Anda di halaman 1dari 3

Bila Harus Menjalani Bedah Caesar

Pada keadaan tertentu, janin tidak bisa dilahirkan lewat jalan normal, tetapi harus dengan tindakan
bedah caesar. Apa dan bagaimana bedah caesar itu?

Secara normal, janin keluar melalui vagina, setelah beberapa saat sebelumnya terjadinya tanda-
tanda khusus seperti munculnya kontraksi rahim yang beraturan. Tetapi, adakalanya janin tidak bisa
lahir secara normal. Janin harus lahir melalui tindakan pembedahana, yaitu dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim. Meskipun demikian, tindakan yang dikenal dengan nama bedah
caesar ini, saat ini sudah dirasa cukup aman, karena resiko terjadinya perdarahan dan infeksi
semakin kecil. Hal ini mengingat semakin sempurnanya teknik dan peralatan operasi yang
digunakan. Selain itu, daya perlindungan obat antibiotika terhadap infeksi pun kini semakin
meningkat.

Kapan Perlu Bedah Caesar?

Bila resiko melahirkan secara normal akan berakibat fatal bagi ibu maupun bayinya, atau bayi
mempunyai kemungkinan mengalami komplikasi penyakit yang dapat mempengaruhi kemampuan
hidupnya, maka dilakukan tindakan pembedahan. Jadi, perlu ada alasan medik yang kuat sebelum
bedah caesar dilakukan.

Alasan lain yang memungkinkan dilakukannya bedah caesar bisa dilihat dari sudut ibu maupun janin
dalam kandungan. Dari sudut ibu misalnya, ada beberapa alasan, panggul yang sempit atau
mempunyai kelainan bentuk panggul, mulut rahim yang tidak cukup membuka, ada tumur atau
kelainan bawaan di jalan lahir, ari-ari terletak dibagian bawah rahim, atau ari-ari lepas sebelum
waktunya yang bisa menimbulkan perdarahan hebat. Dari sudut janin misalnya, janin terlalu besar,
janin letaknya melintang, atau janin dalam keadaan gawat, seperti denyut jantung janin yang tiba-
tiba melemah sehingga janin harus segera diselamatkan jiwanya.

Bedah caesar sendiri ada 2 macam, yaitu bedah berencana serta bedah mendadak. Pada bedah
caesar berencana, jauh sebelum persalinan, dokter sudah merencanakan akan mengeluarkan janin
melalui operasi. Misalnya, pada ibu yang berpanggul sempit. Pada kasus bedah berencana ini,
umumnya beberapa kelainan yang terjadi memang sudah bisa dideteksi ketika ibu menjalani
pemeriksaan rutin kehamilan. Umumnya, bedah terencana umumnya dilakukan bila janin telah
berumur sekurang-kurangnya berumur 37 minggu. Karena pada saat itu, bila janin harus dikeluarkan,
fungsi organ-organ dalam tubuh janin terutama paru-paru, sudah dapat bekerja dengan normal.
Sebaliknya, pada bedah caesar mendadak, awalnya persalinan direncanakan normal, namun pada
proses persalinan terjadi kesulitan, misalnya ibu kehabisan tenaga.

Apa yang Dilakukan?

Sebelum melakukan pembedahan,kondisi ibu benar-benar harus diperhatikan. Secara fisik, tubuh ibu
harus benar-benar dalam kondisi baik. Begitu juga kondisi psikis atau mentalnya. Kesiapan fisik dan
mental si ibu hamil ini akan sangat membantu lancarnya pembedahan.

Sebelum operasi dilakukan, biasanya perawat akan mencukur rambut disekitar kemaluan. Kemudian,
memasukkan kateter agar bila kandung kemih penuh, air seni bisa langsung keluar. Sebab kandung
kemih yang penuh bisa mengganggu proses pembedahan. Pada bagian-bagian tertentudari tubuh
ditempelkan alat untuk mengamati detak jantung janin. Kemudian dimasukkan juga saluran infus
ditangan untuk mejaga keseimbangan cairan tubuh. Setelah semuanya beres, barulah dilakukan
pembiusan.

Saat ini teknik pembiusan pun sudah sangat canggih. Selain dengan bius total, bisa juga dilakukan
bius lokal, yaitu hanya bagian pinggul ke bawah yang dibius. Pada pembiusan sebagian ini, cairan
obat bius disuntukan melalui punggung ke daerah spinal ( daerah di bawah selaput sum-sum tulang
belakang ) atau epidural ( Daerah di atas atau di luar durameter atau selaput otak keras ). Selama
pembedahan, ibu yang mengalami bius total tetap sadar dan bisa berbicara dengan dokternya tanpa
merasakan sakit atau nyeri. Dan ketika bayinya lahir, ibu bisa langsung mendengar suara tangisnya
dan melihat bayi yang baru saja dilahirkan dan bahkan juga menciumnya.

Setelah pembiusan dilakukan, dokter mulai membersihkan seluruh permukaan perut dengan cairan
antiseptik, kemudian menutup permukaan perut dengan kain yang juga sudah disucihamakan.
Bagian perut yang terbuka hanyalah bagian yang hanya akan disayat.

Meskipun tujuan bedah caesar untuk menyelamatkan jiwa ibu beserta janinnya, dalam pembedahan
tetap diperhatikan segi kebaikan dan kenyamanan ibu yang melahirkan. Misalnya, dari sayatan di
kulit perut. Saat ini yang banyak dilakukan adalah sayatan melintang sedikit di atas batas rambut
kemaluan. Jenis sayatan ini di kemudian hari tidak akan terlihat nyata. Sedang sayatan yang
dianggap kurang bagus dari segi estetika adalah sayatan tegak lurus antara pusar bagian atas
selangkangan.

Sebenarnya yang terpenting adalah sayatan pada rahim. Biasanya yang dilakukan adalah sayatan
melintang di bagian bawah rahim. Sayatan bagian ini jarang menimbulkan robekan rahim yang
berbahaya. Namun dalam keadaan tertentu dilakukan sayatan memanjang pada bagian atas rahim.
Misalnya bila terdapat pelekatan pada bagian bawah rahim.

Bedah caesar umumnya berlangsung selama kurang lebih 30 sampai 45 menit. Sebenarnya untuk
mengeluarkan janin hanya diperlukan waktu beberapa menit saja. Setelah itu barulah dilakukan
pekerjaan yang memakan waktu lebih lama, yaitu menjahit rahim dan perut lapisan demi lapisan
agar tertutup kembali. Rahim dan lapisan perut dijahit dengan bahankhusus yang akan menyatu
dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Dengan demikian semua benang jahitan tidak perlu
dicabut.

Setelah Pembedahan

Setelah pembedahan selesai, si ibu akan dibawa ke ruang pemulihan. Diruangan ini, kondisi fisik ibu
secara keseluruhan terus di pantau, sehingga bila keadaan ibu tiba-tiba mengkhawatirkan,
dokterbisa segera bertindak.

Pengaruh dari obat bius, yang diberikan sewaktu operasi, tentu tidak hilang dalam waktu sekejap,
tetapi berangsur-angsur. Dan begitu pengaruh obat bius hilang, daerah yang dibedah biasanya akan
terasa nyeri. Seberapa berat rasa sakit masing-masing ibu. Namun, bila tak tertahankan, ibu bisa
minta obat penghilang sakit, sehingga ia bisa tidur dan beristirahat untuk memulihkan tenaganya.

Kondisi lain juga yang harus terus dipantau adalah suhu tubuh ibu, tekanan darah, denyut nadi, air
seni yang keluar, dan jahitan bekas operasi. Selain itu, kondisi serta letak dan besar rahim juga
diperiksa untuk mengetahui apakah rahim sudah mulai mengecil dan turun kembali ke rongga
panggul.

Sekitar 24 jam setelah operasi, kateter untuk mengeluarkan air seni selama operasi akan di lepas.
Sedang, infus yang terpasang di tangan baru akan dilepas bila ibu sudah berhasil buang angin dan
boleh minum sedikit. Setelah itu, barulah ibu bisa dipindahkan keruang perawatan.

Diruang perawatan, kondisi kesehatan ibu terus dipantau sebagaimana di ruang pemulihan. Bila
semua berjalan baik, sekitar 5 sampai 7 hari kemudian ibu beserta bayinya sudah diperbolehkan
pulang kerumah.

Satu hal yang penting adalah begitu pengaruh obat bius hilang, ibu sudah bisa memberikan ASI pada
bayinya.

Hamil Kembali

Umumnya, tubuh akan kembali ke kondisi sebelum hamil setelah 3 bulan. Demikian pula dengan
luka bekas sayatan. Namun, untuk merencanakan hamil kembali, sebaiknya ditunggu sampai sekitar
2 tahun. Pertimbangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti teknik pembedahan yang dialami,
proses penyembuhan luka serta kondisi alat kandungan, maupun komplikasi yang mungkin timbul
sesudahnya. Dan bila ingin hamil lagi, hendaknya anda berkonsultasi lebih dulu dengan dokter
kandungan.

Kehamilan setelah bedah caesar belum tentu diakhiri dengan budah pula. Memang ada beberapa
kondisi yang hampir pasti memerlukan tindakan pembedahan kembali, misalnya bila panggul ibu
sempit atau ada kelainan bentuk panggul. Tetapi, bila penyebab dilakukannya pembedahan pertama
dulukarena kondisi “kebetulan”, seperti letak plasenta yang menutupi jalan lahir atau janin dalam
keadaan melintang, maka persalinan berikutnya masih mungkin dilakukan secara normal. Yang
paling penting dalam hal ini adalah pemeriksaan kehamilan yang teratur.

Anda mungkin juga menyukai