Anda di halaman 1dari 3

NAMA:KARMILAWATI BANJARNAHOR

NIM :19330113(ganjil)

1.Tuliskan hasil metabolisme mikroorganisme yang diproduksi dalam pertumbuhannya ?(kel.


Bakteri)

Jawab: Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam
metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolime selalu terjadi dalam sel
hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai
reaksi kimia yang terjadi. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan
untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Metabolisme mikroba meliputi semua reaksi
biokimia yang terjadi dalam sel mikroba yang berperan penting dalam regenerasi energi dan
metabolit.

Bahan yang digunakan dalam metabolisme adalah sumber karbon, nitrogen, dan substrat yang
bisa digunakan enzim sebagai penyedia elektron untuk melaksanakan proses reduksi biosintesis.
Jalur respirasi seluler dan jalur fermentasi merupakan jalur katabolik (penghasil energi).
Prosesnya menggunakan glukosa atau bahan organik lainnya menjadi produk yang lebih
sederhana, sehingga menghasilkan energi untuk sintesis ATP. Selanjutnya ATP akan mentransfer
gugus fosfat ke berbagai substrat dan memancingnya untuk bekerja. Agar pekerjaan tetap
berlanjut, maka sel harus meregenerasi ATP. Berawal dari glukosa atau bahan organik lain,
mengguapkan oksigen, respirasi seluler akan menghasilkan air, karbondioksida dan energi dalam
bentuk ATP dan panas. Sel mengambil energi yang tersimpan dalam molekul senyawa organik
melalui reaksi redoks, dimana suatu bahan, sebagian atau seluruhnya memindahkan elektron ke
tempat lain. Elektron yang berasal dari molekul senyawa organik biasanya dilewatkan ke NAD+
yang akan mereduksinya menjadi NADH. Selanjutnya NADH melwatkannya ke rantai transpor
elektron, yang menghantarkannya ke O2 dalam tahap pelepasan energi. Energi yang dilepas ini
akan digunakan untuk membuat ATP.
Metabolisme menghasilkan senyawa yang disebut Metabolit. Metabolit terbagi menjadi 2,
metabolit primer, dan metabolit sekunder. Metabolit primer merupakan senyawa yang dihasilkan
pada fase eksponensial dan digunakan untuk pertumbuhan bakteri tersebut yang berupa enzim
(Amilase), Vitamin (vitamin D), peptidoglikan, nukleotida, protein. Metabolit primer merupakan
metabolit yang diproduksi bakteri seperti enzim asam amino dan hasil fermentasi, yang berguna
dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri itu sendiri. Metabolit sekunder merupakan
senyawa yang dihasilkan pada fase pertumbuhan stasioner. Senyawa metabolit sekunder tidak
digunakan untuk pertumbuhan bakteri, namun digunakan sebagai agensia pertanian yang berupa
antibiotik (gramisidin), toxin (botulinin), pigmen (β-karotein), alkaloid (scytonemin). Metabolit
sekunder dari mikroba ternyata merupakan bahan baku obat yang tak ternilai harganya, perlu
terus menerus mendapat perhatian kita semua. Pemanfaatan teknologi bioteknologi terhadap
mikroba di rasa sangat membantu untuk memperoleh metabolit sekunder. Produksi metabolit
sekunder dapat dilakukan secara in vitro dalam skala besar. Demikian pula rekayasa genetika dan
transformasi genetik dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder. Peran mikroba yang
dapat memproduksi metabolit sekunder berupa antibiotik dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan teknik fermentasi yang sangat potensial untuk terus dikembangkan guna
memperoleh metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Dalam proses metabolisme terdapat senyawa utama yang akan disintesis menjadi senyawa
baru yang disebut prekusor. Contohnya berupa Asam pimelat, Vitamin A, Beta alanin, Asam
pentotenat, Purin, Pirimidin, Asam nukleat, Niasin, NAD, Asam pentotenat, Ko-A, Riboflafin.
Cara memperoleh prekusor dapat diambil pada kepadatan sel yang rendah, pertumbuhan secara
cepat dan oleh sebab itu metabolisme primer merupakan prioritas utama dan hanya pada saat
pertumbuhan menjadi perlahan saat kepadatan sel tinggi, menyebabkan sel mengeluarkan banyak
energi untuk bias memproduksi metabolit sekunder, yaitu berupa antibiotik. Banyak organisme
yang memproduksi antibiotik justru kurang produktif dengan adanya kelebihan sumber karbon,
seperti misalnya glukosa. Hal ini mengingatkan pada fenomena catabolite repression yang kita
ketahui dalam E. coli. Untuk mengatasi katabolit repression, sumber karbon harus ditambahkan
kedalam kultur medium dengan hati-hati.
Metabolit sekunder disintesis dari metabolit primer, jadi produksi lebih efesien dari antibotik
memerlukan arus stabil dari prekursor. Dalam banyak kasus, produksi dari prekursor terjadi
suatu regulasi yang mekanismenya telah diketahui. Sebuah contoh menarik bagaimana regulasi
dari suplai prekursor dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi produksi antibiotik yaitu
berupa kondisi kultur dari produksi α-asam aminoadipik, sebuah prekursor untuk biosintesis β-
laktam. Dalam jamur, α-asam aminoadipik adalah intermediate dalam jalur biosintesis lisin,
karena lisin merupakan produk akhir dari jalur biosintesis, dimana level dari lisinnya tinggi
sehingga menutupi proses biosintesis dengan menghambat enzim pertama dari jalur (feedback
inhibition). Hasilnya akan menyebabkan kekurangan intermediate yang ada di jalur, termasuk α-
asam aminoadipik, jadi kehadiran dari lisin yang berlebih akan menghambat dengan kuat
produksi penicillin dari fermentasi P. Chrysogenum, namun sebaliknya dengan penambahan lisin
berlebihan menjadi stimulat pada produksi cephamisin C dari streptomyces. Hal ini disebabkan
α-asam aminoadipik disintesis secara total melalui rute lain dalam eubacteria, lisin berfungsi
sebagai precusor

Anda mungkin juga menyukai