LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh:
Rosyidah Khoirunnisa M. NIM 191411057
Waktu t1 dan t2 dihitung sejak masukan mulai berubah. Dari data tersebut diperoleh,
time constant, p = 1,5 (t2 - t1)
deadtime, p = t2 - p
Jika p negatif, maka
time constant, = t2
deadtime, p = 0
3) Pastikan posisi tombol pilihan SIMUASI dan REAL TIME pada posisi yang
tepat. Jika hanya melakukan simulasi, pastikan tombol pada posisi
SIMULASI. Sebaliknya jika melakukan praktik dengan peralatan
pengendalian, pastikan posisi tombol pada REAL TIME.
Langkah (4) hingga (8) hanya untuk praktik REAL TIME
4) Pastikan posisi tombol Cascade/Auto/Manual pada posisi MANUAL dan
tombol Reverse/Direct pada posisi REVERSE
5) Tekan tombol START sehingga sistem mulai berjalan dan data tercatat..
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1), Bila dengan
nilai ini terjadi fluktuasi besar pada level, perbesar dua kalinya untuk
nIlai PB.
2) Pastikan SP (berwarna merah) pada 40oC, PV (berwarna hijau) sudah
sama dengan SP dan stabil. Bilamana PV tidak sama dengan SP,
kembali ke butir (3.4) pada Persiapan Pengendalian.
3) Ubah setpoint (SP) ke 50C dengan mengetikkan angka 50 dan diikuti
menekan ENTER.
4) Tekan tombol START 4.1 7
5) Amati nilai suhu (PV), apakah bisa mengikuti SP. Perhatikan juga
adakah osilasi nilai suhu (PV). Bila terjadi fluktuasi terus menerus di
sekitar SP berarti pengendalian memang tidak bisa mencapai kondisi
mantap.
6) Kembalikan setpoint (SP) ke 40oC, dan tunggu sampai nilai PV stabil
dan konstan.
7) Tekan tombol STOP. Data percobaan agar diekspor ke EXCEL.
8) Ulangi langkah (3-7) dengan nilai PB sebesar 2 (dua) kali PB semula.
Misal semula 20% (Kc = 5) ubah menjadi 40% (Kc = 2,5).
9) Ulangi langkah (3-7) dengan nilai PB sebesar setengah kali PB semula.
Misal semula 20% (Kc = 5) ubah mjadi 10% (Kc = 10)
.
4.6 Pengendalian Proporsional-Integral (PI)
1) Pilih Tipe Pengendali PI.
Dalam pilihan ini, isian proporsional dan integral akan aktif dan
derivatif tidak aktif (bernilai nol). Isikan parameter pengendali sesuai
tugas dari Pembimbing. Bila Pembimbing tidak memberi tugas secara
khusus gunakan nilai PB atau Kc berdasar hasil identifikasi sistem
proses yang telah dilakukan. Pilih salah satu metode Ziegler-Nichols,
Cohen-Coon atau IAE. Anda bebas memilih, kecuali ditentukan oleh
Pembimbing
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1) dan waktu
integral (Ti) 0,02 menit. Bila dengan nilai ini terjadi fluktuasi besar
pada level, perbesar dua kalinya untuk nolai PB dan TI tetai perkecil
setengahnya untuk nilai Td.
2) Pastikan SP (berwarna merah) pada 40oC, PV (berwarna hijau) sudah
sama dengan SP dan stabil. Bilamana PV tidak sama dengan SP,
kembali ke butir (3.4) pada Persiapan Pengendalian.
3) Tekan tombol PAUSE
4) Ubah setpoint (SP) ke 50oC dengan mengetikkan angka 50 dan diikuti
menekan ENTER.
5) Tekan tombol START
6) Amati nilai suhu (PV), apakah bisa mengikuti SP. Perhatikan juga
adakah osilasi nilai suhu (PV). Bila terjadi fluktuasi terus menerus di
sekitar SP berarti pengendalian memang tidak bisa mencapai kondisi
mantap.
7) Kembalikan setpoint (SP) ke 40oC, dan tunggu sampai nilai PV stabil
dan konstan.
8) Tekan tombol STOP. Data percobaan agar diekspor ke EXCEL.
9) Ulangi langkah (4-8) dengan nilai Ti sebesar setengah kali Ti semula.
Misal semula 0,2 detik ubah menjadi 0,1 detik.
10) Ulangi langkah (4-8) dengan nilai Ti sebesar dua kali Ti semula. Misal
semula 0,2 detik ubah menjadi 0,4 detik.
Dalam pilihan ini, isian proporsional, integral dan derivatif akan aktif. Isikan
parameter pengendali sesuai tugas dari Pembimbing. Bila Pembimbing tidak
memberi tugas secara khusus gunakan nilai PB atau Kc berdasar hasil
identifikasi sistem proses yang telah dilakukan. Pilih salah satu metode
Ziegler-Nichols, Cohen-Coon atau IAE. Anda bebas memilih, kecuali
ditentukan oleh Pembimbing.
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1), waktu integral (Ti) 0,02
menit dan waktu derivatif (Td) 0,01 menit. Bila dengan nilai ini 4.1 9 terjadi
fluktuasi besar pada level, perbesar dua kalinya untuk nolai PB dan TI tetai
perkecil setengahnya untuk nilai Td.
2) Pastikan SP (setpoint) pada 40oC
3) Tekan tombol START
4) Tunggu sampai PV sama dengan SP dan sudah stabil
5) Tekan tombol PAUSE
6) Ubah setpoint (SP) ke 50oC denan mengetikkan angka 50 diikuti menekan
tombol ENTER
7) Tekan tombol START
8) Amati nilai MV, PV dan SP hingga nilai PV stabil dan konstan.
9) Kembalikan setpoint (SP) ke 40oC, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan
konstan.
10) Tekan tombol STOP. Data percobaan agar diekspor ke EXCEL.
11) Ulangi langkah (6-10) dengan nilai Td sebesar setengah kali Td semula. Misal
semula 0,2 detik ubah menjadi 0,1 detik.
12) Ulangi langkah (6-10) dengan nilai Td sebesar dua kali Td semula. Misal
semula 0,2 detik ubah menjadi 0,4 detik.
Penyelesaian
1) Matikan peralatan seluruhnya dari sumber listrik.
2) Buka katup buang tangki sehingga kosong.
3) Bersihkan tempat kerja sehingga tidak ada sampah, kertas atau barang
lain berserakan di sekitar peralatan.
V. KESELAMATAN KERJA
Potensi bahaya yang perlu diwaspadai.
Hati-hati dengan listrik bolak-balik 220 V dari PLN
Pada saat bekerja, di sekitar meja tidak terdapat pemasangan listrik yang berbahaya.
Selidiki dengan test-pen atau peralatan lain, apakah semua peralatan telah ditanahkan
dengan baik. Hal ini untuk menghindari sengatan listrik akibat efek kapasitif atau
induktif.
Berhati-hatilah dengan perhiasan logam, seperti cincin, jam tangan, mistar logam, dan
lain-lain alat yang mampu membuat hubung singkat.
Usahakan agar tidak seorangpun dapat tersandung oleh kawat-kawat atau tidak
sengaja merobohkan peralatan.
Bila menghubungkan peralatan, maka hubungan dengan jaringan listrik dilakukan
paling akhir.
Jika terjadi sengatan listrik dan korban terbelit kawat, jangan panik! Cepat putuskan
sambungan listrik, baru menolong korban.
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
MV (%)
MV (%) PV (*C)
55.5
55
54.5
54
53.5
53
52.5
52
51.5
51
50.5
50
49.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MV (%) PV (*C)
35.5
35
34.5
34
33.5
33
32.5
32
31.5
31
30.5
30
29.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MV (%) PV (*C)
75.5
75
74.5
74
73.5
73
72.5
72
71.5
71
70.5
70
69.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PB 50%
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 50%
Integral = 0,00 menit
Derivatif = 0,00 menit
Respon variable proses terhadap perubahan set point pada nilai PB 50% yaitu
berupa redaman kritik karena memiliki respon yang cepat namun masih jauh dari
nilai set point. Atau bisa dikatakan respon cepat dan offset besar. Adapun offset
merupakan error dari sistem karena tidak mampu mencapai nilai SP yang
diharapkan. Besarnya offset = 13,33/40= 16,67/50 = 33,33% offset. Dengan
kondisi mampu mencapai tunak
PB 100%
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,00 menit
Derivatif = 0,00 menit
Respon variable proses terhadap perubahan set point pada nilai PB 100% yaitu
berupa redaman kritik karena memiliki respon yang cepat namun masih jauh dari
nilai set point. Atau bisa dikatakan respon cepat dan offset besar. Adapun offset
merupakan error dari sistem karena tidak mampu mencapai nilai SP yang
diharapkan. Besarnya offset = 20/40= 25/50 = 50% offset. Dengan kondisi
mampu mencapai tunak
PB 200%
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 200%
Integral = 0,00 menit
Derivatif = 0,00 menit
Respon variable proses terhadap perubahan set point pada nilai PB 200% yaitu
berupa redaman kritik karena memiliki respon yang cepat namun masih jauh dari
nilai set point. Atau bisa dikatakan respon cepat dan offset besar. Adapun offset
merupakan error dari sistem karena tidak mampu mencapai nilai SP yang
diharapkan. Besarnya offset = 26,66/40= 33,33/50 = 66,66% offset. Dengan
kondisi mampu mencapai tunak
55
50
45
40
*C atau % 35
30
25
20
15
10
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (s)
SP (*C) PB 25 PV (*C) PB 50 PV (*C) PB 100 PV (*C) PB 200 PV (*C)
PB Offset
25 % 20
50 % 33,33
100 % 50
200 % 66,66
Setiap kenaikan PB 2 kali semula menambah nilai offset hingga 16,66% dari nilai semula.
Ti 0,01 menit
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,01 menit
Derivatif = 0,00 menit
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = Teredam
Waktu tunda (td) = 4,5-3,5 = 1 detik
Waktu naik (tr) = 5,7-3,5 = 2,2 detik
Waktu puncak (tp) = 6,7-3,5 = 3,2 detik
Overshoot (Mp) = (51,5 - 50)/50 x 100% = 3%
Waktu mantap (ts) = 10,7-3,5 = 7,2 detik
Decay ratio = -
Ti 0,02 menit
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,02 menit
Derivatif = 0,00 menit
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = Teredam
Waktu tunda (td) = 5,3-4 = 1,3 detik
Waktu naik (tr) = 8-4 = 4 detik
Waktu puncak (tp) = 10-4 = 6 detik
Overshoot (Mp) = (50,2 - 50)/50 x 100% = 0,4%
Waktu mantap (ts) = 10-4 = 6 detik
Decay ratio = -
Ti 0,04 menit
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,00 menit
Derivatif = 0,00 menit
Respon variable proses terhadap perubahan set point pada nilai Ti 0,04 menit
yaitu berupa redaman kritik karena memiliki respon lambat dan tidak terjadi
overshoot.
53
51
49
47
*C dan %
45
43
41
39
37
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (s)
SP (*C) Ti 0,01 menit PV (*C) Ti 0,02 menit PV (*C) Ti 0,04 menit PV (*C)
Gambar Kurva Perbandingan antara Nilai SP dan PV pada Variasi Ti 0,01; 0,02;
0,04
Ti (menit) Overshoot (%) Decay Ratio Settling time (s)
0,01 3 - 7,2
0,02 0,4 - 6
0,04 - - -
Semakin besar nilai Ti, maka akan memperkecil nilai overshoot dan settling
time, bahkan pada ti 0,04 menit terbentuk redaman kritik namun waktu yang
ditempuh untuk mencapai kondisi mantap menjadi lebih lama.
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 6,3-5 = 1,3 detik
Waktu naik (tr) = 9-5 = 4 detik
Waktu puncak (tp) = 10,5-5 = 5,5 detik
Overshoot (Mp) = (50,4 - 50)/50 x 100% = 0,8%
Waktu mantap (ts) = 10,5-5 = 5,5 detik
Decay ratio = -
Td 0,005
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,02 menit
Derivatif = 0,005 menit
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 5,7-4,5 = 1,2 detik
Waktu naik (tr) = 9-4,5 = 4,5 detik
Waktu puncak (tp) = 10,7-4,5 = 6,2 detik
Overshoot (Mp) = (50,2 - 50)/50 x 100% = 0,4%
Waktu mantap (ts) = 10,7-4,5 = 6,2 detik
Decay ratio = -
Td 0,01
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,02 menit
Derivatif = 0,01 menit
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 4,3-3 = 1,3 detik
Waktu naik (tr) = 7,2-3 = 4,2 detik
Waktu puncak (tp) = 9-3 = 6 detik
Overshoot (Mp) = (50,6- 50)/50 x 100% = 1,2%
Waktu mantap (ts) = 9-3 = 6 detik
Decay ratio = -
Td 0,02
Parameter Pengendali :
Proporsional (PB) = 100%
Integral = 0,02 menit
Derivatif = 0,02 menit
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 6-4 = 2 detik
Waktu naik (tr) = 7,3-4 = 3,3 detik
Waktu puncak (tp) = 10,5-4 = 6,5 detik
Overshoot (Mp) = (51,1 - 50)/60 x 100% = 2,2%
Waktu mantap (ts) = 19,2-4 = 15,2 detik
Decay ratio = -
52
50
48
*C dan % 46
44
42
40
38
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (s)
SP (*C) Td 0,0025 PV (*C) Td 0,005 PV (*C) Td 0,01 PV (*C)
Td 0,02 PV (*C)
VII. KESIMPULAN
Bentuk kurva yang terbentuk adalah orde dua sistem redaman kritik dan teredam
Pada pengendali Proporsional, kurva yang terbentuk adalah redaman kritik, walaupun
tunak namun tidak mencapai nilai SP yang diharapkan.
Pada pengendali Proporsional Integral, kurva yang terbentuk adalah redaman kritik
dan teredam
Pada pengendali Proporsional Integral Derivatif, kurva yang terbentuk adalah
redaman kritik dan teredam
Pada seluruh kurva teredam yang terbentuk, tidak terdapat decay ratio, hal ini dapat
disebabkan kemampuan sistem proses pemanas yang merupakan sistem mantap (self
regulating)
Semakin besar nilai PB, offset akan semakin besar namun kondisi cenderung lebih
stabil
Semakin besar nilai Ti, respon semakin lambat namun semakin stabil
Semakin besar nilai Td, respon semakin cepat dan overshoot semakin besar
Pengendalian suhu secara umum ditala dengan PB kecil, Ti Panjang dan Td pendek
Karakteritik dinamik dinyatakan dalam 3 besaran, static gain process (Kp), time
constant (p) dan deadtime (p). Dengan perilaku linier bila hasil parameter dianggap
sama dengan besa kurang dari 5% dan nonlinier bila lebih dari itu.
Pengendali suhu yang diujikan pada praktikum kali ini berperilaku nonlinier karena
hasil parameter diatas nilai bedanya kurang dari 10%.
Nilai parameter yang diperoleh adalah sebagai berikut
Parameter Satu Titik Operasi Dua Titik Operasi
(50-55)% (30-35)% (70-75)%
Proses
Kp 1 1 1
τp 3,15 2,62 3
θp 0,95 0,98 1
PB Offset
25 % 20
50 % 33,33
100 % 50
200 % 66,66