JAWABAN UTS
MATA KULIAH : KAJIAN PERILAKU ORGANISASI DAN INSTITUSI
PENDIDIKAN
kelompok, dan struktur dengan maksud menerapkan pengetahuan yang diperoleh mengenai
perorangan, kelompok, dan efek dari struktur pada perilaku, agar organisasi bekerja dengan
lebih efektif.
Usaha manusia untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya adalah
merupakan tujuan bagi setiap manusia. Tujuan ini akan sama bagi setiap manusia, hanya cara
untuk mencapainya berbeda-beda tergantung pada tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki seseorang. Karena kompleksnya cara pencapaian tujuan tersebut maka manusia mau
tidak mau harus berorganisasi karena dengan berorganisasi akan dijumpainya kemudahan-
kemudahan untuk mencapai tujuan pribadinya, asal tujuan pribadi tersebut dapat disesuaikan
dengan tujuan organisasi. Semakin modern kehidupan seseorang semakin cenderung banyak
yang dibutuhkannya sehingga semakin banyak pula dia melibatkan dirinya dalam organisasi.
Oleh sebab itu, organisasi dan manajemen adalah merupakan salah satu segi kehidupan yang
penting bagi setiap manusia di mana pun dia berada.
Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang berarti alat
bantu atau instrumen. Hal ini berarti bahwa organisasi pada dasarnya adalah alat bantu yang
sengaja didirikan atau diciptakan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan-tujuannya. Organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia
(group of people) yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (common goals).
Dari definisi organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa “Organisasi adalah unit sosial
atau entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama,
beranggotakan sekelompok manusia – minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang
terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai
identitas diri yang membedakan satu entitas dengan entitas lainnya”. Secara umum organisasi
mempunyai lima karakteristik utama yakni : (1) unit/entitas sosial, (2) beranggotakan minimal
dua orang, (3) berpola kerja yang terstuktur, (4) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, (5)
mempunyai identitas diri. Secara umum karakter sebuah organisasi dapat dipahami melalui
dimensi-dimensi organisasi yang dibedakan kedalam dua tipe yaitu dimensi
struktural dan dimensi kontektual. Dimensi struktural adalah karakter organisasi yang
bersumber pada sisi internal organisasi, sedangkan dimensi kontektual merupakan karakteristik
organisasi secara menyeluruh. Dimensi kontektual merupakan dimensi yang menjadi faktor
penentu bagi keberadaan sebuah organisasi secara menyeluruh dan berpengaruh terhadap
dimensi struktural organisasi. Kedua dimensi ini jika dipahami secara baik dapat bermanfaat
untuk memahami organisasi secara keseluruhan, memahami perilaku organisasi dan bisa
menjadi dasar untuk menilai keberhasilan organisasi. Dilihat dari alasan mengapa sebuah
organisasi didirikan, secara garis besar organisasi bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
organisasi berorientasi ekonomi (biasa disebut sebagai organisasi berorientasi laba – profit
oriented organization) dan organisasi tidak beorientasi ekonomi (disebut organisasi nir laba
– not-for-profit organization). Organisasi berorientasi ekonomi adalah jenis organisasi yang
sengaja didirikan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan ekonomi, khususnya
kebutuhan ekonomi para pendirinya atau pemilik organisasi tersebut. Masyarakat umum
mengenal organisasi seperti ini sebagai organisasi perusahaan atau secara sederhana disebut
perusahaan. Sedangkan organisasi nir laba (not-for-profit organization), seperti tersirat dari
namanya, ukuran keberhasilan organisasi seperti ini bukan laba melainkan ukuran-ukuran lain
sesuai dengan tujuan awal pendirian organisasi. Demikian juga orientasinya bukan kepada
pemilik tetapi kepada para konstituen yang dilayaninya. Artinya, organisasi nir laba lebih
berorientasi kepada kesejahteraan para konstituen daripada kesejahteraan para pendirinya.
Peran organisasi bagi kehidupan manusia. Organisasi didirikan manusia bukan sebagai
tujuan akhir melainkan hanya sebagai sarana, dan bukan untuk siapa-siapa kecuali untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Dalam organisasi orang dapat menyempurnakan kekurangan-
3
kekurangan yang dimilikinya. Ada kecenderungan bahwa makin banyak keperluan yang harus
dipenuhi makin banyak pula ia harus memasuki organisasi. Oleh sebab itu, akhirnya hampir
seluruh kehidupannya di mana pun ia berada akan diresapi, diarahkan, dan dikendalikan oleh
organisasi. Dengan demikian, organisasi dan manajemen akan dijumpai atau ada di segala
bidang kehidupan manusia di mana pun juga ia berada. Organisasi dan Manajemen telah
menjadi bagian dari fenomena masyarakat. Tujuan mendirikan organisasi pada dasarnya untuk
menciptakan nilai tambah yang berupa produk ataupun jasa dan berbagai macam output yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beberapa kelompok orang yang berbeda kepentingan.
Secara sistemik, proses penciptaan nilai tambah dalam sebuah organisasi terjadi melalui tiga
tahap yaitu: masukan (input), proses transformasi (konversi) dan keluaran (output). Proses
pembentukan nilai tambah seperti tersebut diatas tentunya tidak bisa dilakukan sendirian oleh
organisasi melainkan harus melibatkan berbagai pihak yang lain yang berbeda kepentingan.
Manajemen Organisasi. Apapun bentuk organisasi, organisasi bisnis (berorientasi laba)
atau organisasi tidak berorientasi laba, keduanya pasti membutuhkan manajemen. Kebutuhan
akan manajemen lebih dimaksudkan agar organisasi bisa berperan sebagai alat bantu manusia
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha
untuk mencapainya. Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang antara lain karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun demikian, setiap orang akan sama dalam
satu hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Mempertahankan
dan memenuhi kebutuhan hidup ini dapat dianggap sebagai tujuan pokok manusia. Untuk
mencapai tujuan itu orang harus melakukan aktivitas-aktivitas (kegiatan) tertentu. Di sinilah
mulai timbulnya manajemen yaitu proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh
seseorang. Orang yang melakukan manajemen tersebut dinamakan manajer. Dengan demikian,
siapa pun dapat melakukan manajemen. Hanya saja ada orang yang melakukan manajemen itu
kacau balau dan tidak terarah sehingga manajemennya disebut manajemen kacau balau. Tetapi
ada pula orang yang melakukan manajemen itu secara teratur dan diatur sehingga dapat
mencapai tujuan dengan memuaskan. manajemen modern menghendaki supaya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu teratur dan diatur. Secara kodrati manusia
terbatas kemampuannya maka adakalanya dia tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuannya itu sendiri saja. Untuk itu dia harus menggunakan tenaga orang lain dalam
arti bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuannya, atau berorganisasi. Dalam
organisasi ini diperlukan pula manajemen yaitu usaha untuk mengoordinasikan semua tugas
yang dilakukan oleh orang-orang dan mengarahkannya kepada tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, organisasi dan manajemen adalah merupakan sarana dari manusia untuk
mencapai tujuan. Bagaimana bentuk organisasi dan bagaimana pula manajemen yang akan
dijalankan adalah sangat tergantung kepada tujuan yang hendak dicapai.
sub-pokok bahasan ini akan dibahas peranan manajer di dalam organisasi dan ketrampilan yang
harus dimiliki oleh seorang manajer.
Manajer merupakan pelaku Manajemen yang memiliki berbagai peranan dalam organisasi
atau perusahaannya. Dalam melaksanakan peranan dan fungsinya, Manajer-manajer tersebut
diwajibkan untuk memiliki beberapa keterampilan yang dapat mendukung kelancaran
aktivitasnya. Keterampilan manajer tersebut pada umumnya disebut dengan Keterampilan
Manajemen atau Management Skills. Sederhananya, yang dimaksud dengan Keterampilan
Manajemen adalah pengetahuan dan kemampuan individu seorang manajer untuk memenuhi
kebutuhan dalam melaksanakan tugas tertentu dan juga dalam menjalankan fungsi
manajemennya.
Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, diantaranya seorang
manajer harus memiliki ketrampilan manajerial (manajerial skills) yang berupa: ketrampilan
teknis (technical skill), ketrampilan hubungan antara manusia (human skill) dan ketrampilan
konseptual (conceptual skill). Ketiga Keterampilan Manajemen tersebut diperlukan untuk dapat
menerapkan 4 fungsi dasar dalam manajemen. Planning, organizing, actuating dan controlling.
Keterampilan Teknis (Technical Skills) adalah Kemampuan atau pengetahuan untuk
menggunakan teknik tertentu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Contohnya
seperti kemampuan dan pengetahuan untuk merancang produk, memperbaiki mesin,
mengoperasikan mesin, merakit komputer, membuat program komputer, menyiapkan
pembukuan dan laporan keuangan, menjual produk, menciptakan lagu, memasak makanan dan
lain sebagainya. Keterampilan Teknik ini merupakan keterampilan yang penting bagi manajer
di tingkat pertama namun kurang penting atau tidak wajib untuk dimiliki oleh manajemen
tingkat atas.
Keterampilan Berhubungan dengan Orang lain (Humanity Skills) ini adalah kemampuan
manajer untuk berinteraksi secara efektif dengan anggota organisasinya serta membangun
pemahaman dan usaha kooperatif dalam tim yang dipimpinnya. Keterampilan ini akan
memungkinkan para manajer untuk menjadi pemimpin dan memotivasi karyawannya untuk
mendapatkan prestasi kerja yang lebih baik. Selain itu, para Manajer juga harus dapat
memanfaatkan potensi karyawannya secara efektif di perusahaan. Komunikasi juga merupakan
salah satu bagian yang terpenting dalam Keterampilan ini. Komunikasi yang baik dan efektif
akan memberikan dampak positif terhadap karir manajer yang bersangkutan dan juga dalam
pencapain tujuan organisasi. Keterampilan berhubungan dengan orang lain atau Humanity
Skill ini penting bagi semua tingkatan manajemen di suatu organisasi atau perusahaan.
Keterampilan ini juga disebut sebagai Keterampilan Interpersonal (Antarpribadi) atau Human
Skill (keterampilan kemanusiaan).
Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills) adalah kemampuan manajer untuk melihat
keseluruhan organisasi sebagai suatu entitas yang lengkap. Keterampilan Konseptual ini
meliputi pemahaman tentang kerjasama setiap unit kerja dalam organisasi beserta pemahaman
tentang ketergantungan satu unit kerja dengan unit kerja lainnya, perubahan pada suatu unit
kerja juga akan mempengaruhi unit kerja atau bagian lainnya. Keterampilan ini meliputi
pemahaman tentang hubungan antar institusi, industri dan masyarakat serta pemahaman tentang
pengaruh faktor-faktor politik, sosial dan kondisi ekonomi suatu negara terhadap bisnis
perusahaannya. Dengan pemahaman-pemahaman tersebut, seorang manajer tingkat tinggi atau
Top Management dapat memahami kondisi bisnis secara keseluruhan dan mengambil tindakan
yang tepat untuk kesuksesan organisasinya. Keterampilan Konseptual ini sangat penting bagi
Manajement Tingkat Tinggi (Top Management) namun kurang penting bagi manajemen tingkat
menengah dan tidak diharuskan untuk manajemen tingkat pertama. Keterampilan Konseptual
ini juga sering disebut dengan Keterampilan Analisis (Analytical Skill) ataupun Keterampilan
Perseptual (Perceptual Skill).
5
dapat dipahami bahwa pimpinan (leader) memiliki fungsi dasar mengarahkan dan
menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan
fungsi seorang manajer berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar
perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing),
pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam menjalankan fungsinya, seorang
manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang
memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk
mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh
atau karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang
pemimpin. Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang
menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.
cenderung untuk menarik dan akan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan budaya
organisasinya, agar dalam tingkat tertentu polanya dapat langgeng. Demikian pula sebaliknya,
orang-orang yang ada didalam organisasi akan cenderung untuk memilih budaya organisasi
yang disukai. Banyak pengertian budaya organisasi yang disampaikan para ahli organisasi, dan
masing-masing memiliki penekanan yang berbeda akan tetapi maknanya sama. Budaya
organisasi merupakan suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, dipahami, atau dikembangkan
oleh suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah
integrasi internal yang difungsikan dengan baik untuk mempertimbangkan manfaat, dan oleh
karena itu harus disampaikan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk bersikap,
berpikir dan merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut. Budaya organisasi,
dapat diartikan juga sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama. Budaya organisasi mengacu pada
pandangan hidup dalam suatu organisasi. Budaya berkaitan juga dengan makna bersama, nilai,
sikap dan keyakinan. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa jantung dari suatu organisasi
adalah sikap, keyakinan, kebiasaan dan penghdari seluruh individu anggota organisasi mulai
pucuk pimpinan sampai front lines. Dengan demikian, tidak ada aktivitas manajemen yang
dapat melepaskan diri dari budaya. Budaya organisasi bisa dirasakan keberadaannya melalui
perilaku anggota/ karyawan di dalam organisasi itu sendiri. Kebudayaan tersebut memberikan
pola cara-cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntun para anggota organisasi dalam
mengambil keputusan maupun kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi. Oleh karena itu,
budaya organisasi akan berpengaruh pada perilaku individu serta kelompok di dalam
organisasi, serta akan berpengaruh pula pada prestasi individu tersebut, dan sekaligus secara
bersama-sama akan berpengaruh pada efektif-tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi.
Budaya organisasi menjadi sangat berarti bagi kelangsungan hidup organisasi terutama bila
dikaitkan dengan upaya organisasi untuk mengatasi berbagai masalah dalam adaptasi atas
berbagai perkembangan dan perubahan eksternal dan integrasi terhadap kekuatan internal.
Budaya organisasi dapat membantu kinerja karyawan, karena dapat menciptakan suatu motivasi
bagi karyawan untuk memberikan kemampuan menciptakan suatu motivasi bagi karyawan
untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan
oleh organisasi.n Nilai-nilai yang dianut bersama membuat karyawan nyaman bekerja,
memiliki komitmen dan kesetiaan, serta membuat karyawan berusaha lebih keras untuk
meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja serta mempertahankan keunggulannya
5. Bagaimana menurut saudara, budaya organisasi berperan dalam
mengembangkan/mempertahankan organisasi?
Jawab :
Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dapat dipelajari dalam organisasi yang
dimiliki anggota organisasi sebagai pegangan organisasi .Dapat simpulakan bahwa budaya pada
organisasi adalah segala sesuatu yang dapat dipelajari berdasarkan kesepakatan bersama antar
anggota yaitu nilai-nilai dalam organisasi yang dipelajari dan dipahami sebagai pedoman
sehari-hari untuk mencapai tujuan organisasi.
Budaya organisasi memang sangat berpengaruh pada organisasi. Bila penerapannya
baik dan benar akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga perusahaan akan mencapai target
yang diharapkan atau nilai perusahaan akan meningkat.Namun bila terjadi salah penerapan
maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan
organisasinya.Hal ini dikarenakan budaya tersebut dapat memotivasi karyawan atau sebagai
pengikat dalam pencapaian kinerja optimal.Peran pemimpin sangat diperlukan dalam
mensosialisasikan budaya dan juga memberi pemahaman kepada karyawan tentang
pendeskripsian tugas-tugasnya.Hal ini dilakukan agar karyawan dapat termotivasi dalam
pelaksanaan tugas yang diberikan oleh perusahaan.
8
Budaya organisasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan organisasi karena merupakan
bagian dari lingkungan internal tentunya selain karyawan dan manajemen, konsep budaya
membantu para manajer memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang rumit dan
tersembunyi. Setiap individu memiliki karakteristik tertentu, organisasi juga berada pada
lingkungan yang berbeda-beda, maka sebagai akibatnya adalah terjadinya perbedaan budaya.
Budaya organisasi muncul dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah struktur
organisasi, jenis organisasi, kebiasaan-kebiasaan dalam organisasi yang ada dikarenakan
adanya sejarah perusahaan, serta faktor kepemimpinan.Namun demikian, sebenarnya diawal
berdirinya sebuah perusahaan, sengaja atau tidak pendiri perusahaan sudah meletakkan dasar
budaya organisasi. Hal ini dikarenakan adanya aturan-aturan serta kewajiban-kewajiban yang
telah ditetapkan pendiri perusahaan pada saat perusahaan mulai berjalan.Tidak lain tujuan dari
aturan-aturan serta kewajiban-kewajiban itu adalah utuk menyarankan anggota organisasi agar
tetap terfokus pada tujuan organisasi.Tanpa adanya ketetapan itu, pelanggaran atau bahkan
kegagalan pencapaian tujuan organisasi akan terjadi sebagai akibatnya. Budaya organisasi perlu
beradaptasi terhadap laju pertumbuhan organisasi. Tentu saja, bayangkan bila perusahaan terus
menerapkan budaya lama yang sudah usang dan tidak sesuai jaman.contohnya penggunaan
struktur organisasi atau bahkan pemberlakuan keputusan otoriter yang mungkin saja kurang
cocok dengan gaya berfikir para anggota perusahaan .Selain itu perusahaan merugi karena ide-
ide segar yang seharusnya dapat dikembangkan perusahaan jadi tidak berguna bahkan dalam
jangka panjang hal itu bisa mematikan kreatifitas. Ada yang disebut dengan budaya positif.
Budaya ini berisi nilai tantangan agar memiliki keunggulan bersaing. Kriteria budaya positif
diantaranya adalah bukan hanya berupa mission statement jadi harus ada visi yang jelas. Kedua,
nilai organisasi harus sesuai dengan tujuan organisasi. Ketiga, setiap karyawan memiliki nilai
yang sama tingginya. Keempat, budaya yang berlaku bersifat adaptable sehingga mudah
menyesuaikan diri. Disinilah peran penting manajer terlihat. Bukan hanya sebagai misi untuk
mencapai kinerja tertentu.Tapi bagaimana caranya agar dapat membentuk budaya positif bagi
karyawan. Pembentukan budaya tidak bisa lepas dari peranan pemimpin. Pemimpin
membentuk budaya dengan cara merencanakan/memantau kegiatan karyawan dengan kata lain
pemimpin harus memperhatikan kinerja karyawan.Yang kedua adalah pemimpin harus bereaksi
kritis artinya emosionalitas lingkungan dapat meningkatkan potensi untuk mempelajari nilai-
nilai perusahaan.pemimpin juga haus memberikan teladan/contoh terhadap karyawan melalui
tindakan. Budaya-budaya positif bila diterapkan dengan baik dan benar tentu akan berdampak
baik bagi karyawan maupun seluruh elemen perusahaan. Karyawan bisa bekerja dengan
kebersamaan yang artinya nilai produktifitas akan naik.Oleh karena itu perusahaan harus
menciptakan budaya perusahaan yang lebih baik untuk mempertahankan produktifitas
karyawan. Penerapan pemahaman karyawan terhadap budaya perusahaan menempati
kedudukan penting. Pemahaman ini merupakan pendeskripsian tugas-tugas yang jelas yang
diberikan perusahaan. Apabila karyawan diberikan pemahaman secara rinci apa-apa yang harus
dilakukan maka setiap karyawan akan termotivasi dan bersemangat untuk melakukan setiap
tugas yang diberikan perusahaan. Semakin tinggi pemahaman tentang budaya maka semakin
tinggi pula kinerja karyawan. Kekuatan budaya perusahaan memotivasi karyawan untuk
bekerja dalam tim yang kompak.Secara tidak langsung budaya ini dapat menjadi tali pengikat
karyawan.Ikatan karyawan sangat berguna untuk meningkatkan kinerjanya. Kekuatan budaya
perusahaan dapat membuat karyawan bergerak menuju satu tujuan yang sama, memotivasi serta
memberikan struktur dan kontrol yang diperlukan tanpa birokrasi atau aturan formal. Artinya
kerjasama yang bagus akan mendorong karyawan dalam pencapaian target perusahaan tanpa
paksaaan(otoriter)dari atasan sebagai ikatan atasan-bawahan tapi lebih kepada kepuasan
kerja.Sehingga nilai perusahaan dapat tercapai secara maksimal. Dengan adanya budaya
organisasi yang kuat dan sehat disetiap perusahaan akan berdampak positif diperusahaan yang
9
dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat karyawan karena diformulasikan secara
formal kedalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan.Dengan demikian perusahaan
akan mengalami peningkatan produktivitas dan kinerja. Budaya pada organisasi adalah segala
sesuatu yang dapat dipelajari berdasarkan kesepakatan bersama yaitu nilai-nilai dalam
organisasi yang dapat dipelajari dan dipahami sebagai pedoman sehari-hari untuk mencapai
tujuan organisasi. Budaya organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain struktur
organisasi, jenis organisasi, kebiasaan-kebiasaan dalam organisasi, serta faktor
kepemimpinan.Peranan pemimpin dalam pembentukan budaya sangat penting.Yakni
bagaimana caranya agar dapat membentuk budaya positif bagi karyawan.Faktor kepemimpinan
dinilai efektif karena para atasan lebih mendapat perhatian dari bawahan.meskipun demikian
faktor lain yang berpengaruh yaitu sosialisasi budaya perusahaan serta perancangan sistem dan
struktur yang sesuai dengan budaya perusahaan.Kekuatan budaya perusahaan memotivasi
karyawan untuk bekerja dalam tim yang kompak.Secara tidak langsung budaya ini dapat
menjadi tali pengikat karyawan.Ikatan karyawan sangat berguna untuk meningkatkan
kinerjanya. Kerjasama yang bagus akan mendorong karyawan dalam pencapaian target
perusahaan tanpa paksaaan (otoriter) dari atasan sebagai ikatan atasan-bawahan tapi lebih
kepada kepuasan kerja.Sehingga nilai perusahaan dapat tercapai secara maksimal.Tak hanya
itu pemimpin juga harus bisa mengkomunikasikan budaya positif, budaya yang dinilai sebagai
budaya kuat dan sehat yang dapat diterapkan diperusahaan.