Abstrak
Ikan gabus merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang hidup di perairan Rawa Aopa. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan bulan Mei sampai Juni 2017 dengan tujuan untuk menganalisis mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan gabus.
Penangkapan ikan gabus dilakukan dengan menggunakan beberapa alat tangkap yaitu bubu, jaring, pancing, dan seser.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang ikan gabus didominasi oleh ukuran 321 – 368 mm untuk
ikan jantan dan ukuran 279 – 320 mm untuk ikan betina. Hubungan antara panjang dan bobot ikan gabus menunjukkan
pola pertumbuhan allometrik positif (ikan jantan) dan pertumbuhan isometrik (ikan betina). Parameter pertumbuhan
ikan gabus jantan mencapai panjang asimtotik lebih cepat (11 tahun) dibandingkan ikan betina (13 tahun). Mortalitas
ikan gabus diperairan rawa aopa didominasi oleh mortalitas akibat penangkapan (F = 0,927; 1,745;1,246 ) dari pada
kematian alami (M = 0,008;0,007;0,005 ). Tingkat eksploitasi ikan gabus di perairan ini tergolong dalam kategori
tangkap lebih (E = 0,9)
Abstract
Striped snakehead is one of the economically important fish that live in of Aopa Swamp. This study was conducted in
May until June 2017 with the aim to determine mortality and the exploitation rate of striped snakehead. Fish samples
were caught using fish traps, nets, fishing rods and scope nets. The results showed that the length frequency distribution
is dominated by size of 321 - 368 mm for males and size of 195 - 423 mm for female fish. Weight length relationships
obtained striped snakehead have a positive allometric growth for males and isometric growth for female. Based on the
analysis of growth parameters striped snakehead showed that male fish reaches a length asymptotic lenght was faster (11
year) than those female (13 year). Estimation of striped snakehead mortality is dominated death from catching (F =
0,927;1,745;1,246) compared to natural mortality (M = 0,008;0,007;0,005). The exploitation rate of striped snakehead at
Aopa Swamp have been classified as high exploitation category (E = 0,9).
Pendahuluan
Secara ekologi, ekosistem perairan penangkapan di alam. Meningkatnya
Taman Nasional Rawa Aopa menjadi habitat penangkapan ikan gabus di alam akan
berbagai jenis ikan air tawar. Salah satu mengakibatkan mortalitas dan eksploitasi
potensi yang dimanfaatkan oleh masyarakat ikan gabus semakin tinggi seiring dengan
adalah ikan gabus (C. striata). Ikan yang banyaknya kebutuhan masyarakat untuk
tergolong dalam karnivora ini memiliki nilai mengkonsumsi ikan gabus.
ekonomis tinggi, digemari oleh masyarakat, Dalam rangka merumuskan strategi
dan menjadi target penangkapan oleh pengelolaan sumber daya ikan gabus yang
nelayan. Ikan gabus baik dari ukuran benih tepat agar dapat dimanfaatkan secara
maupun ukuran dewasa dapat berkelanjutan perlu ketersediaan data dan
dimanfaatkan sehingga tingkat eksploitasi informasi yang cukup diantaranya
semakin meningkat. Kebutuhan ikan gabus mencakup aspek biologi dan ekologi. Salah
yang demikian besar masih tergantung dari satu data yang penting yang perlu diketahui
Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus
sebagai bahan masukan dalam pengaturan Ikan yang diteliti sebanyak hasil tangkapan
dan pengelolaan potensi sumberdaya yaitu pada keempat alat tangkap. Ikan yang
aspek dinamika populasi, antara lain diperoleh dari hasil tangkapan dikumpulkan
mencakup parameter mortalitas dan tingkat dan ditentukan jenis kelaminnya dengan cara
eksploitasi. melihat bentuk morfologi seperti bentuk
Sejauh ini penelitian mengenai ikan kepala, warna tubuh, dan lubang genital.
gabus telah banyak dilakukan di perairan Setelah itu dihitung jumlahnya, kemudian
Rawa Aopa lokasi dengan membahas sampel ikan diukur panjang dan berat
beberapa aspek diantaranya kelimpahan dan totalnya.
distribus (Marhana dkk., 2017); dan
parameter pertumbuhan dan produktivitas
(Taufikir dkk., 2017). Namun untuk
penelitian mortalitas dan tingkat eksploitasi
ikan gabus di perairan Rawa Aopa sejauh ini
belum pernah dilakukan. Oleh karena itu,
sangat penting dilakukan kajian ilmiah
melalui penelitian tentang mortalitas dan
tingkat eksploitasi ikan gabus di perairan
Rawa Aopa.
224
Cia dkk.,
Tabel 1. Sebaran frekuensi panjang ikan gabus jantan selama periode penelitian
No. Selang Kelas (mm) Frekuensi (ind.) Persentase (%)
1. 184-210 5 3,2
2. 211-242 15 9,7
3. 243-278 26 18,6
4. 279-320 35 22,6
5. 321-368 53 34,2
6. 369-423 14 9,0
7. 424-487 4 2,6
8. 489-540 3 1,9
225
Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus
Tabel 2. Sebaran frekuensi panjang ikan gabus betina selama periode penelitian
No. Selang Kelas (mm) Frekuensi (ind.) Persentase (%)
1. 184-210 6 3,9
2. 211-242 14 9,2
3. 243-278 31 20,4
4. 279-320 54 35,5
5. 321-368 31 30,4
6. 369-423 16 10,5
7. 423-478 0 0,0
8. 479-540 0 0,0
60
kelamin. Nilai konstanta b ikan betina lebih
besar dibandingkan dengan ikan jantan hal 40
ini disebabkan oleh ikan gabus betina yang 20
tertangkap sebagian besar terdiri dari ikan-
0
ikan yang sedang matang gonad sehingga
0 200 400 600
berpengaruh pada bobot tubuh. Sesuai
dengan pernyataan Arzita dkk. (2012) bahwa Panjang (mm)
terdapat hubungan antara kondisi ikan yang
matang gonad dan bobot tubuh ikan dimana Gambar 2. Hubungan panjang dan bobot
bobot tubuh akan bertambah seiring tingkat ikan gabus jantan dan betina
kematangan gonad.
Secara umum, nilai b dapat Ketersediaan makanan yang melimpah
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar tersebut menyebabkan kebutuhan pakan
seperti ketersediaan makanan dan parameter alami ikan gabus terpenuhi sehingga
perairan seperti suhu. Menurut Arzita dkk. berpengaruh pada konstanta b ikan gabus.
(2012) makanan bagi ikan merupakan faktor Hal ini didukung dengan pernyataan dari
226
Cia dkk.,
Tabel 4. Parameter Pertumbuhan ikan gabus jantan dan betina selama periode penelitian di perairan
Rawa Aopa
Parameter Pertumbuhan
Jenis Kelamin
K L∞ t0
Jantan 0,61 591,4 0,84
Betina 0,42 522,0 0,55
227
Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus
650
600
550
500
450
Lt (mm)
400
350 ............ Betina
300
250 Jantan
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25
Umur (Tahun)
Gambar 2. Kurva Pertumbuhan ikan gabus selama periode penelitian di perairan Rawa Aopa
228
Cia dkk.,
Pertumbuhan ikan gabus pada setiap Aopa adalah 28,5 (Sugiarto dkk., 2013).
perairan akan berbeda, banyak faktor yang Nilai suhu rata-rata perairan Rawa Aopa ini
memengaruhi perbedaan pertumbuhan masih dalam kategori suhu yang disukai oleh
ikandiantaranya adalah perbedaan habitat, ikan gabus. Hal ini sesuai dengan pernyataan
kebiasaan makan, aktivitas ikan, musim, Wahyu (2015) yang melakukan kegiatan
suhu, ketersediaanmakanan, dan tingkat budidaya ikan gabus dan Syafei dkk. (1995)
trofik. Pertumbuhan ikan gabus di beberapa yang melakukan penelitian di perairan umum
lokasi menunjukkan hasil yang tidak jauh Jambi. Keduanya melaporkan bahwa ikan
berbeda dengan hasil yang diperoleh dari gabus hidup pada kondisi perairan yang
perairan Rawa Aopa. mempunyai suhu sekitar 26,5–31,5 0C. Ikan
gabus merupakan ikan yang memiliki
Mortalitas dan Tingkat Eksploitasi kemampuan toleransi tinggi terhadap kondisi
Tingkat mortalitas ikan gabus dianalisis lingkungan. Perubahan kondisi perairan yang
menggunakan persamaan Beverton and Holt ekstrim tidak memberikan dampak yang
berbasis data panjang. Analisis mortalitas besar terhadap kelangsungan hidupnya. Ikan
pada ketiga titik lokasi pengambilan sampel gabus mampu beradaptasi terhadap
menunjukkan bahwa kematian ikan gabus lingkungan perairan yang kekurangan
lebih dominasi oleh kematian akibat oksigen serta tahan terhadap kekeringan,
penangkapan. Hal ini berarti bahwa kematian menyelamatkan diri dengan cara mengubur
ikan gabus di perairan Rawa Aopa lebih diri dalam lumpur. Hal ini dikarenakan ikan
banyak disebabkan oleh faktor penangkapan gabus memiliki alat pernapasan tambahan
daripada kematian ikan karena faktor alam. pada bagian insangnya (Suwandi dkk., 2014).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Taufikir Ikan gabus memiliki kemampuan bernapas
dkk. (2017) bahwa kematian ikan gabus di langsung dari udara sehingga memiliki
perairan Rawa Aopa adalah didominasi oleh tingkat mortalitas alami yang rendah, kondisi
kematian penangkapan. Nilai kematian ini menjadi keuntungan komersial dalam
penangkapan kemudian akan berpengaruh proses transportasi ikan gabus dalam
terhadap tingkat pemanfaatan ikan gabus bertahan hidup (Listyanto dan Adriyanto,
pada nilai tingkat eksploitasi. 2009).
Nilai mortalitas penangkapan yang Hasil yang diperoleh dari tingkat
diperoleh sejalan dengan nilai tingkat eksplotasi pada tiga titik lokasi pengambilan
eksplotasi. Tingkat eksploitasi ikan gabus sampel menunjukkan bahwa tingkat
sudah masuk dalam kategori over fishing pemanfaatan ikan gabus sudah melebihi batas
yang disebabkan oleh aktivitas penangkapan optimum (over fishing). Hal ini sesuai dengan
secara intensif dengan jumlah alat tangkap kondisi yang terjadi di lokasi penelitian.
yang digunakan dalam jumlah yang cukup Hasil wawancara dengan beberapa nelayan
banyak. Tingginya laju mortalitas menyatakan bahwa ikan gabus merupakan
penangkapan dan menurunnya laju salah satu ikan yang banyak tertangkap dan
mortalitas alami juga dapat mengindikasikan menjadi target utama tangkapan nelayan.
bahwa telah terjadinya kondisi growth Beberapa penelitian mengenai
overfishing yaitu sedikitnya jumlah ikan tua mortalitas dan eksploitasi ikan gabus
karena ikan muda tidak sempat tumbuh dibeberapa perairan yang berbeda juga
akibat tertangkap. menunjukkan hasil yang sama dimana tingkat
Mortalitas alami erat kaitanya dengan pemanfaatan ikan gabus sudah tergolong
suhu perairan. Suhu rata-rata perairan Rawa dalam kategori over fishing.
Tabel 6. Mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan gabus selama periode penelitian
Mortalitas Tingkat
No. Lokasi Eksploitasi
Total (Z) Alami (M) Penangkapan (F)
(E)
1. Titik 1 0,9349 0,008 0,927 0,991
2. Titik 2 1,7519 0,007 1,745 0,996
3. Titik 3 1,2511 0,005 1,246 0,996
229
Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus
Pengelolaan Sumber Daya Ikan Gabus Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan.
Salah satu hal penting yang perlu Yayasan Pustaka Nusatama.
diperhatikan dalam upaya pengelolaan ikan Yogyakarta.163 hal.
gabus adalah sebagian ikan yang tertangkap Fahmi, Z., Nurdawati, S., Supryadi, F. 2013.
selama penelitian merupakan ikan yang Growth and Eksploitation Status
belum atau sedang dalam proses memijah. (Channa striata Bloch 1793) in
Kondisi seperti ini tidak memberikan Lubuk Lampam Floodplain South
kesempatan untuk ikan bereproduksi dan Sumatera. Indonesian Fisherish
dapat mengurangi populasi ikan disuatu Responsible Journal. 19(1):1– 7
perairan. Maka upaya pengaturan ukuran Listyanto, N., Adriyanto, S. 2009. Ikan
ikan gabus yang tertangkap sangat perlu Gabus (Channa Striata) Manfaat
dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian Pengembangan dan Alternatif
ikan gabus terutama yang sedang melakukan Teknik Budidaya. Media Akuakultur.
pemijahan. Intensitas penangkapan juga perlu 4(1):18-25
dibatasi agar tidak mengarah pada Makmur, S. 2003. Fekunditas dan Diameter
recruitmen overfishing yaitu apabila kegiatan Telur Ikan Gabus (Channa striata
perikanan banyak menangkap ikan-ikan BLOCH) di Daerah Banjiran Sungai
yang sedang matang gonad sehingga tidak Musi Sumatera Selatan. Jurnal
memberikan kesempatan untuk ikan Perikanan. 8(2) : 254 – 259.
melakukan reproduksi (Saputra dkk., 2009). Marhana, W.O., Asriyana, Halili. 2017.
Kelimpahan dan Distribusi Ikan
Simpulan Gabus (Channa striata) di perairan
Ikan gabus di perairan Rawa Aopa Rawa Aopa Watumohai Desa
didominasi oleh ukuran sedang yaitu ukuran Pewutaa Kecamatan Angata
321-368 mm (34,2% = jantan) dan ukuran Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal
279-320 mm (35,5 % = betina). Pola Manajemen Sumber Daya Perairan.
pertumbuhan menunjukkan allometrik positif 2(3):225–234
(jantan) dan isometrik (betina). Ikan gabus Mutmainah, D. 2013. Hubungan Panjang
jantan lebih cepat mencapai panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Gabus
asimtotik (11 tahun) dibandingkan ikan (Channa striata, Bloch. 1793) yang
betina (13 tahun) dengan kecepatan Dibesarkan di Rawa Lebak, Provinsi
pertumbuhan 0, 61 (jantan) dan 0,42 (betina). Sumatera Selatan. Jurnal Depik. 2
Mortalitas ikan gabus diperairan Rawa Aopa (3):184–190.
didominasi oleh mortalitas akibat Nurdawati, S., Rais, A.H., Supriyadi, F.
penangkapan (F = 0,927; 1,745; 1,246) dari 2014. Pendugaan Parameter
pada kematian alami (M = 0,008; 0,007; Pertumbuhan, Mortalitas dan Ukuran
0,005 ). Tingkat eksploitasi ikan gabus di Pertama Matang Gonad Ikan Gabus
perairan ini berada dalam kategori tangkap (Channa striata) di Rawa Banjiran
lebih (E = 0,9). Sungai Musi. Bawal. 6 (3): 127–136
Nurdawati, S., Husnah, Asyari, Prianto, E.
Daftar Pustaka 2007. Fauna Ikan di Perairan Danau
Arzita, Syandri, H., Nugrohoe, E., Dahelmi, Rawa Gambut di Barito Selatan
dan Syaifullah. 2012. Fekunditas, Kalimantan Tengah. Jurnal
Diameter Telur, dan Makanan Ikan Ikhtiologi Indonesia. 7(2):89–79
Bujuk (Channa Lucius Cuvier) Pada Pauly, D. 1984. Some Simple Methods for
Habitat Perairan Berbeda. Jurnal the Assessment of Tropical Stocks.
akuakultur. 7 (3): 381 – 392.
230
Cia dkk.,
231