Walillahil Hamdu
Ma’asyiral muslimin, a’azzakumullah,
Pagi ini kita berkumpul di sini, merapatkan jiwa dan raga, menadahkan hati untuk
cucuran rahmat Ilahi. Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir, membesarkan nama
Allah, agar terpatri sampai ke relung hati bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, selainNya
adalah kecil di hadapanNya. Permasalahan sebesar apapun, menjadi kecil di hadapan
keagungan kekuasaanNya. Musuh yang kuat, menjadi lemah di hadapan kekuatanNya
yang tiada berbatas. Mari bertakbir dengan jiwa, lisan dan raga kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketika kita bertakbir dengan penuh bahagia di sini, ternyata di tepian dunia yang
lain di sana kesedihan masih mencengkram. Di Suriah tempat bercokol rezim Syi’ah
dengan penuh kebencian dan dengan dukungan penuh Iran membantai muslim Sunni
tanpa perikemanusian. Tapi takbir masih menggema di sana dengan optimisme atas
pertolongan Allah ‘Azza Wajalla. Takbir pun masih menggema di Gaza, Palestina, diselingi
dentuman bom dan letusan peluru. Takbir pun masih terdengar walau mungkin sedikit
sayup dari tenda-tenda pengungsian muslim Rohingya di Burma. Pekikan takbir pun
masih terdengar nyaring di Mesir, mengatasi teriakan histeris kaum sekuler dan konco-
konconya atas kemenangan semu yang mereka klaim. Ya, takbir masih menggema dengan
hentakan iman di dada-dada kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang berbahagia,
Kita baru saja menyelesaikan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh hikmah dan
kebersamaan, keadaan yang terasa nikmat dibalut persatuan yang indah. Bulan suci
Ramadhan memang bulannya ukhuwah Islamiyah, persatuan dan kebersamaan.
Bangsa ini akan kuat dan terlihat elok, apabila mampu menjaga persatuan dan
kebersamaan ini. Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dapat bersatu padu
dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan dan merayakan hari raya Idul
Fitri, subhanallah!!, momen yang sangat indah dan mengesankan. Oleh karena itu, kita
berdoa kepada Allah ‘Azza Wajalla semoga pada masa mendatang, kita mampu
menemukan solusi yang dapat menyatukan kita dalam penentuan awal momentum syiar
besar umat Islam seperti ini.
Persatuan, sangat kita butuhkan dalam menghadapi deretan permasalahan umat
yang demikian panjang, seperti maraknya aliran-aliran sesat yang semakin membodohi
umat. Ditambah lagi dengan keterpurukan ekonomi yang justru diperalat oleh tangan-
tangan hitam untuk korupsi dan manipulasi, tapi justru penanganannya yang tebang pilih
menjadikan kondisi semakin memprihatinkan, Wallahul Musta’an.
Hal lain adalah keluarga, lembaga paling penting dalam bangunan suatu
masyarakat, hari ini juga menghadapi krisis yang luar biasa. Banyak keluarga yang
menghadapi kekisruhan mulai dari perpecahan suami istri yang diliputi kabut
pengkhianatan dan perselingkuhan hingga persoalan anak yang terjebak dalam beragam
penyimpangan.
Banyak keluarga hari ini menempati rumah ibarat seperti hotel saja, hanya untuk
bermalam, tanpa perlu peduli dengan penghuni lainnya, atau ibarat pengunjung rumah
makan yang memesan makanannya sendiri tanpa perlu berinteraksi dengan pengunjung
yang lain, atau -maaf- ibarat wc umum saja tempat buang hajat. Sungguh, makna sebuah
keluarga jika rumah sudah sedemikian adanya telah hilang dan sirna.
Sementara itu di tengah umat ini terjadi pula krisis ukhuwah dan persaudaraan,
karena persoalan sepele kadang meruncing hingga perseteruan berkepanjangan. Lebih
miris lagi jika hal itu terjadi pada aktivis Islam, yang sudah jelas paham akan pentingnya
persaudaraan. Sekali lagi Wallahul Musta’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin a’anakumullah,
Semoga Allah menolong kita semua.
Pertanyaannya kini adalah apa penyebab semua ini? Mengapa awan kelabu
permasalahan yang menumpuk masih merundung kita?
Jama’ah sekalian, sesungguhnya jawabannya sangat jelas, yaitu kita jauh dari
cahaya dan pelita. Semakin kita menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka semakin jauhlah
kita dari jalan yang benar, dan semakin dalam pula kita terjebak dalam lorong hitam
kesesatan dan kesengsaraan.
Ma’asyiral Muslimin, Cahaya itu adalah Al-Qur’an. Pelita itu adalah As-Sunnah.
Allah Ta’ala berfirman:
ً َيا أَيُّ َها النَّاسُ قَدُ َجا َءكمُ برهَانُ ِمنُ َر ِبكمُ َوأَنزَ لنَا ِإلَيكمُ ن
ورا
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur’an).” (QS. Al-Nisa’:174).
Jika seorang manusia menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka panah-panah
beracun syaithan dan hawa nafsu akan menancap pada jiwanya begitu mudah, sehingga
membuat ia kehilangan kewarasan imaninya, menjadi gila terhadap dunia, kehilangan
kendali diri dan akhirnya takut terhadap kematian, karena membuatnya meninggalkan
kenikmatan semu di dunia yang fana ini.
Kondisi inilah yang membuat musuh hilang rasa segannya kepada kita, tidak takut
lagi untuk menzalimi saudara-saudara kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam bersabda:
: قَالُوا،»ص َعتِ َها ْ َعلَى ق َ ُعى ْاْل َ َكلَة َ ق َك َما تَدَاٍ ُعلَ ْي ُك ُم ْاْل ُ َم ُم ِم ْن ُك ِل أُف َ عى َ «يُو ِشكُ أ َ ْن تَدَا
ُ ت ُ ْنت َزَ ع،س ْي ِل ُ َولَ ِك ْن،ير
ِ َ غثَا ٌء َكغُث
َّ اء ال ٌ ِ «أ َ ْنت ُ ْم ذَ ِل َك ْال َي ْو َم َكث:ِم ْن قِلَّ ٍة ِبنَا َي ْو َمئِذٍ؟ قَا َل
: َو َما ْال َوه َُن؟ قَا َل: قَالُوا،» َويُجْ َع ُل فِي قُلُو ِب ُك ُم ْال َوه َُن،عد ُِو ُك ْم َ بِ ْال َم َهابَةُ ِم ْن قُلُو
»ِ« ُحبُّ الدُّ ْن َيا َو َك َرا ِه َيةُ ْال َم ْوت
Artinya:
“Hampir (tiba waktunya) seluruh bangsa akan mengepung kalian dari berbagai penjuru
seperti orang-orang yang makan mengerumuni piring makanannya.”
Para sahabat bertanya: “Karena sedikitkah kami hari itu?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Justru jumlah kalian pada saat itu
banyak. namun kalian hanya bagaikan buih dan sampah yang dibawa oleh banjir. Rasa
takut telah dicabut dari hati musuh-musuh kalian dan di dalam hati kalian diletakkan
Wahn.”
Mereka bertanya: “Apa itu Wahn?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR.
Ahmad).
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengingatkan kita:
َّ ط
ُّللا َ َّسلَ َع َوت ََر ْكت ُ ُم ْال ِج َهاد َّ ِضيت ُ ْم ب
ِ الز ْر ِ َاب ْالبَقَ ِر َو َر
َ « إِذَا تَبَايَ ْعت ُ ْم بِ ْال ِعينَ ِة َوأ َ َخذْت ُ ْم أَذْن
.» عهُ َحتَّى ت َْر ِج ُعوا ِإلَى دِينِ ُك ْم ُ علَ ْي ُك ْم ذُالًّ الَ َي ْن ِز
َ
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara al-‘Inah (riba), atau kalian (hanya)
mengikuti ekor-ekor sapi (pembajak sawah), dan telah ridha (merasa
cukup) dengan semata bercocok-tanam, sehingga kalian meninggalkan jihad,
maka niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan Ia cabut
sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).
Wallahul Musta’an wa Ilayhittuklan!
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepadaNya pula kita
bertawakkal.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,
Apakah kondisi ini menyurutkan langkah kita?
Apakah kondisi ini membuat kita pesimis?
Tidak, sekali lagi tidak! Justru kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk bangkit,
memicu kita untuk kembali memberdayakan semua potensi umat yang tersedia.
Kita tidak boleh terlena dalam jebakan musuh-musuh Allah, justru Allah Ta’ala menyeru
kita untuk bangkit berjihad melawan mereka dengan Al-Qur’an.
Ya, langkah pertama yang harus diayunkan adalah berjihad dengan Al-Qur’an. Allah
berfirman:
ب أ َ ْقفَالُ َها
ٍ لى قُلُ ْو
َ عَ أَفََلَ يَتَدَب َُّر ْونَ ْالقُ ْرآنَ أ َ ْم
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka
terkunci?” (QS. Muhammad:24).
Tadabbur Al-Qur’an akan membuka hati dan pikiran untuk menemukan solusi dari
semua permasalahan. Allah Ta’ala mengatakan:
ت أ َ َّن َّ ي أ َ ْق َو ُم َويُبَش ُِر ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ الَّ ِذيْنَ يَ ْع َملُ ْونَ ال
ِ صا ِل َحا ْ إِ َّن َهذَا ْالقُ ْرآنَ يَ ْه ِد
َ ي ِللَّتِ ْي ِه
ً َ لَ ُه ْم أ
ً جْرا َك ِبيْرا
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9).
Allah juga berfirman:
َّ سالَتَهُ ۚ َو
ُّللا َ سو ُل بَ ِل ْغ َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَي َْك ِم ْن َر ِب َك ۖ َو ِإ ْن لَ ْم ت َ ْف َع ْل فَ َما بَلَّ ْغ
َ ت ِر َّ يَا أَيُّ َها
ُ الر
َّللا َال يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم ْال َكافِ ِرين
َ َّ اس ۗ إِ َّن ِ َّص ُم َك ِمنَ الن ِ يَ ْع
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Ma’idah:67).
Berdakwah adalah jalannya para nabi dan rasul utusan Allah, berdakwah berarti
menapaki jalan mereka, menapaktilasi jalan sang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam yang teduh di bawah naungan Al-Qur’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu
Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Berjihad dengan Al-Qur’an adalah jihad yang besar, sebab inilah yang akan
mempersiapkan lahirnya khayru ummah (umat terbaik) yang menegakkan dienul Islam
dan kepemimpinan Qur’ani serta membawa kemaslahatan dan ketentraman bukan saja
bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh alam semesta, sebagaimana yang telah dicatat di
dalam sejarah dengan tinta emas, sejak generasi sahabat hingga berabad-abad lamanya.
Ketenteraman yang dirasakan oleh penduduk Eropa dari berbagai agama dan
bangsa lebih dari 700 tahun ketika kepemimpinan dan kekuasaan di tangan kaum
muslimin –khayru ummah– yang pada saat itu berpusat di Andalus, Spanyol, menjadi
contoh nyata sejarah dalam hal ini.
Perlu dicatat bahwa khayru ummah ini memiliki sifat dan karakteristik yang melekat
pada diri mereka, sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla:
هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر َك ِبي ًرا َوال َحمدُ ِِلُِ
عبدَهُ َوأَ َ
ع َُّز ص َُر َ لَ ِإلَ ُهَ ِإلاَهلل ُ َوحدَهُ َ
صدَقَُ َوعدَهُ َونَ َ لً ُ َكثِي ًرا َوسب َحانَُ هللاُِ بك َرُةً َوأَ ِ
صي ُ
لَّ ِإي َُّاه مخ ِل ِ
صينَُ لَهُ ال ِدينَُ َولَو َك ِر َُه جندَهُ َوهَزَ َُم األَحزَ َُ
اب َوحدَُه لَُ ِإلَ ُهَ ِإلاَ ُ
هلل ُ َولَُ نَعبدُ ِإ ُ
ِل َحمدُاً َكثِي ًرا َكمُا َ أَ َم َُر َ .وأَش َه ُد أَ ُ
ن المش ِركونَُ َولَو َك ِرهَُ الكاَفِرونَُ َولَو َك ِرهَُ المناَفِقونَُ .ال َحمدُ ِ ُِ
لَّ هللا ُ َوحدَهُ لَش َِريكَُ لَ ُه ِإرغاَمُا ً ِل َم ُ
ن َج َح ُدَ ِب ُِه َو َك َف َرُ .لَ ِإلَ ُهَ ِإ ُ
لىُ
ع َس ِلمُ َوبا َ ِركُ َ
ل َو َ ق َوالبَش َُِر .اللَّه َُّم َ
ص ُِ سيِ ُد الخ َََلئِ ُِ
عبدهُ َو َرسولهُ َ سيِدَنُا َ م َح َّمدُاً َ
ن َ َوأَش َهدُ أَ َُّ
لى يَو ُِم المحشر سانُ إِ َُ ى آ ِل ُِه َوأَصحاَبِ ُِه َو َمنُ تَبِعَهمُ بِإِح َ
علَ ُ
سيِدِنُا َ م َح َّمدُ َو ََ .
َّ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ
االخ ْيَ ََ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ُّ َ َ ِ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ َ ْ
للا فقد فاز المتقون .وافعلو أما بعد :فيآأيهاالحا رضون .أو رص َيكم ونف رس بتقوى ر
َ َ َّ َ َ َ َ َ َِ َ ُ ر ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َْ اج َتنب ْوآ َعن َّ َو ْ
اعلم ْوآ أن للا َأمركم ربأمر بدأ رفي ره ربنف رس ره وثن رابمَل رئك رة آت .و ر الس ِّي ر
الر رج ْي رم .رب ْس رم طان َّ َ َّ ْ َ
يالش ن م َ هلل با ذ والكر ْيم َأع ْ َ ِْ َ
ف ركتا رب ره
َ َ ْ
الم َس ِّب َح رة ربقد رس ره .فقا َل تعاىل
ر َر ر ر ر ِ ر
َ ُّ ها َّالذ ْي َن ََّ َ َ َ َ َ َ َ ُّ ْ َ َ َ َّ ْ َ ُّ َ
آمن ْوآ َصل ْوآ َعل ْي ره ب يآأي ر الر رح ْي رم .رإن للا ومَل رئكته يصلون عل الن الر ْحمن َ للا َّ
اللهمَّ َ َ ُ ْ َّ ْ َ
ِ ر
َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُّ ْ َ َ ِّ ْ َ َ ْ ْ َ َ ر ِّ ْ َ ْ ْ ً َ َ
وسلموا تس رليما .فأ رجيبوآللا َ رالى مادعاكم وصلوآ وسلموأ عل من رب ره هداكم .
ي َو َمنْ التابع ْ َِ َ ْ َ ْ َ ْ َِ َ َ َ َّ ْ َِ َ َ ْ َّ َ ِّ َ َ َ ِّ َ َ َّ َ َ َ
رر ع اب
َ رر ِ تو ي ع اب
َ رر الت ل ع و . ي ع ر م ج أ ه صل عل سي ردنا محمد وع ر ر ر ر ر
بح ص و ه آل ل
َ َ
ض للا َعنا ب َر ْح َمتك ياأ ْر َح َم الراحم ْ َِ َّ َ الد ْين َ .و ْار ََ َ ْ ِّ َ .تب َعه ْم بإ ْح َ
ي ر ر ر ر م ر و ي ىل إر ان س رر ر
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah
Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya
yang sudah nampak keriput dimakan usia. “Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangan yang
dulu mengusap dan membelai kepala kita, tangan yang dulu ia senantiasa tengadahkan
ketika tengah mendoakan kita, namun kedua tangan tersebut telah lemah dan tak
berdaya .
Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar
ia selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT.
Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita dan keluarga. Ia
pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita kirimkan. Sebaliknya
mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan karena hanya
itulah yang mereka harapkan dialam sana,”
Mungkin bukan hanya kepada kedua orang tua kita, mungkin kepada saudara kita sendiri,
handai taulan, famili kita, mungkin kita pernah memutus tali silaturrahmi dihadapan
Allah Swt, di kesempatan yang barokah ini kita sama-sama berdiri dihadapan Allah Swt,
saling mengulurkan tangan agar setiap salah dan dosa kita dihadapan Allah Swt
seluruhnya, terhapuskan dihadapan Allah Swt.
Semoga mereka tetap terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah SWT
mereka menjadi hamba yang husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam
mengha dapinya.”
Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati
dengan penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tempat semua keluh-kesah disampaikan, tempat
semua masalah mendapat jalan keluar.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Rasul tercinta, para keluarga dan
sahabatnya, manusia-manusia terbaik yang pernah terlahir.
ُ ت ْٱل َو َّه
اب َ غ قُلُوبَنَا بَ ْعدَ ِإذْ َهدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِمن لَّدُ ْن َك َرحْ َمةً ِإنَّ َك أ َ ْن
ْ َربَّنَا الَ ت ُ ِز
ِ َّاب الن
ار َ سنَةً َوقِنَا
َ َعذ ِ سنَةً َوفِي
َ اآلخ َرةِ َح َ َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح
َب ْال َعالَ ِمين ِ َّ ِ ُآخ ُر دَع َْوانا َ أ َ ِن ْال َح ْمد
ِ َلل َر ِ َو