Anda di halaman 1dari 11

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Dasar Perancangan

Perancangan yang mengangkat konsep Green Arsitektur merupakan salah satu upaya
dalam penerapan arsitektur berkelanjutan. Konsep ini sangat tepat diaplikasikan pada
bangunan, khususnya pada Gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat yang merupakan
pelayanan kesehatan yang menunjang pada pelayanan medis salah satunya Rumah Sakit.

5.1.1. Konsep Sirkulasi

Dari hasil analisa menuju tapak maupun potensi view tapak , maka jalan masuk tapak
diletakan hanya Di bagian depan bangunan dengan pertimbangan kondisi lalulintas
kendaraan , dimana pada bagian depan bangunan merupakan akses jalan utama yang sering
dilalui kendaraan, Pintu masuk di letakan di tempat yang mudah terlihat dan mudah diakses
serta tidak mengganggu sirkulasi kendaraan lainnya

a. Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi direncanakan agar pencapaian kesetiap ruang atau tempat dapat dicapai oleh
pengunjung atau penghuni dengan mudah dan dapat memberikan kenyamanan.Sirkulasi
kendaraan dalam tapak di bedakan menjadi 2 bagian yaitu : sirkulasi kendaraan Pengunjung,
sirkulasi Kendaraan staff dan karyawan , Service serta pengangkutan sampah dan limbah
yang akan dijelaskan melalui gambar berikut :
Sirkulasi pada staff dan
karyawan , service
pada Area
Laboratorium yang
Sirkulasi pada mengelilingi bangunan
pengunjung tujuan agar
laboratorium langsung mempermudah akses
di menuju akses parkir menuju bangunan agar
yang di letakan pada tidak terjadi crossing
bagian depan pada kendaraan
bangunan agar tidak pengunjung
terjadi penumpukan
lahan parkir pada tapak
b. Sirkulasi pejalan kaki
Jalur pejalan kaki berupa pendestrian dengan elemen penyusunannya berupa paving
block , yang pereletakannya lebih tinggi dari areal sirkulasi kendaraan , hal ini
dilakukan untuk memaksimalkan resapan air pada lokasi dan menghindari terjadinya
cross antar pejalan kaki dan kendaraan

5.1.2. Konsep Orentasi Matahari

Dari hasil analisa matahari yang dilakukan di lapangan, maka bentuk bangunan pada
tapak dibuat memanjang dari arah utara dan selatan , tujuannya agar dapat memaksimalkan
penggunaan lahan pada lokasi dan mengikuti bangunan disekitar tapak , untuk mendapatkan
pencahayaan alami. Dengan menerapkan sun shading pada bangunan dapat mensiasati sinar
matahari agar bias menggunakan pencahayaan alami , untuk mengurangi hawa panas pada
bagian belakangan bangunan maka pada sekeliling bangunan di berikan lahan penghijauan
dan vegtasi peneduh , agar mengurangi hawa panas pada bangunan. .

5.1.3. Konsep Kebisingan

Potensi kebisingan terbesar berada pada bagian depan bangunan, karena pada bagian
depan bangunan merupakan akses jalan utama sebagai jalur penghubung antar Samarinda dan
balikpapan. Dengan meletakan bangunan 15 meter dan membatasi dengan pagar keliling ,
diberi vegetasi untuk meredam suara bising dari luar site .

5.1.4 Konsep Arah Angin

Pada lokasi ini terdapat arah angin yang berasal dari sisi kanan bangunan yang
merupakan lahan kosong , dengan pemanfaatan vegetasi untuk pengendalian, pengarah
maupun sebagai penyerapan angin , hal tersebut akan memberikan kesejukan pada bangunan
dan mampu menyaring kotoran dan debu yang terbawa oleh angin

5.2 Konsep KDB dan KDH

Untuk menentukan jumlah besran ruang perhitungan koefisien dasar bangunan dan
koefisien dasar hijauan pada bangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dengan
perhitungan standar yang telah ditentukan.
a. Luas Lahan 38.000 m2
b. KDB 40%- KDH 60%
c. Massa A = 7.143 m2
d. Massa B = 526.5 m2
e. Luasan KDB 40% = 7.143 m2 + 526,5 m2 = 7669,5 / 7.670 m2
f. Luasan KDH 60% = 60/40 x 7.670 m2 = 11.505 m2
g. Total luasan Lahan yang dibutuhkan7.670 + 11.505 m2 = 19.175 m2

Kesimpulannya, luas lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan gedung


Pusat Olahraga Seni Bela Diri Pencak Silat di Kalimantan Timur adalah = 19.175
m2dengan luasan lahan pada site = 38.500 m2. dengan begitu maka, luasan yang
dibutuhkan mencukupi dalam pembangunan.

5.3 Konsep Penataan Massa Bangunan

Ruang luar pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat ini memadukan antara


tema dan judul yang mana tema berkonsep green arsitektur dan perencanan judul
Laboratorium kesehatan. Dari kedua hal tersebut memerlukan ruang luar yang
menonjolkan alam seperti penghijauan dan penataan vegetasi , Maka dari kebutuhan
ini dapat diintergrasikan dalam site untuk menciptakan sebuah lingkungan yang
diinginkan, sehingga membentuk ruang luar yang jelas alurnya.
5.4 Konsep Lanskep

Membuat ruang terbuka hijau disekitar tapak bertujuan untuk memberikan


kenyamanan bagi orang yang berada disekitar serta mampu mereduksi panas, polusi
dan kebisingian yang terjadi di sekitarnya. Dengan menyediakan taman taman sebagai
pemandangan dalam tapak. Sebagai daya tarik kepada public terhadap bangunan.

Tanaman yang mengelilingi


bangunan ini merupakan
tanaman Pohon cemara dan
Plam yang berfungsi sebagai
peneduh dan preduksi sinar
matahari

Tanaman lavender
merupakan tanaman
pengihas selain warnanya
yang cantik lavender juga
berfungsi sebagai
aromatrapik bagi
Area Pengolahan Limbah pengunjung dan Penghuni
medis diletakan pada luar pada bangunan.
bangunan utaman dengan
jarak kurang lebih 10m.
tujuannya agar bangunan
maupun ruang lainnya tidak
tercemar dan aroma dari
limbah medis tidak masuk ke
dalam bangunan dan
kebersihan pun terjaga.
5.5 Konsep Desain Bentuk Bangunan

5.5.1 Konsep Fasad dan Bentuk Bangunan

Untuk konsep muka bangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat ini banyak


menggunakan material kaca, tujuanya agar mendapatkan pencahayaan yang baik berupa
pencahayaan alami , penggunaan cahaya alami lebih banyak digunakan pada beberapa
ruangan seperti , lobby, ruang tunggu, ruang konsultasi.

Bentuk masa bangunan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan transpormasi


bentuk persgi panjang dengan persegi empat sehingga membentuk masa yang menyerupai
lambang Kesehatan .

5.5.2 Konsep Warna

Pewarnaan ruang luar akan dibagi menjadi 2 sesuai dengan areaanya pada area
pengelola labolatorium ini akan di beri warna putih , dan untuk ruang public dan
kantor pengelola menggunakan warna hijau muda karena warna tersebut merupakan
warna yang netral yang dapat member rasa nyaman serta member kesan green
architektur.

5.6 Konsep Struktur

5.6.1 Konsep Material

Bahan bangunan merupakan bahan bangunan bahan dasar yang digunakan


untuk tujuan konstruksi. Bahan bangunan banyak bahan alami ataupun bahan dasar,
seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dan daun telah digunakan
untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk buatan banyak
digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik.
1. Batu Bata
Jenis material bahan bangunan yang pertama adalah batu bata. Batu bata
merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding
Perpustakaan Umum . Batu bata terdiri dari tanah liat yang dibakar sampai
berwarna kemerah merahan.
2. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya yang bersifat pengeras dengan bahan
bangunan lainnya. Semen sangatlah menjadi komponen pembuat pondasi yang
sangat diandalkan sebagai bangunan dasar. Banyak terdapat berbagai jenis
semen mulai dari semen tigaroda, holcim dan semen padang yang mana semen
merupaka bahan dasar untuk pembuatan beton pada bangunan Laboratorium
Kesehatan Masyarakat .
3. Beton
Jenis material bahan bangunan yang selanjutnya adalah beton. Beton
merupakan bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi dan
pengikat semen. Bentuk paling umum adalah semen portland yang terdiri dari
bahan kerikil dan pasir , semen dan air. Beton merupakan bahan utama untung
dinding, lantai, dan atap beton dak pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat
yang akan dirancang.
4. Pasir
Pasir digunakan sebagai bahan bangunan Gedung sekolah sepak bola, yaitu:
Pasir sungai, karena material pasir mudah didapat mengingat Kota Samarinda
memiliki Sungai yang panjang yang terdapat banyak pasir dibawahnya.
5. Besi
Besi digunakan sebagai material paling penting dalam pembuatan beton
baikdari plat lantai hingga dinding. Yang paling utama besi digunakan
sebagaipenopang semen pada pondasi dan pada kolom bangunan. Selain itu,
besi tersebut akan dijadikan kuda-kuda atap karena sifat rangka besi dapat
menahan beban atap untuk kondisi bangunan bentang lebar.
5.6.2 Konsep Struktu Bangunan
Pada dasarnya, struktur bangunan berfungsi untuk mendukung
keberadaan bangunan agar tetap berdiri kokoh dengan baik. Dalam
penerapannya struktur bangunan memiliki persyaratan untuk meningkatkan
mutu bangunan, yaitu sebagai berikut :
1. Struktur bangunan harus memiliki kekuatan yang cukup sehingga
pergerakannya dapat dibatasi. Kekakuan struktur bangunan dapat
diukur dari besarnya simpangan antar lantai (drift) bangunan,
semakin kecil simpangan maka bangunan tersebut semakin kaku
(smith dan Coull, 1991)
2. Struktur harus memiliki kekuatan yang mencangkup seluruh
elemen
3. Struktur harus memiliki kestabilan

Di dalam sebuah bangunan terdapat tiga bagian struktur bangunan,


antara lain :

1. Struktur bawah adalah bagian bangunan yang terletak di bawah


tanah yaitu pondasi. Pondasi yang digunakan merupakan pondasi
tiang pancang,

2. Struktur tengah merupakan bagian bangunan yang terletak dibagian


tengan bangunan, berupa kolom dan balok. Kolom yang digunakan
ada tiga jenis, yaitu :
a. Kolom Induk 40 x 40
b. Kolom Anak 30 x 30
c. Kolom Praktis 15 x 15

Sedangkan balok lantai yang digunakan ada dua jenis, yaitu :

a. Balok Induk 20 x 30
b. Balok anak 15 x 20
3. Struktur atas atau atap merupakan suatu elemen penetup bangunan
yang menggunakan rangka space frame

5.7 Konsep Utilitas Bangunan

1. Jaringan Listrik

Sistem pengaturan listirk utama di peroleh dari PLN dengan sumber listrik
cadangan generator listrik atau ganset berfungsi secara otomatis apabila dari pln
mengalami gangguan.

B. PLN

Meteran MCB

A. Genset

Massa Bangunan
A,B,

2. Jaringan Air Bersih dan Limbah

Pemilihan distribusi air khusus pada bangunan Laboratorium terutama untuk peralatan
sterilisasi dan lainnya.kemudahan dalam pemeliharaan jaringan pipa, pemakaian pipa
sependek mungkin. Berdasrkan pertimbangan tersebut maka ditentukan sistem
distribusi air bersihnya menggunakan sistem Down Feed.

IPAL
Tank Air
Kotor
Fasilitas Penampungan Pengelola
Bangunan Sementara Limbah
Tank air Tandon
Bersih air
Pengelola Limbah mengacu pada peraturan mentri Kesehatan tentang syarat
kesehatan , pengelola limbah dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu limbah medis dan
Non medis, limbah medis Padat, Semi Padat dan Limbah Medis Cair.

Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
dimanfaatkan kembali. Limbah infeksius dipisahkan untuk dimusnahkan (incinerator)
sesuai dengan peraturan,

3. Jaringan Pembuangan Sampah

Untuk pengelola sampah secara garis besar dapat digolongkan dua jenis yaitu :

a. Sampah medis merupakan sampah yang berasal dari pelayanan medis,yang


menggunakan bahan beracun atau infeksi. Pada pengolahan pembuangan sampah
medis ini menggunakan alat khusus yaitu ‘’incinerator’’ alat ini dapat
menghacurkan sampah dengan cara membakarnya. Alat yang telah didesain
sedemikian rupa ini dapat diatur pada temperature tertentu sehingga sisa
pembakaran sangat minim.
b. Sampah non medis merupakan buangan padat diluar sampah medis umumnya
berasal dari kantor, dapur, laundry dan pengunjung

4. Sistem Utiltas Keamanan


Sistem Keamanan/Cecurity, sistem ini merupakan instalasi yang dibuat pada suatu
gedung bertingkat guna memberikan rasa aman bagi pengguna gedung tersebut dari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengurangi ancaman kriminalitas dan
pencegahan terhadap bencana seperti kebakaran dll. Sistem ini dapat berupa instalasi
pemasangan CCTV, hydrant, tabung pemadam, Smoke detektor, Exthinguiser, Cencor
detector gate, door emergency dsb.

5. Drainase

Pada lokasi site yang akan direncanakan untuk Gedung Laboratorium udah
menyediakan saluran drainase jalan. Jadi, drainase yang akan direncakan khusus untuk
penyediaan sistem drainase pada tapak yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air
limbah bangunan yang sudah diolah menuju ke saluran utama yaitu drainase jalan,
untuk menampung air hujan, dan mencegah terjadinya banjir pada tapak bangunan
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
6. Sistem Untilitas Pengudaraan,
Sistem pengudaraan dalam hal ini berupa sistem pendingin ruangan berupa air
conditioner (AC) yaitu berupa sistem utilitas pendingin ruangan yang dipasang di
dalam ruangan tertutup bangunan Gedung Jenis pendingin ruangan berfungsi untuk
memberikan rasa kenyamanan dan kesejukan bagi orang yang berada di dalamnya.
Selain sistem pendingin ruangan juga dilengkapi dengan pengisap asap (Exhaust)
bilamana terdapat kandungan asap akibat rokok maupun penyebab lainnya sehingga
dapat menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap stabil dan sehat. Namun sistem
pendingin ruangan tidak hanya bergantung kepada AC saja melainkan dapat dengan
melakukan perekayasaan arsiektur bangunan berupa bukaan ventilasi pengudaraan agar
sirkulasi udara dapat dengan baik mengalir keluar masuk dalam sistem ruangan
bangunan dan dapat pula menekan biaya operasional listrik/efisiensi biaya.

7. Pemadam Kebakaran
Pada bangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat ini menerpakan konsep hydrant
yang terdapat di taman, tipe hydrant barel ( basah ). Pemasangan dua ketakann di area
taman bangunan yang dengan mudah di jangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran.
8. Penangkal Petir

Bangunan gedung pusat olahraga seni bela diri pencak silat menggunakan jenis
penangkal petir perlindungan internal yang berada di dalam gedung, system pengaman
jaringan kabel daya dan kabel data di dalam bangunan agar efek induksi petir tidak
merusak perangkat elektronik.

SPLITZEN
SUB TERMINAL
GRAOUNDING
COX CONTROL ARESTER KWH METERAN

COOPER
ROOD
TEKANAN SUB TERMINAL TITIK
TANAH GRAOUNDING GRAOUNDING DISTRIBUSI
DALAM TANAH ELECTRONIK KEBANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai