Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TEORI AKUNTASI

SOAL DISKUSI BAB VI

Dosen Pengampu: 1. Lamria Simamora, SE., MSA, Ak, CA

2. Golda Belladona Umbing, SE., M. Acc

Oleh :

SITI RAHMA WATI

BCA 118 031

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN 2021
SOAL DAN JAWABAN BAB VI ASET (HALAMAN 303 – 304)

1. Sebut dan jelaskan karakteristik utama asset.


Jawab:
Karateristik utama asset yaitu,
a. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
Untuk dapat disebut smebagai asset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik dimasa datang yang cukup pasti. Ini mengisyaratkan bahwa manfaat
tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan kemampuannya untuk mendatangkan
pendapatan atau aliran kas di
masa datang.
b. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
Untuk dapat disebut sebagai asset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh
entitas tetapi
cukup dikuasai oleh entitas. Artinya untuk memiliki suatu objek dipeerlikan proses
yang disebut transfer hak milik.
c. Timbul akibat transaksi masa lalu
Telah dibahas dalam rerangka konseptual bahwa criteria pengakuan elemen adalah
definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Bahwa asset haruus timbul
akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah criteria untuk memenuhi definisi
tetapi bukan criteria untuk pengakuan. Jadi manfaat ekonomik dan penguasaan atau
hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek kedalam asset
kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen
keuangan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 254.

2. Mengapa asset harus terjadi karena transaksi masa lalu?


Jawab:
Asset harus terjadi karena transaksi masa lalu karena Telah dibahas dalam rerangka
konseptual bahwa criteria pengakuan elemen adalah definisi, keterukuran, keberpautan,
dan keterandalan. Bahwa asset haruus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu
adalah criteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan criteria untuk pengakuan. Jadi
manfaat ekonomik dan penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk
memasukkan suatu objek kedalam asset kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen
keuangan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 256 - 257.
3. Sebut dan jelaskan karakteristik pendukung asset. Mengapa karakteristik tersebut tidak
menghalangi suatu sumber ekonomik untuk disebut sebagai asset?
Jawab:
Karateristik pendukung asset, yaitu
a. Melibatkan Kos
Bila kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat
b. Berwujud
c. Tertukaran
d. Terpisahkan
e. Penegasan atau kekuatan secara legal
Karateristik pendukung diatas tidak menghalangi suatu sumber ekonomik untuk
disebut sebagai asset karena karateristik pendukung diatas lebih menguatkan atau
meyakinkan
adanya aset tetapi tidak harus dipenuhi untuk memasukkan suatu objek sebagai asset.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 258 - 260.

4. Bahas dan bandingkan pengertian asset menurut FASB, IASC, dan APB.
Jawab:
Pengertian asset menurut FASB : asset adalah manfaat ekonomik masa datang yang
cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.
Pengertian asset menurut IASC : aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa
depan yang diharapkan mengalir ke perusahaan.
Pengertian asset menurut APB : asset adalah sumber ekonomik karena adanya unsure
kelangkaan sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain
melalui transaksi ekonomik.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 252 - 253.

5. Apakah asset harus merupakan sumber ekonomik?


Jawab:
Iya, karena asset digunakan dalam transaksi ekonomik yang merupakan kegiatan
produktif.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 253.

6. Mengapa APB memasukkan beban tangguhan sebagai nonsumber ekonomik?


Jawab:
APB memasukkan beban tangguhan sebagai nonsumber ekonomik karena APB secara
implisit menekankan pengertian asset sebagai sesuatu yang nyata-nyata dapat
digunakan dalam kegiatan produktif (penyedia barang dan jasa). Nyata-nyata dapat
digunakan berarti bahwa asset
merupakan sediaan jasa baik berwujud mauun tak berwujud.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 253 – 254.

7. Apakah beban tangguhan secara semantic dapat disebut sebagai asset?


Jawab:
Ya, beban tangguhan secara semantik dapat disebut sebagai asset

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 252.

8. Karena selalu dilaporkan dalam seksi asset, apakah depresiasi akumulasian


merupakan asset? Jelaskan makna depresiasi akumulasian.
Jawab:
Iya, karena termasuk dalam criteria asset karena dapat mengurangi manfaat dari
kegunaan asset. Depresiasi akumulasian adalah penyusutan atau penghapusan
manfaat ekonomik suatu
objek (asset).

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 257.

9. Mengapa untuk disebut asset suatu objek tidak harus dimiliki tetapi cukup dikuasai oleh
kesatuan usaha? Sebutkan cara-cara untuk mendapatkan penguasaan atas asset.
Jawab:
Karena pemilikan mempunyai makna yuridis atau legal,artinya,untuk memiliki suatu
objek diperlukan proses yang disebut transfer hak milik.Bila pemilikan menjadi criteria
asset,akan banyak pos yang tidak masuk sebagai asset,sehingga tidak dapat dilaporkan
dalam neraca.Oleh
karena itu,konsep penguasaan(kendali)lebih penting daripada konsep pemilikan.
Cara-cara mendapatkan penguasaan yaitu, pembelian, pemberian, penemuan,
perjanjian, produksi/transformasi, penjualan, lain-lain (pertukaran, peminjaman,
penjaminan, pengkonsignaan, transaksi komersial, atau kebiasaan bisnis)

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 256.

10. Perusahaan menandatangani kontrak dengan pemasok yang didalamnya disebutkan


bahwa perusahaan akan membeli barang di masa datang dengan harga dan kuantitas
yang pasti. Apakah pada saat penandatanganan kontrak barang tersebut dapat
dimasukkan
sebagai asset perusahaan?
Jawab:
Bagi perusahaan, manfaat ekonomik masa datang sudah cukup pasti,manfaat tersebut
akan dikuasai perusahaan,dan transaksi telah terjadi sehingga secara definisi kontrak
telah menimbulkan asset tetapi asset tersebut tidak dapat diakui karena criteria lain harus
dipenuhi.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 256 - 257.

11. Sebut beberapa contoh pos asset yang manfaatnya diperoleh dari pertukaran dan
penggunaan.
Jawab:
beberapa contoh pos asset yang manfaatnya diperoleh dari pertukaran dan
penggunaan diantaranya : Goodwill, hak paten, dan hak cipta.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 258.

12. Apakah formula atau proses yang dipatenkan suatu entitas dapat disebut sebagai asset?
Jawab:
Iya, walaupun tidak berwujud fisis

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 258.

13. Suatu entitas dapat menggunakan jalan raya atau air tanah yang memberi manfaat
ekonomik bagi entitas tersebut. Apakah jalan raya atau air tanah memenuhi definisi
sebagai asset entitas tersebut?
Jawab:
Ya, karena jalan raya dan air tanah merupakan objek fisis dan pihak yang menyediakan
manfaat yang dikuasai entitas

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 255 - 256.

14. Mengapa penghargaan sepakatan menjadi basis penentuan kos asset?


Jawab:
Karena kos yang didasarkan atas penghargaan sepakatan lebih terandalkan karena
penyebarannya lebih terpusat atau variansi lebih kecil atau sempit daripada kos yang
disasarkan atas penilaian secara subjektif atau selain penghargaan sepakatan. Dengan
kata lain, kos atas dasar penghargaan sepakatan lebih akurat daripada atas dasar yang
lain.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 263 - 264.

15. Apakah yang dimaksud dengan batas kegiatan dan perioda pemerolehan dalam
menentukan kos asset?
Jawab:
Batas kegiatan berkaitan dengan maslaah unsur pengorbanan sumber ekonomik apa saja
yang
membentuk kos suatu asset. Secara teoritis dan sebagai ketentuan umum, batas akhir
kegiatan untuk memasukkan unsur kos sebagai bagian dari kos asset.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 266.

16. Sebut dan jelaskan cara mengukur kos untuk berbagai penghargaan.
Jawab:
Transaksi pertukaran (jual-beli) dapat dijadikan landasan untuk menentukan kos yang
terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisma pasar yang
bebas sehingga dia menjadi bukti validitas pengukuran kos lebih-lebih dalam
mekanisma pasar sempurna. Mekanisma pasar bebas menjamin dan menghendaki agar:
o Pihak bertransaksi sama-sama berkehendak dan bebas tanpa tekanan atau ancaman.
o Pihak bertransaksi sama-sama berkemampuan memperoleh informasi secara bebas.
o Barang yang dipertukarkan cukup standar (umum) dan tersedia cukup banyak di
pasar bebas. Dengan kata lain, cukup banyak penjual dan pembeli sehingga tak
seorang pun cukup kuat untuk mempengaruhi harga.
Jadi, bila kondisi-kondisi diatas tidak dipenuhi, penghargaan sepakatan yang terjadi
tidak dapat diterima begitu saja sebagai pengukur kos yang objektif.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 264 - 265.

17. Jelaskan tahap perlakuan aliran asset dari segi fisis maupun informasi.
Jawab:
Dari segi fisis perlakuannya adalah tahap pemerolehan, pengolahan dan
penjualan/penyerahan sedangkan secara aliran informas i yaitu objek harus
direpresentasi dalam kos sehingga
hubungan antar objek bermakna sebagai suatu informasi.
Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 258.

18. Mengapa laba dalam pertukaran asset nonmoneter sejenis tidak dapat diakui sebagai
laba
dan masuk dalam statemen laba-rugi?
Jawab:
Karena perusahaan tersebut melakukan pemeliharaan atau pemertahanan capital (daya
produksi) dan bukan melakukan penjualan sehingga penerimaan asset dan penyerahan
asset dianggap sebagai transaksi pemeliharaan bukan transaksi penjualan. Dengan
demikian fungsi asset dalam memberi kontribusi untuk pembentukan pendapatan belum
terhenti atau habis. Jadi, proses pembentukan pendapatan oleh fungsi asset tersebut
belum selesai. Oleh karena itu, kalauterjadi untung, tidak selayaknyalah untung tersebut
diakui karena secara konseptual untung tidak dapat timbul dari transaksi pemeliharaan
atau pembelian, untung hanya timbul dari transaksi penjualan. Untung yang timbul
harus diperlakukan sebagai pengurang kos asset yang masuk. Ini berarti bahwa untung
dianggap sebagai penghematan kos.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 268

19. Apakah semua kos yang terjadi selama perioda pemerolehan suatu asset harus selalu
menjadi unsur kos asset tersebut?
Jawab:
Penentuan kos suatu objek pada saat pemerolehan merupakan hal yang sangat kritis
karena penentuan ini akan mempengaruhi pengukuran aset dan biaya selanjutnya
khususnyab pada tahap pembebanan. Pengukur aset pada saat pemerolehan yang paling
objektif adalah penghargaan sepakatan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 302.

20. Apakah yang dimaksud dengan capital expenditures dan revenue expenditures?
Jawab:
Pengeluaran modal atau yang juga dikenal dengan istilah capex (capital expenditure)
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, menambah kapasitas
output aktiva tetap, menambah tingkat keefisienan aktiva tetap, juga memperpanjang
umur ekonomis suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku).
Sementara, revenue expenditure atau pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran/biaya
biaya yang hanya memberikan manfaat ekonomis pada saat PERIODE BERJALAN
terjadinya pengeluaran. Pengeluaran ini tidak dikapitalisasi sebagai aset tetap pada
neraca tetapi LANGSUNG DIBEBANKAN pada laporan laba/rugi periode berjalan.
Dilihat dari nilai materialitasnya, pengeluaran pendapatan ini nilainya cenderung kecil,
alias tidak material bagi perusahaan. Manfaat ekonomisnya yang diperoleh tidak lebih
dari satu tahun buku.

Sumber : https://easyaccountingsystem.co.id/perbedaan-pengeluaran-modal-vs-
pengeluaran-pendapatan/, (Diakses pada tanggal 8 Maret 2021)

21. Apa pula yang disebut asset impairment?


Jawab:
Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer dalam akuntansi
saat PSAK mengadopsi IFRS. Sebenarnya istilah impairment sudah lama dikenal dalam
akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS menggunakan istilah penurunan
nilai tidak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset takberwujud, goodwill, aset
keuangan dan investasi.

Sumber : https://www.academia.edu/7422561/Pengertian_Umum, (Diakses pada


tanggal 8 April 2021)

22. Apakah tujuan penilaian asset?


Jawab :
Asset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi semantic bagi
investor dan kreditor, tujuan penilaian asset harus berpaut dengan tujuan pelaporan
keuangan. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat
membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat dan ketidakpastian aliran
kas bersih ke badan usaha.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 275.

23. Apakah yang dimaksud dengan nilai masukan serta dalam kondisi apa nilai tersebut
terterapkan?
Jawab:
Nilai masukan adalah nilai yang didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan
atau dikorbankan untuk memperoleh asset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam
unit usaha.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 277.

24. Apakah yang dimaksud dengan nilai keluaran serta dalam kondisi apa nilai tersebut
terterapkan?
Jawab:
Nilai keluaran adalah nilai yang didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan
lainnya (nonkas) yang diterima suatu unit usaha apabila suatu asset atau potensi jasa
akhirnya keluar dari satuan usaha melalui pertukaran atau konversi.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 281.

25. Sebut berbagai basis penilaian dan dalam kondisi apa basis tersebut dapat diterapkan
untuk mendapatkan penilaian yang merepresentasi makna pos-pos asset.
Jawab:
Berbagai dasar penilaian bergantung pada makna yang ingin direpresentasi melalui pos
statemen keuangan. Penilaian pos asset dimaksudkan untuk menentukan berapa jumlah
rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos asset dan apa dasar penilaiannya. Ada
berbagai dasar penilaian yang dapat digunakan untuk tujuan pelaporan asset dalam
rangka menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai untuk
mengevaluasi posisi keuangan dan untuk memprediksi aliran kas di masa yang akan
datang. Basis pengukuran untuk untuk menilai asset yang paling valid adalah harga
atau nilai pertukaran

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 276 – 277.

26. Apa yang disebut dengan nilai terealisasi harapan sekarang dan apa kelemahannya
sebagai dasar pengukuran suatu asset.
Jawab:
Nilai terealisasi harapan sekarang adalah dasar yang digunakan apabila harapan
penerimaan kas atau setaranya cukup pasti dan senggang waktu sampai penerimaan
cukup panjang tapi saat atau tanggal penerimaan pasti. Pos yang dapat menggunakan
dasar penilaian ini adalah misalnya investasi obligasi, piutang wesel jangka panjang,
dan deposito berjangka.Kelemahannya sebagai dasar pengukuran suatu asset adalah:
a) Kalau tidak ada pasar untuk untuk asset bersangkutan, penentuan aliran kas masa
datang
bersifat subjektif sehingga sulit untuk di verifikasi.
b) Hasil pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
c) Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh asset sebagai satu kesatuan dalam
menghasilkan produk yang akhirnya dijual untuk mendatangkan kas. Tidak logis atau
tidak mungkin untuk memisahkan aliran kas masuk bersih untuk menunjukan
kontribusi tiap asset dalam menghasilkan aliran kas bersih tersebut.
d) Beberapa asset tidak dapat terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak
akan sama dengan penjumlahan semua kas masa datang diskonan tiap asset.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 283.

27. Jelaskan konsep penilaian sediaan barang atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah.
Mengapa perlu ada batas dan bawah untuk pasar dalam penilaian tersebut?
Jawab:
Yang dimaksud dengan konsep penilaian sediaan barang atas dasar kos atau pasar yang
lebih rendah adalah pasar mengacu ke nilai masukan karena barang biasanya dijual ke
pasar yang berbeda dengan harga lebih tinggi. Batas atas dan bawah untuk pasar dalam
penilaian diperlukan untuk menentukan bahwa pasar tidak melebihi nilai terealisasi
bersih atau tidak lebih rendah dari nilai terealisasi bersih dikurangi laba normal.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 283 – 286.

28. Sebut dan jelaskan atribut penilaian asset menurut FASB. Pos-pos asset apa saja yang
dapat diterapi dengan tiap atribut penilaian tersebut.
Jawab:
FASB mengindentifikasikan lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi dalam
berbagai atribut penilaian. Bila dikaitkan dengan asset, dasar penilaian menurut FASB
dapat disarikan sebagai berikut:
a) Historical Cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan
kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas
atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini tentunya
disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau di amortisasi.
b) Current Cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya
yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau asset tertentu
yang sejenis diperoleh sekarang.
c) Current Market Value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas
dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan
usaha dengan menjual asset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
d) Net Realizable Value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan
untuk mengkonversi asset tersebut menjadi asset atau setaranya.
e) Present Value of Future Cash Flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan
sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi
dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 286 – 287.
29. Dapatkah sewaguna dikapitalisasi? Apa saja kriteria FASB untuk mengkapitalisasi
sewaguna? Mengapa bila salah satu kriteria dipenuhi, FASB mewajibkan perusahaan
untuk mengkapitalisasi sewaguna?
Jawab:
Ya, FASB mewajibkan untuk mengakui (mengkapitalisasi) fasilitas yang disewaguna
sebagai asset perusahaan kalau secara substantive perjanjian sewaguna tersebut
sebenarnya merupakan pembelian angsuran.
FASB mengajukan empat kriteria sebagai berikut:
a) Kontrak sewaguna menyebutkan adanya transfer hak milik barang atau properties
kepada tersewaguna pada akhir jangka sewaguna.
b) Kontrak sewaguna memuat pasal bahwa tersewaguna boleh pilih untuk membeli
pada tanggal yang ditetapkan dalam jangka sewaguna dengan harga yang
ditetapkan dan harga tersebut cukup murah sehingga dapat dipastikan di muka
bahwa tersewaguna akan memilih membeli properties bersangkutan.
c) Jangka sewaguna adalah 75% atau lebih dari sisa umur ekonomik taksiran
properitas sewagunaan sejak penandatanganan kontrak. Bila sisa umur ekonomik
mulai dari penandatanganan kontrak kurang dari 25% umur ekonomik total, kriteria
ini tidak berlaku.
d) Pada saat penandatanganan kontrak sewaguna, nilai sekarang semua pembayaran
sewaguna minimum selama jangka sewaguna adalah sama atau lebih besar dari
90% nilai wajar bersih bagi pesewaguna (lessor). Nilai wajar bersih bagi
pesewaguna adalah nilai wajar dipandang dari sudut pewesaguna setelah dikurangi
dengan kredit pajak investasi, kalau ada, yang menjadi hak pesewaguna.
FASB mewajibkan perusahaan untuk mengkapitalisasi sewaguna karena kalau salah
satu pasal diatas dipenuhi, secara substantive kontrak tersebut jelas merupakan
pembelian angsuran walaupun bentuk yuridisnya tampak sebagai sewa-menyewa biasa
atau sewaguna operasi.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 291 - `294.

30. Evaluasilah kriteria kapitalisasi sewaguna menurut PSAK No. 30


Jawab:
kriteria kapitalisasi sewaguna menurut PSAK No. 30 adalah lemah bahkan kosong
dengan makna kesubstantifann transaksi sebagai pembelian sehingga kalau suatu
sewaguna memenuhi ketiga kriteria kapitalisasi tersebut maka klasifikasi tersebut akan
bersifat arbitrer. Sewaguna yang memenuhi kriteria tersebut sebagai sewaguna capital
mungkin secara substantive adalah sewaguna biasa atau sebaliknya yang diklasifikasi
sewaguna biasa sebenarnya sewaguna capital.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 292 – 294.
31. Uraikan sebanyak yang anda ketahui dengan mencari sumber-sumber acuan yang
berpaut tentang masalah kapitalisasi kos yang berkaitan dengan objek berikut ini:
a. Riset dan pengembangan
b. Ekslorasi minyak dan gas bumi
c. Selisih kurs valuta asing
d. Sumber daya manusia

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 300.

32. Sebut dan jelaskan argument yang mendukung dan menolak kapitalisasi kos bunga.
Jawab:
Argument Pendukung:
a) Dengan kesiapan pemakaian atau penggunaan sebagai batas kegiatan pengukuran
kos asset, kos bunga jelas merupakan unsur kos asset.
b) Bila kesatuan usaha tidak membangun sendiri fasilitas fisis bersangkutan,
penghargaan sepakatan sebagai kos pemerolehan pada umumnya termasuk pula
bunga yang harus dibayar oleh kontraktor selama pembangunannya.
c) Pembebanan kos bunga langsung pendapatan selama masa konstruksi akan
mendistorsi laba terutama kalau konstruksi didanai dari pinjaman khusus untuk
keperluan tersebut. Dengan kata lain, pembebanan langsung menyimpang dari
konsep penandingan yang tepat.
d) Kos bunga selama masa pembangunan bukan merupakan kos pendanaan karena
kalau pembangunan didanai dari penerbitan ekuitas baru , kos pendanaan secara
konseptual tetap terjadi dan digeser ke pemegang saham dalam bentuk deviden
yang pembayarannya mungkin ditunda sampai pembangunan selesai.
Argument Penolak:
a) Bunga lebih merupakan kos pendanaan daripada unsur kos asset karena perusahaan
sebenarnya dapat meghindari bunga tersebut dengan memilih alternative pendanaan
dengan ekuitas.
b) Dengan konsep nilai setara tunai atau nilai sekarang aliran kas diskunan dalam
mengukur kos suatu asset, kos pemerolehan suatu fasilitas fisis seharusnya tidak
dipengaruhi oleh kebijakan pemilihan cara pendanaan pembangunannya.
c) Dengan konsep kesatuan usaha, bunga lebih bermakna sebagai pembagian laba
daripada sebagai upaya untuk memperoleh pendapatan.
d) Karena merupakan kos pendanaan yang terpisah dengan kos pemerolehan asset,
alokasi kos bunga ke semua asset nonmoneter hanya akan kecil pengaruhnya
terhadap laba periodik karena jumlah yang dikapitalisasi dalam suatu perioda akan
dikompensasi dengan amortisasi bunga yang dikapitalisasi pada perioda-perioda
sebelumnya.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 294 - 295.

Anda mungkin juga menyukai