MODUL BETON 4
PENGUJIAN KUAT TEKAN DAN
PENGENDALIAN PEKERJAAN PEMBETONAN
Adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila
dibebani dengan gaya tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
Berdasarkan SK SNI M-14-1989-F : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, benda uji yang
telah dibuat sesuai dengan Modul III : Pembuatan Benda Uji Beton (Keras) yang telah
dirawat (curing) baik di laboratorium maupun di lapangan, diuji atau ditest kekuatan tekannya
(compressive strength).
1. Peralatan
9 Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh
9 Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
9 Satu set alat pelapis (capping)
9 Peralatan tambahan : ember, sendok, sendok perata, dan talam
9 satu set alat pemeriksaan berat isi beton.
2. Persiapan Pengujian
9 Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam/pematangan (curing), kemudian bersihkan dari kotoran yang
menempel dengan kain lembab
9 Tentukan berat dan ukuran benda uji
9 Lapisilah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar
belerang dengan cara sebagai berikut :
- Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) yang dinding
dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk
- Kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar
belerang cair menjadi keras
- Dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan lainnya
3. Cara Pengujian
9 Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris
9 Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2 sampai 4 kg/cm 2 per detik
9 Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji
9 Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji
1
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
4. Perhitungan
Dimana :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm 2 )
2
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
No Perbandingan Slump Berat Diameter Tinggi Luas Berat Isi Umur Beban Kekuatan Cacat
Benda Campuran (cm) (kg) (cm) (cm) Penampang (kg/cm3) (Hari) Maksimum Tekan
Uji dalam Berat (cm2) (kg) (kg/cm2)
1 1 : 1,5 : 2,5 6 13,050 15,2 30,4 182,3 2,35 28 50.000 274 (Hanya Contoh)
CATATAN :
PC = ........................................................................................... (Nama Pabrik)
Agregat Halus = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
Agregat Kasar = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
Air = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
3
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
No Perbandingan Slump Berat Panjang Lebar Tinggi Luas Berat Isi Umur Beban Kekuatan Cacat
Benda Campuran (cm) (kg) (cm) (cm) (cm) Penampang (kg/cm3) (Hari) Maksimum Tekan
Uji dalam Berat (cm2) (kg) (kg/cm2)
CATATAN :
PC = ........................................................................................... (Nama Pabrik)
Agregat Halus = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
Agregat Kasar = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
Air = ........................................................................................... (Lokasi Pengambilan)
4
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
Kedua sisi permukaan benda uji harus dalam kondisi rata. Bila tidak rata, harus dilakukan
chipping dengan material mortar semen atau belerang
Benda uji harus ditekan sampai pecah ( failure ) bukan sampai kualitas tertentu
fc’ ( σb ) = P / A
Catatan : hasil pelaksanaan yang benar adalah bentuk cone. Bentuk selain itu
mengindikasikan ada penyimpangan pada benda uji atau mesin tekannya
5
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
Rencana
Modifikasi atas
perencanaan
Membandingkan Melaksanakan
Dengan rencana tindakan perbaikan Pelaksanaan
PENGUJIAN
Selama proses
Variabilitas adalah:
suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton dari sejumlah
benda uji (data test) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang bisa dicapai dan
dinyatakan sebagai DEVIASI
Gambar 4. Variabilitas
Agar nilai deviasi kecil, maka usaha pengendalian perlu dilakukakan dengan
meminimalisasi perubahan-perubahan tersebut diatas.
Kegunaan deviasi lainnya adalah untuk menetapkan apakah kekuatan benda uji hendak
dipertahankan pada tingkatan yang memadai didalam memenuhi spesifikasi yang
dipersyaratkan.
6
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
Deviasi tinggi menunjukkan kurangnya tingkat kontrol kualitas mutu material maupun segi
pelaksanaan pekerjaan/pengujian. Semakin kecil nilai deviasi yang terjadi berarti
pengendalian pekerjaan beton makin baik dan makin ketat pengawasannya.
σbk: adalah nilai kuat tekan beton karakteristik yang disyaratkan, didapat dari hasil tes
kuat tekan satu atau sekumpulan benda uji berbentuk kubus ukuran 15x15x15 cm
pada umur 28 hari, biasa dinotasikan dengan nilai K
f’c: sama dengan σbk hanya disini bentuk benda uji adalah silinder dengan diameter
15 cm dan tinggi 30 cm, biasa dinotasikan dengan C
σbm: adalah nilai kuat tekan beton rata-rata dari hasil tes kuat tekan suatu kumpulan
benda uji berbentuk kubus ukuran 15x15x15 cm pada umur 28 hari
f’cr: sama dengan σbm hanya disini bentuk benda uji adalah silinder dengan diameter
15 cm dan tinggi 30 cm
Rumus kuat tekan rata-rata yang ditargetkan σbm / f’cr dihitung dari :
dimana:
• f’c/σbk = Kuat tekan beton karakteristik, MPa
• f’cr/σbm = Kuat tekan rata-rata dr sejumlah benda uji, MPa
• 1.64 adalah tetapan statistik (k) yg nilainya tergantung pada presentase hasil uji yg
lebih rendah dari fc’ (benda uji yang diperkirakan tidak memenuhi syarat), dalam hal
ini diambil 5 %
• Sd = Deviasi standar, Mpa
7
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
∑ (σ bn − σ bm ) 2
Sd = 1
(n − 1)
8
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
3. Cara Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan dua cara:
Pengujian kualitas beton
Pemeriksaan mutu beton di lapangan
2. Non-destruktif
a. Hammer test
b. Uji beban langsung
c. Pulse velocity crack recorder (UPV = Ultrasonic Pulse Velocity)
9
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
10
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
Jumlah benda uji (sesuai PBBI 1971) yang dianggap bisa mewakili untuk memberikan
hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada tabel berikut:
2 Kurang dari 60 Minimal harus terkumpul 20 Untuk keperluan evaluasi mutu beton
m3 buah benda uji per mutu
beton s/d proyek selesai
Jumlah benda uji untuk setiap sampling disesuaikan dengan spesifikasi atau persyaratan
dalam kontrak atau kebutuhan tertentu terkait untuk tahapan waktu pengujian (7 hari, 14
hari, 21 hari, 28 hari atau 56 hari)
Disarankan untuk mempunyai cadangan benda uji yang dapat dimanfaatkan untuk
pengujian pada umur 56 hari, apabila ditemui kejadian pada pengujian umur 28 hari tidak
memenuhi syarat
∑ (σ bn − σ bm ) 2
Sd = 1
(n − 1)
Dimana :
n = jumlah benda uji
σbn = nilai kuat tekan masing-masing benda uji ke-n
11
Modul Beton 4-Uji Kuat Tekan & Pengendalian
3. Jumlah benda uji dengan nilai kuat tekan ( σbn ) < σbk maksimum 1 buah
4. Nilai rata-rata dari 4 buah benda uji berurutan ≥ σbk + 0,82 Sd
5. σbmax - σbmin dari 4 buah benda uji berturut-turut kurang dari 4.3 Sd
No
Check mutu produk dengan core drill Yes
(bila memungkinkan)
No
Ditentukan bersama dengan konsultan, misal:
- Uji Beban Langsung
12