Anda di halaman 1dari 4

IRAK

Syarat akan Sejarah yang Kini Penuh Dengan Konflik

Fertile Crescent atau biasa disebut dengan bulan sabit subur merupakan
daerah yang berada di Benua Asia sekarang tepatnya Asia tengah. Wilayah bulan
sabit subur mencakup negara Irak, Israel, palestina, sebagian Iran bagian barat syiria
bagian selatan dan Yordania. Disebut dengan wilayah bintang sabit subur karena di
negara Irak sekarang terdapat sungai benama Eufrat dan Tigris yang menyebabkan
tanah disekitar sungai menjadi subur karena endapan dari lumpur sungai tersebut
(Daljoeni; 1995).

Semenjak 3000 Sebelum masehi daerah sekitar Irak menjadi Daerah yang
Vital, terbukti dengan munculnya peradaban Kuno yang Maju yang sering disebut
Peradaban Mesopotamia yang didirikan oleh orang Sumeriaa, peradaban tersebut
maju dengan pertanian beririgasinya. Setelah itu terdapat juga orang Akadia yang
mendirikan kerajaan bernama Babylonia yang jangkauan wilayahnya sampai dengan
Laut Tengah, Raja Hammurabi yang terkenal dengan kitab perundang-undangannya
pernah memerintah didaerah Irak sekarang, raja Babylonia yang benama
Nebukadnezzar (604-562 SM) pernah mengasai seluruh wilayah bulan sabit Subur
(Riza: 1995).

Pada masa penyebaran Islam, Irak merupakan Negara pertama diluar jazirah
Arab yang masuk ke dalam kekuasaan Islam pada tahun 634 masehi semenjak itu
bangsa Irak sampai sekarang termasuk bagaian dari bangsa Arab. Khalifah ke-IV dari
Khulafa-Ur-Rasyidin , yaitu Ali bin Abi Thalib telah memindahkan pusat
pemerintahan Islam dari Madinah Ke Kufah di Irak karena sebagian pendukugnya
berada di Irak. Namun setelah Ali bin Abi Thalib meninggal oleh penyerangan
Dinasti Umayah dibawah pimpinan Muawiyah bin Abi Sofyan Irak menjadi sebuah
Provinsi dibawak kekuasaan yang berpusat di Damaskus. Namun Irak merupakan
daerah basis oposisi dari dinasti Umayah yang beraliran Sunni sementara Irak
mayoritas Beraliran Syi’ah dan golongan Bani Abbas yang berhasil Menggulingkan
Dinasti Umayah. Dinasti Abbasiyah memindakan pusat pemerintahan ke Bangdhad di
Irak dimana Dinasti Abbasyiah merupakan Dinasti Islam yang Paling Berjaya
teruama dalam bidang sastra, seni, Ilmu pengetahuan dan tekonologi. Namun setelah
kota tersebut di serang dan diluluh lantakan oleh Genghis Khan Irak mulai terpuruk
dan penuh kekacauan pertentangan antara Mazhab Sunni dan Syi’ah serta golongan
Arab dan Non-Arab. Setelah itu Irak menjadi bagain dari kerajaan Usmani lalu jatuh
ke tangan Dinasti Sfawid dari Persia dan kembali pada tahun 1831 pada Irak dibawah
kekuasaan kerajaan Usmani sampai tahun 1918.(Riza; 1995, 49-51).

Setelah perang Dunia satu Irak jatuh ke tangan Inggris, sebagai daerah yang
strategis untuk mengausai jajahan di Timur terutama India selain itu Inggris pun
mengincar Minyak yang banyak terdapat di Irak. Karena banyak pemberontakan dari
kalangan masyarakat dan tugas Inggris untuk memerdekakan Irak berdasarkan
perjanjian San Remo bulan April 1920 maka Inggris segera mengangkat Raja Faisal
Yang Pro Inggris untuk tetap menjaga kepentingan Inggris di Irak (Soebantardjo:
1958).

Raja Faisal merupakan raja yang bijaksana dan mampu mengandalikan


keinginan Inggris dan kaum Nasionalis namun pada tahun 1933 raja Faisal meniggal
dan di gantikan oleh putranya Ghazi (Riza: 1995)

Dari gambaran umum sejarah Irak diatas maka dapat dikatakan bahwa
wilayah Irak merupakan daerah yang strategis dan penting bagi sebagian negara yang
terkait. Dari zaman ke zaman mulai dari masa peradaban kuno yang maju akan irigasi
dan pertaniannya lalu pada abad pertengahan Irak menjadi pusat kebudayaan Dinasti
Abbasiyah dan pusat perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi berada di Irak
hingga sampai akhir perang dunia 1 Inggris tertarik menduduki Irak dengan alasan
tertentu serta hingga saat ini Irak kaya akan Minyak Bumi. Selain itu Irak mempunyai
sejarah yang panjang.
Namun semenjak Irak merdeka dan dibawah raja Faisal I, dalam Negeri Irak
banyak terjadi ketegangan politik, saling menjatukan dikalangan elit politik Irak.
Seperti yang dialami oleh anak dari raja Faisal, Ghazi pada tahun 1936 yang di kudeta
oleh pihak militer dibawah pimpinan Bakr Sidqi namun ia pun kembali dibunuh dan
di ambil alihlah Irak ke Tangan Raja Faisal II yang berusia 4 tahun maka wali Raja
jatuh ke tangan Abdul Ilah dan Nuri al Said sebagai Perdana menteri. Irak sampai
tahun 1958 terbilang stabil hingga pada tahun 1958 terjadi kudeta yang menewaskan
keluarga raja dan Perdana Menteri Nuri sendiri. Kudeta karena rakyat menderita
akibat dari Nuri terpaku terhadap pembengunan jangka panjang dan mengabaikan
kepentingan rakyat selain itu rakyat tidak diberi kesempatan untuk berperan di politik
dan parlemen tidak berfungsi semaksimal mungkin dan nuri pun sangat bengis dalam
menghadapi saingan politiknya. Kudeta dilakukan oleh Jendral Abdul Karim Qasim
dan Kolonel Salam Arif. Dengan demikian Irak menjadi Negara Republik. Qasim pun
di gulingkan oleh Arif pada tahun 1963 namun pada tahun 1966 Arif meninggal dan
terjadi perebutan kekuasaan Perdana Menteri Abd al Rahman al Bazzaz dan pihak
militer. Kembali pada tahun 1968 terjadi kudeta tidak berdarah oleh Jendral Hasan al
Bakar. Lalu muncul Saddam Husein sebagai pengganti Hasan al Bakar yang sudah
terlalu tua. Saddam Husein sebelumnya selalu berada di belakang Bakar. Pada masa
Saddam terbilang Stabil dan makmur namun keselahan yang di buat Saddam Husein
adalah penyerangan terhadap Kuwait yang gagal karena di bantu oleh sekutu dan
perang antara Irak dan Sekutu bisa dibilang perang teluk ke dua (Riza: 1995)

Semenjak Irak terlepas dari kungkungan negara lain, para elit politik Irak sulit
mengandalikan situasi politik dan dasar pengikat antar warga negara Irak maka dapat
dilihat panggung politik Irak banyak di bumbui oleh kudeta, hingga saat ini negara
Irak tidak Stabil dengan adanya perang melawan opsisi yang mengusung persatuan
Irak dan Suriah. Sungguh disayangkan negara yang kaya akan sejarah dan sumber
daya alam, tetapi masyarakat disana tidak bisa menikmati kekayaan yang dimiliki
negara Irak.
Daftar Pustaka

Daldjoeni. 1995. “Geografi Kesejarahan 1: Peradaban Dunia”. Bandung:


Alumni.

Shihbidi, Riza.1995.”Profil Negara-Negara Timur Tengah”. Jakarta: PT


Dunia Pustaka Jaya

Soebantardjo. 1958. “Sari Sejarah Djilid I: Asia-Australia”. Yogyakarta:


Bokri.

Anda mungkin juga menyukai