Development of Telehealth "Sipispeka" As A Solution Program Indonesia
Development of Telehealth "Sipispeka" As A Solution Program Indonesia
Article history There is a phenomenon in Indonesia that shows that the use of telehealth is not optimal in
hypertension management in Indonesian health services which has an impact on cost
Received date efficiency both for the government and patients in the community. Based on this,
18 Mar 2021 researchers are interested in researching the use of telehealth in PISPK-based homecare
services in health services in Indonesia. The purpose of this study was to assess the
Revised date quality of Telehealth Applications in the Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
22 Mar 2021 (PISPK). The research design was the development of a telehealth prototype named
SIPISPeKa which was by the needs of the Community Health centers in providing health
Accepted date services for families in the category of troubled families in the PISPK assessment.
08 Apr 2021 Research respondents are families with the unhealthy category in the Healthy Family
Index in Tanjung Aman Village, Kotabumi Selatan District was 147 respondents.
Processing and data analysis in this study using univariate analysis using frequency
Keywords: distribution. SIPISPeKa as a telehealth/telehealth media is declared worthy of being
assessed from 4 aspects of assessment, namely: telehealth media principles, governance,
Application; web-based communication media, and relevance to the PISPK program. Assessors'
Health family index; comments and suggestions for SIPISPeKa include the need to improve the SIPISPeKa
Telehealth. application to make it friendlier, easier to use and more able to replace the presence of
health workers in families with low IKS scores.
Kata kunci: Fenomena di Indonesia menunjukkan belum optimalnya penggunaan telehealth dalam
manajemen hipertensi di layanan kesehatan Indonesia yang berdampak pada cost
Aplikasi; efficiency baik itu pada pemerintah ataupun pasien di masyarakat. Berdasarkan hal
Indeks Keluarga Sehat; tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan telehealth
Telehelath. dalam pelayanan homecare berbasis PIS-PK dilayanan kesehatan di Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah menilai kualitas aplikasi telehealth dalam Intervensi Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Desain penelitian adalah
pengembangan prototype telehealth yang diberi nama SIPISPeKa yang sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga dalam
kategori Keluarga bermasalah dalam penilaian PIS-PK. Responden penelitian adalah
keluarga dengan kategori tidak sehat dalam Indeks Keluarga Sehat di Kelurahan Tanjung
Aman Kecamatan Kotabumi Selatan yang berjumlah 147 orang. Pengolahan dan analisis
data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat menggunakan distribusi
frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian oleh ahli media dan ahli
substansi maupun pengguna, SIPISPeKa sebagai media telehealth dinyatakan layak
dinilai dari 4 aspek penilaian yaitu: kaidah media telehealth, tata kelola, media
komunikasi berbasis web dan relevansi dengan program PIS-PK. Komentar dan saran
penilai terhadap SIPISPeKa antara lain perlu adanya penyempurnaan aplikasi SIPISPeKa
agar lebih bersahabat, lebih mudah digunakan dan lebih dapat menggantikan kehadiran
petugas kesehatan pada keluarga dengan nilai IKS yang rendah.
Corresponding Author:
Lisa Suarni
Program Studi Keperawatan Kotabumi, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia
Email: lisakausar@yahoo.co.id
61
62 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021, hlm 61-73
dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan
tenaga pengelola data Puskesmas, menganalisis, komposit dari 12 indikator, yaitu: keluarga
merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan mengikuti program Keluarga Berencana (KB),
menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
Puskesmas, melaksanakan penyuluhan kesehatan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, Bayi
melalui kunjungan rumah oleh Pembina mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, Balita
Keluarga, melaksanakan pelayanan profesional mendapatkan pemantauan pertumbuhan,
(dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga Penderita tuberkulosis paru mendapatkan
teknis/profesional Puskesmas dan melaksanakan pengobatan sesuai standar, Penderita hipertensi
Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh melakukan pengobatan secara teratur, Penderita
tenaga pengelola data Puskesmas (Kementerian gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan
Kesehatan RI, 2017). tidak ditelantarkan, Anggota keluarga tidak ada
Pada kenyataannya pada saat ini di yang merokok, Keluarga sudah menjadi anggota
Kabupaten Lampung Utara capaian program PIS- Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Keluarga
PK berupa hasil kunjungan keluarga dan mempunyai akses sarana air bersih, dan Keluarga
intervensi awal baru mencapai 62,72% dari (data mempunyai akses atau menggunakan jamban
Dinkes Lampung Utara per Agustus 2019). sehat. Semakin banyak indikator yang dapat
Untuk mewujudkan 12 indikator Program dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status
Indonesia Sehat tersebut, dilakukan penghitungan keluarga tersebut akan mengarah kepada
Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat,
hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia
yaitu: Instrumen yang digunakan di tingkat Sehat.
keluarga, Forum komunikasi yang dikembangkan Program PIS-PK di Lampung Utara telah
untuk kontak dengan keluarga dan Keterlibatan dilaksanakan pada semua Puskesmas, pendataan
tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas. awal pada tahun 2018 didapatkan data kesehatan
Keberhasilan Program Indonesia Sehat sebagai berikut:
dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan
Dari Gambar 1 dapat dilihat beberapa hipertensi yang berobat teratur (26,91%), anggota
permasalahan kesehatan yang perlu keluarga tidak ada yang merokok (38,83%),
ditindaklanjuti di Lampung Utara yaitu: bahwa keluarga mengikuti program KB (48,24%),
gangguan jiwa berat diobati dan tidak keluarga sudah menjadi anggota JKN (50,02%).
ditelantarkan (11,87%), penderita TB Paru Untuk mengatasi permasalahan kesehatan
berobat sesuai standar (25,72%), penderita keluarga tersebut, perlu ditindaklanjuti dengan
64 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021, hlm 61-73
intervensi, untuk itu dengan keterbatasan tenaga, (Jönsson & Willman, 2008), teknologi
jauhnya jarak tempuh/luasnya lokasi, telenursing dapat membantu pasien untuk
keterbatasan waktu, dibutuhkan teknologi untuk mandiri merawat dirinya (Hartford, 2005),
dapat melengkapi keterbatasan tersebut, telenursing dapat pelayanan keperawatan lebih
diantaranya dengan teknologi Telehealth. mudah diakses (Bohnenkamp, Mcdonald, Lopez,
Indonesia saat ini memasuki era teknologi Krupinski, & Blackett, 2004).
4.0 dan diperkirakan memiliki jumlah penduduk Pada penelitian ini adalah memadukan
250 juta jiwa yang merupakan suatu bonus antara telenursing dengan program pemerintah
demografi dimana usia produktif berkisar Antara PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan
18 tahun hingga 55 tahun, dan hal ini merupakan Pendekatan Keluarga), yang selama ini baru
sasaran dari PTM diakibatkan oleh gaya hidup dilakukan pendataan saja, belum dilakukan
dan faktor lainnya oleh sebab itu diperlukan tindak lanjut pada tindakan pemecahan masalah.
pengawasan dan pengendalian kesehatan yang Tujuan Penelitian ini adalah mendesain
memadai diantaranya melalui teknik Telehealth Model SIPISPeKa dalam intervensi program
yang relevan untuk digunakan di Indonesia, Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
beberapa tempat telah memanfaatkan penerapan (PIS-PK), menilai fungsionalitas SIPISPeKa
Telehealth untuk perawatan Homecare (Istifada, sebagai layanan kesehatan Program PIS-PK dan
Sukihananto, & Laagu, 2017). menentukan kelayakan SIPISPeKa sebagai media
Teknologi Telehealth dapat memudahkan layanan kesehatan Program PIS-PK .
tenaga kesehatan dalam memberikan upaya
promotif, preventif maupun kuratif yang
digunakan oleh dokter, perawat atau tenaga METODE
kesehatan lain (McManus RJ, Mant J, Bray EP,
Holder R, Jones MI, Greenfield S, Kaambwa B, Desain penelitian ini adalah
Banting M, Bryan S, Little P, Williams B, 2010). pengembangan prototype SIMPISPeKa yang
Diharapkan Pasien dengan Telehealth akan sesuai dengan kebutuhan Puskesmas dalam
menunjukkan kecenderungan umum yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga
mempengaruhi layanan kesehatan terkait dalam kategori Keluarga bermasalah dalam
informasi melalui media telekomunikasi. Dengan penilaian PIS-PK.
Telehealth pemberi layanan kesehatan dapat lebih Populasi dalam penelitian ini adalah
efektif melakukan monitoring pasien jarak jauh seluruh Keluarga di Kelurahan Tanjung Aman,
seperti memonitor tanda-tanda vital pasien, berat Pemilihan sampel dengan menggunakan metode
badan, tekanan darah, nadi dan indikasi penting purposive sampling, dengan kriteria inklusi
lainnya. Sejatinya teknologi Telehealth ini sampel sebagai berikut: 1) Keluarga dengan
memberikan banyak manfaat dan solusi dalam kategori Keluarga Tidak Sehat, 2) Bersedia
pengendalian Penyakit Tidak Menular untuk itu menjadi responden, 3) memiliki alat komunikasi
dibutuhkan suatu kajian lebih mendalam terhadap android dan mampu mengoperasikannya. Namun
teknologi ini (Cottrell, Cox, O’Connell, & pada saat pelaksanaan, beberapa Kepala keluarga
Chambers, 2015). tidak mampu mengoperasikan android sehingga
Telehealth adalah informatika keperawatan untuk memenuhi jumlah sampel KK yang
mengintegrasikan ilmu keperawatan, komputer, diambil sebagai sampel adalah tidak hanya
ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk Keluarga yang dalam ketegori Tidak Sehat.
mengelola dan mengkomunikasikan data, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 147
informasi, dan pengetahuan dalam praktek orang.
keperawatan. Informatika keperawatan Penelitian ini telah mendapatkan
memfasilitasi integrasi data, informasi, dan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian
pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung
mereka dalam semua peran dan pengaturan. Aman Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten
Penelitian Telehealth telah banyak Lampung Utara, Penelitian dilaksanakan selama
dilakukan dalam layanan kesehatan, diantaranya bulan Maret sampai dengan Nopember 2020.
penelitian Jonsson and Willman menemukan Data yang diperoleh melalui angket yang
bahwa telenursing dengan menggunakan terkumpul selanjutnya dianalisis dengan statistik
teknologi audio-vidio sangat efektif untuk kuantitatif. Hasil angket dianalisis menggunakan
melakukan komunikasi antara perawat dan pasien kriteria sebagai berikut (Mardapi, 2008 dalam
dan memberikan kepuasan pada perawat dan (Astuti, et al., 2015).
klien dalam melakukan perawatan rumah
Aliyanto, Pengembangan Telehealth “SIPISPeKa” sebagai Solusi Mensukseskan Program … 65
Tabel 3. Hasil Penilaian Validator (Ahli Media) terhadap Aplikasi SIPISPeKa dari Aspek
Kaidah Media Telehealth, Tata Laksana dan Media sistem Informasi Berbasis Web
Kaidah Media Tata Media Sistem Informasi Skor
Telehealth Laksana Berbasis Web Total
Ahli Media 1 59 23 42 124
Ahli Media 2 55 20 43 118
Ahli Media 3 53 22 40 115
Ahli Media 4 57 22 44 123
Rerata Score 56 21,75 42,25 120
Mi 56 21,5 42 119,5
1,5 (SDi) 1,5 0,75 1 2,25
Mi+1,5(SDi) 57,5 22,25 43 121,75
Mi-1,5(SDi) 54,5 20,75 41 117,25
Kategori Layak Layak Layak Layak
Dari Tabel 3 dapat dijelaskan rata-rata aspek media sistem informasi berbasis web
hasil penilaian oleh ahli media pada aspek masuk dalam kategori Layak.
kaidah media telehealth, aspek tata laksana dan
Aliyanto, Pengembangan Telehealth “SIPISPeKa” sebagai Solusi Mensukseskan Program … 67
Tabel 4. Hasil Penilaian Validator (Ahli Materi) terhadap Aplikasi SIPISPeKa dari aspek Kaidah
Media Telehealth, Tata Laksana dan Relevansi
Kaidah Media Tata
Relevansi Skor Total
Telehealth Laksana
Ahli Materi 1 60 24 64 148
Ahli Materi 2 52 19 62 133
Rerata Score 56 21,5 63 140,5
Mi 56 21,5 63 140,5
1,5 (SDi) 2 1,25 0,49 3,75
Mi+1,5 (SDi) 58 22,75 63,49 144,25
Mi-1,5(SDi) 54 20,25 62,51 136,75
Kategori Layak Layak Layak Layak
Dari Tabel 4 dapat dijelaskan rata-rata pengguna pertama oleh petugas Puskesmas. Data
hasil penilaian oleh ahli materi pada aspek kaidah hasil uji pengguna pertama oleh petugas
media telehealth, aspek tata laksana dan aspek Puskesmas berupa skor dikonversikan ke dalam
relevansi dengan PIS-PK masuk dalam kategori nilai baku dengan rentang skor 0-100. Penilaian
Layak dimana nilai Mi<X<Mi+1,5(SDi), walaupun oleh petugas Puskesmas dinilai dari 47 butir
cendrung kurang layak, karena nilai rerata indikator penilaian. 47 butir penilaian tersebut
Score(X)=Mi. terdiri dari 15 butir aspek kaidah media
telehealth, 6 butir aspek tata laksana, 11 butir
Hasil Uji Pengguna Pertama (Petugas aspek media sistem informasi berbasis web dan
Puskesmas) 15 butir aspek relevansi dengan Program PIS-PK.
Berikut kategori penilaian yang telah
Setelah dilakukan validasi dan dinyatakan dikonversikan ke dalam nilai baku.
layak untuk digunakan kemudian dilakukan uji
Tabel 5. Hasil Penilaian Pengguna (Petugas Kesehatan) terhadap Aplikasi SIPISPeKa dari Aspek
Kaidah Media Telehealth, Tata Laksana Media Sistem Informasi Berbasis Web dan Aspek
Relevansi
Kaidah Media Tata Media Sistem Informasi Skor
Relevansi
Telehealth Laksana Berbasis Web Total
Admin 50 20 35 45 150
PP 1 46 18 35 59 158
PP 2 42 14 29 45 130
PP 3 44 18 31 44 137
PP 4 43 15 26 45 129
PP 5 44 16 26 45 131
PP 6 41 16 28 44 129
PP 7 53 19 39 58 169
Rerata Score (X) 45,4 17 31,1 48,1 141,6
Mi 45,5 17 32,5 51,5 149
1,5 (SDi) 3 1,25 3,25 3,75 10
Mi+1,5 (SDi) 48,5 18,25 35,75 55,25 159
Mi-1,5(SDi) 42,5 15,75 29,25 47,75 139
Kategori Layak Layak Layak Layak Layak
Dari Tabel 5 rata-rata hasil penilaian oleh Data hasil uji beta oleh siswa berupa skor
petugas Puskesmas pada aspek kaidah media dikonversikan ke dalam nilai baku dengan
telehealth, masuk dalam kategori layak rentang skor 0-100. Penilaian oleh kepala
(Mi<X<Mi+1,5(SDi)), aspek tata laksana masuk keluarga dinilai dari 47 butir indikator penilaian.
dalam kategori layak walaupun cenderung tidak 41 Butir penilaian tersebut terdiri dari 15 butir
layak (X=Mi), aspek media sistem informasi aspek kaidah media telehealth, 11 butir aspek
berbasis web dalam kategori tidak layak (X<Mi) media sistem informasi berbasis web dan 15 butir
dan aspek relevansi dengan PIS-PK masuk dalam aspek relevansi dengan Program PIS-PK.
kategori Tidak Layak (X<M1).
68 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021, hlm 61-73
Tabel 6. Hasil Penilaian Pengguna (Kepala Keluarga) terhadap Aplikasi SIPISPeKa dari Aspek
Kaidah Media Telehealth, Media sistem Informasi Berbasis Web dan Aspek Relevansi
Kaidah Media Media Sistem Informasi Skor
Relevansi
Telehealth Berbasis Web Total
Rerata Score (X) 47,7 34,8 46,6 129,2
Mi 45 34 45,5 124,5
1,5 (SDi) 3,5 4 7,25 14,75
Mi+1,5(SDi) 48,5 38 52,75 139,25
Mi-1,5 (SDi) 41,5 30 38,25 109,75
Kategori Layak Layak Layak Layak
Dari Tabel 6 rata-rata hasil penilaian oleh dalam kategori Layak, karena nilai masing-
Kepala Keluarga pada aspek kaidah media masing komponen penilaian berada diantara nilai
telehealth, aspek media sistem informasi berbasis Mi dengan Mi+1,5(SDi), (Mi<X<Mi+1,5(SDi)).
web dan aspek relevansi dengan PIS-PK masuk
modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan,
selama 180 hari follow up. Subjek menerima mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang
kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat kurang terlayani untuk mengakses penyedia
satu dari 3 terapi modalitas: (a) video-based home layanan melalui mekanisme seperti konferensi
telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care video dan internet (Gott, 1995).
Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80%
dengan telenursing dibandingkan dengan Tata Kelola SIPISPeKa
perawatan biasa. Dari penelitian ini juga
menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Penilaian Tata kelola SIPISPeKa, dinilai
Pada perawatan diri kedua grup tidak ada dari apakah Aplikasi Sipispeka memenuhi
perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, sasaran sebagai media promosi kesehatan, apakah
pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. dapat dipahami keluarga/sasaran layanan
Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada kesehatan, bagaimana penyampaian Informasi
CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi yang ditampilkan, bagaimana penerimaan
dengan pasien (Mcwilliam, et al., 2008). Informasi pada masyarakat, apakah dapat
Penelitian Ameen, Coll, & Peters, menggantikan layanan kesehatan dengan cara
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbaikan bertemu langsung, dan bagaimana menu layanan
yang signifikan dalam hal kemampuan perawat yang ditampilkan.
komunitas dalam manajemen perawatan ulkus Didapatkan hasil dari penilaian tata kelola
kaki antara sebelum dan sesudah intervensi bahwa Aplikasi SIPISPeKa, dalam kategori
melalui telenursing. Hasil penelitian layak, beberapa komentar dan saran ahli materi
menunjukkan bahwa tele-saran dapat (SIPISPeKa) diantaranya dan user menyatakan
menjadinmanfaat besar bagi perawat komunitas bahwa aplikasi ini sangat membantu, walaupun
dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam tidak sedikit yang memberikan komentar bahwa
praktek perawatan ulkus kaki. Ini akan memiliki aplikasi ini masih membingungkan dalam
implikasi signifikan untuk penggunaan sumber mengoperasionalkannya, dan menu layanan yang
daya manusia yang lebih efisien dan efektivitas diberikan belum tergambar dengan jelas.
biaya dalam perawatan luka (Ameen, Coll, & Penelitian terkini menunjukkan bukti efektivitas
Peters, 2005). dan penerimaan telemedicine. Telekonsultasi di
Muzammil, dalam penelitiannya reumatologi layak dan dapat diterima. Mereka
menjelaskan bahwa Telehealth dianggap sebagai menemukan bahwa pasien puas dengan metode
modalitas penyediaan kesehatan untuk daerah telehealth, dan 84% merasa bahwa perawatan
pedesaan dan terpencil, tetapi hal ini berubah, yang diterima sebaik kunjungan "secara
terutama karena sumber daya yang terbatas dan langsung". Studi mereka memang bergantung
harapan pasien yang meningkat. Ini muncul pada keterampilan keluarga dalam
sebagai alat yang berharga untuk semua tingkat mengoperasikan telehealth (West, 2020),
perawatan kesehatan. Pemerintah negara (McSwain. et al, 2019). Penelitian Muzammil
berpenghasilan rendah cenderung menghabiskan (2020) menyatakan ada beberapa faktor yang
lebih sedikit untuk perawatan kesehatan, dan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
karena telehealth adalah konsep yang relatif lebih telehealth. Pasien didaerah perkotaan mungkin
baru, pendanaan yang dialokasikan bahkan lebih memiliki pandangan yang berbeda dengan
sedikit (Muzammil, 2020). mereka yang tinggal di daerah terpencil dan
Ciri-ciri telehealth adalah : interaktif, pedesaan, namun pada semua kasus, pasien lebih
membutuhkan biaya telekomunikasi dan nyaman menemui penyedia layanan kesehatan
teknologi, transmisi multimedia, response time, langsung. Namun telehealth dapat menjadi solusi
menyediakan layanan data pasien, konsultasi, bagi layanan kesehatan di pedesaan, dimana
pelayanan keperawatan primer, menurunkan masyarakat kurang mendapatkan akses layanan
biaya tatap muka (Muzammil, 2020). kesehatan yang memedai, dokter spesialis yang
Hal yang diharapkan dengan penggunaan kurang, dan infrastruktur yang tidak sesuai, dan
telehealth adalah mengurangi waktu tunggu dan jarak yang jauh harus ditempuh untuk menerima
mengurangi kunjungan yang tidak perlu, perawatan (Muzammil, 2020).
mempersingkat hari perawatan dan mengurangi
biaya perawatan, membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan, memudahkan akses petugas
kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus Media Sistem Informasi Berbasis Web
geriatik yang perlu perawatan di rumah dengan
70 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021, hlm 61-73
Beberapa komentar dan saran yang Rancang Bangun Sistem Informasi Holtikultural
disampaikan responden, terkait media sistem (Susanto, et al., 2020), Pengembangan Sistem
informasi berbasis web ini adalah, beberapa Informasi Upt Kalibrasi (Firdaus, Pramono, &
responden menyatakan aplikasi ini tidak praktis Purnomo, 2020).
karena harus membuka dari browser, yang Pengembangan media sistem informasi
diharapkan adalah aplikasi ini dapat diunduh berbasis web pada layanan kesehatan juga telah
dengan pilihan menu yang telah tersedia sehingga banyak dikembangkan diantaranya Sistem
mengoperasikannya menjadi lebih praktis. Hal ini Informasi Pelayanan Puskesmas Tanjung Medan
tidak sejalan dengan penelitian Sensuse dan Kab. Labuhan Batu Selatan Berbasis Web
Prayoga (2012) menyatakan bahwa kemudahan (Munandar & Masrizal, 2020), Sistem Informasi
menggunakan aplikasi (Ease of Use), kecepatan Rekam Medis Pasien Rawat Jalan di UPTD
akses data dan pemrosesan pada aplikasi Puskesmas Kuningan Berbasis Web (Saputra,
(Download Delay), tampilan Informasi secara Tatang ; Kurniadi, 2019) dan Sistem Informasi
khusus untuk setiap tidak memiliki pengaruh Layanan Puskesmas Berbasis Web (Putri &
positif secara langsung terhadap kepuasan (User- Kurniasari, 2020).
Satisfaction) pengunjung website aplikasi. Pengembangan sistem informasi berbasis
(Sensuse & Prayoga, 2012). web yang telah banyak dikembangkan di luar
Beberapa negara telah menerapkan negeri maupun di dalam negeri pada prinsipnya
telehealth pada layanan yang diberikan, di sama yaitu mengembangan sistem informasi yang
Amerika layanan berupa layanan spesialis mempermudah akses layanan, mempermudah
(Muzammil, 2020), di India menyediakan komunikasi antara pemberi dan penerima layanan
perawatan gawat darurat dengan aplikasi System mempersingkat waktu dan jarak (Bauer, 2001).
Telehealth Emergency (Ade, Doulamis, Wagle, Namun pengembangan SIPISPeKa adalah sistem
& Ullah, 2011), namun sebagain besar aplikasi informasi yang merupakan media terlaksananya
telehealth yang dikembangkan adalah berupa program Kesehatan Nasional : Program Indonesia
pesanan layanan kepada dokter, tentang keluhan Sehat berbasis Pendekatan Keluarga, terutama
penyakit yang dialami user, diantaranya yang pada tindak lanjut intervensi terhadap pendataan
berkembang saat ini aplikasi Halodoc yang telah dilaksanakan terintegrasi secara
(https://www.halodoc.com), Alodokter Nasional (Kementerian Kesehatan, 2018).
(https://www.alodokter.com/). Aplikasi ini
menyediakan layanan konsultasi, promosi Relevansi SIPISPeKa dengan PIS-PK
kesehatan, sampai dengan dokter meresepkan
obat, dan lain-lain Hasil penilaian responden terhadap
Media sistem informasi telah banyak SIPISPeKa dilihat dari relevansinya dengan
dikembangkan di Indonesia, beberapa prototype program PIS-PK, menunjukkan bahwa
bahkan media telah digunakan di berbagai bidang SIPISPeKa dalam kategori Layak, penilaian ini
layanan, diantaranya sebagai media dilihat dari 12 program PIS-PK. Program
pembelajaran, terutama saat ini dengan Pandemi Indonesia Sehat merupakan salah satu program
Covid-19, media informatika sangat dibutuhkan, dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu meningkatkan
penelitian Nugroho dan Saleh menemukan bahwa kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini
Sebanyak 96% menyatakan program didukung oleh program sektoral lainnya yaitu
pembelajaran berbasis web sangat menarik dan Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran. Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Selain itu 90% menyatakan program ini dapat Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program
mengatasi kebosanan terhadap perkuliahan di utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
kelas dalam bentuk metode ceramah (Nugroho & direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Saleh, 2012), sebagai media pelatihan, Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
Napitupulu mengembangkan sistem informasi 2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
berbasis web untuk pelatihan, didapatkan hasil Menteri Kesehatan R.I. Nomor
bahwa sistem informasi pelatihan berbasis web HK.02.02/Menkes/52/2015.
yang dirancang dapat memberikan informasi Dalam rangka pelaksanaaan Program
menyeluruh mengenai jasa pelatihan yang Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12
ditawarkan, lebih efisien dan efektif serta dapat indikator utama untuk penanda status kesehatan
digunakan untuk pendokumentasian paperless sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
(Napitupulu, 2006). tersebut adalah: (1) Keluarga mengikuti program
Beberapa pengembangan media sistem Keluarga Berencana (KB), (2) Ibu melakukan
informasi berbasis web yang lain diantaranya persalinan di fasilitas kesehatan, (3) Bayi
Aliyanto, Pengembangan Telehealth “SIPISPeKa” sebagai Solusi Mensukseskan Program … 71
mendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi “merah” namun pada kenyataan di Lapangan
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, (5) Balita keluarga tidak ada masalah dengan 12 indikator
mendapatkan pemantauan pertumbuhan, (6) penilaian IKS. Sehingga kebutuhan keluarga
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pada aplikasi ini tidak begitu urgent,
pengobatan sesuai standar, (7) Penderita masyarakat/keluarga justru lebih banyak tertarik
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, dengan layanan pengobatan yang tidak ada dalam
(8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan program PIS-PK. Berhubungan dengan hal
pengobatan dan tidak ditelantarkan, (9) Anggota tersebut penggunaan SIPISPeKa menjadi tidak
keluarga tidak ada yang merokok, (10) Keluarga optimal, sehingga penilaian juga cenderung bias.
sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Penelitian hanya menilai kelayakan
Nasional (JKN), (11) Keluarga mempunyai akses SIPISPeKa ditinjau dari 4 unsur penilaian, belum
sarana air bersih, dan (12) Keluarga mempunyai melihat apakah dengan penggunaan SIPISPeKa
akses atau menggunakan jamban sehat. efektif untuk tahapan intervensi PIS-PK dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Afrianti meningkatan Indeks Keluarga Sehat (IKS), oleh
(2020) yang melakukan studi literatur terhadap karena itu perlu dilakukan penelitian/kajian lebih
186 penelitian PIS-PK, hasil tinjauan tersebut lanjut, apakah SIPISPeKa efektif meningkatkan
didapat hasil bahwa kendala pada pelaksanaan IKS.
PIS-PK adalah pada Petugas PIS-PK,
penginputan data, fasilitas dan infrastruktur,
pencairan dana, dan kekurangan kerjasama lintas SIMPULAN
sektoral (Afrianti, 2020). Penelitian yang
dilakukan oleh Putra dan Hasanah tentang sikap Desain model aplikasi telehealth atau
masyarakat terhadap program PIS-PK, hasilnya SIPISPeKa merupakan media berbasis web
menunjukkan bahwa 66% keluarga bersikap dengan pengguna aplikasi terdiri dari: super
positif terdahap program ini (Putra & Hasana, admin, pemegang program dan kepala keluarga,
2020). pengguna login dengan username dan password
Komentar dan saran oleh ahli materi (PIS- masing-masing.
PK) dan admin dan pemegang program terhadap SIPISPeKa sebagai media
SIPISPeKa diantaranya adalah bahwa program telenursing/telehealth dinilai layak dinilai dari 4
ini dibutuhkan untuk pengembangan Program aspek penilaian yaitu: kaidah media telehealth,
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga tata kelola, media komunikasi berbasis web dan
(PIS-PK) dengan perbaikan berupa penambahan relevansi dengan program PIS-PK oleh ahli
beberapa pilihan menu yang disesuaikan dengan media dan ahli PISPK, namun dari penilaian user
12 indikator PIS-PK, dapat disambungkan (pemegang program dan kepala keluarga dinilai
dengan data pada Pusdatin. tidak layak dari aspek media sistem informasi
berbasis web dan relevansi dengan program
Keterbatasan Penelitian PISPK.
Berdasarkan komentar dan saran dari
Beberapa kendala yang ditemukan pada pemegang validator, pemegang program/petugas
penelitian ini diantaranya adalah, data Indeks Puskesmas (user 1), dan Masyarakat (user 2),
Keluarga Sehat (IKS) belum sesuai dengan perlu adanya penambahan fitur pada aplikasi dan
kenyataan, misalnya data pada catatan IKS menyarankan agar aplikasi mudah digunakan
keluarga adalah keluarga dengan kategori serta berbasis android.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, M., Doulamis, N., Wagle, S. S., & Ullah, Implementation of the Healthy Indonesia
M. G. (2011). TeleHealth: Healthcare Program with Family Approach (PIS-PK).
technologies and teleHealth emergency In 2nd Sriwijaya International Conference
(The) system. In 2011 2nd International of Public Health (SICPH 2019) (pp. 188-
Conference on Wireless Communication, 197). Atlantis Press.
Vehicular Technology, Information Theory Ameen, J., Coll, A. M., & Peters, M. (2005).
and Aerospace & Electronic Systems Impact of tele-advice on community
Technology (Wireless VITAE) (pp. 1-4). nurses’ knowledge of venous leg ulcer
IEEE. care. Journal of Advanced Nursing, 50(6),
Afrianti, F. (2020). Obstacles of the 583-594. https://doi.org/10.1111/j.1365-
72 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021, hlm 61-73