Aset Keuangan
1. Kas
2. Pinjaman dan Piutang
3. Investasi dalam hutang surat berharga
4. Investasi dalam ekuitas surat berharga
1. Inventarisasi
2. Biaya Dibayar Dimuka
3. PPE
4. Aset Tidakberwujud
Kas, yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan
dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya
kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas,
dan dana yang tersedia pada deposito di bank. Instrument yang dapat
dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi dan
wesel bank juga dipandang sebagai kas. Bank memang memiliki hak legal untuk
meminta pemberitahuan sebelum penarikan. Akan tetapi, karena pemberitahuan
sebelumnya jarang diminta oleh bank dalam praktik, maka rekening tabungan juga
dipandang sebagai kas.
1. Pelaporan Kas
1. Ekuivalen kas
2. Kas yang dibatasi atau restriktif
3. Overdraft bank
Ekuivalen Kas
Klasifikasi lancar yang semakin popular adalah “kas dan ekuivalen kas.” Ekuivalen
kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat liquid yang (1) segera bisa
dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan (2) begitu dekat dengan jatuh
temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak signifikan. Umumnya,
hanya investasi dengan jatuh tempo awal 3 bulan atau kurang yang memenuhi
syarat definisi ini : contoh ekuivales kas yaitu Treasury bill, kertas komersial dan
dana pasar uang. Beberapa perusahaan menggabungkan kas dengan investasi
sementara pada neraca.
Sebagian besar individu berpikir ekuivalen kas setara dengan kas. Sayangnya, itu
tidak selalu terjadi. Perusahaan berpendapat bahwa catatan tersebut harus
diklasifikasikan sebagai ekuivalen kas karena mereka dapat secara rutin
diperdagangkan dalam lelang setiap hari. (singkatnya, mereka cair dan bebas
risiko.). Auditor setuju dan diizinkan perlakuan kas setara meskipun jatuh tempo
diperpanjang jauh melampaui tiga bulan. Tapi bila kena krisis kredit, lelang
berhenti, dan nilai dari efek tersebut turun karena pasar tidak ada. Dalam
peninjauan kembali, klasifikasi ekuivalen kas adalah menyesatkan.
Sekarang muncul kemungkinan bahwa klasifikasi kas setara akan dihilangkan dari
presentasi laporan keuangan sama sekali. perusahaan sekarang akan melaporkan
hanya kas. Jika aset tidak kas dan jangka pendek di alam, itu harus dilaporkan
sebagai investasi sementara.
Kas kecil, penggajian dan dana deviden adalah contoh-contoh kas yang disisihkan
untuk tujuan tertentu. Dalam sebagian besar situasi, saldo dana ini tidak material
dan karenanya dipisahkan dari kas ketika dilaporkan dalam laporan keuangan. Jika
jumlahnya material, maka kas yang dibatasi dipisahkan dari kas “regular” untuk
tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi diklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar
atau aktiva jangka panjang tergantung pada tanggal ketersediaan atau pengeluaran.
Bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya seringkali mewajibkan para nasabah
yang meminjam uang kepada mereka untuk mempertankan saldo kas minimum
dalam rekening giro atau tabungan. Saldo minimum ini yang disebut saldo
kompensasi.
Overdraft Bank
Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi
rekening kas. Hal ini harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan
biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha. Jika
material, maka pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada bagian depan neraca
atau dalam catatan yang berhubungan.
Overdraft yang dimasukkan sebagai komponen uang tunai jika overdraft tersebut
dibayar pada permintaan dan merupakan bagian integral dari manajemen kas
perusahaan (seperti praktek umum menetapkan aturan mengimbangi terhutang
rekening lain di bank yang sama). Overdraft tidak memenuhi kondisi ini harus
dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
Kas dan ekuivalen kas meliputi media pertukaran dan instrument yang
paling tepat dinegosiasikan. Jika suatu pos tidak dapat dikonversikan menjadi uang
logam atau uang kertas dengan segera, maka pos ini diklasifikasikan secara
terpisah sebagai investasi, piutang atau beban dibayar dimuka. Perusahaan
memisahkan dan mengklasifikasikan kas yang tersedia untuk pembayaran
kewajiban yang jatuh di bagian aset tidak lancar
Kas dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan
paling atas. Namun penyajian laporan keuangan menurut IFRS 1 Prestation of
Financial Statement justru meletakkan aset lancar pada bagian bawah sehingga kas
diletakkan pad abagian paling bawah dalam laporan keuangan.
Untuk kas yang dibatasi penggunaannya tidak disajikan dalam komponen kas,
tetapi disajikan sesuai dengan tujuan penggunaan kas tersebut. Penyajian dalam
laporan posisi keuangan diletakkan dalam aset nonlancar jika tujuan penggunaan
kas untuk angka panjang atau aset lancar jika penggunaan kas untuk jangka
pendek.Overdraft juga tidak disajikan sebagai kas namun disajikan sebagai
liabilitas jangka pendek. Overdraft dapat disajikan mengurangi saldo kas jika
terdapat perjanjian yang menyatakan overdraft dapat dikompensasi dengan saldo
rekening yang lain dalam bank yang sama.Untuk lebih jelasnya berikut klasifikasi
pos-pos yang berhubungan dengan kas:
Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrument keuangan. Piutang (sering
disebut sebagai pinjaman dan piutang) adalah klaim uang, barang atau jasa kepada
pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini
bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha
adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan
wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa depan. Wesel ini dapat berasal dari penjualan,
pembiayaan/transaksi lainnya. Wesel ini bersifat jangka pendek atau panjang.
Diskon Tunai
Pada metode kotor, diskon penjualan harus dilaporkan sebagai pengurang kas atas
penjualan dalam laporan laba-rugi. Penandingan yang tepat mengharuskan estimasi
yang memadai atas jumlah diskon material yang diharapkan akan diambil, dan
harus dibebankan terhadap penjualan. Secara teoritis, pengakuan Diskon Penjualan
yang Hilang telah tepat karena piutang dilaporkan lebih dekat ke nilai realisasinya
dan angka penjualan bersih mengukur pendapatan yang dihasilkan dari penjualan
itu. Namun, dari segi praktis metode bersih jarang digunakan karena memerlukan
analisis dan pembukuan tambahan.
Idealnya, piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai
diskonto dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan
kas memerlukan periode tunggu, maka jumlah nominal piutang tidak sama nilainya
dengan jumlah yang akan diterima kemudian.
Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan
dilaporkan pada nilai realisasi bersih-jumlah bersih yang diperkirakan akan
diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih memerlukan estimasi
baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga
yang diberikan.
Sebagai salah satu akuntan dihormati tepat mencatat, ide manajer kredit ini surga
mungkin akan menjadi tempat di mana setiap orang membayar utangnya.
Sayangnya situasi ini sering tidak terjadi. Ada dua prosedur untuk mencatat
piutang yang tak tertagih, yaitu sebagai berikut :
Metode Penyisihan
IFRS memerlukan metode penyisihan untuk tujuan pelaporan keuangan saat kredit
macet adalah bahan dalam jumlah. Metode ini memiliki tiga fitur penting:
Perusahaan membuat dua entri untuk mencatat pemulihan utang buruk: (1)
membalikkan entri yang dibuat secara tertulis dari akun dan (2) itu menjurnal
tagihan secara biasa.
WESEL TAGIH
Suatu wesel tagih didukung oleh promes formal, yaitu janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Wesel
semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani
oleh pembuat untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang mungkin secara
legal dan cepat bisa menjual atau mentransfernya ke pihak lain.Wesel berbunga
memiliki suku bunga yang ditetapkan, sementara wesel tanpa bunga (bunga nol)
memasukkan bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara
eksplisit. Wesel ini dipandang aktiva yang cukup likuid meskipun bersifat jangka
panjang karena dapat mudah dikonversikan menjadi kas.
Wesel tagih ini sering diterima dari pelanggan yang ingin memperpanjang periode
pembayaran piutangnya. Wesel ini juga dipergunakan dalam pinjaman kepada
karyawan dan anak perusahaan serta dalam penjualan property, pabrik dan
peralatan. Masalah dasar dalam akuntansi untuk wesel tagih ini serupa dengan
piutang yaitu pengakuan dan penilaian.
Wesel tagih jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi
penyisihan) karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih ini diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo dalam 3
bulan/kurang) bukan subjek amortisasi premi/diskonto. Kemudian, wesel tagih
jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari kas yang
diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel berbunga sama
dengan suku bunga efektif (pasar), maka wesel dijual pada nilai nominal. Jika suku
bunga ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka kas yang dipertukarkan
(nilai sekarang) berbeda dengan nilai nominal wesel. Selisih nilai nominal dengan
kas yang ditukarkan, bisa didiskonto/premi dan akan dicatat serta diamortasikan
sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif pasar.
Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa depan.
Wesel semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang
ditandatangani oleh pembuat untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang
mungkin secara legal dan seara cepat bias dijual atau menstransfernya kepihak lain.
Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi penyisihan)
karena bunga implicit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari
kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel
berbunga sama dengan suku bunga efektif, maka wesel dijual pada nilai nominal.
Jika suku bunga ditetapkan berbesa dengan suku bunga pasar, maka kas yang
dipertukarkan berbeda dengan nilai nominal wesel. Selisih antara nilai nominal
dengan kas yang dipertukarkan ,apakah diskonto atau premi akan dicatat dan
diamortisasi sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif (pasar).