Anda di halaman 1dari 13

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar

Walillahil Hamdu
Ma’asyiral muslimin, a’azzakumullah,
Pagi ini kita berkumpul di sini, merapatkan jiwa dan raga, menadahkan hati untuk
cucuran rahmat Ilahi. Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir, membesarkan nama
Allah, agar terpatri sampai ke relung hati bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, selainNya
adalah kecil di hadapanNya. Permasalahan sebesar apapun, menjadi kecil di hadapan
keagungan kekuasaanNya. Musuh yang kuat, menjadi lemah di hadapan kekuatanNya
yang tiada berbatas. Mari bertakbir dengan jiwa, lisan dan raga kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketika kita bertakbir dengan penuh bahagia di sini, ternyata di tepian dunia yang
lain di sana kesedihan masih mencengkram. Di Suriah tempat bercokol rezim Syi’ah
dengan penuh kebencian dan dengan dukungan penuh Iran membantai muslim Sunni
tanpa perikemanusian. Tapi takbir masih menggema di sana dengan optimisme atas
pertolongan Allah ‘Azza Wajalla. Takbir pun masih menggema di Gaza, Palestina, diselingi
dentuman bom dan letusan peluru. Takbir pun masih terdengar walau mungkin sedikit
sayup dari tenda-tenda pengungsian muslim Rohingya di Burma. Pekikan takbir pun
masih terdengar nyaring di Mesir, mengatasi teriakan histeris kaum sekuler dan konco-
konconya atas kemenangan semu yang mereka klaim. Ya, takbir masih menggema dengan
hentakan iman di dada-dada kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang berbahagia,
Kita baru saja menyelesaikan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh hikmah dan
kebersamaan, keadaan yang terasa nikmat dibalut persatuan yang indah. Bulan suci
Ramadhan memang bulannya ukhuwah Islamiyah, persatuan dan kebersamaan.
Bangsa ini akan kuat dan terlihat elok, apabila mampu menjaga persatuan dan
kebersamaan ini. Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dapat bersatu padu
dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan dan merayakan hari raya Idul
Fitri, subhanallah!!, momen yang sangat indah dan mengesankan. Oleh karena itu, kita
berdoa kepada Allah ‘Azza Wajalla semoga pada masa mendatang, kita mampu
menemukan solusi yang dapat menyatukan kita dalam penentuan awal momentum syiar
besar umat Islam seperti ini.
Persatuan, sangat kita butuhkan dalam menghadapi deretan permasalahan umat
yang demikian panjang, seperti maraknya aliran-aliran sesat yang semakin membodohi
umat. Ditambah lagi dengan keterpurukan ekonomi yang justru diperalat oleh tangan-
tangan hitam untuk korupsi dan manipulasi, tapi justru penanganannya yang tebang pilih
menjadikan kondisi semakin memprihatinkan, Wallahul Musta’an.
Hal lain adalah keluarga, lembaga paling penting dalam bangunan suatu
masyarakat, hari ini juga menghadapi krisis yang luar biasa. Banyak keluarga yang
menghadapi kekisruhan mulai dari perpecahan suami istri yang diliputi kabut
pengkhianatan dan perselingkuhan hingga persoalan anak yang terjebak dalam beragam
penyimpangan.
Banyak keluarga hari ini menempati rumah ibarat seperti hotel saja, hanya untuk
bermalam, tanpa perlu peduli dengan penghuni lainnya, atau ibarat pengunjung rumah
makan yang memesan makanannya sendiri tanpa perlu berinteraksi dengan pengunjung
yang lain, atau -maaf- ibarat wc umum saja tempat buang hajat. Sungguh, makna sebuah
keluarga jika rumah sudah sedemikian adanya telah hilang dan sirna.
Sementara itu di tengah umat ini terjadi pula krisis ukhuwah dan persaudaraan,
karena persoalan sepele kadang meruncing hingga perseteruan berkepanjangan. Lebih
miris lagi jika hal itu terjadi pada aktivis Islam, yang sudah jelas paham akan pentingnya
persaudaraan. Sekali lagi Wallahul Musta’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin a’anakumullah,
Semoga Allah menolong kita semua.
Pertanyaannya kini adalah apa penyebab semua ini? Mengapa awan kelabu
permasalahan yang menumpuk masih merundung kita?
Jama’ah sekalian, sesungguhnya jawabannya sangat jelas, yaitu kita jauh dari
cahaya dan pelita. Semakin kita menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka semakin jauhlah
kita dari jalan yang benar, dan semakin dalam pula kita terjebak dalam lorong hitam
kesesatan dan kesengsaraan.
Ma’asyiral Muslimin, Cahaya itu adalah Al-Qur’an. Pelita itu adalah As-Sunnah.
Allah Ta’ala berfirman:

ً ‫َيا أَيُّ َها النَّاسُ قَدُ َجا َءكمُ برهَانُ ِمنُ َر ِبكمُ َوأَنزَ لنَا ِإلَيكمُ ن‬
‫ورا‬
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur’an).” (QS. Al-Nisa’:174).
Jika seorang manusia menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka panah-panah
beracun syaithan dan hawa nafsu akan menancap pada jiwanya begitu mudah, sehingga
membuat ia kehilangan kewarasan imaninya, menjadi gila terhadap dunia, kehilangan
kendali diri dan akhirnya takut terhadap kematian, karena membuatnya meninggalkan
kenikmatan semu di dunia yang fana ini.
Kondisi inilah yang membuat musuh hilang rasa segannya kepada kita, tidak takut
lagi untuk menzalimi saudara-saudara kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam bersabda:

:‫ قَالُوا‬،»‫ص َعتِ َها‬ ْ َ‫علَى ق‬ َ ُ‫عى ْاْل َ َكلَة‬ َ ‫ق َك َما تَدَا‬ٍ ُ‫علَ ْي ُك ُم ْاْل ُ َم ُم ِم ْن ُك ِل أُف‬ َ ‫عى‬ َ ‫«يُو ِشكُ أ َ ْن تَدَا‬
ُ‫ ت ُ ْنت َزَ ع‬،‫س ْي ِل‬ ُ ‫ َولَ ِك ْن‬،‫ير‬
ِ َ ‫غثَا ٌء َكغُث‬
َّ ‫اء ال‬ ٌ ِ‫ «أ َ ْنت ُ ْم ذَ ِل َك ْال َي ْو َم َكث‬:‫ِم ْن قِلَّ ٍة ِبنَا َي ْو َمئِذٍ؟ قَا َل‬
:‫ َو َما ْال َوه َُن؟ قَا َل‬:‫ قَالُوا‬،»‫ َويُجْ َع ُل فِي قُلُو ِب ُك ُم ْال َوه َُن‬،‫عد ُِو ُك ْم‬ َ ‫ب‬ِ ‫ْال َم َهابَةُ ِم ْن قُلُو‬
»ِ‫« ُحبُّ الدُّ ْن َيا َو َك َرا ِه َيةُ ْال َم ْوت‬
Artinya:
“Hampir (tiba waktunya) seluruh bangsa akan mengepung kalian dari berbagai penjuru
seperti orang-orang yang makan mengerumuni piring makanannya.”
Para sahabat bertanya: “Karena sedikitkah kami hari itu?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Justru jumlah kalian pada saat itu
banyak. namun kalian hanya bagaikan buih dan sampah yang dibawa oleh banjir. Rasa
takut telah dicabut dari hati musuh-musuh kalian dan di dalam hati kalian diletakkan
Wahn.”
Mereka bertanya: “Apa itu Wahn?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR.
Ahmad).
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengingatkan kita:

َّ ‫ط‬
ُ‫ّللا‬ َ َّ‫سل‬َ َ‫ع َوت ََر ْكت ُ ُم ْال ِج َهاد‬ َّ ِ‫ضيت ُ ْم ب‬
ِ ‫الز ْر‬ ِ ‫َاب ْالبَقَ ِر َو َر‬
َ ‫« إِذَا تَبَايَ ْعت ُ ْم بِ ْال ِعينَ ِة َوأ َ َخذْت ُ ْم أَذْن‬
.» ‫عهُ َحتَّى ت َْر ِج ُعوا ِإلَى دِينِ ُك ْم‬ ُ ‫علَ ْي ُك ْم ذُالًّ الَ َي ْن ِز‬
َ
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara al-‘Inah (riba), atau kalian (hanya)
mengikuti ekor-ekor sapi (pembajak sawah), dan telah ridha (merasa
cukup) dengan semata bercocok-tanam, sehingga kalian meninggalkan jihad,
maka niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan Ia cabut
sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).
Wallahul Musta’an wa Ilayhittuklan!
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepadaNya pula kita
bertawakkal.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,
Apakah kondisi ini menyurutkan langkah kita?
Apakah kondisi ini membuat kita pesimis?
Tidak, sekali lagi tidak! Justru kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk bangkit,
memicu kita untuk kembali memberdayakan semua potensi umat yang tersedia.
Kita tidak boleh terlena dalam jebakan musuh-musuh Allah, justru Allah Ta’ala menyeru
kita untuk bangkit berjihad melawan mereka dengan Al-Qur’an.
Ya, langkah pertama yang harus diayunkan adalah berjihad dengan Al-Qur’an. Allah
berfirman:

ً ِ‫فَ ََل ت ُ ِط ِع ْال َكافِ ِرينَ َو َجا ِهدْهُ ْم بِ ِه ِج َهادًا َكب‬


‫يرا‬
“Maka janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir itu, dan berjihadlah dengannya
(Al-Qur’an) dengan jihad yang besar.” (QS. Al Furqan:52)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Berjihad dengan Al-Qur’an bermakna belajar membacanya dengan benar secara
sungguh-sungguh, menggelorakan semangat tilawah Al-Qur’an di segala tingkatan dan
semua kalangan tanpa kecuali.
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda:

َ ‫ا ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬


ْ َ ‫ش ِفي ًعا ِْل‬
‫ص َحا ِب ِه‬
“Bacalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).
Al-Jihad bil Qur’an bermakna melahirkan penghapal-penghapal Al-Qur’an
(hafizh/hafizhah) dengan usaha yang sungguh-sungguh, Al-Qur’an bersemayam di dalam
dada mereka, terdengar dari lisan-lisan mereka, dan berwujud dalam amalan keseharian
mereka.
Allah berfirman:

َّ ‫ُور الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َو َما يَجْ َحدُ ِبآيَاتِنَا ِإ َّال‬


َ‫الظا ِل ُمون‬ ِ ‫صد‬ُ ‫َات فِي‬ ٌ َ‫بَ ْل هُ َو آي‬
ٌ ‫ات بَ ِين‬
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang
diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang
zalim.” (QS. al-‘Ankabut:49).
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kami kembali menggelorakan
semangat: Gerakan Satu Rumah, SatuHafizh(Penghapal Al-Qur’an)!!
Berjihad dengan Al-Qur’an bermakna usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus
untuk bertadabbur Al-Qur’an, menyelami kedalaman maknanya, menghadirkan hati
ketika membacanya dengan penuh kekhusyukan. Hadir pada majelis tadabbur Al-Qur’an,
menjadi salah satu jalan dan upaya untuk ini. Tadabbur Al-Qur’an akan membebaskan
jiwa dari belenggu syaithan dan hawa nafsu. Allah Ta’ala berfirman:

‫ب أ َ ْقفَالُ َها‬
ٍ ‫لى قُلُ ْو‬
َ ‫ع‬َ ‫أَفََلَ يَتَدَب َُّر ْونَ ْالقُ ْرآنَ أ َ ْم‬
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka
terkunci?” (QS. Muhammad:24).
Tadabbur Al-Qur’an akan membuka hati dan pikiran untuk menemukan solusi dari
semua permasalahan. Allah Ta’ala mengatakan:

ِ ‫ار ٌك ِل َيدَّب َُّروا آ َيا ِت ِه َو ِل َيتَذَ َّك َر أُولُو ْاْل َ ْل َبا‬


‫ب‬ َ ‫َاب أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِإلَي َْك ُم َب‬
ٌ ‫ِكت‬
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran
mendapat pelajaran.” (QS. Shaad:29).
Al-Jihad bil Qur’an bermakna perjuangan menerjemahkan Al-Qur’an dalam kehidupan,
mengamalkan dan menegakkan hukum-hukum Allah di dalamnya. Jika lisan kita harus
benar melafalkan ayat-ayatnya, maka raga kitapun harus benar melaksanakan ayat-ayat
itu. Allah berfirman:

‫ت أ َ َّن‬ َّ ‫ي أ َ ْق َو ُم َويُبَش ُِر ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ الَّ ِذيْنَ يَ ْع َملُ ْونَ ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ ْ ‫إِ َّن َهذَا ْالقُ ْرآنَ يَ ْه ِد‬
َ ‫ي ِللَّتِ ْي ِه‬
ً َ ‫لَ ُه ْم أ‬
ً ‫جْرا َك ِبيْرا‬
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9).
Allah juga berfirman:

َ ‫صَلَة َ َوأ َ ْنفَقُ ْوا ِم َّما َرزَ ْقنَاهُ ْم ِس ًّرا َو‬


َ‫عَلَنِيَةً يَ ْر ُج ْون‬ َّ ‫َاب هللاِ َوأَقَا ُموا ال‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذيْنَ يَتْلُ ْونَ ِكت‬
َ ‫غفُ ْو ٌر‬
‫ش ُك ْو ٌر‬ ْ َ‫ارة ً لَ ْن تَب ُْو َر ِلي َُوفِيَ ُه ْم أ ُ ُج ْو َرهُ ْم َويَ ِز ْيدَهُ ْم ِم ْن ف‬
َ ُ‫ض ِل ِه إِنَّه‬ َ ‫تِ َج‬
“Sesungguhnya orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi.
Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada
mereka karunia-Nya, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha mensyukuri.” (QS.
Fathir:29-30).
Berjihad dengan Al-Qur’an juga bermakna dakwah dan menyampaikan ajaran Al-Qur’an
kepada seluruh umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:

َّ ‫سالَتَهُ ۚ َو‬
ُ‫ّللا‬ َ ‫سو ُل بَ ِل ْغ َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَي َْك ِم ْن َر ِب َك ۖ َو ِإ ْن لَ ْم ت َ ْف َع ْل فَ َما بَلَّ ْغ‬
َ ‫ت ِر‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
َ‫ّللا َال يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم ْال َكافِ ِرين‬
َ َّ ‫اس ۗ إِ َّن‬ ِ َّ‫ص ُم َك ِمنَ الن‬ ِ ‫يَ ْع‬
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Ma’idah:67).
Berdakwah adalah jalannya para nabi dan rasul utusan Allah, berdakwah berarti
menapaki jalan mereka, menapaktilasi jalan sang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam yang teduh di bawah naungan Al-Qur’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu
Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Berjihad dengan Al-Qur’an adalah jihad yang besar, sebab inilah yang akan
mempersiapkan lahirnya khayru ummah (umat terbaik) yang menegakkan dienul Islam
dan kepemimpinan Qur’ani serta membawa kemaslahatan dan ketentraman bukan saja
bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh alam semesta, sebagaimana yang telah dicatat di
dalam sejarah dengan tinta emas, sejak generasi sahabat hingga berabad-abad lamanya.
Ketenteraman yang dirasakan oleh penduduk Eropa dari berbagai agama dan
bangsa lebih dari 700 tahun ketika kepemimpinan dan kekuasaan di tangan kaum
muslimin –khayru ummah– yang pada saat itu berpusat di Andalus, Spanyol, menjadi
contoh nyata sejarah dalam hal ini.
Perlu dicatat bahwa khayru ummah ini memiliki sifat dan karakteristik yang melekat
pada diri mereka, sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla:

َّ ‫ع ِن ْال ُمن َك ِر َوتُؤْ ِمنُونَ ِب‬


ِ‫اَلل‬ ِ ‫اس ت َأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َوت َ ْن َه ْون‬ ْ ‫ُكنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت ِللن‬
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali ‘Imran:
110).
Intinya adalah mereka umat yang benar-benar beriman, berilmu dan kuat sehingga dapat
meraih kepemimpinan dan kekuasaan untuk menyuruh pada kebaikan dan
kemaslahatan, serta mencegah dari kemungkaran dan kerusakan.
dengan karakteristik seperti ini tidak lahir dengan sendirinya, atau bahkan tidak bisa
lahir hanya dari suatu proses pengajaran atau pendidikan yang biasa-biasa saja,
sebagaimana yang umum di kalangan umat Islam sejak beberapa abad terakhir
ini. Khayru ummah lahir dari sebuah jihad bil qur’an yang tentu saja dilakukan dengan
penuh kesungguhan, intensif, menyeluruh, integral, berkesinambungan dan tanpa batas
akhir kecuali pada saat ajal menjemput. Hal ini yang dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam kepada para sahabat-sahabatnya, pembinaan
dalam segala situasi dan kondisi, kemudian dilanjutkan oleh para sahabat
beliau Shallallahu ‘Alayhi Wasallam dan assalafussholeh. Sekalipun tarbiyah Qur’ani
yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam ini menjadi sebuah mu’jizat,
tetapi pelaksanaannya begitu terang benderang, sehingga dapat diterapkan pada
generasi selanjutnya di setiap zaman dan tempat. Landasan utamanya adalah firman
Allah Ta’ala:

َ ‫وال ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ِه ْم يَتْلُو‬


‫علَ ْي ِه ْم آيَاتِ ِه َويُزَ ِكي ِه ْم‬ ً ‫س‬ َ ‫علَى ْال ُمؤْ ِمنِينَ إِذْ بَ َع‬
ُ ‫ث فِي ِه ْم َر‬ َّ ‫لَقَدْ َم َّن‬
َ ُ‫ّللا‬
ٍ ‫ض ََل ٍل ُم ِب‬
‫ين‬ َ ‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َو ِإ ْن َكانُوا ِم ْن قَ ْب ُل لَ ِفي‬
َ ‫َويُ َع ِل ُم ُه ُم ْال ِكت‬
“Sungguh, Allah telah memberi anugerah kepada orang-orang beriman ketika Dia
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayatNya kepada mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan
hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.” (QS. Ali Imran: 164).
Bahkan umat Islam tidak punya pilihan jalan atau metode lain bila mereka benar-benar
ingin mewujudkan kembali khaera ummah tersebut.

”‫“لن يصلح آخر هذه االمة اال بما صلح به اولها‬


“Tidak akan jaya generasi pelanjut umat ini, kecuali dengan perkara yang telah
menjadikan jaya generasi awalnya”.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Kaum muslimin hafidzakumullah.
Perlu untuk dicatat kembali bahwa tarbiyah Qur’aniyah adalah menyeluruh pada segala
aspek pribadi manusia, akal, hati dan fisiknya, sebagaimana juga menyeluruh pada segala
aspek kehidupan manusia, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan
dan keamanan. Persoalan politik dalam arti kekuasaan dan kepemimpinan Islam,
menjadi salah satu aspek penting dalam tarbiyah Qur’aniyah dan jihad bil qur’an, bahkan
menjadi persoalan yang paling penting dalam bidang mu’amalat. Landasan dan tujuannya
begitu jelas dan banyak, antara lain pada 3 poin berikut ini:
1. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam adalah misi Nabi yang sangat ditonjolkan oleh Al-
Qur’an, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

‫الدي ِْن ُك ِل ِه َولَ ْو َك ِر َه‬


ِ ‫لى‬َ ‫ع‬ ْ ‫ق ِلي‬
َ ُ‫ُظ ِه َره‬ ِ ‫س ْولَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح‬ َ ‫ِي أ َ ْر‬
ُ ‫س َل َر‬ ْ ‫هُ َو الَّذ‬
َ‫ْال ُم ْش ِر ُك ْون‬
“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an)
dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-
orang musyrik tidak menyukai”. (QS. At-Taubah: 33).
2. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam menjadi syarat mutlak tegaknya syari’at Islam,
yakni hukum-hukum Allah Yang Maha Adil dalam bidang pidana, perdata, pelecehan
agama, hukum internasional, memerangi kaum bughot atau pemberontak dan teroris
yang sebenarnya, bahkan termasuk penegakan syari’at zakat yang sekarang banyak
dilalaikan oleh kaum muslimin karena tidak adanya kepemimpinan Qur’ani yang
bertanggung jawab atas hal tersebut. Tidak kalah pentingnya adalah mempersatukan
umat dalam ibadah jama’iyah seperti haji, awal Ramadhan dan Idulfitri.
3. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam bertujuan untuk melindungi eksistensi Islam dan
kehormatan umatnya serta wilayah mereka, termasuk perlindungan bagi
kaum dzimmi dan siapapun yang memerlukan perlindungan dengan memenuhi segala
syarat-syaratnya.
Kesimpulannya adalah bahwa kekuasaan dan kepemimpinan Islam sangat penting bagi
umat Islam, baik dalam urusan agama mereka maupun dalam urusan dunianya. Imam al-
Mawardi –rahimahullah– menyatakan dalam kitabnya al-Ahkam al-Shulthaniyyah:
“Khilafah atau Imamah adalah pengganti kenabian untuk memelihara al-Dien atau agama
Islam dan untuk mengatur urusan dunia, maka pengangkatan imam atau pemimpin Islam
hukumnya wajib secara ijma’ ulama”.
Oleh karena itu, berjihad dengan Al-Qur’an seharusnya berorientasi kepada masalah ini,
berwujud dalam semangat, cara pandang serta pembentukan pribadi
dan tha’ifah (komunitas) yang terus menguat dan membesar dari waktu ke waktu,
sehingga harapan dan cita-cita kejayaan Islam akan cepat terwujud biiznillah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah ‘Azza Wajalla.
Kepada para pemimpin bangsa, kami ingatkan untuk bertakwa kepada Allah dalam
mengurus 250 juta hamba Allah di negeri ini. Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, As-
Sunnah sebagai penerang, jika tidak maka kesengsaraan telah menanti di dunia ini
sebelum di akhirat. Allah Ta’ala berfirman:

‫ش ُرهُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة أ َ ْع َمى‬ َ ً ‫شة‬


ُ ‫ض ْن ًكا َونَ ْح‬ َ ‫ع ْن ِذ ْك ِري فَإِ َّن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫َو َم ْن أَع َْر‬
َ ‫ض‬
“Dan siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka baginya kehidupan yang sempit dan
akan Kami bangitkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).
Kepada kaum muslimah, harapan kebaikan bangsa ini juga bertumpu kepadamu, baik
dan buruknya umat ini ada di tanganmu. Jagalah kehormatanmu, kenakanlah hijabmu
yang syar’i dan benar, bukan untuk sebatas mode (fesyen), sehingga menjadi ajang pamer
aurat dalam bentuk yang lain.
Kepada anda segenap istri, jadilah pelabuhan hati bagi suami anda, tempat berlabuh, dan
melipur lara. Jadilah al-Wadud, istri yang cintanya buat suami sejati karena Allah, taatlah
kepadanya dalam ketaatan kepada Allah.
Kepada anda, wahai pemuda, harapan umat dan bangsa! Jadilah pemuda beriman yang
tangguh! Lihatlah para pemuda Ashabul Kahfi, yang tidur merekapun dapat
menggetarkan musuh, karena mereka adalah:

‫إِنَّ ُه ْم فِتْيَةٌ آ َمنُوا بِ َربِ ِه ْم َو ِزدْنَاهُ ْم هُدًى‬


“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rab mereka, dan
Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi:13).
Jangan terperdaya dengan tipu daya syethan, hingga masa muda hanya diisi dengan hura-
hura. Ingatlah bahwa semua ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Hiasi masa
muda dengan Al-Qur’an. Baca, telaah, hapal, dan amalkan, maka niscaya anda akan
menjadi pemuda paling bahagia.
Kepada para sahabat, segenap insan media yang baik hati, anda adalah salah satu pilar
peradaban umat, kokohkan pilar itu dengan iman dan keluhuran budi, jadikan profesi
anda untuk membangun masyarakat yang cerdas dan beriman.
Kepada para ayah dan bunda kami, para abi dan ummi yang dirindu, hadirlah dalam hari-
hari dan dalam jiwa buah hati anda. Hadirlah dengan Al-Qur’an, hadirlah dengan cinta
sepenuh jiwa mengantar mereka menjadi mujahid dan mujahidah sejati. Tahukah Anda
bahwa buah hati kita kadang menangis dalam hati karena kelakuan kita yang buruk,
karena kata-kata kita pedas, atau karena tidak hadirnya kita pada saat mereka butuh dan
rindu kepada kita??.
Basuhlah air mata jiwa mereka dengan senyuman
Belai hati mereka dengan tilawah Qur’an
Bangkitkan pada jiwa mereka semangat Umar bin Khattab
Gelorakan pada jiwa mereka jihad Khalid bin Walid
Cemerlangkan pikiran mereka dengan kecerdasan Ali bin Abi Thalib
Tumbuh suburkan empatinya dengan kedermawanan Usman bin Affan
Dan, bangunlah kelembutan jiwa mereka dengan sifat hikmah dan kebijaksanaan Abu
Bakar al-Shiddiq. Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Kepada para ustadz, dan alim ulama, guru dan panutan kami, pembimbing hati dan jiwa
kami, ketahuilah bahwa kami mencintai anda sekalian hanya karena Allah semata, maka
bersikap teguhlah di jalanmu, pandulah kami dengan ilmu Allah yang dikaruniakan
kepadamu, yakinlah bahwa umat berada di belakangmu menyokong dakwah yang
engkau tebarkan, dan yang paling utama, bahwa Allah di atasMu akan selalu membimbing
dan menolongmu.
‫‪Semoga Allah SWT senantiasa mengokohkan iman dan keislaman yang ada dalam hati‬‬
‫‪kita, sehingga dengan sisa usia yang kita miliki ini kita mampu memaksimalkannya untuk‬‬
‫‪senantiasa mengabdikan diri kepada Allah, semoga Allah SWT meridhoi kita semua dan‬‬
‫‪kelak mengumpulkan kita bersama-sama didalam surga-Nya..‬‬
‫…‪Aamiin aamiin yaa Rabbal Alamiin‬‬
‫‪KHUTBAH KE 2‬‬

‫هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر – هللا أكبر َك ِبي ًرا َوال َحمدُ ِِلُِ‬
‫عبدَهُ َوأَ َ‬
‫ع َُّز‬ ‫ص َُر َ‬ ‫لَ ِإلَ ُهَ ِإلاَهلل ُ َوحدَهُ َ‬
‫صدَقَُ َوعدَهُ َونَ َ‬ ‫لً ُ‬ ‫َكثِي ًرا َوسب َحانَُ هللاُِ بك َرُةً َوأَ ِ‬
‫صي ُ‬
‫لَّ ِإي َُّاه مخ ِل ِ‬
‫صينَُ لَهُ ال ِدينَُ َولَو َك ِر َُه‬ ‫جندَهُ َوهَزَ َُم األَحزَ َُ‬
‫اب َوحدَُه لَُ ِإلَ ُهَ ِإلاَ ُ‬
‫هلل ُ َولَُ نَعبدُ ِإ ُ‬
‫ِل َحمدُاً َكثِي ًرا َكمُا َ أَ َم َُر ‪َ .‬وأَش َه ُد أَ ُ‬
‫ن‬ ‫المش ِركونَُ َولَو َك ِرهَُ الكاَفِرونَُ َولَو َك ِرهَُ المناَفِقونَُ ‪.‬ال َحمدُ ِ ُِ‬
‫لَّ هللا ُ َوحدَهُ لَش َِريكَُ لَ ُه ِإرغاَمُا ً ِل َم ُ‬
‫ن َج َح ُدَ ِب ُِه َو َك َف َرُ‬ ‫‪.‬لَ ِإلَ ُهَ ِإ ُ‬

‫لىُ‬
‫ع َ‬‫س ِلمُ َوبا َ ِركُ َ‬
‫ل َو َ‬ ‫ق َوالبَش َُِر ‪.‬اللَّه َُّم َ‬
‫ص ُِ‬ ‫سيِ ُد الخ َََلئِ ُِ‬
‫عبدهُ َو َرسولهُ َ‬ ‫سيِدَنُا َ م َح َّمدُاً َ‬
‫ن َ‬ ‫َوأَش َهدُ أَ َُّ‬
‫لى يَو ُِم المحشر‬ ‫سانُ إِ َُ‬ ‫ى آ ِل ُِه َوأَصحاَبِ ُِه َو َمنُ تَبِعَهمُ بِإِح َ‬
‫علَ ُ‬
‫سيِدِنُا َ م َح َّمدُ َو َ‬‫‪َ .‬‬
‫َّ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ‬
‫االخ ْيَ‬ ‫ََ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ َ ْ َ َ ُّ َ َ ِ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ َ ْ‬
‫للا فقد فاز المتقون ‪.‬وافعلو‬ ‫أما بعد ‪:‬فيآأيهاالحا رضون ‪.‬أو رص َيكم ونف رس بتقوى ر‬
‫َ َ َّ َ َ َ‬ ‫َ َ َِ َ ُ ر ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ َْ‬ ‫اج َتنب ْوآ َعن َّ‬ ‫َو ْ‬
‫اعلم ْوآ أن للا َأمركم ربأمر بدأ رفي ره ربنف رس ره وثن رابمَل رئك رة‬ ‫آت ‪.‬و‬ ‫ر‬ ‫الس ِّي‬ ‫ر‬
‫الر رج ْي رم ‪ .‬رب ْس رم‬ ‫طان َّ‬ ‫َ َّ ْ َ‬
‫ي‬‫الش‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫هلل‬ ‫با‬ ‫ذ‬ ‫و‬‫الكر ْيم َأع ْ‬ ‫َ‬ ‫ِْ َ‬
‫ف ركتا رب ره‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬
‫الم َس ِّب َح رة ربقد رس ره ‪.‬فقا َل تعاىل‬
‫ر‬ ‫َر ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ها َّالذ ْي َن َ‬‫َّ َ َ َ َ َ َ َ ُّ ْ َ َ َ َّ ْ َ ُّ َ‬
‫آمن ْوآ َصل ْوآ َعل ْي ره‬ ‫ب يآأي ر‬ ‫الر رح ْي رم ‪ .‬رإن للا ومَل رئكته يصلون عل الن‬ ‫الر ْحمن َ‬ ‫للا َّ‬
‫اللهمَّ‬ ‫َ َ ُ ْ َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُّ ْ َ َ ِّ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ر ِّ ْ َ ْ ْ ً َ َ‬
‫وسلموا تس رليما ‪.‬فأ رجيبوآللا َ رالى مادعاكم وصلوآ وسلموأ عل من رب ره هداكم ‪.‬‬
‫ي َو َمنْ‬ ‫التابع ْ َِ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ْ َِ َ َ َ َّ ْ َِ َ َ ْ َّ‬ ‫َ ِّ َ َ َ ِّ َ َ َّ َ َ َ‬
‫رر‬ ‫ع‬ ‫اب‬
‫َ رر ِ‬ ‫ت‬‫و‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫اب‬
‫َ رر‬ ‫الت‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫صل عل سي ردنا محمد وع ر ر ر ر ر‬
‫ب‬‫ح‬ ‫ص‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫آل‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ض للا َعنا ب َر ْح َمتك ياأ ْر َح َم الراحم ْ َِ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫الد ْين ‪َ .‬و ْار َ‬‫َ َ ْ ِّ‬ ‫‪َ .‬تب َعه ْم بإ ْح َ‬
‫ي‬ ‫ر ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ىل‬ ‫إ‬‫ر‬ ‫ان‬ ‫س‬ ‫رر‬ ‫ر‬
‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar‬‬
‫‪Walillahil Hamdu‬‬
‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah‬‬
‫‪Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya‬‬
‫‪yang sudah nampak keriput dimakan usia. “Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangan yang‬‬
‫‪dulu mengusap dan membelai kepala kita, tangan yang dulu ia senantiasa tengadahkan‬‬
‫‪ketika tengah mendoakan kita, namun kedua tangan tersebut telah lemah dan tak‬‬
‫‪berdaya .‬‬
Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar
ia selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT.

Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita dan keluarga. Ia
pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita kirimkan. Sebaliknya
mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan karena hanya
itulah yang mereka harapkan dialam sana,”

Mungkin bukan hanya kepada kedua orang tua kita, mungkin kepada saudara kita sendiri,
handai taulan, famili kita, mungkin kita pernah memutus tali silaturrahmi dihadapan
Allah Swt, di kesempatan yang barokah ini kita sama-sama berdiri dihadapan Allah Swt,
saling mengulurkan tangan agar setiap salah dan dosa kita dihadapan Allah Swt
seluruhnya, terhapuskan dihadapan Allah Swt.

Semoga mereka tetap terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah SWT
mereka menjadi hamba yang husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam
mengha dapinya.”

Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati
dengan penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tempat semua keluh-kesah disampaikan, tempat
semua masalah mendapat jalan keluar.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Rasul tercinta, para keluarga dan
sahabatnya, manusia-manusia terbaik yang pernah terlahir.

َ ‫اض فِيْنا َ ح ْك ُم َك‬


َ ‫عدْ ٌل فِيْنا‬ َ ‫اصيْنا َ بِيَد‬
ٍ ‫ِك َم‬ ِ ‫ِك بَنُوا إِ َمائِ َك ن ََو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا‬
َ ‫عبِ ْيد َُك بَنُوا‬
َ ‫عبِ ْيد‬
‫ُك‬
َ ‫ض اؤ‬ َ َ‫ق‬
Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-hamba Mu, ubun-ubun
kami ada di tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami telah Engkau tetapkan, dan
sungguh betapa adilnya ketetapan itu atas kami.

َ ‫اض فِيْنا َ ح ْك ُم َك‬


َ ‫عدْ ٌل فِيْنا‬ َ ‫اصيْنا َ ِب َيد‬
ٍ ‫ِك َم‬ ِ ‫ِك َبنُوا ِإ َمائِ َك ن ََو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا‬
َ ‫ع ِب ْيد َُك َبنُوا‬
َ ‫ع ِب ْيد‬
‫ُك‬
َ ‫ض اؤ‬ َ َ‫ق‬
Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-hamba Mu, ubun-ubun
kami ada di tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami telah Engkau tetapkan, dan
sungguh betapa adilnya ketetapan itu atas kami.
‫علَّ ْمتَهُ أ َ َحدا ً ِم ْن خ َْل ِق َك أ َ ْو أ َ ْنزَ ْلتَهُ فِى ِكت َابِ َك‬
َ ‫س َك أ َ ْو‬
َ ‫ْت بِ ِه نَ ْف‬ َ ‫نَسْأَلُ َك بِ ُك ِل اس ٍْم هُ َو لَ َك‬
َ ‫س َّمي‬
‫ب ِع ْندَ َك‬ َ ‫أ َ ِو ا ْست َأْث َ ْر‬
ِ ‫ت ِب ِه ِفى ِع ْل ِم ْال َغ ْي‬
Kami memohon kepada-Mu dengan semua Nama yang Engkau Miliki, yang telah Engkau
Namakan untuk Diri-Mu, atau telah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara
makhluk-Mu, atau Engkau Turunkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam Ilmu
yang Ghaib di sisi-Mu

َ ‫صد ُْو ِرنا َ َو َجَلَ َء أَحْزَ انِنا َ َوذَه‬


َ ‫َاب هُ ُم ْو ِمنا‬ َ ُ‫أ َ ْن تَجْ َع َل ْالقُ ْرآنَ َر ِبي َع قُلُ ْو ِبنا َ َون‬
ُ ‫ور‬
Kami mohon, jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami,
penghapus duka dan kesedihan kami, dan pelipur kegundahan jiwa kami.
Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.
Engkau telah menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha
menepati ikrar dan janji kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki.
Kami berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa
besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa
banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada yang dapat
mengampuni dosa selain Engkau.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang
telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang
pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya
Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka
untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah.
Dan jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan
kelembutan ampunan dan rahmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam
keabadian nikmat JannahMu.
Ya Allah berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan
ketaqwaan dan ketaatan padaMu.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, Sayangilah para ustadz , guru-guru kami ,
lindungi dan bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati
jalannya.
Ya Allah bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam
cinta karenaMu dan dalam ketaatan padaMu, jangan Engkau biarkan syaithan musuhMu
menggerogoti persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan
syari’atMu di atas bumi yang tidak sejengkal pun melainkan milikMu.
Wahai Rabb kami, berkahilah negeri ini dengan ketaatan penduduknya, janganlah
Engkau menimpakan azab atas kami karena kezaliman para pelaku dosa di antara kami.
Ya Allah, Rabb yang Maha Kuat, yang Maha Perkasa. Kami yakin bahwa kepongahan
musuh-musuhMu terlalu kecil di hadapan keperkasaanMu. Kami memohon kepadaMu Ya
Rabb, dengan sifat ‘izzah-Mu, luluh-lantakkanlah kesombongan rezim Syi’ah yang zalim
di Suriah, tolonglah para pengikut sunnah NabiMu di sana, gembirakanlah mereka
dengan runtuhnya kezaliman dan kekufuran.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi dan lindungilah saudara-saudara kami di
Burma, Palestina, Mesir dan di setiap negeri kaum muslimin. Satukan hati mereka,
satukan langkah mereka, dan berikanlah kemenangan yang sejati kepada mereka.
Ya Allah, Tuhan pemilik segala kerajaan, karuniakanlah kepada kami pemimpin yang
shaleh dan takut kepadaMu, pemimpin yang berani dan cerdas, serta paham dan
mengerti agamaMu, agar mereka tidak mudah digelincirkan oleh ahlusyubuhat
wasyahawat, dan sehingga dapat menuntun kami untuk tetap berada di atas jalanMu.
Ya Allah, Zat Yang Maha Pengasih, masih banyak di antara kami hamba-hambaMu yang
lemah dan terpinggirkan, Engkau lebih mengetahui keadaan kami, maka anugerahkanlah
kepada kami pemimpin yang sungguh-sungguh peduli terhadap kami dan menyayangi
kami sepenuhnya.
Ya Allah berkahi kami di setiap langkah yang kami ayunkan, terimalah setiap kebaikan
yang kami kerjakan, anugerahkanlah ikhlas pada setiap amal itu.
Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa
mengabulkan doa hamba-hambaMu.

ُ ‫ت ْٱل َو َّه‬
‫اب‬ َ ‫غ قُلُوبَنَا بَ ْعدَ ِإذْ َهدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِمن لَّدُ ْن َك َرحْ َمةً ِإنَّ َك أ َ ْن‬
ْ ‫َربَّنَا الَ ت ُ ِز‬

ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬
َ َ‫عذ‬ ِ ‫سنَةً َوفِي‬
َ ‫اآلخ َرةِ َح‬ َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬
َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬ ِ َّ ِ ُ‫آخ ُر دَع َْوانا َ أ َ ِن ْال َح ْمد‬
ِ ‫َلل َر‬ ِ ‫َو‬

Anda mungkin juga menyukai