah ....


2. Nomor 2 berfungsi untuk ....
3. Nomor 3 disebut ....
4. Fungsi nomor 4 adalah ....
5. Melihat adalah fungsi ....
6. Burung Cenderawih disebut . . . .
7. Sama halnya seperti manusia, hewan juga membutuhkan makanan yang sehat.
Setiap hewan memeliki jenis makanan yang berbedabeda. Kelinci
makanannya berupa ....
8. Beberapa jenis hewan membutuhkan kandang yang khusus misalnya ikan dan
burung. Ikan membutuhkan ....
9. Hewan ada yang diambil dagingnya susunya telurnya ataupun tenaganya.
Kuda diambil ....
10. Sedangkan yang diambil telurnya adalah ...
Nama : ……………
No : ……………
91

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1

A. Kunci Jawaban
1. Paruh
2. Terbang
3. Ekor
4. Berdiri, mencengkeram
5. Mata
6. Burung Surga
7. Sayuran
8. Kolam atau aquarium.
9. Tenaganya.
10. Ayam

B. Kriteria Penilaian
1. Setiap Jawaban benar skor : 1
2. Skor maksimal : 10
3. Nilai : Skor Perolehan x 100
Skor maksimum
92

Lampiran 6
DAFTAR HADIR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 13 September 2019
Siklus : Kondisi Awal
Pertemuan :1

No Nama Siswa Kehadiran


1 Rendi Suryo Saputra 1
2 Naufal Dwi Julian 2
3 Faivy Juniver Nona Veronica P 3
4 Chelshe Violetha 4
5 Muhammad Juniar Nurfyan 5
6 Alvino Pratama Putra 6
7 Andini Risqia Putri 7
8 Anita Puji Lestari 8
9 Aulia Nisa Istiqomah 9
10 Fahmi Najamudin 10
11 Feliq ILham Maulana 11
12 Fridita Hafidza 12
13 Hesti amelia 13
14 Intan Meyla Putri 14
15 Jelita ILmira Casanova 15
16 Maulana Ardiansyah 16
17 Muhandis Fadillah 17
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 18
19 Murwati 19
20 Nurvi Putri Cantika 20
21 Pratiwi Anggraeni 21
22 Putra Agustian Ramandhani 22
23 Rafael charisnanta Akbar 23
24 Rockmad Hamdani 24
25 Zahra Maulida Anascha 25
26 Zulfa Sofiyul Aini 26

Mengetahui Kudus, 13 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV
93

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
94

DAFTAR HADIR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 20 September 2019
Siklus :I
Pertemuan :1

No Nama Siswa Kehadiran


1 Rendi Suryo Saputra 1
2 Naufal Dwi Julian 2
3 Faivy Juniver Nona Veronica P 3
4 Chelshe Violetha 4
5 Muhammad Juniar Nurfyan 5
6 Alvino Pratama Putra 6
7 Andini Risqia Putri 7
8 Anita Puji Lestari 8
9 Aulia Nisa Istiqomah 9
10 Fahmi Najamudin 10
11 Feliq ILham Maulana 11
12 Fridita Hafidza 12
13 Hesti amelia 13
14 Intan Meyla Putri 14
15 Jelita ILmira Casanova 15
16 Maulana Ardiansyah 16
17 Muhandis Fadillah 17
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 18
19 Murwati 19
20 Nurvi Putri Cantika 20
21 Pratiwi Anggraeni 21
22 Putra Agustian Ramandhani 22
23 Rafael charisnanta Akbar 23
24 Rockmad Hamdani 24
25 Zahra Maulida Anascha 25
26 Zulfa Sofiyul Aini 26

Mengetahui Kudus, 20 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV
95

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
96

DAFTAR HADIR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 27 September 2019
Siklus :I
Pertemuan :2

No Nama Siswa Kehadiran


1 Rendi Suryo Saputra 1
2 Naufal Dwi Julian 2
3 Faivy Juniver Nona Veronica P 3
4 Chelshe Violetha 4
5 Muhammad Juniar Nurfyan 5
6 Alvino Pratama Putra 6
7 Andini Risqia Putri 7
8 Anita Puji Lestari 8
9 Aulia Nisa Istiqomah 9
10 Fahmi Najamudin 10
11 Feliq ILham Maulana 11
12 Fridita Hafidza 12
13 Hesti amelia 13
14 Intan Meyla Putri 14
15 Jelita ILmira Casanova 15
16 Maulana Ardiansyah 16
17 Muhandis Fadillah 17
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 18
19 Murwati 19
20 Nurvi Putri Cantika 20
21 Pratiwi Anggraeni 21
22 Putra Agustian Ramandhani 22
23 Rafael charisnanta Akbar 23
24 Rockmad Hamdani 24
25 Zahra Maulida Anascha 25
26 Zulfa Sofiyul Aini 26

Mengetahui Kudus, 27 September 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV
97

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
98

DAFTAR HADIR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 4 Oktober 2019
Siklus : II
Pertemuan :1

No Nama Siswa Kehadiran


1 Rendi Suryo Saputra 1
2 Naufal Dwi Julian 2
3 Faivy Juniver Nona Veronica P 3
4 Chelshe Violetha 4
5 Muhammad Juniar Nurfyan 5
6 Alvino Pratama Putra 6
7 Andini Risqia Putri 7
8 Anita Puji Lestari 8
9 Aulia Nisa Istiqomah 9
10 Fahmi Najamudin 10
11 Feliq ILham Maulana 11
12 Fridita Hafidza 12
13 Hesti amelia 13
14 Intan Meyla Putri 14
15 Jelita ILmira Casanova 15
16 Maulana Ardiansyah 16
17 Muhandis Fadillah 17
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 18
19 Murwati 19
20 Nurvi Putri Cantika 20
21 Pratiwi Anggraeni 21
22 Putra Agustian Ramandhani 22
23 Rafael charisnanta Akbar 23
24 Rockmad Hamdani 24
25 Zahra Maulida Anascha 25
26 Zulfa Sofiyul Aini 26

Mengetahui Kudus, 4 Oktober 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV
99

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
100

DAFTAR HADIR SISWA

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/1
Pelaksanaan : Jumat, 11 Oktober 2019
Siklus : II
Pertemuan :2

No Nama Siswa Kehadiran


1 Rendi Suryo Saputra 1
2 Naufal Dwi Julian 2
3 Faivy Juniver Nona Veronica P 3
4 Chelshe Violetha 4
5 Muhammad Juniar Nurfyan 5
6 Alvino Pratama Putra 6
7 Andini Risqia Putri 7
8 Anita Puji Lestari 8
9 Aulia Nisa Istiqomah 9
10 Fahmi Najamudin 10
11 Feliq ILham Maulana 11
12 Fridita Hafidza 12
13 Hesti amelia 13
14 Intan Meyla Putri 14
15 Jelita ILmira Casanova 15
16 Maulana Ardiansyah 16
17 Muhandis Fadillah 17
18 Muhammad Ikhsan Ardaffa 18
19 Murwati 19
20 Nurvi Putri Cantika 20
21 Pratiwi Anggraeni 21
22 Putra Agustian Ramandhani 22
23 Rafael charisnanta Akbar 23
24 Rockmad Hamdani 24
25 Zahra Maulida Anascha 25
26 Zulfa Sofiyul Aini 26

Mengetahui Kudus, 11 Oktober 2019


Kepala SD 3 Gulang Guru Kelas IV
101

Sri Nuida Nursanti,S.Pd.SD Roos Yunarheni S.,S.Pd


NIP 196603251989032008 NIP 196806042006042007
102

Lampiran 7
Dokumen Foto Kegiatan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai