Anda di halaman 1dari 20

Dokumen Usulan Teknis

A. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Dalam Bab ini menjelaskan pemahaman Konsultan Perencana terhadap tujuan
kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan, metodologi kerja dan
uraian detail mengenai keluaran. Konsultan Perencana akan menyoroti
permasalahan yang sedang dicarikan jalan keluarnya, dan menjelaskan
pendekatan teknis yang akan diadopsi untuk menyelesaikan permasalahan.
Konsultan Perencana juga menjelaskan metodologi yang diusulkan dan
kesesuaian metodologi tersebut dengan pendekatan yang digunakan.

Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal seperti yang tertuang dalam
Kerangka Acuan (KAK), metode pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi yang baik
dengan pihak/instansi terkait. Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan metode
pelaksanaan yang baik dan terarah. Konsultan diharapkan mampu memberikan
jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan, dan
beberapa langkah yang dilakukan meliputi :
 Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan
tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
 Modulus kerja yaitu semua pekerjaan akan ditangani oleh konsultan dan secara
proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal .
 Sistem komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas
dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan tugas tetap
mengacu pada standar kerja jasa konsultas.i

Untuk suksennya pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Ruang Praktik


Kejuruan dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya
SMKN 2 Sigli konsultan menyusun suatu sistem metode palaksanaan melalui
pendekatan teknis dan metodologi yang diharapkan pekerjaan perencanaan ini
dapat berjalan seperti yang diharapkan.
E-1
Dokumen Usulan Teknis

1. PENDEKATAN TEKNIS
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Pekerjaan Perencanaan merupakan
pekerjaan awal yang sangat menentukan rangkaian pekerjaan berikutnya.
Kegagalan sebuah konstruksi juga sering berawal dari perencanaan, walaupun
tidak jarang juga disebabkan oleh kesalahan pada tahap pelaksanaan.

Beberapa hal yang perlu disadari bahwa tugas konsultan perencana tidak
hanya sekedar menyiapkan dokumen seperti yang diarahkan dalam KAK, tetapi
juga harus mampu memberikan ide dan pemikiran untuk menghasilkan aspek
mutu, waktu pelaksanaan serta bobot pekerjaan dan biaya yang efesien.

Berdasarkan hasil analisa kami, terdapat beberapa hal pokok yang menjadi
dasar pemikiran dalam penyusunan kegiatan ini.

Apresiasi yang kami jalankan pada Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Ruang


Praktik Kejuruan dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta
Perabotnya SMKN 2 Sigli sangat sederhana. Selain dengan menanamkan rasa
tanggungjawab terhadap personil yang terlibat dalam penanganan pekerjaan,
fungsi dan tugas konsultan perencana juga harus kita pahami antara lain :

 Sebagai konsultan perencana, fungsinya tidak hanya memberikan semua jasa


Perencana sesuai RKS tetapi juga mengusahakan dengan cara sedemikian
rupa agar diperoleh hasil yang terbaik.

 Konsultan perencana tidak hanya melakukan perencanaan biaya kegiatan,


tetapi juga mengusahakan kemungkinan bisa diperoleh penghematan biaya
kegiatan.

 Konsultan perencana tidak hanya merencanakan pekerjaan, tetapi juga


menciptakan metode-metode dan teknik penjadwalan untuk mendapatkan
penghematan waktu.

 Menitik beratkan pada pelaksanaan program perencanaan mutu secara


efektif.

 Menjalin kerjasama yang baik dengan Instansi terkait dalam membantu


memecahkan masalah-masalah dan mendayagunakan struktur organisasi.

E-2
Dokumen Usulan Teknis

Dalam melaksanakan pekerjaan ini konsultan berkewajiban untuk mengikuti


kebijakan/peraturan yang berlaku khususnya Pedoman Teknis Pembangunan
Gedung Negara, selain itu konsultan wajib membina hubungan yang baik dengan
instansi/organisasi atau Pemerintah Daerah Setempat.

1.1. Latar Belakang


a. Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik
baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
handal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkonstribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
b. Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya dan criteria administrasi bagi bangunan
gedung Negara.
c. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan
karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima
menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
d. Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga mempu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek.
e. Pada Tahun 2021 Dinas Pendidikan Aceh melalui sumber Dana DAK Fisik
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021 mengalokasikan untuk kegiatan
Perencanaan Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan Tingkat
Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya SMKN 2 Sigli.
f. Agar Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan Tingkat Kerusakan
Minimal Sedang Beserta Perabotnya SMKN 2 Sigli terlaksana dengan baik
dalam memenuhi unsur kekuatan (struktur), kenyamanan pengguna
(estetika) dan ekonomis, maka harus diawali dengan kegiatan
perencanaan oleh penyedia jasa Konsultansi Perencana.

1.2. Maksud
Maksud dari kegiatan perencanaan ini adalah untuk memberikan
kesimpulan teknis terhadap perencanaan pembangunan/rehabilitasi gedung

E-3
Dokumen Usulan Teknis

sekolah sehingga diharapkan akan diperoleh dokumen perencanaan yang


terinci yang meliputi semua jenis pekerjaan dan tahapan- tahapan
pembangunan pada masa pelaksanaan konstruksi.

1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan perencanaan ini adalah untuk menghasilkan dokumen
perencanaan pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah sebagai pedoman
pada tahap pelaksanaan konstruksi agar sarana dan prasarana yang akan
dibangun dapat tertata dengan baik, rapi, kokoh, memiliki nilai struktur dan
arsitektur.

1.4. Lokasi Kegiatan


Lokasi Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan
Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya yaitu berada di
SMKN 2 Sigli Kabupaten Pidie.

1.5. Lingkup Kegiatan


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencanaan adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018, yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan,
dan perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari :
a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi
lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat
interprestasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultansi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/perijinan
bangunan.

b. Penyusunan perencanaan seperti rencana tapak, prarencana bangunan


termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus
perijinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari
pemerintah Daerah setempat.

E-4
Dokumen Usulan Teknis

c. Menyelenggarakan paket kegiatan loka karya value enggineering (VE)


selama 40 (empat puluh) jam secara in house (khusus untuk
pembangunan bangunan gedung diatas luas 12.000 M2 atau 8 lantai).

d. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :


 Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi
atau studi market yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas
 Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
perhitunganya.
 Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
 Perkiraan biaya.

e. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :


 Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detial
utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
 Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi.
 Laporan akhir perencanaan

f. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Panitia Lelang di


dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelengan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.

g. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan,


termasuk menyusunan berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan
tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

h. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik


dan melaksanakan kegiatan seperti :
 Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan.
 Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa pelaksanaan konstruksi.

E-5
Dokumen Usulan Teknis

 Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi


tentang penggunaan bahan.
 Membuat laporan akhir pengawasan berkala
i. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan
perawatannya termasuk petunjuk yang menyakut peralatan dan
perlengkapannya.

2. METODOLOGI
Konsultan Perencana juga menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan
perencanaan untuk mendesaign bangunan serta Sarana dan Prasarana
pendukungnya, metode ini merupakan pedoman dalam melaksanaan
perencanaan teknis dan pendekatan terhadap ketentuan yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja. Agar hasil perencanaan tepat sasaran sesuain dengan
diharapkan.

Dalam Pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini Konsultan menggunakan


tahapan-tahapa yang terdiri dari :
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Pengumpulan Data Lapangan;
3. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknis;
4. Tahap Penggambaran;
5. Tahap Perhitungan Kualitas dan Kuantitas;
6. Tahap Perkiraan Biaya;

2.1. TAHAP PERSIAPAN


Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali lingkup
pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahan – permasalahan yang
ada dari data sekunder (desk study). Persiapan pelaksanaan pekerjaan,
diantaranya sebagai berikut :
 Menyiapkan data yang digunakan untuk pelaksanaan survey,
 Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang disediakan,
 Penyediaan peralatan yang akan dipakai untuk survey lapangan,
 Persiapan surat pengantar mobilisasi personil dan lain – lain yang
diperlukan.

E-6
Dokumen Usulan Teknis

Sebelum pekerjaan ‘’Survey Pendahuluan’’ dimulai, konsultan berkoordinasi


dengan Pemberi Kerja untuk mendapatkan pengarahan dan petunjuk –
petunjuk mengenai pekerjaan yanag akan dilaksanakan, rencana – rencana
pengembangan daerah, dan hal – hal lain yang perlu diketahui untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2.2. TAHAP PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


1. Survey Pendahuluan
Tujuan utama dilaksanakannya survey pendahuluan adalah untuk
melakukan peninjauan lokasi pekerjaan dan mengumpulkan data – data
sekunder untuk dipergunakan dalam pelaksanaan detail survey dan
mengumpulkan data lainya untuk melengkapi data survey dan
mengumpulkan data lainya untuk melengkapi data survey detail dan
kebutuhan desain.

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :


a. Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah
sehubungan dengan akan dilaksanakan survey Pendahuluan.
b. Mengumpulkan informasi kebutuhan bangunan yang akan direncanakan.
c. Mengumpulkan informasi kebutuhan bangunan dan
menginventarisasikan kondisi dan permasalahan – permasalahan yang
ada di wilayah study perencanaan.
d. Mempelajari dan mengenalisa informasi mengenai wilayah studi
perencanaan.
e. Pembuatan peta dasar dan tematik wilayah studi perencanaan yang
dibutuhkan dalam proses perencanaan.
f. Pembuatan foto dokumentasi lapangan.

2. Survey Topografi
Survey Topografi adalah proses pengumpulan data diatas permukaan bumi
yang selanjutnya dan hasil ukuran dituangkan dalam bentuk peta
perencanaan dengan menggunakan skala tertentu serta didokumentasikan
dalam bentuk gambar dan file computer.

Pekerjaan Survey Topografi untuk site/lahan meliputi bagian pekerjaan :

E-7
Dokumen Usulan Teknis

 Pekerjaan pengukuran yang terdiri dari :


- Pengukuran titik control dan vertical
- Pengukuran Situasi
- Pengukuran - pengukuran khusus
 Pekerjaan perhitungan dan penggambaran
 Pekerjaan digitasi dan computer.

2.3. TAHAP ANALISA DAN PERENCANAAN TEKNIS


Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisa dan
menyusun rencana teknis dari data lapangan yang dihasilkan dalam kegiatan
survey pendahuluan. Kegiatan menganalisa serta perancangan Arsitektural
Bangunan.

Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kawasan dan
bangunan, antara lain :
 Analisa Site
Analisa site digunakan untuk menganalisa keadaan site kawasan, lebih –
lebih untuk mengetahui apakah site tersebut landai atau berbukit
(berkontur). Jika sudah dilakukan analisa site, maka akan direncanakan site
tersebut akan dibentuk dengan cara cut (pemotong) and fill (Penimbunan).

 Aksebilitas
Aksebilitas menuju kawasan terencana harus diperhatikan, sehingga dalam
penataan akses dari luar maupun sirkulasi pergerakan didalam kawasan
akan tertera dengan teratur dan rapi.

 View
Sebuah perencanaan harus memperhatikan ‘’view’’ (Sudut Pandang), view
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
 View From Site
Sudut pandang yang akan dilihat (disajikan) dari dalam kawasan
terencana untuk melihat luar kawasan tersebut sehingga apa yang ada
diluar kawasan terencana dapat dinikmati oleh orang yang ada di dalam
kawasan tersebut.

 View to Site
E-8
Dokumen Usulan Teknis

Sudut pandang yang akan dilihat (disajikan) dari luar kawasan terencana
untuk melihat dalam kawasan tersebut sehingga apa yang ada didalam
kawasan terencana dapat dinikmati oleh orang yang ada di luar kawasan
tersebut.
 Orientasi Matahari
Dalam penataan bangunan harus mempertimbangkan orientasi matahari,
guna menentukan letak dan arah, bukan pada bangunan, sehingga
kenyamanan didalam dapat tercapai.

 Orientasi Angin
Orientasi angin juga harus diperhitungkan, guna menentukan letak dan arah
bukaan pada bangunan. Dan juga menentukan jenis vegetasi yang dapat
difungsikan sebagai pengendali angin (penghalang, pengarah, pembiasaan
dan penyerapan).

 Kebisingan
Kawasan terencana merupakan kawasan yang membutuhkan tingkat
kebisingan yang rendah, sehingga diperlukan pengendalian kebisingan yang
disebabkan dari luar kotsite terencana (kebisingan ekternal) khusunya.
Dalam pengendalian kebisingan ekternal dapat dilakukan dengan beberapa
cara, anatara lain pengembangan topografi, penempatan vegetasi yang tepat
dan penggunaan bahan bangunan yanag dapat meredam kebisingan.

 Pencahayaan
Pencahayaan dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut :
a. Alami
Pemanfaatan cahaya matahari pada siang hari diperlukan untuk
menerangin ruang – ruang yang ada didalam bangunan, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Sehingga dapat menghemat
energy dan biaya operasional bangunan, menciptakan ruang yang sehat
mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek
psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang.

Pada umumnya cahaya matahari yang jatuh kepermukaan tanah/


bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut :

E-9
Dokumen Usulan Teknis

- Cahaya matahari langsung jatuh pada bidang kerja


- Refleksi / pantulan cahaya matahari dari benda yang berada diluar
bangunan dan masuk melalui jendela.
- Refleksi / pantulan cahaya matahari dari halaman, yang untuk kedua
kalinya dipantulkan kembali oleh langit – langit dan dinding kearah
bidang kerja.
- Cahaya yang jatuh kelantai dapat dipantulkan lagi oleh langit – langit.

Besarnya refleksi cahaya matahari ini sangat dipengaruhi oleh bahan


pemantulan dan warna, sedangkan intensitas cahaya matahari yang
masuk kedalam ruang santang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya dalah sebagai berikut :
- Jenis bahan yang digunakan adalah tembus cahaya,
- Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh adalah warna
dinding langit – langit dan lantai,
- Luas bidang buka / jendela
- Pengurangan intensitas cahaya oleh kisi – kisi dan pohon

b. Buatan
Pencahayaan buatan baik secara langsung ataupun tidak langsung disaat
malam hari atau gelap.

Dalam menentukan jumlah titik lampu dalam ruangan banyak


diperbaharui oleh factor : CU (Coeffisien of Utilization ) rata – rata 50 % -
65% dan LLF (Light Loss factor ) rata – rata 0,7 – 0,8.

CU sendiri tergantung dari : P (Persentase Pandulan ), Pc (Persentase


pandulan pada ceiling), Rr (persentase pantulan pada wall ) dan Pf
(persentase pantulan pad floor).

 Penghawaan
Standar udara yang nyaman mempunyanyi kecepatan tidak boleh lebih dari
5 km/jam dengan suhu/temperature kurang dari 30º dan banyak
mengandung 0₂.

E - 10
Dokumen Usulan Teknis

Dengan memenuhi persyaratan tersebut kenyamanan akan dapat dinikmati,


sehingga semua kegiatan didalam bangunan dapat berjalan dengan baik.
Penghawaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Alami
Penghawaan alami adalah pemanfaatan hawa/udara diluar bangunan
untuk menyejukkan (menyamakan) ruangan – ruangan yang ada didalam
bangunan.

Cara mendapatkan udara segar dari alam adalah memberikan bukaan


pada daerah yang diinginkan dan memberika vasilitas yang sifatnya
menyilang. Dengan memanfaatkan penghawaan alami maka dapat
menghemat energy.

b. Buatan
Pencapaian kenyamanan suhu pada sebuah ruangan yang disebabkan
oleh alat – alat penyegar udara. Pengahawaan buatan tersebut digunakan
jika kenyamanan suhu didalam mangan tidak dapat diciptakan oleh
hawa/udara alami disekitar bangunan, sehingga diperlukannya Air
Conditioner. Biasanya dalam penyegaran udara ada beberapa jenis
penyengaran udara yang dugunakan didalam bangunan, antara lain :

 Sistem Sentral
Sistem dengan menggunakan ruang khusus mesin AC yang kemudian
didistribusikan keruangan yang memerlukan. Ada 3 (tiga) cara
penistribusianya yaitu system radial patern, system permetre loop
dan system lateral.

 Sistem dengan menggunakan alat – alat penyegar udara tunggal,


seperti AC split, air handling unit dan AC window.
Untuk bangunan – bangunan besar yang memiliki ruang yang luas
sangat tepat jika menggunakan system central dengan menggunakan
duarng AG yaitu satu alat untuk menyalurkan udara dingin guna
mengkondisikan ruangan besar yang menggunakan alat AHU (Air

E - 11
Dokumen Usulan Teknis

Handling Unit). Ducting AC terbuat dari sheet medal atau fibre yang
dibungkus aluminium foil.

 Vegetasi
Penentuan dan penetapan vegetasi sangat memperngaruhi kenyamanan di
dalam kawasan dan estetika kawasan tersebut.
 Eksterior
Perencanaan eksterior dan interior harus dapat mewujutkan atau
mengesankan bahwa suatu bangunan berupa tempat penginapan (mess).

 Struktur bangunan
Penentuan struktur bangunan perlu memperhatikan dan memperhitungkan
daya dukung tanah site dan juga beban yang diakibatkan oleh beban sendiri
bangunan, beban gerak dan beban angin. Karena site merupakan daerah
rawan gempa, maka menggunakan struktur yang tahan gempa.

 Analisa Perencanaan Mekanikal dan Etektrikal


Dalam perencangan mekanikal etektrikal perlu memperhatikan:
- Air bersih
Memperhatikan sumber air benih dan merencankan jaringan pemipaan
dalam distribusi air bersih didalam kawasan (bangunan).

- Air kotor
Merencankan jaringan pemipaan air kotor padat maupun air baik didalam
bangunan maupun diluar bangunan.

- Jaringan Listrik
Merencankan jaringan listrik baik didalam bangunan maupun diluar
bangunan.

2.4. TAHAP PENGAMBARAN


Pembuatan gambar rencana selengkapnya dilakukan setelah draft perencanaan
teknis mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa dengan menentukan
koreksi – koreksi dan saran – saran yang diberikan oleh pengguna jasa, berikut
posisi altenatif trase yang pernah diteliti.

E - 12
Dokumen Usulan Teknis

Gambar rencana detail perencanaan teknis yang perlu dibuat harus minimal
mencakup :
 Sampul (cover) dan sampul dalam
 Daftar isi
 Peta lokasi proyek
 Daftar simbol dan singkatan.
 Daftar rangkuman volume pekerjaan
 Potongan – potongan gambar (dampak) harus digambar dengan skala yang
pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain :
- Gambar konstruksi yang ada
- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian
yang berbeda.
- Rincian kontruksi perkerasan
- Penampang bangunan (muka,belakang, dan samping)
- Bentuk dan konstruksi bangunan
- Bentuk dan posisi detil bangunan dan asesorisnya.

2.5. TAHAP PERHITUNGAN KUALITAS DAN KUANTITAS


Perencanaan harus membuat perhitungan kualitas dan kuantitas pekerjaan
secara rinci dan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan
spesifikasi yang dipakai
b. Perhitungan kualitas dan kuantitas pekerjaan harus dilakukan dengan
keseluruhan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis
mata pembayaran (pay item).
c. Kualitas dan kuantitas pekerjaan harus dihitung/sesuai dengan yang dalam
gambar rencana.

2.6. TAHAP PERKIRAAN BIAYA


Perkiraan biaya pada konstruksi secara rinci harus disiapkan untuk setiap
tahapan konstruksi yang direncanakan, sesuai dengan item pekerjaan dan
harga satuan yang disajikan secaran terpadu.

E - 13
Dokumen Usulan Teknis

Kuantintas dan disertai dengan data pendukung perhitungannya, sedangkan


harga satuan akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru dan masih
berlaku atau berpedoman pada survey harga pasar.

Metode perhitungan harga satuan harus dibuat, analisis harga satuan


menggunakan metode dan acuan yang baku, berdasrkan faktor – faktor/
parameter : tenaga, material, peralatan, social, pajak, overhead dan keuntungan
yang berlaku di daerah setempat.
Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisa ini dibandingkan dengan proyek–
proyek lainya didaerah sekitar lokasi.

Proses pekerjaan perencanaan harus mengacu pada kriteria dan standar


perencanaan yang berlaku di Indonesia, disamping harus memenuhi
ketentuan–ketentuan dibawah ini :
a. SNI-03-1727-1989, tentang Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung;
b. ASNI-2919-1991, Standar Spesifikasi Bahan Indonesia
c. SNI-03-2847-1992, tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung;
d. SNI-03-1726-2002, tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung;
e. SNI 7395:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup
lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
f. SNI 2847:2013, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
g. Harga Material dan Upah mengacu Pada Survey di Kabupaten Kota terkait
dan Harga Satuan yang dikeluarkan Oleh Pemerintah Daerah.
h. Analisa harga satuan menggunaka AHSP Kementrian PU 2016.
i. Standarisasi Nasional Indonesia dan petunjuk lainnya yang relevan dengan
keseluruhan pekerjaan Perencanaan/DED ini.

3. REFERENSI HUKUM
Referensi Hukum yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Undang-undang nomor 28 Tahun 2003 tentang Bangunan Gedung;

E - 14
Dokumen Usulan Teknis

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang


Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2021;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun2007 tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2021 tentang
Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2021;
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
8. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia
No. 22/SK.DPN/X/2020 tentang Pedoman Standar Minimal Remunerasi/
Biaya Personil (Billing Rate) dan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk Badan
Usaha Jasa Konsultansi Tahun 2021.

B. PROGRAM KERJA
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal, maka rencana kerja ini disusun
berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan sesuai
dengan ruang lingkup yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja dan
metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan
Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan Tingkat Kerusakan Minimal
Sedang Beserta Perabotnya SMKN 2 Sigli.

Rencana Kerja disusun berdasarkan ikhtisar dari Pendekatan dan Methodologi,


serta jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ada didalam Kerangka Acuan
Kerja. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Perencanan ini memerlukan suatu wadah

E - 15
Dokumen Usulan Teknis

dengan organisasi yang memadai untuk merencanakan segala aspek pekerjaan


sedemikian rupa sehingga kegiatan ini akan diselesaikan tepat pada waktunya
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang ada dan anggaran yang sudah
ditetapkan. Untuk memenuhi target tersebut, kami telah menyiapkan program
kerja dengan menyusun suatu team yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti
yang dipaparkan dalam usulan teknis ini.

Rencana Kerja disusun mulai dari tahap persiapan sampai penyerahan hasil
pekerjaan. Direncanakan lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan adalah 12 (dua belas) hari kalender.

Adapun kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan dalam rangka pelaksanaan


pekerjaan perencanaan ini adalah :
 Menyusun langkah-langkah yang terencana dengan baik dan efektif mengenai
pembuatan semua yang berhubungan dengan Pelelangan.
 Membantu dinas/instansi terkait mempersiapkan metode pelaksanaan untuk
semua kegiatan pekerjaan dan membantu perbaikan-perbaikan bila memang
memerlukan peningkatan metode-metode tersebut.
 Membantu untuk merencanakan dan menyusun jadwal pekerjaan
 Bekerjasama dengan PPTK dengan mengoptimalkan hasil kerja dari tenaga
kerjanya dan mendayagunakan peralatannya.
 Melakukan survey terhadap material yang memadai untuk dipakai pada tahap
pelaksanaan.
 Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerja sama dengan tenaga
laboratorium tanah dan material dengan tujuan utama adalah menjamin
tercapainya pelaksanaan mutu yang baik dan sesuai daya spesifikasi yang
diisyaratkan.
 Menyusun suatu metode yang menjamin agar gambar kerja tidak terlambat
prosesnya mulai dari pembuatan, koreksi hingga persetujuannya.
 Menyelesaikan setiap tugas dari perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-
gambar rencana dan spesifikasinya.
 Membuat laporan – laporan yang terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi informasi tentang :

E - 16
Dokumen Usulan Teknis

- Lingkup pekerjaan perencanaan


- Gambaran umum kawasan perencanaan
- Metode pelaksanaan pekerjaan
- Inventarisasi data sekunder

2. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi informasi tentang :
- Lingkup pekerjaan perencanaan;
- Identifikasi permasalahan secara detail dan usulan perencanaan;
- Gambar perencanaan yang terdiri dari peta situasi (lay out, denah
bangunan, tampak, potongan dan detail serta keterangan lainnya;
- Perhitungan volume dan back up perhitungan;
- Rencana Anggaran Biaya (RAB);
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
- Spesifikasi Teknis;

Secara umum dapat kami uraikan alur pola kerja dan alur koordinasi dalam
bentuk diagram yang akan berlangsung secara sistematis selama pelaksanaan
pekerjaan perencanaan ini.

Mulai

Identifikasi Studi Pengumpulan


Masalah Pustaka Data

Penentuan model,
Teknik Membuat Gambar Perhitungan dan
Penilaian RAB Redesain Kontrol Struktur

Selesai

Gambar E.1. Diagram Alur Pola Kerja

C. ORGANISASI DAN PERSONIL


Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan mencakup ruang lingkup
materi dan lokasi serta tanggungjawab masing - masing tenaga ahli, maka
E - 17
Dokumen Usulan Teknis

Konsultan perlu membuat suatu struktur organisasi proyek. Organisasi menjadi


salah satu unsur pendekatan teknis di dalam pelaksanaan pekerjaan dan
tercapainya tujuan pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan


Perencanaan Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan Tingkat
Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya SMKN 2 Sigli diuraikan secara
spesifik sebagai bahan pertimbangan dan penilaian Direksi (pemilik pekerjaan)
dalam mengevaluasi kinerja Konsultan secara teknis.

Struktur organisasi kerja sangat penting kedudukannya dalam pelaksanaan suatu


pekerjaan, dengan adanya struktur organisasi kerja dapat mempermudah
koordinasi team yang ada untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diembannya. Dengan adanya struktur organisasi kerja dapat diketahui garis
perintah dan garis koordinasi sehingga diharapkan pekerjaan dapat dise-lesaikan
sesuai dengan waktu yang tersedia.

Struktur organisasi proyek yang diusulkan oleh konsultan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar lampiran dibawah ini.

E - 18
Dokumen Usulan Teknis

E - 19
Dokumen Usulan Teknis

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Perencanaan Rehabilitasi Ruang Praktik Kejuruan dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya SMKN 2 Sigli

Team Leader

Operator CAD Estimator

Surveyor Operator Komputer

Tenaga Lokal

E - 20

Anda mungkin juga menyukai