Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dafit Ardantya Hartas

NIM : 201810050311229
UAS KEBIJAKAN SEKTOR PUBLIK
1. a. fase Agenda Setting
Dalam penyusunan sebuah kebijakan, pemerintah sebagai pihak yang memiliki otoritas
penuh untuk membuat suatu kebijakan terhadap suatu permasalahan yang ada didalam
masyarakat. Dalam fase agenda setting ini pemerintah menentukan prioritas utama
permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti untuk diberikan solusi penyelesaian
terhadap masalah tersebut, sehingga pemerintah akan membuat kebijakan bias berbentuk
progam kerja untuk menjadikan solusi terhadap persoalan yang perlu segera diselesaikan.
Dorongan untuk penyelesaian permasalahan tersebut bisa datang dari masyarakat atau
sekolompok, namun bisa juga datang dari pemerintah itu sendiri. Pemerintah akan
mengidentifikasi permasalahan tersebut lalu menjelaskan permasalahan tersebut untuk
diubah menjadi kebijakan atau progam sebagai solusi penyelesaian permasalahan
tersebut.
b. Contoh
Terhadap permasalahan macet yang ada di daerah Jakarta, dari adanya macet tersebut
banyak kerugian yang didapatkan. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan
keresahannya karena harus mengalami kemacetan ketika melewati ruas jalan di Jakarta.
Masyarakat akan dirugikan dengan waktu jarak tempuh yang cukup lama untuk mencapai
tujuannya. Polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan karena banyaknya kendaraan
yang mencemari udara. Transportasi umum yang tersediapun seperti Kopaja, MetroMini,
dan angkot-angkot yang kotor dan tidak layak juga membuat tidak nyaman bagi
masyarakat yang ingin menaikinya. Banyaknya permasalahan transportasi ini menjadi
perhatian khusus pemerintah Provinsi Jakarta untuk dapat terselesaikan. Diputuskan
kebijakan dengan membuat layanan tranportasi terpadu yang dikenal dengan MRT. Dasar
hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Perda DKI Nomor 3/2008 (diubah Perda
DKI Nomor 7/2013), serta Perda DKI Nomor 4/2008 (diubah Perda DKI Nomor 8/2013).
MRT ini sudah menjadi wacana lama namun baru terealisasi pada pemerintahan
Gubernur Jokowi. Kebijakan yang diambil dengan membangun fasilitas transportasi
MRT ini mampu menjawab permasalahan tranposrtasi yang dialami disekitar wilayah
yang saat ini sudah terlintasi MRT, kemacetan cukup terurai, masyarakat dapat dengan
mudah mendapatkan layanan transportasi yang cepat, bersih, aman, dan nyaman.
2. a. fase Formulasi Kebijakan dan Pengambilan Keputusan
Dalam fase ini akan dirumuskan suatu permasalahan lalu akan ditentukan kebijakan yang
sesuai untuk permasalahan tersebut. Sehingga pada akhirnya pemerintah akan
menetapkan kebijakan tersebut dengan bentuk aturan yang berlandaskan hokum sehingga
memiliki nilai hokum yang kuat untuk dilaksanakan sehingga percepatan penyelesaian
masalah akan segera tercapai.
b. Contoh
Permasalahan banjir di Jakarta terus menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai
banyak wilayah di Jakarta yang masih tergenang air banjir, lebih-lebih ketika curah hujan
sangat tinggi. Banyak kebijakan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi
persoalan banjir. berbagai upaya seperti perbaikan pompa, pembuatan codetan sungai,
Progam gerebek lumpur, membangun sumur resapan atau drainase vertical, Upaya lain
untuk menghadapi potensi banjir Jakarta yang telah dilakukan Dinas SDA adalah
penyiapan 487 pompa stasioner di 178 lokasi, 175 pompa mobile di 5 wilayah, 257 alat
berat, 465 dump truck, 36 pintu air, dan 8.101 personel pasukan biru. Cara-cara tersebut
diambil sebagai salah satu solusi untuk mengurangi daerah banjir di Jakarta. Usaha tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah saja, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting
juga. Masyarakat sebagai massa terbesar memiliki andil untuk bisa mengatur produksi
sampah agar bisa terkendalikan, karena produksi sampah rumah tangga di Jakarta cukup
besar dan sampai saat ini pengelolaan sampah di jakarta masih bermasalah juga,
masyarakat dengan tegas dilarang membuang sampah disungai yang dapat
mengakibatkan aluran sungai tersumbat. Sanksi administratif yang akan diberlakukan
kepada warga yang melanggar tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3
tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah, ini menjadi landasan hokum untuk memberikan
sanksi kepada masyarakat yang melanggar. Penertiban hunian illegal yang berdiri
dibantaran sungai juga menjadi focus pemerintah Jakarta, Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, menjadi landasan hokum
untuk menertibkan pihak-pihak yang dengan sengaja membangun hunian dibantaran
sungai. Dari cara-cara tersebut harapannya banjir dapat teratasi sehingga tidak ada
kerugian yang dialami oleh masyarakat karena banjir.

3. a. fase Implementasi Kebijakan


Dalam fase implementasi kebijakan ini merupakan inti dari kebijakan karena ini
menyangkut proses pelaksanaan dilapangan terhadap kebijakan yag diambil untuk
memberikan solusi terhadap permasalahan terkait. Jadi pada fase implementasi kebijakan
tersebut, pemerintah sebagai actor yang menjalankan kebijakan tersebut untuk
memberikan penyelesaain terhadap permasalahan yang dialami oleh masyarakat.

b. Contoh
Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran Covid 19 yakni dengan
memberlakukan progam PPKM Darurat yang dilakukan pada tanggal 3 Juli 2021 hingga
20 Juli 2021 untuk wilayah Jawa dan Bali. Pembatasan diantara lain untuk sector esensial
diberlakukan WFH, pembatasan kegiatan ibadah ditempat ibadah secara berkerumun,
MALL/Pusat pembelanjaan ditutup, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring,
Restoran atau tempat makan hanya melayani pesanan dengan dibungkus saja, mobilitas
masyarakat dibatasi dengan adanya penyekatan diruas-ruas jalan besar. Seperti halnya
yang dilakukan oleh pemerintah Kota Malang, bahwa apparat kepolisian dan satpol PP
gencar melakukan razia dengan berkeliling diseluruh wilayah Kota Malang. Pada pukul
20.00 pihak pemerintah mematikan lampu jalan sehingga memberi minim penerangan
kepada masyarakat untuk segera menyelesaikan aktifitas diluar rumah dan kembali ke
rumah masing-masing. Pihak yang melanggar aturan PPKM Darurat akan diberi
konsekuensi hukuman sesuai aturan yang ada, seperti halnya pihak restoran atau café
yang melanggar akan ditutup dan dicabut izin usahanya. Hal ini dilakuakn untuk
memberikan efek jera kepada pihak yang melanggar untuk membantu pemerintah
menjalankan kebijakan sehingga tujuan penyebaran Covid 19 di Indonesai dapat turun.

4. a. fase Evaluasi Kebijakan


Evaluasi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses kebijakan publik. Evaluasi
adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi kebijakan
digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan
publik. Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai, kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang menyangkut substansi, implementasi,
dan dampak. Proses evaluasi tidak hanya dapat dilakukan pada tahapan akhir saja,
melainkan keseluruhan dari proses kebijakan dapat dievaluasi. Sehingga evaluasi ini
menjadi tahapan yang sangat penting untuk dapat menilai efektifitas kebijakan tersebut
apakah sudah memberikan dampak positif dan memberikan solusi penyelesaaian terhadap
masalah terkait.

b. Contoh
Evaluasi Kebijakan PSBB Kota Surabaya
Ada 3 dasar hukum pelaksanaan kebijakan PSBB yaitu :
a. Undang-undang No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan
b. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
Adanya kebijakan mengenai pembatasan sosial tersebut mengharuskan
Pemerintah Kota Surabaya juga mengambil tindakan karantina yang efektif mengingat
kawasan kota Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya merupakan wilayah dengan
tingkat penularan yang paling tinggi. Dalam pemberlakuan pembatasan sosial ini,
pemerintah Kota Surabaya sendiri memberikan bantuan sembako hingga bantuan sosial
tunai, Pemerintah Kota Surabaya memastikan tidak ada yang mendapatkan bantuan dobel
sehingga bantuan tersebut diberikan secara merata. Dalam hal pemberlakuan penerapan
kebijakan terkait pembatasan sosial ini salah satu bidang yang sudah berjalan dengan baik
adalah bidang pendidikan, yang mana sejak awal maret kegiatan belajar mengajar sudah
dilakukan secara daring. Namun dalam hal ini masih banyak masyarakat yang tidak
mematuhi peraturan, sehingga pada awal penerapan pembatasan sosial masih didapati
masyarakat yang pergi keluar rumah hanya untuk sekedar bermain atau nongkrong.
Dampak akan hal tersebut maka angka persebaran Covid-19 di Kota Surabaya masih
mengalami peningkatan, PSBB surabaya pertama diterapkan pada tanggal 28 April 2020.
Penegakan hukum yang lemah dan terfragmentasi pada berbagai sektor akan
menimbulkan kondisi penanganan yang lambat dan juga membuat kondisi perekonomian
semakin jatuh pada stagnasi. Maka perlu upaya yang maksimal, dalam hal ini aparat
penegak hukum Kota Surabaya memang sudah seharusnya memberikan upaya yang
cukup lebih tinggi dan ketat dalam mengatasi hal tersebut dalam pemberlakukan
kebijakan pembatasan sosial, hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi angka
persebaran Covid-19 yang semakin naik.

Anda mungkin juga menyukai