TINJAUAN KASUS
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama : Sesak nafas
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD tanggal 6
januari 2017 jam 22.45 wib dengan keluhan sesak nafas, lebih nyaman
dengan posisi duduk, nyeri ulu hati, dan tidak bisa tidur sejak 3 hari sebelum
masuk Rumah Sakit. TD:150/90mmHg, ND:104x/mnt, Rr:28x/mnt,Suhu:
afebris. Di IGD pasien mendapat terapi O2 2- 4lpm, posisi semifowler. Dari
IGD pasien dikirim ke bangsal Dahlia. Saat dikaji pasien tampak kelelahan,
mengeluh sesak nafas, nyeri daerah ulu hati, nyeri dirasa seperti ditusuk-
tusuk, berkurang saat diam, skala 6, dan dirasakan terus menerus. Pasien
juga mengeluh susah tidur sudah 4 hari. Tampak retraksi dada, nafas cuping
hidung, nafas pendek, suara nafas ronchi, mata tampak sembab kehitaman,
1
badan lemes tidak segar. TD: 130/80mmHg, ND:86x/mnt, RR:30x/mnt,
Suhu:36,2ºC. Terpasang alat bantu nafas O2 3lpm binasal kanul.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit seperti sekarang dan sering
mondok di RS.
d.Riwayat penyakit keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti pasien dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
ataupun menurun.
d. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Meninggal
2
Sebelum sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya baik, sehari
makan 3x dengan nasi,sayur dan lauk,pasien minum 5-7 gelas per
hari, jenis minum air bening.
Saat dikaji : Pasien makan habis satu porsi. kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan diit jantung.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 2-3 hari sekali, BAK 4-
6x/hari, tidak ada keluhan.
Saat dikaji : Selama di dahlia pasien belum BAB, jumlah urin
350cc/5jam, warna kuning jernih.
d. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari berdagang
daging di pasar, dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
orang lain
Saat dikaji : Pasien tampak kelelahan, aktivitas dibantu perawat
dan keluarga. Pasien mengatakan kelelahan bertambah setelah
beraktivitas seperti berpindah posisi atau berganti pakaian. Dan
berurang saat diam.
e. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam istirahat
tidur, pasien tidur malam bisa 7-8 jam, jika sesak tidak datang , pasien
tidak pernah tidur siang.
Saat dikaji : Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak bisa tidur,
dan kurang nyaman karena sesak nafas
f. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Dalam berpakaian sehari hari di rumah pasien
mengatakan dapat melakukan sendiri.
3
Saat dikaji : Pasien mampu berpakaian dengan bantuan
keluarga atau perawat.
g. Pola Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bila kedinginan memakai
selimut,ataupun jaket,tapi kalau panas memakai pakaian yang tipis.
Saat dikaji : Pasien badannya tidak panas, SB : 36,2°C, akral
teraba hangat, pasien mengenakan baju daster dan sedang menggunakan
kipas.
h. Pola Personal hygiene
Sebelum sakit : Dalam melakukan personal hygiene pasien
melakukan sendiri mandi 2 x sehari, sikat gigi tidak 2x sehari.
Saat dikaji : Pasien mandi diseka 1x sehari oleh keluarga,
dalam melakukan personal hygiene pasien dibantu sama keluarga.
i. Pola Menghindari bahaya lingkungan dan rasa nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien merasa senang dan nyaman
dirumah
Saat dikaji : Pasien mengatakan kurang nyaman dengan
keadaannya sekarang, tangan kiri terpasang infus RL 12 tpm. Ulu hati
terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, skala 6 dirasakan terus menerus dan
nyeri berkurang saat pasien diam. Pasien tampak tegang menahan sakit,
dan kadang memegangi ulu hati
j. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien dalam kesehariannya berkomunikasi
dengan bahasa Jawa, tidak ada gangguan dalam berkomunikasi.
Saat dikaji : Pasien mampu berkomunikasi baik menggunakan
bahasa Jawa dan bahasa indonesia
k. Pola Beribadah
Sebelum sakit : Pasien biasa menjalankan sholat 5 waktu.
Saat dikaji : Selama di rumah sakit pasien menjalankan sholat 5
waktu, di tempat tidur
l. Pola Bekerja
4
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai pedagang daging.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan pekerjaan
seperti biasa.
m. Pola Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan jarang sekali ketempat wisata,
karena anaknya sudah besar-besar
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran saja, kadang ada saudaranya
yang menjenguk
n. Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV, radio
dan dari teman sekitarnya.
Saat dikaji : Pasien kadang bertanya kepada petugas kesehatan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Composmentis, GCS E4 M6 V5.
b. Tanda-tanda Vital : TD 130/80 mmHg, Nadi :86 x/mnt teratur,
Suhu 36,2°C, BB: 70 kg
c. Kepala: tidak ada jejas, tidak ada jahitan, bentuk
mesochepalus, rambut pendek berwarna hitam.
d. Mata: Simetris, Pupil ishokor 2/2 mm, Rangsang Cahaya ada,
Sklera tdk ikterik, konjungtiva ananemis.
e. Hidung: Simetris, Tidak ada sekret, tidak ada polip, ada nafas
cuping hidung.
f. Mulut: Simetris, bersih, tidak ada sariawan, gigi masih utuh
g. Telinga: bentuk simetris, bersih, tidak tampak serumen, fungsi
pendengaran baik
h. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thiroid
i. Thoraks :
Paru
I : dada simetris, tak tampak massa ataupun lesi, tampak
retraksi dada.
P : tak teraba massa, ada nyeri tekan didaerah ulu hati,
pengembangan paru kanan-kiri sama.
5
P : Sonor
A : Ronchi di kedua paru
Jantung
I : tampak ictus cordis di ics 5 mid clavicula sinistra
P : teraba ictus cordis di ics 5 mid clavikula sinistra
P : Redup
A : terdengar S1> S2 ireguler, tidak ada bising maupun gallop
j. Abdomen:
I : Simetris, tak tampak bekas luka, tampak buncit.
A : Peristaltik usus 15x/mnt
P : Tymphani, perut tidak kembung
Pa: tidak ada asites, lunak
k. Ektrimitas: Tidak terdapat jejas, ektremitas atas sinistra
terpasang IVFD RL 12tpm. kekuatan otot 5 5
5 5
l. Genetalia: jenis kelamin laki-laki, terpasang DC no 18, Jumlah
urin 350cc/5jam warna kuning jernih.
m. Kulit: akral hangat, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik, tidak ada
sianosis
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Tgl No Jenis Hasil Ket Normal
Pemeriksaan
4 HCT 36 N 37,0-51,0 %
6
9 SGOT 41 Naik <35 u/l
b. Rontgen
Thorax tanggal 6 Januari 2017
Kesan: edema pulmo, efusi pleura dextra, aortosceloris dengan
elangatio aorta
EKG : NSR ( normal sinus ritme )
6. TERAPI
Terapi parenteral:
IVFD Ringer Laktat 12 tpm
Ranitidin 2x50mg
Cefotaxim 2x1g
Lasix 3x20mg
Ketorolac 1x30mg
Terapi Enteral :
Bisoprolol 1x1
Spironolactone 1x25mg
Ambroxol sirup 3x1 sdm
Zypras 0-0-0,5mg
Ramipril 1x1
B. ANALISA DATA
7
Menggunakan bantuan nafas tekanan vena paru
oksigen dengan binasal kanul 3
lpm. Hasil Ro.thorak: Kesan:
Edema pulmo tekanan kapiler
paru
DS:
DO:
dyspneu
Pasien tampak tegang, menahan hiperventilasi
sakit, kadang memegangi daerah
ulu hati TD:130/80mmH,
ND:86x/mnt, Rr: 30x/mnt
7/1/17 2 ketidakefektifan Agen cedera Nyeri
pola nafas biologis
15.00
Gagal jantung
DS: pasien mengatakan cepat kongestif
lelah saat bergerak dan
beraktivitas seperti ganti
pakaian dan mencoba untuk
Gagal pompa
jalan. ventrikel kiri
DO:
8
Tampak mata sembab
kehitaman, pasien tampak
Suplay darah ke
kelelahan, , TD 130/80 mmHg,
jaringan ↓
Nadi :86 x/mnt
teratur,RR:30x/mnt,Suhu
36,2°C.
Metabolisme
anaerob
Timbunan asam
lactat ↑
Sesak nafas
Lelah
Gagal jantung
kongestif
Gagal pompa
ventrikel kiri
backward failure
tekanan kapiler
paru
edema paru
9
sesak
gg.pola tidur
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tgl Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
NIC :
07/01/ Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan
2017 pola nafas keperawatan 3x24 jam 1. Monitor status respiratory
berhubungan
15.00 Tujuan : pola nafas menjadi 2. Beri posisi semifowler
dengan
hiperventilasi efektif 3. Atur intake untuk
Dx.I
Kriteria Hasil: mengoptimalkan keseimbangan
-RR:16-24 7. Pemberan O2
-Suhu:36,5-37,5ºC
2. Tidak ada cuping
hidung,retraksi dada
10
atau otot bantu nafas
3. Tidak ada bunyi nafas
tambahan
4. Nafas pendek hilang
-Suhu:36,5-37,5ºC
11
Dx verbal kelelahan hilang, klien dalam beraktivitas
sesak hilang 2. Kaji adanya faktor yang
III
2. Kenyamanan menyebabakan kelelahan
aktivitas
3. Monitor respon Tanda vital
3. TTV dalam batas
dalam beraktivitas
normal
4. Bantu ADL pasien
-TD:100-140/70-80
5. Pemberian oksigen
-ND:60-100
-RR:16-24
-Suhu:36,5-37,5ºC
12
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
7/1/17
13
tidak bisa tidur karena badan tidak
enak dan sesak nafas
TD:120/70mmHg,ND:88x/mnt,
RR:32x/mnt, Suhu:36ºC
-Mengajarkan relaksasi nafas
dalam Pasien makan habis 1 porsi
dibantu istri
2 16.20
-Menciptakan lingkungan yang
tenang, membatasi pengunjung. Istri pasien akan melakukan
-Memonitor TTV
2,4 16.40
Obat diminum
14
4 18.00 ISDN 5mg alergi
-Memonitor TTV
Obat diminum
Starquin 200mg
Zypras 0,5mg
2 19.00.00
Obat diminum
Spironolactone 25mg
2 21.30
-Memberikan terapi injeksi
15
berganti posisi
TD:120/70mmHg,ND:88x/mnt,
RR:28x/mnt, Suhu:36ºC
4 14.00
16
Ketorolac 30 mg Pasien masih belum melakukan
dengan benar karena nafasnya
Lasix 20mg masih pendek
1,3 15.00 -Berkolaborasi dengan keluarga Injeksi masuk Ani
untuk membantu ADL pasien
(makan)
Rantin 50mg
Injeksi masuk, tidak ada reaksi
-Memasang infus pindah alergi.
dilengan kanan (infus flebitis)
2,4 19.00
-Menganjurkan pasien untuk
menghindari makan dan minum
pada jam tidur
2 19.30
-Memberikan terapi enteral
Pasien masih mengeluh sesak
Zypras 0,5mg nafas, tampak retraksi dada, ada
cuping hidung, suara nafas ronchi,
RR:30x/mnt, terpasang O2 3 lpm
2 20.00
binasal kanul
-Memberikan terapi enteral
Pasien masih tampak kelelahan
17
ISDN 5mg setelah mencoba duduk dikursi
Obat diminum
1 11.00
TD:120/80mmHg,ND:84x/mnt,
RR:28x/mnt, Suhu:37ºC
-Memantau pola tidur dan
mencatat faktor yang Pasien lebih nyaman dengan
mengganggu suasana yang tenang
18
2 13.05 Injeksi masuk
-Memberikan oksigenasi
Obat diminum
-Memberikan terapi injeksi
4 13.45 Ketorolac 30 mg
Lasix 20mg
ISDN 5mg
1 15.00 -Memonitor TTV
-Membatasi pengunjung
Starquin 200mg
3 17.00
Rantin 50mg
-Memberikan tx zipras
19
1,2,3 18.00
3,4 18.15
2 19.00
2 19.30
4 20.00
3 21.00
F.EVALUASI KEPERAWATAN
20
II O: pasien tampak tegang, kadang-kadang memegangi daerah
ulu hati, TD:120/70mmHg, ND:88x/mnt, RR:32x/mnt,
Suhu: 36ºC
Q: seperti tertusuk
S: skala 6
21
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
IV
20.00 I
Ani
P: nyeri berkurang
Q: tertusuk
S: skala 4
22
O : Pasien tampak lebih rileks, aktivitas dibantu oleh perawat
dan aktifitas kadang masih dibantu keluarga
TD110/70mmHg, ND:80x/mnt, RR:28x/mnt,
Suhu:36,5C.
III
23
Q: kadang terasa perih
9/01/17 S: skala 4
24
III
Ani
IV
BAB II
TINJAUAN KASUS
25
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Status : Menikah
Diagnosa medis : Obs. dyspneu e.c CHF
Nomer RM : 840626
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn P
Umur : 27tahun
Alamat : Murtirejo 03/01 Kebumen
Hubungan dengan klien : Anak
8. RIWAYAT KESEHATAN
e. Keluhan utama : Sesak nafas
f. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD tanggal 6
januari 2017 jam 22.45 wib dengan keluhan sesak nafas, lebih nyaman
dengan posisi duduk, nyeri ulu hati, dan tidak bisa tidur sejak 3 hari sebelum
masuk Rumah Sakit. TD:150/90mmHg, ND:104x/mnt, Rr:28x/mnt,Suhu:
afebris. Di IGD pasien mendapat terapi O2 2- 4lpm, posisi semifowler. Dari
IGD pasien dikirim ke bangsal Dahlia. Saat dikaji pasien tampak kelelahan,
mengeluh sesak nafas, nyeri daerah ulu hati, nyeri dirasa seperti ditusuk-
tusuk, berkurang saat diam, skala 6, dan dirasakan terus menerus. Pasien
juga mengeluh susah tidur sudah 4 hari. Tampak retraksi dada, nafas cuping
hidung, nafas pendek, suara nafas ronchi, mata tampak sembab kehitaman,
badan lemes tidak segar. TD: 130/80mmHg, ND:86x/mnt, RR:30x/mnt,
Suhu:36,2ºC. Terpasang alat bantu nafas O2 3lpm binasal kanul.
g. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit seperti sekarang dan sering
mondok di RS.
d.Riwayat penyakit keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti pasien dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
ataupun menurun.
h. Genogram
26
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Meninggal
27
Sebelum sakit : Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari berdagang
daging di pasar, dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
orang lain
Saat dikaji : Pasien tampak kelelahan, aktivitas dibantu perawat
dan keluarga. Pasien mengatakan kelelahan bertambah setelah
beraktivitas seperti berpindah posisi atau berganti pakaian. Dan
berurang saat diam.
s. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam istirahat
tidur, pasien tidur malam bisa 7-8 jam, jika sesak tidak datang , pasien
tidak pernah tidur siang.
Saat dikaji : Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak bisa tidur,
dan kurang nyaman karena sesak nafas
t. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Dalam berpakaian sehari hari di rumah pasien
mengatakan dapat melakukan sendiri.
Saat dikaji : Pasien mampu berpakaian dengan bantuan
keluarga atau perawat.
u. Pola Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bila kedinginan memakai
selimut,ataupun jaket,tapi kalau panas memakai pakaian yang tipis.
Saat dikaji : Pasien badannya tidak panas, SB : 36,2°C, akral
teraba hangat, pasien mengenakan baju daster dan sedang menggunakan
kipas.
v. Pola Personal hygiene
Sebelum sakit : Dalam melakukan personal hygiene pasien
melakukan sendiri mandi 2 x sehari, sikat gigi tidak 2x sehari.
28
Saat dikaji : Pasien mandi diseka 1x sehari oleh keluarga,
dalam melakukan personal hygiene pasien dibantu sama keluarga.
w. Pola Menghindari bahaya lingkungan dan rasa nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien merasa senang dan nyaman
dirumah
Saat dikaji : Pasien mengatakan kurang nyaman dengan
keadaannya sekarang, tangan kiri terpasang infus RL 12 tpm. Ulu hati
terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, skala 6 dirasakan terus menerus dan
nyeri berkurang saat pasien diam. Pasien tampak tegang menahan sakit,
dan kadang memegangi ulu hati
x. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien dalam kesehariannya berkomunikasi
dengan bahasa Jawa, tidak ada gangguan dalam berkomunikasi.
Saat dikaji : Pasien mampu berkomunikasi baik menggunakan
bahasa Jawa dan bahasa indonesia
y. Pola Beribadah
Sebelum sakit : Pasien biasa menjalankan sholat 5 waktu.
Saat dikaji : Selama di rumah sakit pasien menjalankan sholat 5
waktu, di tempat tidur
z. Pola Bekerja
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai pedagang daging.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan pekerjaan
seperti biasa.
aa. Pola Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan jarang sekali ketempat wisata,
karena anaknya sudah besar-besar
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran saja, kadang ada saudaranya
yang menjenguk
bb. Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV, radio
dan dari teman sekitarnya.
29
Saat dikaji : Pasien kadang bertanya kepada petugas kesehatan.
Jantung
I : tampak ictus cordis di ics 5 mid clavicula sinistra
P : teraba ictus cordis di ics 5 mid clavikula sinistra
P : Redup
A : terdengar S1> S2 ireguler, tidak ada bising maupun gallop
w. Abdomen:
I : Simetris, tak tampak bekas luka, tampak buncit.
A : Peristaltik usus 15x/mnt
P : Tymphani, perut tidak kembung
Pa: tidak ada asites, lunak
30
x. Ektrimitas: Tidak terdapat jejas, ektremitas atas sinistra
terpasang IVFD RL 12tpm. kekuatan otot 5 5
5 5
y. Genetalia: jenis kelamin laki-laki, terpasang DC no 18, Jumlah
urin 350cc/5jam warna kuning jernih.
z. Kulit: akral hangat, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik, tidak ada
sianosis
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Tgl No Jenis Hasil Ket Normal
Pemeriksaan
4 HCT 36 N 37,0-51,0 %
b. Rontgen
Thorax tanggal 6 Januari 2017
Kesan: edema pulmo, efusi pleura dextra, aortosceloris dengan
elangatio aorta
EKG : NSR ( normal sinus ritme )
12. TERAPI
Terapi parenteral:
IVFD Ringer Laktat 12 tpm
31
Ranitidin 2x50mg
Cefotaxim 2x1g
Lasix 3x20mg
Ketorolac 1x30mg
Terapi Enteral :
Bisoprolol 1x1
Spironolactone 1x25mg
Ambroxol sirup 3x1 sdm
Zypras 0-0-0,5mg
Ramipril 1x1
G. ANALISA DATA
DS:
32
7/1/17 2 pola nafas
15.00
Timbunan asam
lactat ↑ Sesak nafas
Lelah
33
Intoleransi Gangguan
aktivitas pola tidur
7/1/17 4
15.00
Gagal jantung
kongestif
Gagal pompa
ventrikel kiri
backward failure
tekanan kapiler
paru
edema paru
sesak
gg.pola tidur
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas
34
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tgl Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
NIC :
07/01/ Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan
2017 pola nafas keperawatan 3x24 jam 8. Monitor status respiratory
berhubungan
15.00 Tujuan : pola nafas menjadi 9. Beri posisi semifowler
dengan
hiperventilasi efektif 10. Atur intake untuk
Dx.I
Kriteria Hasil: mengoptimalkan keseimbangan
-Suhu:36,5-37,5ºC
6. Tidak ada cuping
hidung,retraksi dada
atau otot bantu nafas
7. Tidak ada bunyi nafas
tambahan
8. Nafas pendek hilang
35
mengontrol nyeri faktor yang memperburuk nyeri
6. ungkapan verbal nyeri 11. Monitor tanda vital
12. Ciptakan lingkungan yang
berkurang/hilang
tenang, batasi pengunjung
7. tanda vital dalam 13. Ajarkan teknik distraksi dan
rentang normal relaksasi
14. Pemberian analgetik
-TD:100-140/70-80
-ND:60-100
-RR:16-24
-Suhu:36,5-37,5ºC
36
keperawatan 3x24 jam
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
37
7/1/17
1 16.05
TD:120/70mmHg,ND:88x/mnt,
RR:32x/mnt, Suhu:36ºC
-Mengajarkan relaksasi nafas
dalam Pasien makan habis 1 porsi
38
dibantu istri
2,4 16.40
-Berkolaborasi dengan keluarga
membantu ADL pasien (makan) Pasien mengatakan akan mencoba
untuk memejamkan mata dan
-Berkolaborasi dengan keluarga tidur Ani
untuk memberikan pijatan yang
1,2,3 17.00
nyaman
Obat diminum
Obat diminum
Ranitidin 50mg
2 18.30
Starquin 200mg
2 19.00.00
Obat diminum
39
4 20.00
Lasix 20mg
TD:130/80mmHg,ND:80x/mnt,
Ranitidin 50mg RR:30x/mnt, Suhu:36ºC
3 22.00 Starquin 200mg Pasien masih mengeluh sesak
nafas, tampak retraksi dada, ada
cuping hidung, suara nafas ronchi,
-Memonitor TTV RR:28x/mnt, terpasang O2 3 lpm Ani
binasal kanul
Q: seperti ditusuk-tusuk
8/1/17
R;di daerah ulu hati kadang
menjalar ke punggung
1,2,3 05.00 -Monitor toleransi aktivitas
S: skala 5
pasien
T: dirasa hilang timbul 5mnt
1 06.20
-Mengkaji nyeri
Pasien mengatakan masih belum
bisa tidur karena sesak, kadang-
kadang tertidur 5-10mnt, tiba-tiba
terbangun lagi
40
Oksigen terpasang 3lpm, binasal
kanul. Pasien masih tampak sesak
3 08.00 dan merasa lebih nyaman dengan
dipasang oksigen
-Memberikan oksigenasi
Obat masuk
TD:120/70mmHg,ND:88x/mnt,
RR:28x/mnt, Suhu:36ºC
4 14.00
-Membatasi pengunjung
3 Obat diminum
41
17.00
2 18.00
-Memberikan terapi injeksi
Starquin 200mg
1,2,3 18.30
Rantin 50mg
Injeksi masuk, tidak ada reaksi
-Memasang infus pindah alergi.
dilengan kanan (infus flebitis)
2,4 19.00 -Menganjurkan pasien untuk
menghindari makan dan minum
pada jam tidur
2 19.30
-Memberikan terapi enteral Pasien masih mengeluh sesak
Zypras 0,5mg nafas, tampak retraksi dada, ada
cuping hidung, suara nafas ronchi,
RR:30x/mnt, terpasang O2 3 lpm
2 20.00 binasal kanul
-Memberikan terapi enteral
Pasien masih tampak kelelahan
ISDN 5mg setelah mencoba duduk dikursi
Captopril 6,25mg P: nyeri bertambah saat bergerak
1,2 20.15
Spironolactone 25mg Q: seperti ditusuk-tusuk
-Memberikan terapi injeksi R;di daerah ulu hati kadang
menjalar ke punggung
Lasix 20mg
4 20.30 S: skala 5
Ranitidin 50mg
T: dirasa hilang timbul 5mnt Ani
Starquin 200mg
Keluarga pasien mengatakan
pasien sudah bisa tidur sebentar-
4 21.00
Memantau pola respiratory sebentar kadang-kadang
tertidur10-15mnt.
9/1/17 TD:130/70mmHg,ND:96x/mnt,
RR:30x/mnt, Suhu:37ºC
2 08.00
Oksigen terpasang 3lpm, binasal
42
kanul. Pasien masih tampak sesak
dan merasa lebih nyaman dengan
dipasang oksigen
-Monitor toleransi aktivitas Injeksi masuk, tidak ada tanda
pasien reaksi alergi
1,2 10.00
-Mengkaji nyeri
Obat diminum
1 11.00
TD:120/80mmHg,ND:84x/mnt,
RR:28x/mnt, Suhu:37ºC
Obat diminum
-Memberikan terapi injeksi
Ketorolac 30 mg
4 13.45
Lasix 20mg
43
1,2,3 14.00 -Memberikan terapi enteral
ISDN 5mg
-Membatasi pengunjung
Starquin 200mg
3 17.00
Rantin 50mg
1,2,3 18.00
3,4 18.15
2 19.00
2 19.30
4 20.00
44
3 21.00
F.EVALUASI KEPERAWATAN
Q: seperti tertusuk
S: skala 6
45
S : Pasien mengatakan kelelahan, apalagi jika setelah
beraktivitas
IV
S : Pasien mengatakan masih sesak nafas
8/08/17
20.00 I
46
Ani
P: nyeri berkurang
Q: tertusuk
S: skala 4
Ani
S : Pasien mengatakan kelehan berkurang
47
P: lanjutkan intervensi 1,2
III
S: skala 4
9/01/17
T: dirasa hilang timbul
20.00 I Ani
A: Masalah Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (kurang suplay O2 ke jantung) teratasi
48
Menggunakan bantuan nafas O2 3lpm
III
Ani
49
IV
50