1. Allah SWT.
2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Kapita Selekta Dr. Hj.
Lilis Satriah, M.Pd dan Novi Hidayati Afsari,
S.Kom.i., M.Ag.
3. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang sudah
mendukung, memberi saran serta semangat setiap
harinya.
Penulis
1
Rim Redaksi BIP, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2017), hal. 2.
1 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Secara etimologis, perkawinan adalah pencampuran,
penyelarasan atau ikatan. Dapat dikatakan, bahwa sesuatu
dinikahkan dengan sesuatu yang lain maka itu berarti bahwa
keduanya saling dikaitkan. Allah SWT berfirman dalam QS. Ad-
Dhukhan: 54, yang artinya (Demikianlah dan kami kawinkan
mereka dengan bidadari).2 Sedangkan nikah secara etimologis
digunakan untuk mengungkapkan arti persetubuhan, akad dan
pelukan.
B. Tujuan Pernikahan
2
Luluk E. Nurrokhmah. Perbandingan Hukum Perkawinan
Berdasarkan Hukum Adat Biak dan Undang-Undang No. 1 Tahun
1974. Jurnal Gema Kampus. Vol. XI, Oktober 2016. Hlm. 73.
3
Wahyu Wibisana. Pernikahan Dalam Islam. Jurnal Pendidikan
Agama Islam-Ta’lim. Vol. 14. No. 2. 2016. Hlm. 185.
2 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Tujuan perkawinan menurut hukum Islam terdiri dari: 4
4
Santoso. Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang
Perkawinan Hukum Islam dan Hukum Adat. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Sosial Kegamaan. Yudisia. Vol. 7. No. 2. Desember 2016.
Hlm. 417.
5
Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang
Perkawinan (Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan).
(Yogyakarta, Liberty, 1997). Hlm. 4.
3 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
2. Dengan melaksanakan perkawinan dapat terbentuk
satu rumah tangga di mana kehidupan dalam rumah
tangga dapat terlaksana secara damai dan tenteram
serta kekal dengan disertai rasa kasih sayang di antara
suami istri.
3. Dengan melaksanakan perkawinan yang sah, dapat
diharapkan akan memperoleh keturunan yang sah
dalam masyarakat sehingga kelangsungan hidup dalam
rumah tangga dan keturunannya dapat berlangsung
terus secara jelas dan bersih.
4. Dengan terjadinya perkawinan maka timbullah sebuah
keluarga yang merupakan inti dari pada hidup
bermasyarakat, sehingga diharapkan dapat timbul suatu
kehidupan masyarakat yang teratur dan berada dalam
suasana damai.
5. Melaksanakan perkawinan dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul adalah salah satu ibadah bagi orang
Islam.
6
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2014),
155.
7
Beni Ahmad Saebani, Fikih Munakahat 2, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2010), 11.
8
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang,
2013), hlm. 412.
5 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
lain: (1) Mempergauli istri dengan baik; (2) Menjaga istri; dan
(3) Mencampuri istri.
9
Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga, Jakarta: Amzah, 2010, hlm. 201.
6 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
serta anak-anak laki-laki dari anak-anak laki-laki
dan anak perempuannya, sebagaimana sang
suami haram bagi ibu dari sang isteri, nenek-
neneknya, serta anak-anak perempuan dari
anak-anak laki-laki dan anak-anak
perempuannya.
d. Tetapnya pewarisan antara keduanya setelah
akad terlaksana. Apabila salah seorang dari
keduanya meninggal seteah akad terlaksana,
maka pasangannya menjadi pewais baginya,
meski mereka belum melakukan percampuran.
e. Tetapnya nasab dari anak suaminya yang sah.10
10
Sayyid Sabiq, Fiqi Sunnah (Terjemahan), 2013, Jakarta, Tinta Abadi
Gemilang, hlm. 412.
7 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
BAB II
Bimbingan Pranikah
A. Pengertian Bimbingan
11
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,
2010), hlm. 3
12
Sulistyarini, Moh. Jauhar, Dasar-dasar Konseling, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2014), hlm. 25.
13
Sulistyarini, Moh. Jauhar, Dasar-dasar Konseling, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2014), hlm. 25.
8 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Menurut W.S Winkel bimbingan adalah pemberian
bantuan kepada seseorang kepada sekelompok orang dalam
membuat pilihanpilihan secara bijaksana dan dalam
mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup,
bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa pertolongan
finansial, medis dan sebagainya.14
14
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:
Gramedia, 1989), hlm. 17.
15
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,
2010), hlm. 8.
16
Ibid, hlm.10.
9 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Kata proses menunjuk pada aktifitas yang terus
menerus, berencana, bertahap, dan teratur atau sistematis.
Kegiatan bimbingan membutuhkan teknik atau metode tertentu.
17
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,
2010), hlm. 10-11.
18
Rista Endriani, Bimbingan Pernikahan Bagi Calon Pengantin Dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah (Studi Tentang BP-4 Kantor Urusan
Agama Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi,
UIN SUSKA RIAU, Bimbingan Penyuluhan Islam, 2014.
11 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Bimbingan perkawinan dapat diartikan sebagai petunjuk
atau penjelasan mengenai hakikat pernikahan yang mencakup:
pengertian nikah dan tujuannya, serta tuntunan mewujudkan
keluarga sakinah. Program bimbingan perkawinan pranikah
merupakan rancangan mengenai petunjuk dan tuntunan
tentang hakikat pernikahan bagi calon pengantin yang akan
membangun rumah tangga. Program bimbingan perkawinan
pranikah menjadi program unggulan Direktorat Jenderal BIMAS
Islam Kementrian Agama yang dituangkan dalam Kepdirjen
Bimas Islam Nomor 379 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pranikah Bagi Calon
Pengantin, yang meliputi: regulasi, alokasi anggaran,
pengorganisasian, serta materi berikut substansi dan metode
pembelajarannya.19
19
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Pranikah Bagi Calon
Pengantin Di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, Jurnal
Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Vol. 7, No. 2, Desember
2019, hlm. 186.
20
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 86.
12 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
keluarga, perkembangan, dan kesejahteraan seluruh anggota
keluarga.21
21
Willis, Konseling Keluarga (Familly Counseling), (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 156.
13 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
a. Membantu individu memahami tujuan pernikahan
menurut Islam.
b. Membantu individu memahami hakikat pernikahan
dalam Islam.
c. Membantu individu memahami persyaratan-
persyaratan pernikahan menurut Islam.
d. Membantu individu memahami kesiapan dirinya
untuk menjalankan pernikahan.
e. Membantu individu melaksanakan pernikahan
sesuai dengan ketentuan (syariat) Islam.
2. Membantu individu mencegah timbulnya problem-
problem yang berkaitan dengan kehidupan rumah
tangganya, antara lain:
a. Membantu individu memahami melaksanakan
pembinaan kehidupan berumah tangga sesuai
dengan ajaran Islam.
b. Membantu individu memahami cara-cara membina
kehidupan berkeluarga yang sakinah, mawaddah
warahmah menurut ajaran Islam.
3. Membantu individu memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan pernikahan dan kehidupan
berumah tangga, antara lain dengan jalan:
a. Membantu individu memahami problem yang
dihadapinya.
b. Membantu individu memahami dan menghayati
cara-cara mengatasi masalah pernikahan dan
rumah tangga menurut ajaran Islam.
c. Membantu individu memahami kondisi dirinya dan
keluarga serta lingkungannya.
4. Membantu individu memelihara situasi dan kondisi
pernikahan dan rumah tangga agar tetap baik dan
mengembangkannya agar jauh lebih baik, yaitu:
22
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 87-88.
23
Ulfatmi, (mengutip Dadang Hawari Dimensi Religi dalam Praktek
Psikiatri dan Psikologi), Bimbingan Konseling Pernikahan Keluarga
Islami: Peluang Dakwah Kini dan Mendatang, (Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2002), hal. 349.
15 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Sedangkan menurut Aunur Rahim Faqih, segala liku-
liku pernikahan dan kehidupan berkeluarga pada dasarnya
menjadi objek bimbingan pranikah dan keluarga Islami, oleh
sebab itu calon pengantin yang akan menikah diberi penjelasan
oleh pembimbing mengenai:24
1. Pengertian pernikahan
2. Tujuan pernikahan
3. Hikmah pernikahan
4. Pelaksanaan pernikahan
5. Hubungan suami dan istri
6. Hubungan antar anggota keluarga
7. Harta dan warisan
8. Pemaduan (poligami)
9. Perceraian, talak dan rujuk
10. Pembinaan sikap saling menghormati antara suami dan
istri
11. Pembinaan kemauan berusaha mencari nafkah yang
halal
24
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 94.
16 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
harta benda dalam perkawinan, putusnya perkawinan
serta akibatnya, kedudukan anak, hak dan kewajiban
antara orang tua dan anak serta perwalian.
2. Memberikan materi tentang do’a untuk calon pengantin,
seperti do’a pada setelah akad nikah, do’a sebelum
melakukan hubungan badan, do’a bersuci ketika
mengeluarkan air mani, dan do’a bersuci setelah
melakukan hubungan badan.
3. Memberikan materi tentang keluarga sakinah. Di dalam
mewujudkan kemantapan calon pengantin untuk
membentuk keluarga yang sakinah maka calon
pengantim harus mengetahui tuntunan bagaimana cara
membentuk keluarga sakinah menurut agama Islam.
Sakinah berarti mewujudkan harmonisasi hubungan
antara suami dan istri dengan memiliki sikap saling
pengertian, saling menerima kelemahan, saling
menyesuaikan diri, saling memaafkan dan
melaksanakan musyawarah jika terjadi permasalahan.
4. Memberikan materi tentang hak dan kewajiban sebagai
suami istri bahwa setiap calon pengantin yang akan
mengadakan pernikahan diberikan materi mengenai
hak dan kewajiban suami istri. 25
E. Aturan Pelaksanaan Bimbingan Pranikah
25
Melisa Iryanti Masaid. Bimbingan Pranikah Terhadap Calon
Pengantin Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Paletang Kabupaten Pinrang. (Skripsi:
Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar).
Tahun 2013.
26
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Pranikah Bagi Calon
Pengantin Di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, Jurnal
Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Vol. 7, No. 2, Desember
2019, hlm. 191.
19 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
BAB III
27
Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. raja Grafindo
Persada, 2006),hlm. 419.
20 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
kecenderungan untuk memberi respon.28Jadi dapat
disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi dimana
seseorang telah mampu untuk melakukan suatu hal dengan
baik dengan dukungan segala aspek yang ada dalam dirinya,
mulai dari aspek mental, fisik, sosial hingga emosionalnya.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hlm. 13.
29
Ibid, hlm. 14-15.
21 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum
melangsungkan pernikahan diantaranya:
a. Perawan (virgin)
30
H. Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan
Jiwa (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), hal. 107
22 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
perbuatan-perbuatan atau perkataan-perkataan keji terhadap
suami, dan dia akan rela jika dipandang sang suami.
b. Subur (produktif)
31
Muhammad Zuhaily, Fiqih Munakahat Kajian: Kajian Fiqih
Pernikahan Dalam Perspektif Madzhab Syafi’i. Terjemahan oleh
Mohammad Kholison (Surabaya: CV. IMTIYAZ, 2010), hal. 42-44.
23 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
mudah goyah hanya karena sedikit ketakutan yang tak
beralasan.32
a. Kepribadian
b. Pendidikan
32
Asadullah Al-Faruq, Aku Terima Nikahnya (Solo: As-Salam, 2011),
hal.72.
24 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
lagi kecerdasan spiritual (dalam hal iini tingkat pemahaman
terhadap agama) laki-laki lebih tinggi daripada wanita.33
33
Depag, Korps Penasihatan Perkawinan dan Keluarga Sakinah
(Jakarta: Dapartemen Negara RI, 2004), hal. 73-74.
34
Muhammad Zuhaily, Fiqih Munakahat Kajian: Kajian Fiqih
Pernikahan Dalam Perspektif Madzhab Syafi’i. Terjemahan oleh
Mohammad Kholison (Surabaya: CV. IMTIYAZ, 2010), hal. 38-40.
25 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
pernikahan, asalkan masih seagama/ seaqidah. Meskipun
demikian, tetap memperhatikan faktor adat istiadat / budaya
yang berlaku diantara keduanya untuk diketahui masing-
masing pihak agar dapat saling menghargai dan menyesuaikan
diri dengan ralatif muda.
d. Pergaulan
e. Persiapan Material
35
Depag, Korps Penasihatan Perkawinan Dan Keluarga Sakinah
(Jakarta: Dapartemen Negara RI, 2004), hal. 77-78.
26 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
suami untuk menafkahi. Sedangkan bagi pihak wanita, adanya
kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga.36
36
Nur, Aisyah Albantany, Panduan Praktis Menikah Untuk Wanita
Menurut Al-Qur’an dan As-Sunah (Jakarta: Sealova Media, 2014), hal.
57
27 | Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Kesiapan Calon Pengantin
Daftar Pustaka
Albantany, Nur Aisyah. (2014). Panduan Praktis Menikah Untuk
Wanita Menurut Al-Qur’an dan As-Sunah. Jakarta:
Sealova Media.