Anda di halaman 1dari 16

Filsafat Arsitektur | 1

TUGAS MATA KULIAH


FILSAFAT ARSITEKTUR

Oleh :
Putro Arif Wicaksono PA.13.1.0202

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANDANARAN
2015

Filsafat Arsitektur | 2
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Paper yang berjudul “FILSAFAT
ARSITEKTUR” sebagai syarat untuk lulus pada mata kuliah Filsafat Arsitektur pada
smester 3 ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan Paper ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan, bimbingan, petunjuk dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait, Untuk itu
pada kesempatan ini Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah banyak membantu kami dalam segala hal, termasuk membantu
dalam penyelesaian paper ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam paper ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dengan harapan
agar paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Filsafat Arsitektur | 3
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................................. 5
FILSAFAT ARSITEKTUR ....................................................................................................................... 5
A. Filsafat ................................................................................................................................... 5
B.Pengetahuan .............................................................................................................................. 6
C.Tingkatan teknologi .................................................................................................................... 7
D.Filsafat Timur dan Barat ............................................................................................................. 7
BAB II ................................................................................................................................................ 8
Bangunan Tradisional dan Modern .................................................................................................... 8
A.Bangunan Tradisional ................................................................................................................. 8
B.Rumah Modern / Bangunan Modern ........................................................................................ 11
B A B I I I ........................................................................................................................................ 15
K E S I M P U L A N ........................................................................................................................... 15

Filsafat Arsitektur | 4
BAB I

FILSAFAT ARSITEKTUR

A. Filsafat
Filsafat bisa diartikan dengan berfikir atau cara berfikir, dalam berfikir manusia di
pengaruhi oleh beberapa aspek, setiap orang berfikir dengan caranya masing-masing

Hasil dari pemikiran manusia bisa di bagi menjadi 3 tingkatan

Pengetahuan : Pengetahuan adalah hasil pemikiran dari


manusia yang dipercayai tapi belum bisa dijelaskan
dengan rasional.

Ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan adalah tahap


selanjutnya setelah pengetahuan, setelah mengetahui
sesuatu manusia mencoba terus berfikir untuk
menjelaskannya secara rasional sehingga bisa di pelajari
oleh manusia lain atau generasi berikutnya.

Teknologi : Teknologi adalah terapan dari ilmu


pengetahuan, ilmu pengetahuan tidaklah bermanfaat jika
tidak di terpakan, dalam penerapannya di kehidupan
manusia membutuhkan teknologi untuk menerapkannya,
ata bahkan teknologi itu adalah ilmu pengetahuan yang
sudah diwujudkan kedalam bentuk nyata.

Mengapa orang berfikir filsafat ? Manusia adalah makhluk yang di berkahi hawa nafsu dan akal,
akal membuat mereka selalu berfikir ingin tahu, dan nafsu membuat mereka tidak pernah puas
dengan pencapaiaanya.

1. Akal Budi : Karena punya akal budi alasan terkuat manusia bisa berfikir Abstrak dan
Konseptual.
2. Rasa kagum : Rasa kagum/ penasaran yang ingin di jawab karena itu manusia terus
berfikir untuk menemukan jawaban- jawaban yang melintas di benak mereka.
3. Manusia belajar menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri .

Filsafat Arsitektur | 5
Cara manusia berfikir manusia juga dapat dikelompokkan menurut alasan / hal yang
mempengaruhinya.
1. Mitos
2. Agama
3. Rasio
4. Emperisme
5. Modern

B.Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang manusia tahu untuk mendukung


berlangsungnya kehidupan manusia.

• Saya tahu
Hal-hal yang • Saya kenal
melandasi • Saya pernah mengalami
pengetahuan • Saya memahami
• Saya Meyakini

• Idealisme - berasal dari dalam pikiran


Sumber manusia
pengetahuan • Emperisme - Hal yang direkam oleh indra
• Pragmatisme - Berasal dari ketrampilan

Cara • Intuisi - Hati atau Firasat


• Rasio - Nalar (Otak)
mendapatkan • Wahyu -Wahyu
pengetahuan • Metode penelitian

Filsafat Arsitektur | 6
C.Tingkatan teknologi

Teknologi Tinggi, teknologi tingkat tinggi yang


pengembangannya dikembangkan secara
khusus dan di gunakan untuk kepentingan
khusus

Teknologi Sedang, teknologi yang digunakan


lebih umum untuk produksi massal, seperti
perkembangan industri

Teknologi Rendah, teknologi yang sanagat


umum dan dipakai masyarakat awam

D.Filsafat Timur dan Barat

Cara berfikir orang Timur dan Barat tentu berbeda, secara garis besar orang timur lebih
memilih untuk bersatu dengan alam, mereka nyaman dengan alam. Dan orang barat berfikir
untuk menakhulkkan alam, mereka berfikir untuk bisa mengalahkan alam, membuat alam yang
bisa mengikuti kehendak mereka.

Contohnya dalam bidang arsitektur sudah bisa kita lihat bersama perbedaan antara cara
berfikir orang barat dan timur dalam desain rumah tradisional rumah orang timur lebih
mementingkan simbolis-simbolis dalam kehidupan, jika masyarakat barat lebih cenderung
memperhatikan 3 unsur yaitu :

1. Utilitas (Fungsi)
2. Firmitas (Kekuatan)
3. Venusitas (Keindahan)

Ketiga aspek tersebut terdapat pada bangunan orang barat.

Filsafat Arsitektur | 7
BAB II

Bangunan Tradisional dan Modern

Perbandingan rumah tradisional dan modern di indonesia, sebagai sampel untuk


pembanding , untuk rumah tradisional kita mengambil sampel rumah joglo, dan untuk rumah
modern kita mengambil sampel rumah gaya minimalis.

A.Bangunan Tradisional
Bangunan tradisional adalah, bangunan yang di kembangkan oleh masyarakat tradisional
bangunan tradisional bergaya arsitektur vernacular (Arsitektur yang dikembangkan oleh
tukang).

Ciri –ciri bangunan/rumah tradisional

Ciri ciri umum rumah tradisional adalah :

1. Material yang digunakan berasal dari alam, dan mudah didapatkan dilokasi sekitar
2. Bentuk dipengaruhi dengan kearifan lokal tiap lokasi
3. Bentuk rumah rakyat biasa berbeda dengan bentuk rumah penguasa
4. Memiliki filosofi yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau perintah leluhur
5. Bentuk kurang efisien dari berbagai segi.

Rumah Joglo

Rumah joglo merupakan bangunan arsitektur tradisional jawa tengah, rumah joglo mempunyai
kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga
struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.
Susunan ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Ruangan pertemuan yang disebut pendhapa


Pendopo letaknya di depan, dan tidak mempunyai dinding atau terbuka, hal ini
berkaitan dengan filosofi orang Jawa yang selalu bersikap ramah, terbuka dan tidak
memilih dalam hal menerima tamu. Pada umumnya pendopo tidak di beri meja ataupun
kursi, hanya diberi tikar apabila ada tamu yang datang, sehingga antara tamu dan yang
punya rumah mempunyai kesetaraan dan juga dalam hal pembicaraan atau ngobrol
terasa akrab rukun (rukun agawe santosa).
2. Ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit
disebut pringgitan, Pringgitan memiliki makna konseptual yaitu tempat untuk
memperlihatkan diri sebagai simbolisasi dari pemilik rumah bahwa dirinya hanya
merupakan bayang-bayang atau wayang dari Dewi Sri (dewi padi) yang merupakan
sumber segala kehidupan, kesuburan, dan kebahagiaan (Hidayatun, 1999:39). Menurut
Rahmanu Widayat (2004: 5), pringgitan adalah ruang antara pendhapa dan dalem
sebagai tempat untuk pertunjukan wayang (ringgit), yaitu pertunjukan yang
berhubungan dengan upacara ruwatan untuk anak sukerta (anak yang menjadi mangsa
Bathara Kala, dewa raksasa yang maha hebat)
3. Ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang keluarga. Dalam
ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu:

Filsafat Arsitektur | 8
a. Dalem ruang utama dalem ini ada beberapa bagian yaitu ruang keluarga dan
beberapa kamar atau yang disebut senthong. Pada masa dulu, kamar atau
senthong hanya dibuat tiga kamar saja, dan peruntukkan kamar inipun
otomatis hanya menjadi tiga yaitu kamar pertama untuk tidur atau istirahat
laki-laki kamar kedua kosong namun tetap diisi tempat tidur atau amben
lengkap dengan perlengkapan tidur, dan yang ketiga diperuntukkan tempat
tidur atau istirahat kaum perempuan.
b. Krobongan yaitu tempat untuk menyimpan pusaka dan tempat pemujaan
terhadap Dewi Sri. Senthong tengah atau krobongan merupakan tempat paling
suci/privat bagi penghuninya. Di dalam dalem atau krobongan disimpan harta
pusaka yang bermakna gaib serta padi hasil panen pertama, Dewi Sri juga
dianggap sebagai pemilik dan nyonya rumah yang sebenarnya. Di dalam
krobongan terdapat ranjang, kasur, bantal, dan guling, adalah kamar malam
pertama bagi para pengantin baru, hal ini dimaknai sebagai peristiwa kosmis
penyatuan Dewa Kamajaya dengan Dewi Kama Ratih yakni dewa-dewi cinta
asmara perkawinan(Mangunwijaya, 1992: 108). Di dalam rumah tradisi Jawa
bangsawan Yogyakarta, senthong tengah atau krobongan berisi bermacam-
macam benda-benda lambang (perlengkapan) yang mempunyai kesatuan arti
yang sakral (suci). Macam-macam benda lambang itu berbeda dengan benda-
benda lambang petani. Namun keduanya mempunyai arti lambang kesuburan,
kebahagiaan rumah tangga yang perwujudannya adalah Dewi

Gb.Denah Rumah joglo untuk bangsawan

Filsafat Arsitektur | 9
Gb. Denah Rumah joglo untuk rakyat biasa

Konstruksi rangka bangunan joglo rumah adat jawa Berdasarkan bentuk keseluruhan tampilan
dan bentuk kerangka, bangunan joglo dapat dibedakan menjadi 4 bagian :

 Muda (Nom) : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung memanjang dan meninggi
(melar).
 Tua (Tuwa) : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung pendek (tidak memanjang) dan
atapnya tidak tegak / cenderung rebah (nadhah).
 Laki-laki (lanangan) : Joglo yang terlihat kokoh karena rangkanya relatif tebal.
 Perempuan (wadon / padaringan kebak) : Joglo yang rangkanya relatif tipis / pipih.

Di bagian tengah pendapa terdapat empat tiang utama yang dinamakan sakaguru.
Ukurannya harus lebih tinggi dan lebih besar dari tiang-tiang / saka-saka yang lain. Di
kedua ujung tiang-tiang ini terdapat ornamen / ukiran. Bagian atas sakaguru saling
dihubungkan oleh penyambung / penghubung yang dinamakan tumpang dan sunduk. Posisi
tumpang di atas sunduk. Dalam bahasa Jawa, kata “sunduk” itu sendiri berarti “penusuk”. Di
bagian paling atas tiang sakaguru inilah biasanya terdapat beberapa lapisan balok kayu
yang membentuk lingkaran-lingkaran bertingkat yang melebar ke arah luar dan dalam.
Pelebaran ke bagian luar ini dinamakan elar. Elar dalam bahasa Jawa berarti ‘sayap,.
Sedangkan pelebaran ke bagian dalam disebut ‘tumpang-sari’. Elar ini menopang bidang
atap, sementara Tumpang-sari menopang bidang langit langit joglo (pamidhangan). Untuk
lebih lengkapnya, detail dari rangka joglo adalah sebagai berikut :

Filsafat Arsitektur | 10
1. Molo balok yang letaknya paling atas, yang dianggap sebagai “kepala” bangunan.
2. Ander (saka-gini), Balok yang terletak di atas pengeret yang berfungsi sebagai
penopang molo.
3. Geganja, konstruksi penguat / stabilisator ander.
4. Pengeret (pengerat), Balok penghubung dan stabilisator ujung-ujung tiang;
kerangka rumah bagian atas yang terletak melintang menurut lebarnya rumah dan
ditautkan dengan blandar.
5. Santen, Penyangga pengeret yang terletak di antara pengeret dan kili.
6. Sunduk, Stabilisator konstruksi tiang untuk menahan goncangan / goyangan.
7. Kili (Sunduk Kili), Balok pengunci cathokan sunduk dan tiang.
8. Pamidhangan (Midhangan), Rongga yang terbentuk dari rangkaian balok /
tumpang-sari pada brunjung.
9. Dhadha Peksi (dhadha-manuk), Balok pengerat yang melintang di tengah tengah
pamidhangan.
10. Penitih / panitih. Penangkur. Emprit-Ganthil, Penahan / pengunci purus tiang yang
berbentuk tonjolan; dudur yang terhimpit. Kecer, Balok yang menyangga molo serta
sekaligus menopang atap.
11. Dudur, Balok yang menghubungkan sudut pertemuan penanggap, penitih dan
penangkur dengan molo.
12. Elar (sayap), Bagian perluasan keluar bagian atas sakaguru yang menopang atap.
Songgo-uwang, Konstruksi penyiku / penyangga yang sifatnya dekoratif

Gb. Konstruksi Atap Joglo

B.Rumah Modern / Bangunan Modern


Bangunan modern adalah bangunan yang muncul akibat modernisasi dunia,

Ciri – ciri bangunan modern :

1. Memiliki gaya yang futuristik


2. Materialnya berbeda tiap era karena di pengaruhi oleh tren material yang sedang
berkembang.
3. Dipengaruhi revolusi industri
4. Memiliki tatanan ruang yang simple dan efektif.

Filsafat Arsitektur | 11
untuk mewakili bangunan modern disini kita menggunakan sampel bangunan bergaya
minimalis.

Arsitektur Minimalis hadir sejak akhir abad ke-20. Memang pada saat itu para arsitek tidak
menggunakan jargon 'minimalis'. Mereka hanya fokus pada metode produksi massal dan
standarisasi dengan menggunakan material modern seperti baja, beton, dan kaca.
Konsekuensinya adalah bentuk-bentuk geometris teratur yang bersih dari segala ornamen
klasik, yang sekarang kita kenal dengan gaya arsitektur minimalis.

Selain hal tersebut di atas, ada gerakan dan pemahaman estetis yang secara langsung
berpengaruh terhadap perkembangan gaya minimalis ini, antara lain :

1. Gerakan De Stijl
2. Mies Van dee Rohe
3. Filsafat Zen

1.Gerakan De Stijl

adalah gerakan artistik yang terjadi di Netherland-Belanda sekitar tahun 1917 sampai 1930an.
Kata 'De Stijl' adalah bahasa Belanda dari 'The Style' yang berarti 'Gaya'. De Stijl menekankan
kesederhanan dengan metode abstraksi untuk mengurangi bentuk dan menggunakan warna-
warna dasar pada desainnya. Metodenya berupa :

- garis-garis horisontal dan vertikal ;


- bentuk kotak-kotak geometris ;
- warna dasar seperti merah, kuning, biru, hitam dan putih.

Contohnya dapat anda lihat pada kaya lukis abstrak Piet Mondrian. Sebuah pembagian bidang-
bidang geometris dengan garis pembagi yang tegas.
Tiap elemen tidak saling berpotongan, tidak saling menutupi dan tidak berbaur. Tapi masih
terkait satu sama dengan lainnya akibat garis pembagi horizontal; vertikal yang membentuk.
Secara keseluruhan menghasilkan komposisi yang harmonis.
Metode abstraksi ini dimaksudkan untuk meninggalkan bentuk-bentuk alami. Alih-alih dari
pada melukis sebuah botol sebagai objek -para pelukis gerakan De Stijl ini lebih cenderung
melukis komposisi geometris yang merepresentasikan harmonisasi alam semesta raya. "Apa

Filsafat Arsitektur | 12
yang anda liat bukanlah yang mendekati kebenaran" demikian kilah mereka.. sebuah filosofi
seniman abstrak !

Falling Water By Frank Dloyd

2. Mies van der Rohe

adalah seorang arsitek Jerman pioner arsitektur moderen dunia, sekitar 30 tahun masa karirnya
dihabiskan di Amerika.
Gaya arsitektur pada karya-karyanya dapat dikatakan sebagai pondasi bagi gaya minimalis dari
arsitek-arsitek penerusnya. Mies van der Rohe selalu menerapkan kesederhaan dan kejernihan
yang tercermin pada karyanya melalui :

- Menggunakan material modern sepeti baja dan kaca.


- Memilki rangka struktur yang minimal .
- Open space -bentuk denah berupa ruang-ruang yang mengalir & terbuka.

"Less is More" adalah jargonnya yang paling terkenal.

3. Filsafat Zen

merupakan filosofi pemikiran bangsa Jepang. Yang paling menonjol terutama tentang konsep
'kesederhanaan'(simplicity). Menonjolkan aspek ketenangan emosi yang diselaraskan dengan
alam.

Filsafat Arsitektur | 13
Walaupun pada dasarnya ide 'kesederhaan' itu juga dapat ditemukan pada setiap suku bangsa
di dunia ini. Tetapi implementasi dari filsafat Zen inilah yang paling mempengaruhi,
perkembangan gaya arsitektur minimalis. Filsafat Zen mengajarkan harmoni, keseimbangan,
dan ketenangan yang indah. Filsafat Zen ini membentuk karakter estetis budaya Jepang yang
menonjolkan kepolosan, kesederhanaan, kelurusan, dan ketenangan batin.
Ada 2 prinsip utama dalam filsafat Zen, yaitu :

 Ma - Prinsip yang tentang kekosongan dan keterbukaan ;

 Wabi Sabi - Wabi berarti kesendirian, kesederhanaan atau kemiskinan.


Sedangnkan sabi berasal dari kata sabishii yang juga berarti kesendirian, kesederhanaan
atau kemiskinan, dan tidak sempurna.

Gb. Ruang dalam Rumah jepang Gb.Eksterior rumah Jepang

Prinsip-prinsip tersebut membentuk budaya sehari-hari orang Jepang yang dekat dengan
kesederhanaan untuk mencapai ketenangan batin. Hal ini terlihat pada rumah tradisional
Jepang (minka) yang berbentuk kotak sederhana, polos, dan lurus. Pelingkup atau dinding
pembatas ruang (fusuma) dibuat seminimal mungkin, terbuat dari kayu dan kertas. Pintu geser
(shoji) yang lebar menghadap teras, dapat dibuka lebar sehingga menyatukan ruang dalam
(interior) dengan ruang luar (eksterior). Masyarakat tradisonal Jepang tidak banyak
membutuhkan furniture. Duduk bersimpuh beralaskan tikar (tatami). Tidur pun di lantai hanya
dengan menggelar kasur tipis (futon). Yang dilipat dan disimpan kembali ketika bangun atau
dijemur ketika matahari cerah. Sehingga ruangannya dapat digunakan untuk keperluan aktifitas
lainnya. Demikian sederhana dan praktis kehidupan mereka.

Gb. Tatami dan Futon

Filsafat Arsitektur | 14
BAB III

KESIMPULAN

Disini bisa kita simpulkan bahwa bangunan pun memiliki filosofi – filosofi yang terkandung
didalamnya, baik berupa bentuk ataupun penataan ruang

Dengan filosofi yang terdapat dalam suatu bangunan seperti memberikan bangunan tersebut
nyawa atau bangunan tersebut memilliki alasan untuk dibangun.

Filosofi yang terdapat pada bangunan tradisional atau rumah adat adalah filosofi yang di bentuk
oleh kepercayaan masyarakat sekitar, sehingga memberikan suatu bangunan nilai lebih.

Dan filosofi pada bangunan minimalis atau modern adlah filosofi yang terbentuk karena alasan-
alasan logis, karena bentuk bangunan tersebut mengikuti fungsinya, pada bagian bangunan
minimalis selalu memiliki fungsi itulah filosofi atau bisa di sebut juga alasan terbentuknya
bentuk bangunan tertentu.

Tapi pada jaman sekarang bangunan di indonesia tidak banyak yang mengandung filosofi yang
sesungguhnya di dalamnya, karena bangunan-bangunan di Indonesia kebanyakan hanya
mengadopsi gaya dari suatu bentuk dan tidak benar-benar mengadopsi filosofi pada bentuk
yang di adopsinya, dan siperancang kadang memberikan filosofi sendiri terhadap bangunan
yang di rancangnya.

Filosofi Filosofi
Timur Barat
Filsafat yang di ciptakan
Filsafat yang diturunkan
sendiri, berdasarkan
dari pengetahuan -
konsep penataan ruang
pengetahuan leluhur
dan bentuk - bentuk
dan kepercayaan mistis
massa bangunan

Bersifat sakral, dan Bersifat obyektif,


mengandung nilai berdasarkan dengan
kebudayaan yang perlu cara berfikir tiap
dilestarikan individu

Filsafat Arsitektur | 15
Filsafat Arsitektur | 16

Anda mungkin juga menyukai