Anda di halaman 1dari 10

KAS

            Kas adalah asset keuangan, kas juga adalah instrument keuangan.


Instrument keuangan didefinisikan sebagai kontrak yang menimbulkan aset
keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau kepentingan ekuitas
entitas lain. Contoh dari asset keuangan dan nonkeuangan sebagai berikut :

Aset Keuangan

1. Kas
2. Pinjaman dan Piutang
3. Investasi dalam hutang surat berharga
4. Investasi dalam ekuitas surat berharga

Aset Non Keuangan

1. Inventarisasi
2. Biaya Dibayar Dimuka
3. PPE
4. Aset Tidakberwujud

Kas, yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan
dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya
kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas,
dan dana yang tersedia pada deposito di bank. Instrument yang dapat
dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi dan
wesel bank juga dipandang sebagai kas. Bank memang memiliki hak legal untuk
meminta pemberitahuan sebelum penarikan. Akan tetapi, karena pemberitahuan
sebelumnya jarang diminta oleh bank dalam praktik, maka rekening tabungan juga
dipandang sebagai kas.

Beberapa instrumen ditawar menyediakan investor kecil dengan kesempatan untuk


mendapatkan bunga. item ini, lebih tepat diklasifikasikan sebagai investasi
sementara daripada sebagai uang tunai, termasuk reksa dana pasar uang, sertifikat
tabungan pasar uang, sertifikat deposito (CDs) dan jenis deposito serupa dan “surat
atau kertas berharga jangka pendek”. Surat berharga ini biasanya berisi pembatasan
atau denda dalam mengubah ke dalam bentuk kas. Dana pasar uang yang
menyediakan hak istimewa memeriksa akun, namun biasanya diklasifikasikan
sebagai kas.

Pos-pos tertentu dapat menimbulkan masalah klasifikasi: cek-mundur dan I.O.U.s 


(bon utang) diperlakukan sebagai piutang. Uang-muka perjalanan juga
diperlakukan sebagai piutang jika uang muka ini ditagih dari karyawan atau
dikurangkan dari gaji mereka. Jika tidak, uang muka perjalanan diklasifikasikan
sebagai beban dibayar dimuka. Perangko pos yang ada di tangan diklasifikasikan
sebagai bagian dari persediaan perlengkapan kantor atau sebagai beban dibayar
dimuka. Dana kas kecil dan dana pertukaran (uang kembalian) digunakan dalam
aktiva lancar sebagai kas karena dana ini digunakan untuk memenuhi beban
operasi berjalan dan melikuidasi kewajiban lancar, perusahaan menyertakan dana
ini dalam aktiva lancar sebagai kas.

1. Pelaporan Kas

Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung, namun terdapat


sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian khusus, sebagai berikut:

1. Ekuivalen kas
2. Kas yang dibatasi atau restriktif
3. Overdraft bank

 Ekuivalen Kas

Klasifikasi lancar yang semakin popular adalah “kas dan ekuivalen kas.” Ekuivalen
kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat liquid yang (1) segera bisa
dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan (2) begitu dekat dengan jatuh
temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak signifikan. Umumnya,
hanya investasi dengan jatuh tempo awal 3 bulan atau kurang yang memenuhi
syarat definisi ini : contoh ekuivales kas yaitu Treasury bill, kertas komersial dan
dana pasar uang. Beberapa perusahaan menggabungkan kas dengan investasi
sementara pada neraca.

Sebagian besar individu berpikir ekuivalen kas setara dengan kas. Sayangnya, itu
tidak selalu terjadi. Perusahaan berpendapat bahwa catatan tersebut harus
diklasifikasikan sebagai ekuivalen kas karena mereka dapat secara rutin
diperdagangkan dalam lelang setiap hari. (singkatnya, mereka cair dan bebas
risiko.). Auditor setuju dan diizinkan perlakuan kas setara meskipun jatuh tempo
diperpanjang jauh melampaui tiga bulan. Tapi bila kena krisis kredit, lelang
berhenti, dan nilai dari efek tersebut turun karena pasar tidak ada. Dalam
peninjauan kembali, klasifikasi ekuivalen kas adalah menyesatkan.

Sekarang muncul kemungkinan bahwa klasifikasi kas setara akan dihilangkan dari
presentasi laporan keuangan sama sekali. perusahaan sekarang akan melaporkan
hanya kas. Jika aset tidak kas dan jangka pendek di alam, itu harus dilaporkan
sebagai investasi sementara.

 Kas yang dibatasi (Restriktif)

Kas kecil, penggajian dan dana deviden adalah contoh-contoh kas yang disisihkan
untuk tujuan tertentu. Dalam sebagian besar situasi, saldo dana ini tidak material
dan karenanya dipisahkan dari kas ketika dilaporkan dalam laporan keuangan. Jika
jumlahnya material, maka kas yang dibatasi dipisahkan dari kas “regular” untuk
tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi diklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar
atau aktiva jangka panjang tergantung pada tanggal ketersediaan atau pengeluaran.

Bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya seringkali mewajibkan para nasabah
yang meminjam uang kepada mereka untuk mempertankan saldo kas minimum
dalam rekening giro atau tabungan. Saldo minimum ini yang disebut saldo
kompensasi.

Untuk menghindari kesalahpahaman investor mengenai jumlah kas yang tersedia


guna memenuhi kewajiban berulang, perusahaan merekomendasikan agar deposito
yang dibatasi secara legal yang disimpan sebagai saldo kompensasi terhadap
kesepakatan pinjaman jangka pendek disajikan secara terpisah di antara pos-pos
“kas dan ekuivalen kas” dalam Aktiva Lancar. Deposito restriktif yang disimpan
sebagai saldo kompensasi terhadap kesepakatan peminjaman jangka panjang harus
diklasifikasikan secara terpisah sebagai aktiva lancar, baik dalam kelompok
investasi atau Aktiva Lainnya.

Overdraft Bank

Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi
rekening kas. Hal ini harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan
biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha. Jika
material, maka pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada bagian depan neraca
atau dalam catatan yang berhubungan.

Overdraft yang dimasukkan sebagai komponen uang tunai jika overdraft tersebut
dibayar pada permintaan dan merupakan bagian integral dari manajemen kas
perusahaan (seperti praktek umum menetapkan aturan mengimbangi terhutang
rekening lain di bank yang sama). Overdraft  tidak memenuhi kondisi ini harus
dilaporkan sebagai kewajiban lancar.

Ikhtisar Pos-Pos yang Berhubungan dengan Kas

            Kas dan ekuivalen kas meliputi media pertukaran dan instrument yang
paling tepat dinegosiasikan. Jika suatu pos tidak dapat dikonversikan menjadi uang
logam atau uang kertas dengan segera, maka pos ini diklasifikasikan secara
terpisah sebagai investasi, piutang atau beban dibayar dimuka. Perusahaan
memisahkan dan mengklasifikasikan kas yang tersedia untuk pembayaran
kewajiban yang jatuh di bagian aset tidak lancar

Penyajian dan Pengungkapan Kas

Kas dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan
paling atas. Namun penyajian laporan keuangan menurut IFRS 1 Prestation of
Financial Statement justru meletakkan aset lancar pada bagian bawah sehingga kas
diletakkan pad abagian paling bawah dalam laporan keuangan.

Untuk kas yang dibatasi penggunaannya tidak disajikan dalam komponen kas,
tetapi disajikan sesuai dengan tujuan penggunaan kas tersebut. Penyajian dalam
laporan posisi keuangan diletakkan dalam aset nonlancar jika tujuan penggunaan
kas untuk angka panjang atau aset lancar jika penggunaan kas untuk jangka
pendek.Overdraft juga tidak disajikan sebagai kas namun disajikan sebagai
liabilitas jangka pendek. Overdraft dapat disajikan mengurangi saldo kas jika
terdapat perjanjian yang menyatakan overdraft dapat dikompensasi dengan saldo
rekening yang lain dalam bank yang sama.Untuk lebih jelasnya berikut klasifikasi
pos-pos yang berhubungan dengan kas:

Klasifikasi Kas, Ekuivalen Kas dan Pos-Pos Nonkas


Pos Klasifikasi Komentar
Jika tidak dibatasi, dilaporkan
sebagai kas
Kas Kas Jika dibatasi, diidentifikasi dan
diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar dan tidak lancar

Kas kecil dan dana


Kas Dilaporkan sebagai kas
pertukaran
Investasi dengan jatuh tempo
Surat berharga jangka
Ekuivalen kas kurang dari 3 bulan, umumnya
pendek
digabungkan dengan kas
Surat berharga jangka Investasi dengan jatuh tempo 3
Investasi sementara
pendek hinggs 12 bulan
Cek mundur dari IOU Piutang Diasumsikan dapat ditagih
Diasumsikan dapat tertagih dari
Uang muka perjalanan Piutang karyawan atau dikurangkan dari
gaji mereka
Dapat diklasifikasikan sebagai
Beban dibayar
Perangko di tangan persediaan perlengkapan
dimuka
kantor
Jika tidak ada hak untuk
Overdraft bank Kas
mengoffset, kewajiban lancar
Kas didefinisikan
Diklasifikasikan sebagai akttiva
secara terpisah
lancar dan tidak lancar dalam
sebagai deposito
Saldo kompensasi neraca. Diungkapkan secara
yang disimpan
terpisah dalam catatan yang
sebagai saldo
merinci kesepakatan tersebut.
kompensasi
PIUTANG

Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrument keuangan. Piutang (sering
disebut sebagai pinjaman dan piutang) adalah klaim uang, barang atau jasa kepada
pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar


dan tidak lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau
selama satu siklus operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai
piutang tidak lancar.

Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini
bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha
adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan
wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa depan. Wesel ini dapat berasal dari penjualan,
pembiayaan/transaksi lainnya. Wesel ini bersifat jangka pendek atau panjang.

Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Contohnya sebagai berikut:

1. Uang muka kepada karyawan dan staf


2. Uang muka kepada anak perusahaan
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran
5. Piutang deviden dan bunga
6. Klaim terhadap :
7. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
8. Terdakwa dalam suatu perkara hukum
9. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
10. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak/hilang
11. Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak/hilang
12. Pelanggan untuk barang-brang yang dapat dikembalikan

PENGAKUAN PIUTANG USAHA

            Harga pertukarangan diperlukan untuk mengakui suatu transaksi piutang.


Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari debitor dan umumnya
dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur. Dua
factor bisa mempengaruhi harga pertukaran : (1) ketersediaan diskon dan (2)
lamanya waktu antara tanggal penjual dan tanggal jatuh tempo pembayaran.

Diskon Tunai

            Diskon tunai diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan


pembayaran secepatnya. Diskon ini dinyatakan seperti 2/10, n/30 atau 2/10, atau
E.O.M. net 30, E.O.M. Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan
diskon penjualan terkait dengan mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah
kotor.

Beberapa akuntan memandang diskon penjualan yang tidak diambil mencerminkan


penalty atau denda yang ditambahkan pada harga yang ditetapkan untuk
merangsang pembayaran secepatnya. Pelanggan yang membayar dalam periode
diskon membeli secara tunai, mereka yang membayar setelah berakhirnya periode
diskon akan didenda karena harus membayar dengan jumlah yang melebihi harga
tunai. Maka pencatatannya, penjualan dan piutang dicatat pada harga bersih dan
setiap diskon yang tidak diambil kemudian didebet ke Piutang Usaha dan dikredit
ke Diskon Penjualan yang Hilang.

Pada metode kotor, diskon penjualan harus dilaporkan sebagai pengurang kas atas
penjualan dalam laporan laba-rugi. Penandingan yang tepat mengharuskan estimasi
yang memadai atas jumlah diskon material yang diharapkan akan diambil, dan
harus dibebankan terhadap penjualan. Secara teoritis, pengakuan Diskon Penjualan
yang Hilang telah tepat karena piutang dilaporkan lebih dekat ke nilai realisasinya
dan angka penjualan bersih mengukur pendapatan yang dihasilkan dari penjualan
itu. Namun, dari segi praktis metode bersih jarang digunakan karena memerlukan
analisis dan pembukuan tambahan.

Tidak Ada Pengakuan atas Unsur Bunga

            Idealnya, piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai
diskonto dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan
kas memerlukan periode tunggu, maka jumlah nominal piutang tidak sama nilainya
dengan jumlah yang akan diterima kemudian.

PENILAIAN PIUTANG USAHA

            Pelaporan piutang melibatkan (1) klasifikasi dan (2) penilaian dalam


neraca. Perusahaan mengklasifikasikann piutang yang diperkirakan akan tertagih
dalam satu tahun diklasifikasikan sebagai lancar sementara semua piutang lainnya
diklasifikasikan sebagai jangka panjang.

Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan
dilaporkan pada nilai realisasi bersih-jumlah bersih yang diperkirakan akan
diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih memerlukan estimasi
baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga
yang diberikan.

Piutang Usaha yang Tak Tertagih

Sebagai salah satu akuntan dihormati tepat mencatat, ide manajer kredit ini surga
mungkin akan menjadi tempat di mana setiap orang membayar utangnya.
Sayangnya situasi ini sering tidak terjadi. Ada dua prosedur untuk mencatat
piutang yang tak tertagih, yaitu sebagai berikut :

Metode Penghapusan Langsung

Metode penghapusan langsung, ketika sebuah perusahaan menentukan rekening


tertentu tidak akan tertagih itu biaya rugi kepada Beban Utang Macet. Dengan
metode ini, Beban Utang Macet akan menunjukkan hanya kerugian yang
sebenarnya dari piutang tak tertagih. perusahaan akan melaporkan piutang sebesar
jumlah kotor.

Pendukung metode penghapusan langsung berpendapat bahwa yang dicatat


haruslah fakta, bukan estimasi. Metode ini mengasumsikan bahwa dari setiap
penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang baik, dan kejadian selanjutnya
membutikan bahwa piutang tertentu ternyata tidak tertagih serta menjadi tidak
bernilai. Karenanya, pemakaian metode penghapusan langsung tidak dipandang
tepat, kecuali kalau jumlah piutang tak tertagih tidak material.

Metode Penyisihan

Metode penyisihan akuntansi untuk piutang tak tertagih melibatkan estimasi


piutang tak tertagih pada akhir setiap periode. Kas nilai realisasi bersih adalah
jumlah perusahaan mengharapkan untuk menerima dalam kas. Metode ini
mengurangi piutang dalam laporan posisi keuangan dengan jumlah piutang tak
tertagih diperkirakan.

IFRS memerlukan metode penyisihan untuk tujuan pelaporan keuangan saat kredit
macet adalah bahan dalam jumlah. Metode ini memiliki tiga fitur penting:

1. Perusahaan memperkirakan tidak tertagihnya piutang. mereka cocok ini


biaya versus memperkirakan pendapatan pada periode akuntansi yang sama di
mana mereka mencatat pendapatan.
2. Perusahaan diperkirakan debit piutang tak tertagih untuk Beban Utang
Macet dan kredit mereka ke Penyisihan Piutang melalui jurnal penyesuaian
pada akhir setiap periode.
3. Ketika perusahaan menulis dari account tertentu, mereka sebenarnya
piutang tak tertagih debit untuk Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan kredit
yang berjumlah Rekening Piutang.
Merekam Penghapusan Dari Akun Tak Tertagih

Ketika perusahaan telah kehabisan semua cara mengumpulkan rekening lewat


jatuh tempo dan tagihan muncul mungkin, perusahaan harus menghapus akun.

Beban Utang Yang Buruk tidak meningkat ketika menulis-off terjadi

Dengan metode penyisihan, perusahaan debit setiap kredit macet menghapus ke


akun penyisihan daripada Beban Utang Macet.

Pemulihan Akun Tertagih

Perusahaan membuat dua entri untuk mencatat pemulihan utang buruk: (1)
membalikkan entri yang dibuat secara tertulis dari akun dan (2) itu menjurnal
tagihan secara biasa.

Dasar yang digunakan untuk metode penyisihan

Dalam “kehidupan nyata,” perusahaan harus mengestimasi jumlah tersebut ketika


mereka menggunakan metode penyisihan. Dua basis yang digunakan untuk
menentukan jumlah ini: (1) persentase penjualan dan (2) persentase piutang. Kedua
basis yang berlaku umum. Pilihan  adalah keputusan manajemen. Itu tergantung
pada penekanan relatif yang manajemen ingin memberikan untuk biaya dan
pendapatan di satu sisi atau menguangkan nilai realisasi dari piutang di sisi lain.

Pendekatan Persentase Penjualan

Manajemen memperkirakan berapa persen dari penjualan kredit akan tertagih.


Persentase ini didasarkan pada pengalaman masa lalu dan kebijakan kredit
diantisipasi. Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang berkaitan pada akun
penyisihan tidak dipengaruhi olehh setiap saldo yang ada saat ini dalam akun
penyisihan. Karena estimasi beban piutang tak tertagih berhubungan dengan akun
nominal (penjualan) dan setiap saldo dalam akun penyisihan diabaikan, maka
metode ini sering kali disebut sebagai pendekatan laporan laba-rugi.

Pendekatan Persentase-Piutang (Neraca)

            Berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah perusahaan dapat


mengestimasikan persentase piutang beredarnya yang tidak akan tertagih, tanpa
mengidentifikasi piutang tertentu. Prosedur ini menyediakan estimasi yang cukup
akurat menyangkut nilai piutang yang dapat direalisasi, tetapi tidak sesuai dengan
prinsip penandingan biaya dan pendapatan. Tujuan dari metode ini adalah
melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca.

Pendekatan persentase piutang dapat diaplikasikan dengan menggunakan satu tarif


gabungan yang mencerminkan estimasi piutang tak tertagih. Pendekatan lainnya
yang lebih sensitive terhadap status actual dari piutang usaha adalah menetapkan
skedul umur piutang dan menerapkan persentase yang berbeda berdasarkan
pengalaman masa lalu pada berbagai kategori umur. Skedul ini mengindikasikan
akun mana yang memerlukan perhatian khusus dengan memperlihatkan umur
piutang usaha

Penurunan Proses Evaluasi

Perusahaan menilai piutang terhadap penurunan setiap periode pelaporan dan


memulai penilaian penurunan dengan mempertimbangkan apakah terdapat bukti
obyektif menunjukkan bahwa satu atau lebih peristiwa hilangnya telah terjadi.
Contoh peristiwa kehilangan yang mungkin adalah:

1. Masalah keuangan yang signifikan dari pelanggan


2. Kegagalan pembayaran
3. Negosiasi ulang persyaratan piutang tersebut karena kesulitan keuangan
pelanggan
4. Penurunan yang dapat diukur kas estimasi mengalir dari sekelompok
piutang sejak pengakuan awal, meskipun penurunannya belum dapat
diidentifikasi dengan aset individu dalam kelompok

IASB mensyaratkan bahwa penilaian penurunan nilai harus dilakukan sebagai


berikut.

1. Piutang yang signifikan secara individual shuld dipertimbangkan untuk


penurunan secara terpisah. Jika terganggu, perusahaan mengenalinya. piutang
yang tidak individual signifikan juga dapat dinilai secara individual, tetapi tidak
perlu untuk melakukannya.
2. Piutang setiap dinilai secara individual yang tidak dianggap penurunan nilai
harus disertakan dengan sekelompok aset dengan penilaian setara risiko kredit
karakteristik dan kolektif dinilai untuk penurunan.
3. Setiap piutang tidak dinilai secara individual harus secara kolektif dinilai
untuk penurunan..

WESEL TAGIH

Suatu wesel tagih didukung oleh promes formal, yaitu janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Wesel
semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani
oleh pembuat untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang mungkin secara
legal dan cepat bisa menjual atau mentransfernya ke pihak lain.Wesel berbunga
memiliki suku bunga yang ditetapkan, sementara wesel tanpa bunga (bunga nol)
memasukkan bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara
eksplisit. Wesel ini dipandang aktiva yang cukup likuid meskipun bersifat jangka
panjang  karena dapat mudah dikonversikan menjadi kas.
Wesel tagih ini sering diterima dari pelanggan yang ingin memperpanjang periode
pembayaran piutangnya. Wesel ini juga dipergunakan dalam pinjaman kepada
karyawan dan anak perusahaan serta dalam penjualan property, pabrik dan
peralatan. Masalah dasar dalam akuntansi untuk wesel tagih ini serupa dengan
piutang yaitu pengakuan dan penilaian.

Wesel tagih jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi
penyisihan) karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih ini diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo dalam 3
bulan/kurang) bukan subjek amortisasi premi/diskonto. Kemudian, wesel tagih
jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari kas yang
diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel berbunga sama
dengan suku bunga efektif (pasar), maka wesel dijual pada nilai nominal. Jika suku
bunga ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka kas yang dipertukarkan
(nilai sekarang) berbeda dengan nilai nominal wesel. Selisih nilai nominal dengan
kas yang ditukarkan, bisa didiskonto/premi dan akan dicatat serta diamortasikan
sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif pasar.

Pengakuan wesel tagih

Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa depan.
Wesel semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang
ditandatangani oleh pembuat untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang
mungkin secara legal dan seara cepat bias dijual atau menstransfernya kepihak lain.

Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi penyisihan)
karena bunga implicit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.

Wesel tagih jangka panjang  harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari
kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel
berbunga sama dengan suku bunga efektif, maka wesel dijual pada nilai nominal.
Jika suku bunga ditetapkan berbesa dengan suku bunga pasar, maka kas yang
dipertukarkan berbeda dengan nilai nominal wesel. Selisih antara nilai nominal
dengan kas yang dipertukarkan ,apakah diskonto atau premi akan dicatat  dan
diamortisasi sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif (pasar).

Wesel yang diterbitkan bukan pada nilai nominal:

Anda mungkin juga menyukai