Anda di halaman 1dari 9

Seminar Tugas Akhir Mei 2016

SIMULATOR PESAWAT X-RAY CONDENSATOR DISCHARGE


(Pengaturan kV)
Mohammad Fatkhur Rahman, Tri bowo indrato ST., MT, Dr. Endro Yulianto ST., MT.
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Pesawat X-ray Condensator Discharge adalah suatu pesawat rontgen yang diciptakan
menggunakan sistem discharge, dengan memanfaatkan muatan kapasitor sebagai sumber
tegangan. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi sinar-
X, dimana sinar ini bermanfaat dalam bidang kesehatan dan berbahaya juga bila digunakan
secara berlebihan (Ferry Suyatno, 2008).
Pada pesawat x-ray condensator discharge disamping terdapat resiko paparan radiasi
sinar-X juga terdapat resiko lain yaitu sisa tegangan tinggi pada kapasitor tegangan tinggi
setelah terjadinya proses exposure sehingga perlu perhatian khusus.
Untuk mengurangi resiko paparan radiasi sinar-X dan bahaya tegangan tinggi, maka
perlu dilakukan upaya perekayasaan pesawat rontgen condensator discharge dalam peroses
pembelajaran sehingga memudahkan untuk mempelajari prinsip kerja dari pesawat rontgen
condensator discharge.
Nilai error tertinggi didapat pada tegangan tabung 50 kV dengan pemilihan arus tabung
280 mAs yaitu sebesar 1,28% sedangkan nilai error terendah didapat pada tegangan tabung 40
kV dengan pemilihan arus tabung 220 mAs dan tegangan tabung 90 kV dengan pemilihan arus
tabung 250 mAs yaitu sebesar 0%. Nilai error pada alat condensator discharge disebabkan oleh
selisih tegangan pada kapasitor tegangan tinggi dan sensitifitas dari rangkaian komparator.

Kata kunci : pesawat x-ray condensator discharge, kV

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesawat X-ray Condensator energi dalam rentang 100 eV - 100 KeV.
Discharge adalah suatu pesawat rontgen Sinar-X umumnya digunakan dalam
yang diciptakan menggunakan sistem diagnosis gambar medis dan kristalografi
discharge, dengan memanfaatkan muatan sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari
condensator sebagai sumber tegangan. radiasi ion dan dapat berbahaya. Didalam
Sinar-X atau sinar rontgen adalah salah teknologi terutama dalam bidang
satu bentuk dari radiasi elektromagnetik kesehatan sinar-X sangat banyak menjadi
dengan panjang gelombang berkisar salah satu cara untuk alat diagnosis yang
antara 10 nanometer ke 100 pikometer berfungsi untuk photo thorax, tulang
(sama dengan frekuensi dalam rentang 30 tangan, kaki dan organ tubuh lainnya.
peta hertz - 30 exahertz) dan memiliki Sinar-X ini sering disebut juga sinar
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

Rontgen. Dimana sinar ini sangat 1.2.1 Tidak mengeluarkan sinar-X


bermanfaat dalam bidang kesehatan dan 1.2.2 Simulasi menggunakan tabung
sangat berbahaya juga bila digunakan trioda 12AT7 sebagai pengganti
secara berlebihan (Ferry Suyatno, 2008). tabung X-Ray
Pesawat x-ray condensator discharge 1.2.3 Simulasi menggunakan lampu
lebih efisien penggunaanya dibandingkan indikator sebagai pengganti sinar-X
dengan pesawat rontgen konvensional, 1.2.4 Menggunakan ATMEGA 16
hal ini dikarenakan selain bentuk fisiknya 1.2.5 Menggunakan LCD 2x16 sebagai
yang mobile, pesawat ini memiliki display
beberapa keuntungan yaitu, dengan 1.2.6 Simulasi pengaturan kV 40 -100 kV
pesawat condensator discharge, trafo dengan kelipatan 5 kV.
tegangan tinggi ( HTT ), trafo filament,
rangkaian rectifier, X-ray tube ukurannya 1.3. Rumusan Masalah
lebih kecil, sehingga dapat Dapatkah dibuat “Kontrol kV
mengefisienkan tempat. Pada Simulasi Pesawat X-Ray
Condensator Discharge?”
Sebagai calon tenaga elektromedis,
harus paham dan mengerti dampak 1.4. Tujuan
negatif yang ditimbulkan oleh sinar-X 1.4.1. Tujuan Umum
dengan tidak mengabaikan sisi Dibuatnya simulasi Pesawat X-ray
keselematan. Di sisi lain, pengetahuan Condensator Discharge.
tentang keselamatan kerja dan prinsip 1.4.2. Tujuan khusus
dasar pesawat rontgen condensator 1.4.2.1. Membuat rangkaian pengaturan
discharge juga masih minim. Untuk kV
mengurangi resiko paparan radiasi maka 1.4.2.2. Membuat rangkaian minimum
perlu dilakukan upaya perekayasaan sistem AT Mega 16
pesawat rontgen condensator discharge 1.4.2.3. Membuat rangkaian LCD 2x16
dalam proses pendidikan, sehingga dapat 1.4.2.4. Membuat rangkaian penyerah
mengurangi resiko dari sinar-X. 1.4.2.5. Membuat program untuk
menampilkan setting kV
Seiring dengan berkembangnya
1.4.2.6. Melakukan uji fungsi alat.
teknologi pesawat X-ray condensator
discharge, mahasiswa Teknik
1.5. Manfaat
Elektromedik diharapkan mampu untuk
1.5.1. Manfaat Teoritis
dapat memahami cara kerja atau prinsip
1.5.1.1 Menambah pengetahuan dan
dasar dari pesawat X-ray condensator
mengenal prinsip kerja tentang
discharge.
peralatan radiologi. Khususnya
Berdasarkan permasalahan diatas pesawat X-ray Condensator
maka, penulis ingin membuat Simulator Discharge.
Pesawat X-ray Condensator Discharge. 1.5.1.2 Sebagai referensi peneliti
selanjutnya.
1.5.2. Manfaat Praktis
1.2. Batasan Masalah 1.5.2.1 Membantu proses kegiatan
Agar tidak terjadi perluasan pembelajaran di mata kuliah
masalah maka akan dibatasi masalah radiologi terutama alat X-ray
tersebut, antara lain : condensator discarge.
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

1.5.2.2 Membantu mempermudah preparation yaitu rotating anoda berputar,


mempelajari cara kerja pesawat pemanasan filamen dan shutter
X-ray condensator discarge membuka. Untuk mengatur nilai mAs
dilakukan pada primer trafo filament.
Setelah proses ready selesai maka siap-
2. METODOLOGI siap menekan tombol expose yang
2.1. Diagram Blok berhubungan dengan rangkaian expose.
Rangkaian expose digunakan untuk
menghubungkan tegangan tinggi dan
membuat grid menjadi 0 volt sehingga
elektron meloncat dari katoda ke anoda.
Rangkaian interlock digunakan agar saat
exspose rangkaian discharge tidak dapat
bekerja, karena setelah expose maka
dilakukan proses menekan tombol
discharge, begitu pula sebaliknya apabila
rangkaian pengosongan bekerja maka
rangkaian expose tidak dapat bekerja.
Rangkaian discharge digunakan untuk
membuang muatan kapasitor setelah
terjadi expose.

2.2. Diagram Alir

Gambar 2.1 Blok Diagram Keseluruhan

Pada saat main switch ditekan,


rangkaian akan mendapat supply
tegangan dari PLN. Tekan tombol setting
kV dan mAs untuk mengakifkan driver
kV dan mAs yang nantinya, driver kV
akan menguhubungkan untuk proses
pengisian (charger) kapasitor dan driver
mAs kerangkaian preparation yang
berhubungan dengan tombol ready.
Setelah proses pemilihan selesai maka
tekan tombol charge dimana terdapat
rangkaian pengisian kapasitor yang
berfungsi untuk mengontrol tegangan
Gambar 2.2 Diagram Alir
yang mengisi kapasitor, lamanya
pengisian kapasitor ini tergantung setting Saat start alat dalam keadaan
pemilihan kV. Proses pengisian selesai standby display LCD akan menampilkan
maka tenekan tombol ready yang akan Setting kV dan mA. Ketika kV dan mAs
melakukan proses pada rangkaian sudah dipilih, tombol enter(charger) ditekan
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

tunggu indikator charger menyala. Setelah 2.5. Variabel Penelitian


indikator charger menyala tombol ready
ditekan maka rotating anoda berputar, 2.5.1 Variabel Bebas
filamen mengalami pemanasan atau emisi Arus filamen dan tegangan tabung.
elektron dan indikator ready menyala. 2.5.2 Variabel Terikat
Ketika tombol ekspose ditekan maka Arus tabung.
indikator expose akan menyala, tegangan 2.5.3 Variabel Terkendali
grid pada tabung triode akan menjadi 0 volt Sebagai variabel terkendali yaitu
sehingga terjadi loncatan elektron dari anode IC Mikrokontroler ATmega 16.
ke katode dan kapasitor akan membuang
muatannya melalui tabung triode.
2.6. Definisi Operasional Variabel
2.3. Diagram Mekanis Table 2.1 Tabel Variabel
Variabel Definisi Alat Hasil Skala Ukur
Operasiona Ukur Ukur
l Varibel
Arus Filamen Banyak mA 220 mA Interval
(Variabel aliran meter 250 mA
bebas) elektron 280 mA
selama 310 mA
waktu
yang
ditentukan
Tegangan Beda Volt 40 kV Interval
Tabung potensial meter 45 kV
(Variabel antara 50 kV
bebas) anoda dan 55 kV
katoda 60 kV
65 kV
Gambar 2.3 Diagram Mekanik 70 kV
75 kV
80 kV
2.4. Rancangan Penelitian 85 kV
90 kV
Rancangan penelitihan model alat ini 95 kV
100 kV
menggunakan metode pre-eksperimental
Arus Tabung Jumlah mA Interval
dengan jenis penelitihan One group post (Variabel elektron meter
test design. Pada rancangan ini, peneliti dependen) yang
hanya melihat hasil perlakuan pada satu mengalir
kelompok obyek tanpa ada kelompok pada
tabung
pembanding dan kelompok kontrol.
dalam 1
Desain dapat digambarkan sebagi berikut: detik
Mikrokontroller Komponen - 0=groun Nominal
X------------------------------------------O (Variabel pengendali d
bebas) sistem 1=Vcc
X =Treatmen/perlakuan yang diberikan yang harus
diprogram
(variabel independen).
O = Observasi (variabel dependen)
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

2.7. Jadwal Kegiatan 3.1.2 Hasil pengukuran 40kV/120V pada


pemilihan 250 mAs
Jadwal kegiatan penulis susun
menurut jadwal kalender Akademik yang Tabel 3.2 Pengukuran 40kV/120V pada pemilihan
ada di Poleteknik Kesehatan Jurusan Teknik 250 mAs
Elektromedik Surabaya Pengukuran kV (40kV/120V) Simp-
Rata- error
Tabel 2.2 Jadwal Kegiatan I II III IV Rata %
V Angan

Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Ju Jul 120 120 120 119 118 119,4 0,6 0,50
n

Identifikas
i Masalah
Pembuata
n Proposal
Ujian 3.1.3 Hasil pengukuran 40 kV/120V pada
proposal
Revisi
Proposal
pemilihan 280 mAs
Pembuata
n Modul
Pengambil
Tabel 3.3 Pengukuran 40kV/120V pada pemilihan
an Data
Pengolaha
280 mAs
n Dan
Analisis
Data Pengukuran kV (40kV/120V) Simp-
Uji Rata- error
Kelayakan
Rata Angan %
Seminar
KTI
I II III IV V
Ujian KTI

119 119 118 119 119 118,8 1,2 1


Revisi KTI

Persetuju
an dan
Pengesah
an

3.1.4 Hasil pengukuran 40 kV/120V pada


pemilihan 310 mAs
3 HASIL DAN ANALISA Tabel 3.4 Pengukuran 40kV/120V pada pemilihan
3.1 Pengujian dan Pengukuran Modul 310 mAs

Pengukuran kV (40kV/120V) Simp-


3.1.1 Hasil pengukuran 40kV/120V pada Rata-
error %
pemilihan 250 mAs Rata Angan
I II III IV V
Tabel 3.1 Pengukuran 40kV/120V pada pemiliha 220 119 119 119 119 119 119 1 0,84
mAs

Pengukuran kV (40kV/120V) Simp-


Rata- error
I II III IV V
Rata angan % 3.1.5 Hasil pengukuran 100kV/240V pada
pemilihan 220 mAs
120 120 120 120 120 120 0 0
Tabel 3.5 Pengukuran 100kV/240V pada pemilihan
220 mAs

Pengukuran kV (100kV/240V) Simp-


Rata- error
Rata %
I II III IV V Angan

240 241 242 240 241 240,8 -0,8 -0.33


Seminar Tugas Akhir Mei 2016

sumber tegangan karena dihubung kan


3.1.6 Hasil pengukuran 100kV/240V pada secara reverse bias maka rangkaian ini akan
pemilihan 250 mAs memotong gelombang positif sehingga
output dari rangkaian ini mengeluarkan
Tabel 3.6 Pengukuran 100kV/240V pada tegagan negatif yang akan menahan loncatan
pemilihan 280 mAs elektron sebelum di lakukan expose.
Pengukuran kV (100kV/240V) Simp-
Rata-
error %
Rata Angan
I II III IV V
4.2 Rangkaian Driver Kapasitor
241 242 240 240 240 240,6 -0,6 -0,25
J1
1
2
J2 R1 R2
2
1 TRAFO P
180 OHM J4
3.2 Analisa Data CON2
2.4K
1
Q1 2
J3 TRIAC
2
Dari hasil pengukuran tegangan pada 1 AT P

C1
tabel di atas didapatkan nilai error yang CON2 CAP NP

berfariasi atau berbeda-beda, antara


pengukuran yang pertama, kedua, ketiga,
kempat dan kelima dengan setting mA yang Gambar 4.2. Rangkaian Driver Kapasitor
berbeda-beda. Dalam hal ini perbedaan
tersebut dikarenakan tegangan pada power Rangkaian yang berfungsi untuk
supply VDC yang menyupply tegangan melakukan pengisian. Triac pada rangkaian
rangkaian pengisian tidak setabil sehingga ini berfungsi sebagai saklar yang untuk
nilai setting berubah-ubah, selain itu menghentikan pengisian dan pengosongan
dipengaruhi oleh sensitifitas dari rangkaian kapasitor melalui primer HTT, dimana jika
komparator dan juga terdapat selisih gate TRIAC mendapat tegangan maka
tegangan antara C1 dengan C2 sehingga jika rangkaian ini akan bekerja, sedangkan jika
dilakukan charge belum tentu keadaan awal gate tidak mendapat tegangan maka
tegangan kapasitor C1 dan C2 sama. rangkaian tidak bekerja.

4.2 Rangkaian Discharge


4 PEMBAHASAN
4.1 Rangkaian Penyearah Rangkaian ini berfungsi sebagai
J9
kontrol pengisian dan pengosongan
D5 R2
1
J6
1
2
capasitor dimana tegangan pada salah satu
DIODE
D3
RESISTOR
2

C1
CON2
kapasitor akan dilakukan monitoring
J7

J5
DIODE
1
2
mA meter
R4
RP1 1
J11
tegangan dengan cara menurunkan tegangan
2
2
1
D6 J8
to tabung A & K
tinggi menjadi tegangan rendah dengan cara
CON2

D4
DIODE
R3
1
2
R5
RP2
melakuakan pembagian tegangan, tegangan
DIODE RESISTOR
C2

1
2
J10
yang tinggi akan di turunkan atau dilakukan
CON2 droping tegangan dengan resistor yang nilai
Gambar 4.1. Rangkaian Penyearah resistansinya besar, setelah itu tegangan
yang di droping akan diolah menggunakan
Rangkaian yang berfungsi untuk
rangkaian komparator IC 741 dimana
memberikan supply tegangan negatif pada
rangkaian komparator ini yang akan
grid tabung trioda. Melalui dioda yang
dipasang secara reverse bias terhadap
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

+5V
-12V
+12V
-5V
+5V

1
J16 4.3 Program Pemilihan kV dan mA
2
+5V 3 +12V
4
R7 5
1M

R8
CON5
-5V
+5V while (1)
J14 + C1 10M
CON1
10uF
R6
10K J9 U1
J13 J10
D5 {

4
5
R24 R21 2 1
1 LM741 1 2 DIODE
IC1 2 10K

if (PINB.0==0) //upKV
-
R1 2 6 IC2
1

100K 20K 3 CON2 CON2

2
1
+
Q1 CON2

2
1
BD139 R20 R23
J7 J11 10K Q4

7
1
J1

1 R2
D2 D1
DIODE
IC1 +12V
1
2
CON2
CON2
C2
100n

+5V
J12

CON2
Q3
1K
BD139
{
2

k=k+5;
50K DIODE BD139
CON2 TR2
J17 J8 500K
D6 R19
R9 2 1
1 2 DIODE

if(k==70){m=22;}
10K R40 R11
R13 10K R22 2K2
R3 20K CON2 CON2 2K2
20K
R12
TR1
R5
500K
-12V
1K
Q8
BD140
// if(k<=70){m=22;}
R4
10K J2
Q5
BD139
J6

1
2
if (k>=100){k=100;}
CON2
1
2 tombol P
+12V
}
J3

CON2
1
2 if (PINB.1==0) //down kV
-12V

-12V
TR2
{
J15
R16
10K
CON1 J4

1
2
R17
20K Q2
R10
k=k-5;
BD139
J18 CON2 IC2

if(k==70){m=22;}
1

1
2 Q7 82K
3 BD139 J5
POT

CON3
10K

CON2
1
2 D3
//if(k>=70){m=22;}
R14
TR1
DIODE if (k<=40){k=40;}
delay_ms(500);
10K

-5V
}

Gambar 4.3 Rangkaian Kontrol kV 4.4 Kelemahan/Kekurangan Sistem


Tidak menampilkan hasil ukur dari
mengontrol jalannya pengisian pada mA pada alat dan alat ini tidak
kapasitor. Pada rangkaian ini memiliki menggunakan relay arus pada rotating anode
kondisi awal sebelum kapasitor di beri sehingga pada saat rotating anoda tidak
muatan elektron output dari rangkaian berputar alat tetap bisa di lakukan proses
komparator ini akan high atau sebesar expose
tegangan VCC positif jika muatan capasitor
terpenuhi maka output dari komparator ini
akan low atau sama dengan VCC negatif 5 PENUTUP
jika output dari rangkaian ini negatif akan 5.1 Kesimpulan
mengaktifkan relay untuk menghentikan Telah dibuat simulasi pesawat x-ray
pengisian kapasitor. condensator discharge yang menggunakan
Rangkaian ini juga berfungsi sebagai tabung trioda 12AT7 sebagai ganti tabung
pengosongan jika tegangan setting lebih sinar-X. Dari hasil pengukuran pada
kecil dari tegangan pada kapasitor. tegangan 70kV/180Vdc dengan mA 310, di
Rangkaian ini akan melakuakan perintah dapatkan arus tabung 10,23 mA. Dimana
pengosongan secara otomatis sampai sama arus tabung maksimal yang dimiliki oleh
dengan tegangan setting yang diturunkan. tabung triosa 12AT7. Dari hasil data
Lamanya pengisian kapasitor tergantung tersebut di dapat high unit (HU) tabung
nilai pembagian tegangan semakin besar triode 12AT7.
tegangan negatif yang di berikan oleh
rangkaian setting maka semakin banyak pula 5.2 Saran
muatan yang diisikan pada kapasitor.
Berikut ini adalah beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan
untuk penyempurnaan penelitian lebih
lanjut :
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

1. Sebaiknya alat ini menggunkan Fisika, FMIPA Universitas Syiah


tabung yang arus filament nya Kuala.
tinggi agar perubahan mA atau
arus tabung lebih terlihat. Shiers, George. (1969). The First Electron
2. Menyederhanakan rangkaian Tube, SCIENTIFIC AMERICAN, p.
menggunakan program 104.
mikrokontroler agar rangkaian
lebih sederhana. Suciwardhani. (2013). Radiasi. Manfaat
dan Bahaya Sinar X.
https://diaryradiografer.wordpress.com
/2013/10/08/radiasi-manfaat-dan-
bahaya-sinar-
DAFTAR PUSTAKA x/.%2012%20Oktober%202014.
(diakses pada 3 September 2015)
A nnisa Rachma. (2013). Dasar-dasar
Pesawat Rontgen. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
http://atro- Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
xx.blogspot.co.id/2013/01/pesawat-
Bandung : Alfabeta
sinar
x.html.%2012%20Oktober%202014. Thomas A. Edison (1884). Electrical
(diakses pada 15 September 2015)
Indicator.
Agfianto Eko Putra, (2010). Modul-1: http://yatno13101076.blog.st3telkom.a
ATMega16 DAN BASCOM AVR c.id/2014/04/09/vacuum-tube/ 12
Eddy Rumhadi Iskandar. (2002). Oktober 2014.
Keselamatan kerja dalam pelayanan Thrower, Keith. (1982) HISTORY OF THE
radiodiagnostik di laboratorium BRITISH RADIO VALVE TO 1940,
radiologijurusan teknik MMA International, , pp 9-13.
radiodiagnostik dan radioterapi.
POLITEKNIK KESEHATAN Tyne, Gerald, (1977 (reprint 1994)).SAGA
JAKARATA II, OF THE VACUUM TUBE, PROMPT
http://eddyrumhadi.blogdetik.com/2 Publications, , pp. 30-83.
008/09/04/keselamatan-kerja-dan-
Firmansyah Gitapradana. (2010) PESAWAT
tindakan-proteksi-radiasi/. 12
RONTGEN
Oktober 2014. http://gonnabefine23.blogspot.co.id/201
0/03/rancangan-pesawat-rontgen-
Evi Yufita, Rini Safitri, (2012) Jurnal konvensional.html
Natural Vol. 12, No. 1 ANALYSIS (diakses pada 28 September 2015)
OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-
RAY MACHINE DIAGNOSTIC Firmansyah Gitapradana. (2010) PESAWAT
(Case Study in one of the General RONTGEN CONDENSATOR
DISCHARGE
Hospital in Banda Aceh). Jurusan
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

http://gonnabefine23.blogspot.co.id/20
10/03/pesawat-condensator-
discharge.html
(diakses pada 3 Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai