Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Musyarofah

NIM : G2A019104
Kelas : 4B

Kasus
Seorang perempuan,33 tahun, P3A1, post partum spontan dengan luka episiotomy.
Pasien melahirkan 3 hari yang lalu. Saat ini pasien mengeluh badannya panas, kadang
menggigil kedinginan, sakit daerah jalan lahir, dan sulit berjalan karena sakit daerah
panggul.Setelah 24 jam melahirkan pasien pulang. Pada hari kedua post partum mulai
merasakan badan panas, kemudian berobat ke Puskesmas,namun belum ada perubahan
dan panas semakin bertambah sehingga pasien dibawa ke IGD RS.

Ditemukan pengkajian:
1.Inspeksi:Tampak menyeringai kesakitan,tampak luka episiotomy merah segar
(Brigh red), Edema, Lochea rubra 1 pembalut penuh/2 jam (50 cc), kotor,
-Palpasi: kluar cairan keru nanah campur darah dari celah jahitan episiotomy
-Membaui: Bau busuk
-TTV: Suhu: 39,5 derajat Celcius, Nadi 90 x/mnt,

Perintah

1. Pengkajian apalagi yang perlu di tambahankan?


2. Infeksi apakah yang terjadi pada kasus tsb?
3. Apa saja penyebabnya?
4. Diagnosa keperawatan apa saja yang dapat terjadi?
5. Intervensi untuk mengatasi masalah tsb?

Jawaban
1. Riawayat kesehatan pasien
2. Infeksi nifas
3. Penyebab infeksi nifas adalah Flora kulit seperti Streptococcus, Staphylococcus dan
bakteri lain dapat menyebabkan infeksi masa nifas. Bakteri-bakteri ini tumbuh subur di
lingkungan yang lembap dan hangat.Bakteri lain yang bisa menjadi penyebab infeksi
masa nifas yakni Escheria coli atau E. coli. Bakteri ini seringnya berasa dari kandung
kemih atau rektum. Infeksi E. coli dapat menimbulkan masalah di area perineum, vulva
dan endometrium.
4. Diagnosa
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder
terhadap luka episiotomi ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada perineum
akibat episiotomi, skala 8 ketika bergerak nyerinya cekit- cekit dan perih, klien tampak
meringis kesakitan.
b.Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kerusakan kulit ditandai
dengan klien mengatakan masih keluar darah dan jalan seperti menstruasi, adanya
kemerahan dan nyeri tekan pada perineum, terdapat luka episiotomi, keadaan vulva
kotor, keluar lochea rubra 1
5. Intervensi
Dx. 1 → Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder
terhadap luka episiotomi ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada perineum akibat episiotomi,
skala 8 ketika bergerak nyerinya cekit-cekit dan perih, klien tampak meringis kesakitan.
1. Tujuan :
Mencegah atau meminimalkan rasa nyeri.
2. Kriteria
a) Nyeri berkurang atau hilang.
b) Ekspresi wajah rileks.
c) Pasien mampu melakukan tindakan dan mengungkapkan intervensi
untuk mengatasi nyeri dengan cepat.
d) Tanda-tanda vital normal ( TTV: Suhu: 39,5 derajat Celcius, Nadi 90 x/mnt)
Intervensi
a) Tentukan lokasi dan sifat nyeri.
Rasional : mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat
b) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi
Rasional : dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan atau terjadinya
komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi lebih lanjut.
c) Ajarkan klien untuk duduk dengan mengkonstraksikan otot gluteal.
Rasional : penggunaan pengencangan gluteal saat duduk
menurunkan strees dan tekanan langsung pada perineum.
d) Berikan informasi tentang berbagai startegi untuk menurunkan
nyeri, misalnya teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional : membantu memberikan rasa nyaman.
e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional : memberikan kenyamanan sehingga klien dapat
memfokuskan pada perawatan sendiri dan bayinya.
Dx. 2 → Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kerusakan kulit ditandai dengan
klien mengatakan masih keluar darah dan jalan seperti menstruasi, adanya kemerahan dan nyeri
tekan pada perineum, terdapat luka episiotomi, keadaan vulva kotor, keluar lochea rubra ± 40 cc.
1. Tujuan :
Infeksi tidak terjadi.
2. Kriteria :
a) Luka episiotomik tidak ada tanda-tanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa)
b) Pasien mampu mendemontrasikan teknik-teknik untuk meningkatkan penyembuhan.
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal, terutama suhu (36-37o C)
d) Nutrisi terpenuhi (adekuat)
3. Intervensi :
a) Kaji adanya perubahan suhu.

Rasional : Peningkatan suhu sampai 38,3o C pada 2-10 hari setelah


melahirkan sangat menandakan infeksi.
b) Observasi kondisi episiotomi seperti adanya kemerahan, nyeri tekan
yang berlebihan dan eksudat yang berlebihan.
Rasional : Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan parenial dan atau terjadinya
komplikasi yang memerlukan evaluasi intervensi lebih lanjut.
c) Anjurkan pada pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh genital.
Rasional : membantu mencegah/ menghalangi penyebaran infeksi.
d) Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan yang abnormal.
Rasional : Lochea normal mempunyai bau amis, lochea yang purulen dan bau busuk menunjukkan
adanya infeksi.
e) Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum dengan menggunakan sabun dari depan
kebelakang dan untuk mengganti pembalut sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah.
Rasional : Membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagina atau uretra
f) Ajarkan pada klien tentang cara perawatan luka perineum.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan vulva.
g) Kolaborasi untuk pemberian anti biotik
Rasional : Mencegah infeksi dan penyebaran kejaringan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai