Abstract
The springhead of corruption eradication is the corruption court decisions. Such decisions are subject to
change sentences, free or free from all charges. If the decision of the court of corruption in the form of
sentences, then a further question such decisions can deterrent. On the other hand, there are many
factors that influence the decision of the court of corruption.
Abstrak
Muara pemberantasan korupsi adalah pada putusan pengadilan tindak pidana korupsi. Putusan
tersebut dapat berubah penjatuhan pidana, bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum. Jika putusan
dalam pengadilan tindak pidana korupsi berupa penjatuhan pidana, maka pertanyaan lebih lanjut
dapatkah putusan tersebut menimbulkan efek jera. Di sisi lain, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi putusan pengadilan tindak pidana korupsi.
55
MMH, Ji/id 42 No. 1 Januari 2013
56
Eddy 0. S Hiariej, Menyoal Putusan Pengadilan Tipikor
sosial. Artinya, pelaku kejahatan didakwakan oleh jaksa penuntut um urn tidak terbukti
diisolasi agar tindakan berbahaya yang secara sah dan meyakinkan. Kedua, terdakwa akan
dilakukannya tidak merugikan diputus lepas dari segala tuntutan hukum yang
masyarakat. Tegasnya, masyarakat berarti bahwa perbuatan yang didakwakan jaksa
harus dilindungi dari tindakan jahat penuntut umum terbukti secara sah dan meyakinkan
pelaku. namun perbuatan tersebut bukan lah perbuatan
Kelima, pidana bertujuan sebagai rehabilitasi. pidana. Biasanya dalam putusan lepas dari segala
Artinya, pelaku kejahatan harus tuntutan hukum terdapat alasan penghapus pidana,
diperbaiki ke arah yang lebih baik, agar baik itu alasan pembenar maupun alasan pemaaf.
ketika kembali ke masyarakat ia dapat Ketiga, terdakwa dijatuhi pidana jika perbuatan
diterima oleh komunitasnya dan tidak yang didakwakan oleh jaksa penuntut urn um terbukti
lagi mengulangi perbuatan jahat. secara sah dan meyakinkan.
Keenam, pidana bertujuan sebagai edukasi Salah satu kelemahan dalam KUHP dan
kepada masyarakat mengenai mana KUHAP yang kita miliki adalah tidak terdapatnya
perbuatan yang baik dan mana pedoman pemidanaan yang biasa digunakan hakim
perbuatan yang buruk. untuk menjatuhkan pidana. Secara umum
Ketujuh, pidana bertujuan untuk memulihkan parameter suatu putusan pengadilan, termasuk
keadilan yang dikenal dengan istilah pengadilan pidana, selain bertumpu pada kepastian
restorative justice atau keadilan hukum, juga harus bertumpu pada keadilan dan
restoratif. Penyelesaian perkara kemanfaatan. Kepastian hukum menjadi penting,
menurut keadilan restoratif tidak hanya agar pelaku kejahatan tidak merasa dirinya sebagai
melibatkan pelaku kejahatan dan juga korban dari sistem peradilan pidana. Sedangkan
aparat penegak hukum tetapi juga keadilan adalah nilai dasar yang harus tercakup
melibatkan korban kejahatan.8 dalam putusan pengadilan, sementara kemanfaatan
adalah nilai praktis yang harus memberikan manfaat
Dalam hubungannya dengan tindak pidana kepda pelaku kejahatan atas pidana yang diderita.
korupsi, Indonesia telah meratifikasi United Nations Terkait dengan kemanfaatan putusan
Against Co"uption (UNCAC) atau Konvensi PBB pengadilan perkara pidana, Jeremy Bentham
mengenai Antikorupsi dengan UndangUndang sebagai salah seorang tokoh aliran klasik
Nomor 7 Tahun 2006. Berdasarkan konvensi mengemukakan bahwa selain pembalasan, sifat
tersebut, secara implisit tidak lagi merujuk pada sifat penting dari pemidanaan harus bermanfaat.
keadilan retributif dalam hukum pidana tetapi Ada tiga kemanfaatan dari pemidanaan, yaitu :9
mengalami perubahan paradigma baru yaitu a. Pemidanaan akan sangat bermanfaat jika dapat
keadilan korektif, rehabilitatif dan restoratif. Keadilan meningkatkan perbaikan diri pada pelaku
korektif berkenan dengan hukuman yang dijatuhkan kejahatan.
kepada terpidana untuk memberikan efek jera. b. Pemidanaan harus menghilangkan kemampuan
Sedangkan keadilan rehabilitatif berhubungan untuk melakukan kejahatan.
dengan upaya untuk memperbaiki terpidana. c. Pemidanaan harus memberikan ganti rugi
Sementara keadilan restoratif berkaitan dengan kepada pihak yang dirugikan.
pengembalian aset negara yang dikorup. Bentham kemudian menyatakan bahwa
pidana sama sekali tidak memiliki nilai pembenaran
2. PutusanPengadilanTindak PidanaKorupsi apapun bila sematamata dijatuhkan unutuk
Dalam konteks perkara pidana, terdapat tiga sekedar menambah lebih banyak penderitaan atau
kemungkinan putusan pengadilan. Pertama, kerugian pada masyarakat. 10 Beranjak dari
terdakwa akan diputus bebas karena apa yang pemikiran Bentham inilah dapat dipahamai bahwa
8 WayM R. Lafave, 2010, Pnnciples OfCrimtna/Law, Second Ed1bon, WESTAThomsonReutersBusiness, him 2527.
9 Jeremy Bentham, 2006, Teori Penmdang-Undangan: Pnns,~Pnndp Legis/asi, Hukum Prrdato Dan Hukum Pidana, Penerjemah Numad1, Nuansa, Bandung,
him 378; Eddy O.S HiarieJ, Loe. Ct/
10 Harkristuti Harkrisnowo, 2003, Rekonsl/lJksi Konsep Pemtdanaan Suatu Gugatan Terhadap Proses Legislssi Dan Pemidanaan Di Indonesia, Orasi Pada
Upacara Pengukuhan Guru BesarTetap Oalam llmu Hukum Pidana Fakultas Hukum Umversitas Indonesia, 8 Maret 2003, him. 9; EddyO.SHlariej, Op.Cit, him.
12.
57
MMH, Ji/id 42 No. 1 Januari 2013
pemidanaan dalam sistem peradilan pidana dewasa aparat penegak hukum serta saran a dan
ini melibatkan korban dan pelaku dalam prasarana yang memadai.
pengambilan putusan sehingga sanksi yang Ketiga, legal culture atau budaya hukum yakni
dijatuhkan kepada pelaku juga memperhatikan nilainilai atau pandangan masyarakat
kehidupannya di masa mendatanq." termasuk perilaku aparat dalam sistem
Dalam konteks putusan pengadilan tindak hukum itu sendiri. Termasuk dalam legal
pidana koupsi di Indonesia, kiranya hanya culture adalah kesadaran hukum
menitikberatkan pada kepastian hukum dengan masyarakat sebagaimana yang
memperhatikan ketentuan undangundang. Apakah dikatakan oleh Krabbe bahwa suber
putusan tersebut bermanfaat untuk menimbulkan hukum tertinggi dalam suatu negara
efek jera ataukah adil bagi terdakwa, masih jauh api demokrasi yang berdasarkan atas
dari panggang. Bahkan dapat dikatakan banyak hukum adalah kesadaran hukum setiap
putusan pengadilan tindak pidana korupsi lebih warga negara.
berdasarkan opini publik. Padahal, dalam perkara Dalam kaitannya dengan pengadilan tindak
pidana, putusan harus didasarkan pada alat bukti pidana korupsi, struktur hukum yang dapat
yang sah ditambah dengan keyakinan hakim dan mempengaruhi putusan pengadilan tindak pidana
bukan berdasarkan opini publik. korupsi adalah masalah sarana dan prasarana.
Terlepas dari pengaruh opini publik dalam Penulis mempunyai pengalaman yang sempat
putusan pengadilan tindak pidana korupsi, mengikuti beberapa persidangan di peagadilan
sebenamya ada hal yang lebih mendasar dari tindak pidana korupsi Jakarta. Salah satu
pengadilan tindak pidana korupsi itu sendiri, yakni pengalaman tersebut adalah pada hari Kamis, 4
masalah infrastruktumya. Lawrence M. Friedman Oktober 2012, yang mana penulis dijadwalkan
menyatakan bahwa bekerjanya suatu sistem hukum memberikan Keterangan Ahli di Pengadilan Tindak
sang at dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu : 12 Pidana Korupsi Jakarta dalam suatu kasus korupsi.
Pertama, legal substance atau susbstansi hukum. Menurut jadwal, sidang akan dimulai jam dua siang
Di sini yang dimaksud adalah isi dari sehingga penulsi hadir di Pengadilan Tindak Pidana
suatu aturan hukum, baik hukum materiil Korupsi Jakarta kurang lebih setengah dua.
maupun hukum formil haruslah bersifat Kondisi ruang sidang pengadilan cukup memadai,
responsif. Artinya, senantiasa namun sayangnya pengadilan tidak dilengkapi
disesuaikan dengan perkembangan ruang tunggu jaksa penuntut umum maupun
zaman. Substansi suatu aturan hukum advokat. Demikian pula tidak terdapat ruang tunggu
haruslah memiliki tiga kekuatan yaitu, khusus untuk terdakwa. Kondisi yang ada, baik
kekuatan secara filosofis, kekuatan terdakwa, jaksa penuntut umum, advokat dan para
secara yuridis dan kekuatan secara saksi termasuk ahli, duduk di ruangan besar yang
sosiologis. Kekuatan berlaku secara sedang direnovasi dengan perabot meja kursi
filosofos berarti aturan hukum harus seadanya. Bahkan, jarang dijumpai meja kursi
didasarkan apada suatu rechts idee atau yang layak untuk digunakan. lbarat sebuah ruangan
cita hukum. Sedangkan kekuatan yang baru sajadibom bardirpascaperang.
berlaku secara yuridis artinya proses Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat dan
pembuatan substansi hukum telah sidang atas perkara yang mana penulis akan
sesuai aturan. Sementara kekuatan didengarkan keterangannya sebagai ahli, baru
berlaku secara sosioloqis berarti bahwa dimulai jam setengah sepuluh malam. Pada perkara
substansi hukum sesuai dengan tersebut ada empat saksi fakta dan tiga ahli yang
keinginan masyarakat. akan didengarkan keterangannya. Kebetulan
Kedua, legal structure atau struktur hukum yang penulis mendapat giliran yang keenam akan
meliputi kelembagaan termasuk diperiksa di depan sidang pengadilan. Namun apa
didalamnya adalah profesionalisme mau dikata, sampai pada pemeriksaan saksi yang
11 Heather Strang & John Braithwaite (Editor), 2000, RestoratNe Justice Philosophy To Practice, Asghate Dartmouth, AldershotBud1ngton USA Singapore
Sydney, him 11 . Eddy O.S Hlariej, Loe. Cit
12 Lawrence M Friedman, 2010, American Law In The 20th Century, Yale Unlverstty Press, New Haven and London, him. 5- 7.
58
Eddy 0. S HiarieJ, Menyoal Putusan Pengadilan Tipikor
59
MMH, Ji/id 42 No. 1 Januari 2013
perkara bukanlah pekerjaan mudah. Selain hukum dilatarbelakangi oleh praktek suap menyuap
berpegang pada alat bukti yang sah, hakim harus antara terdakwa dengan aparat penegak hukum.
mempunyai keyakinan atas kesalahan terdakwa. Lalu bagaimana kita menyikapi putusan bebas
Hal ini adalah konsekuensi dari sistem pembuktian pengadilan tindak pidana korupsi?
yang dianut yaitu negatief wettelijk beweijs theorie Pertama, tidak pertu dilakukan upaya hukum
atau teori pembuktian menurut undangundang terhadap putusan tersebut. Selain KUHAP melarang
secara negatif. Artinya, hakim memutus perkara dengan tegas adanya upaya hukum apapun
haruslah berdasarkan alat bukti yang sah menurut terhadap putusan bebas, jika ada indikasi suap
undangundang ditambah dengan keyakinan hakim. me nyu ap dalam putusan bebas tersebut,
Oleh karena itu Pasal 183 KUHAP dengan tegas melakukan upaya hukum berarti memberi peluang
melarang untuk menjatuhkan pidana, jika suapmenyuap di peradilan tingkat atas. Kedua,
berdasarkan bukti minimum tidak menimbulkan para akademisi harus proaktif melakukan
keyakinan bagi hakim bahwa terdakwa bersalah. eksaminasi terhadap putusan bebas. Meskipun
Seperti yang telah diutarakan di atas bahwa eksaminasi tidak akan berpengaruh terhadap
ada tiga kemungkinan putusan dalam perkara putusan, namun kasus tersebut dapat dikaji lebih
pidana, masingmasing adalah putusan bebas, mendalam. Sangat mungkin putusan bebas
putusan lepas dari segala tuntutan hukum dan dikarenakan jaks penuntut umum yang tidak
putusan berupa penjatuhan pidana. Dengan profesional dalam membuat dakwaan, atau hakim
menggunakan teori probabilitas, dua dari tiga yang tidak kredibel dalam mengadili atau kasus
kemungkinan putusan pengadilan pidana, terdakwa tersebut sengaja direkayasa. Kita tidak bisa
akan dinyatakan tidak bersalah. Artinya, probabilitas menafikkan bahwa banyak oknum polisi dan jaksa
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa jauh lebih yang bergerilya dengan isu pemberantasan korupsi
kecil dari ketiga kemungkinan tersebut. untuk merekayasa kasus dengan tujuan memeras
Kalau ada anggapan bahwa pengadilan lindak calon tersangka sembari mengejartarget perkara.
pidana korupsi harus menjatuhkan pidana kepada Jika hasil eksaminasi menunjukkan putusan
terdakwa korupsi, mada ada dua saran penulis: be bas akibat ketidakprofesionalan jaksa atau hakim,
Pertama, "Pengadilan Tindak Pidana Korupsi" maka harus diteliti lebih lanjut ada apa dibalik
diganti namanya menjadi "Penghukuman Tindak ketidakprofesionalan tersebut. Apakah semata
Pidana Korupsi" sehingga hakim wajib menjatuhkan mata faktor kapasitas intelektual yang kurang
hukuman tergantung berat ringannya perbuatan memadai ataukah ada indikasi suap. Jika
terdakwa. Sebab kalau menggunakan istilah ketidakprofesionalan disebabkan kapasitas
"pengadilan", hakim harus melaksanakan fungsi intelektulal yang kurang memadai, usul konkritnya
mengadili sehingga ada konsekuensi terdakwa jaksa atau hakim tersebut diberhentikan dari
dinyatakan tidak bersalah sebagaimana dua dari pengadilan tindak pidana korupsi. Akan tetapi jika
tiga kemungkinan di atas. Kedua, saran penulis ketidakprofesionalan dikarenakan adanya indikasi
yang lebih ekstrim, pengadilan tindak pidana korupsi suap, maka lindakan hukum harus segera dilakukan
dibubarkan saja karena hanya menghabiskan dengan membuka perkara baru mengenai suap
waktu, tenaga dan biaya. Sudah cukup ketika menyuap antara aparat hukum dengan terdakwa
seseorang dinyatakan tersangka kasus korupsi dan bukan melakukan upaya hukum terhadap
langsung saja diputuskan dia harus mendekam putusan bebas.
berapa lama dalam penjara sesuai dengan bukti
yang dipeorleh. 4. Membangun Putusan Pengadihm Tindak
Terlepas dari kedua saran tersebut, kita pun Pidana Korupsi Di Masa Mendatang
tidak bisa menutup mata terhadap adanya aparat Seperti yang telah diutarakan di atas bahwa
penegak hukum yang terjerembab dalam kubangan putusan pengadilan yang baik, disamping menjamin
mafia peradilan. Fenomena suap menyuap di kepastian hukum, juga harus adil dan bermanfaat.
kalangan hakim, jaksa; polisi dan advokat maat Beranjak dari ketiga hal tersebut, untuk membangun
ibarat kentut baunya sangat busuk tetapi tidak putusan pengadilan tindak pidana korupsi di masa
kelihatan. Sehingga, sangatlah mungkin putusan mendatang perlu langkahlangkah sebagai berikut:
bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan Pertama, menata infra struktur pengadilan
60
Eddy 0. S Hiariej, Menyoal Putusan Pengadilan T,pikor
tindak pidana korupsi, terutama sarana dan sistem hukum sebagaimana yang dikemukakan
prasarana yang cukup memadai sehingga ada Friedman. Substansi hukum, struktur hukum dan
kenyamanan aparat penegak hukum, baik hakim, budaya hukum tentunya saling kait mengkait
jaksa penuntut umum maupun advokat dalam antara satu dengan yang lain. Hukum yang baik
melakukan pekerjaan. Termasuk dalam sarana dan tidak akan dapat berjalan jika tidak ditopang oleh
prasaran yang memadai adalah pemanfaatan profesionalisme aparat termasuk sarana dan
teknologi informasi dan ketersediaan ruangan prasarana serta presepsi masyarakat terhadap
khusus bagi jaksa penuntut umum, advokat dan hukum itu sendiri. Dalam konteks yang demikian
terdakwa. sulit bagi kita untuk mendapat putusan
Kedua, manajemen peradilan yang baik. pengadilan tindak pidana korupsi yang adil,
Selain pengaturan jadwal persidangan, penentuan bermanfaat dan dapat menimbulkan efek jera.
dan oembagian majelis h2kim juga sangat penting 3. Terhadap putusan bebas Pengadilan Tindak
sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara Pidana f<orupsi perlu dilakukan eksaminasi. Jika
persidangan perkara yang satu dengan persidangan hasil eksaminasi menunjukkan putusan bebas
perkara yang lain. Seringkali persidangan suatu akibat ketidakprofesionalan jaksa atau hakim,
perkara korupsi harus ditunda berjamjam karena maka harus diteliti lebih lanjut ada apa dibalik
salah satu hakim akan mengadili, sedang mengadili ketidakprofesionalan tersebut. Apakah semata
perkara korupsi yang lain. mata faktor kapasitas intelektual yang kurang
Ketiga, ada penambahan hakim pengadilan memadai ataukah ada indikasi suap. Jika
tindak pidana korupsi pada pengad1lanpengadilan ketidakprofesionalan disebabkan kapasitas
tindak pidana korupsi yang berdasarkan statistik intelektulal yang kurang memadai, usul
memiliki beban perkara yang sang at besar. konkritnya jaksa atau hakim tersebut
Keempat, ada tenggang waktu yang wajar diberhentikan dari pengadilan tindak pidana
antara tuntutan jaksa penuntut umum dan korupsi. Akan tetapi jika ketidakprofesionalan
pembelaan terdakwa dengan musyawarah hakim dikarenakan adanya inctikasi suap, maka
untuk mengambil putusan sehingga dlperoleh tindakan hukum harus segera dilakukan dengan
putusan yang benarbenar berkualitas. membuka perkara baru mengenai suap
Kelima, hakim yang mengadili suatu perkara menyuap antara aparat hukum dengan terdakwa
hanyalah berdasarkan faktafakta dan bukti di dan bukan melakukan upaya hukum terhadap
persidangan. Tegasnya, hakim dalam mengadili putusan bebas.
suatu perkara korupsi tidak boleh terpengaruh oleh 4. Untuk membangun putusan pengadilan tindak
opini publik. pidana korupsi di masa mendatang perlu
Keen3m, untuk menjaga orisinalitas putusan langkahlangkah sebagai berikut : (a} menata
pengadilan tindak pidana korupsi, sedapat mungkin infra struktur pengadilan tindak pidana korupsi,
akses terhadap putusan tersebut dapat diperoleh terutama sarana dan prasarana yar.g cukup
seketika saat putusan tersebut dibacakan. memadai sehingga ada kenyamanan aparat
penegak hukum, baik hakim, jaksa penuntut
C. Penutup umum maupun advokat dalam melakukan
Berdasarkan uraian pembahasan sebelumnya, pekerjaan: (b) manajemen peradilan yang baik;
penulis dapat menarik beberapa simpulan sebagai (c) penambahan hakim pengadilan tindak pidana
berikut: korupsl pada pengadilanpengadilan tindak
1. Berdasarkan Konvensi PBB mengenai pidana korupsi yang berdasarkan statistik
Antikorupsi yang diratifikasi ke dalam Undang memiliki beban perkara yang sangat besar; (d)
Undang Nomor 7 Tahun 2006, secara implisit ada tenggang waktu yang wajar antara tuntutan
tindak pidana korupsi tidak lagi merujuk pada jaksa penuntut umum dan pembelaan terdakwa
keadilan retributif dalam hukum pidana tetapi dengan musyawarah hakim untuk mengambil
mengalami perubahan paradigma baru yaitu putusan sehingga diperoleh putusan yang benar
keadilan korektif, rehabilitatif dan restoratif. benar berkualitas; (e) hakim yang mengadili
2. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi suatu perkara hanyalah berdasarkan faktafakta
dapatlah dianalisis menurut bekerjanya suatu dan bukti di persidangan; (ij untuk manjaga
61
MMH, Ji/id 42 No. 1 Januari 2013
62