Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi, 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999).
Kanker ini menyerang pada wanita terlebih pada usia diatas 50 tahun. Selain itu, wanita di
negara industri lebih beresiko. Dan di Indonesia sendiri beberapa tahun ini temuan kasus
keganasan salah satunya kanker ovarium sering ditemukan dan menjadi penyebab kematian
bagi seseorang. Sehingga wanita Indonesia perlu waspada akan penyakit ini terutama yang
tinggal di area perindustrian karena di Indonesia juga banyak perusahaan-perusahaan industri.
Sehingga penting dirasa untuk mempelajari lebih luas lagi mengenai kanker ovarium
khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi tenaga kesehatan. Oleh
karena itu pada penyusunan makalah ini akan dibahas mengenai proses terjadinya kanker
ovarium sebagai salah satu penyakit keganasan.

1.2    Rumusan Masalah


1.     Apa yang dimaksud dengan keganasan?
2.     Apa yang dimaksud dengan kanker ovarium?
3.     Bagaimana proses jalannya penyakit dari kanker ovarium?
4.     Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker ovarium?

1.3    Tujuan
Secara umum, penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami proses
jalannya penyakit dari kanker ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kanker Ovarium


Kanker ovarium merupakan keganasan yang muncul dari ovarium; kanker yang sangat
progresif; sulit didiagnosis. Prognosis bergantung pada jenis histologi dan stadium. Sebanyak
90% berupa tumor epitel primer. Tumor stroma dan sel benih juga merupakan jenis tumor
yang penting.
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10%
terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low – maligna
potensial) dan jelas ganas (true malignant) (Priyanto, 2007).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999).

B. Epidemiologi
Setelah kanker paru, payudara, dan kolon, kanker ovarium primer merupakan penyebab
tersering kematian akibat kanker diantara wanita di Amerika Serikat (sekita 40% bertahan
hidup selama 5 tahun).Lebih sering terjadi setelah usia 50 tahun. Wanita di negara industri
lebih berisiko. Kanker ovarium metastatik: lebih sering terjadi dibandingkan kanker di area
lain pada wanita yang sebelumnya mengalami kanker payudara yang telah diobati.
Temuan kasus kanker epitel ovarium di Amerika Serikat terdapat 22.220 kasus baru dan
16.210 kematian; Ingrris: 6734 kasus baru dan 4687 kematian. Jumlah pasien yang meninggal
akibat keganasan ini di negara-negara industri Barat lebih besar dibandingkan jumlah semua
kematian yang diakibatkan kanker ginekologis lain jika jumlahnya disatukan.
C. Klasifikasi
Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002):
1.   Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2.   Stadium II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluas pelvis.
3.   Stadium III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar
pelvis atau nodus inguinal atau retro peritoneal positif.
4.   Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu/kedua ovarium dengan metastasis jauh.

Stadium kanker
ovarium primer Kategori
(FIGO, 1987)
Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak
ada asites yang berisi sel ganas, tidak ada
pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
Ib Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak
ada asites berisi sel ganas, tidak ada tumor di
permukaan luar, kapsul intak.
Ic Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada
tumor di permukaan luar satu atau kedua ovarium,
atau dengan kapsul pecah, atau dengan asites
berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum
positif.
Stadium II Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium
dengan perluasan ke panggul.
IIa Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau
tuba.
IIb Perluasan ke jaringan pelvis lainnya.
IIc Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor
pada permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul
pecah, atau dengan asites yang mengandung sel
ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
Stadium III Tumor mengenai satu atau kedua ovarium,
dengan bukti mikroskopik metastasis kavum
peritoneal di luar pelvis, dan/atau metastasis ke
kelenjar limfe regional.
IIIa Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negatif tetapi secara histologik dan
dikonfirmasi secara mikroskopik adanya
pertumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum
abdominal.
IIIb Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implant di permukaan peritoneum dan terbukti
secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2
cm, dan kelenjar getah bening negatif.
IIIc Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm
dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau
inguinal positif.
Stadium IV Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium
dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan
hasil sitologinya positif dimasukkan dalam
stadium IV. Begitu juga metastasis ke parenkim
liver.

D. Etiologi
Penyebab kanker ovariumhingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal
berperan pentingdalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang
etiologikanker ovarium, diantaranya:
1.   Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan padasel-sel
epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.Proses penyembuhan sel-sel
epitel yang terganggu dapat menimbulkan prosestransformasi menjadi sel-sel tumor.
2.   Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknyakanker
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgendapat menstimulasi pertumbuhan epitel
ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Sedangkan faktor resiko yang dapat memicu terjadinya, antara lain:


1.   Masalah infertilitas atau nuliparitas
2.   Hidup membujang
3.   Usia >50 tahun
4.   Pajanan terhadap asbes dan bedak.
5.   Riwayat kanker payudara atau kanker rahim
6.   Riwayat kanker ovarium pada keluarga (genetik)
7.   Diet tinggi lemak jenuh
8.   Mutasi gen BRCA (Breast Cancer) 1 dan BRCA 2

E.    Manifestasi Klinis
Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul pada kasus kanker ovarium
adalah:
1.     Kembung
2.     Peningkatan ukuran perut
3.     Nyeri pelvis atau abdomen
4.     Sulit makan atau merasa cepat kenyang
5.     Urgensi atau sering berkemih
6.   Untuk stadium lanjut ditemukan perubahan pola buang air besar atau salah pencernaan dan
penurunan berat badan yang drastis.
Seringkali untuk tanda-tanda kembung, peningkatan ukuran perut, sulit makan atau
merasa cepat kenyang dan sering berkemih merupakan tanda-tanda yang samar dan tidak
terdeteksi oleh dokter. Untuk memperjelas diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan fisik yakni
deteksi massa adneksa pada pemeriksaan panggul. Selain itu, pada tingkat lanjut pada pemfis
ditemukan massa panggul imobil berukuran besar, asites yang terasa tegang, dan lingkaran
usus yang melekat.

F. Patofisiologi
Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran
setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran
darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan
pankreas.
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium. Dapat
ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke atas, pada
masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor
predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan
implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang
menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).
Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan menjadi
sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari epitel, dimulai
dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang berkembang menjadi kista.
Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu
dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita, makanya diperlukan stadium kanker
agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker tersebut.
Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah laparatomi.
Penentuan stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan tumor dapat dilihat
dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau histopatologi ), sehingga
terapi dan prognosis dapat ditentukan lebih akurat.
Banyak kanker ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium
kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan
komplikasinya.
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan
terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar
dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal
dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru,
hati dan otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita
tumor ganas ovarium (Harahap, 2003).

G. Komplikasi
Adapun komplikasinya adalah sebagai berikut:
1.   Asites: kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-stuktur
yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor mealui
cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2.   Efusi Pleura: dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe
menuju pleura.
3.   Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
4.   Edema pada kaki
5.   Obstruksi usus
6.   Kakeksia berat

Pemeriksaan Diagnostik
1.     Laboratorium
a.    Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang diwariskan.
b.   Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (Seperti antigen karsinoma ovarium,
antigen karsinoembrionik, dan HCG) menunjukkan abnormalitas yang dapat
mengindikasikan komplikasi.
2.   Pencitraan: USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor.
3.   Prosedur Diagnostik: Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas.
4.   Pemeriksaan Lain: Laparotomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi
tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium.

H.Penatalaksanaan
Pencegahan kimiawi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium
adalah dengan pemakaian kontrasepsi oral dapat menurunkan insidensi kanker ovarium
hingga 50 %.
1.       Umum
a.    Terapi radiasi (jarang digunakan karena dapat menyebabkan mielosupresi, yang
membatasi keefektifan kemoterapi)
b.   Radioisotop sebagai terapi ajuvan
c.    Diet tinggi protein
d.   Makan sedikit tetapi sering.
2.       Pengobatan
a.    Kemoterapi setelah pembedahan
b.   Imunoterapi
c.    Terapi sulih hormon pada remaja putri pra-pubertas yang menjalani salpingo-ooforektomi
bilateral.

3.       Pembedahan
a.    Histerektomi total per abdomen dan salpingo-ooforektomi bilateral dengan reseksi tumor.
b.   Omentektomi, apendektomi, palpasi nodus limfe dengan kemungkinan limfadenektomi,
biopsi jaringan, dan bilas peritoneum.
c.    Reseksi ovarium yang terkena.
d.   Biopsi omentum dan ovarium yang tidak terkena.
e.    Bilas peritoneum untuk pemeriksaan sitologi cairan pelvis.

H. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul


Berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat muncul dalam kasus kanker ovairum,
yakni:
1.       Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf intra abdomen
2.       Inkontinensia urine berhubungan dengan kandung kemih terdesak.
3.   Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan aspirasi, asam lambung
mengingkat.
4.       Kekurangan intake nutrisi berhubungan dengan anoreksia
5.   Syok Hemoragik berhubungan dengan menoragia, penipisan sel epitel ovarium.

PENGKAJIAN

HARI/TANGGAL :

JAM :

PENGKAJI :
RUANG :

I. IDENTITAS PASIEN

a. Nama :
b. JenisKelamin :
c. Umur :
d. Agama :
e. Status Perkawinan:
f. Pekerjaan :
g. PendidikanTerakhir :
h. Alamat :
i. SukuBangsa :
j. No.CM :
k. DiagnostikMedis :
l. No Medical Record :
m. TanggalMasuk :
n. TanggalPengkajian :

II. PENANGGUNG JAWAB


a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Hubungandenganklien :
f. Alamat :

III. RIWAYAT KESEHATAN

RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

1. Alasan masuk rumah sakit


Pasien mengeluhkan perutnya bertambah besar +2 bulan. BAB Susah, muntah, mual disertai
Pusing. Pasien kemudian memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan.

2. keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut terutama sebelah kanan. Pasien juga mengatakan
semalam tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan karena menahan nyeri
P : Nyeri timbul tiba-tiba dan waktu tak tentu
Q : Nyeri terasa seperti diremas-remas, terasa panas
R : Perut
S : VAS 3 (1- 10 )
T: terus menerus
3. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan
eklamsia sebelumnya.
4. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB
maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi

I. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1. Rasa Aman danNyaman

Gejala : Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.

Tanda : Biasanya klien gelisah,

2. Aktifitas Istirahat-Tidur

Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.Tanda : Pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka

Istirahat
-Kapan dan berapa lama klien beristirahat ?
-Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang ?
-Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini ?

Tidur
-Bagaimana pola tidur klien ?
-Apakah klien cepat tertidur ?
-Apakah kondisi saat ini mengganggu klien ?

3. Cairan
-Berapa banyak klien minum perhari ?Gelas ?
-Minuman apa yang dikonsumsi ?
-Apakah ada minuman yang disukai/dipantang?

4. Nutrisi

Makanan / cairan

Gejala :Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah.Tanda


:Biasanya nyeri epigastrium,

5. Eliminasi : Urine danFeses


EliminasiFeses
-Bagaimana pola klien dalamdefekasi ?Kapan, pola dan karakteristik feses ?
-Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar ?
-Apakah ada kesulitan ?

Eliminasi Urine
-Apakah BAK klienteratur ?
-Bagaimana pola, frekuensi, volume, warna, teksturdan lain-lain.
-Bagaimana perubahan pola miksiklien ?

6. Personal Hygiene
-Bagaimana personal hygiene ?Berapa kali mandi, gosokgigi, dll.
-Berapa hari klien terbiasa cuci rambut ?
-Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene ?
7. Rokok/AlkoholdanObat-obatan
-Apakah merokok ?Jenis?
-Apakah minum-minuman keras ?
-Apakah mengkonsumsi obat dari dokter ?

8. Rekreasi
-Bagaimana perasaan pasien saat bekerja ?
-Berapa banyak waktuluang ?
-Apakah puas setelah rekreasi ?
-Bagaimanaperbedaanwaktuliburdanharikerja ?

9. Sex
-Apakahadakesulitandalamhubunganseksual ?
-Apakahpenyakitsekarangmempengaruhi/mengganggufungsiseksual?
-Jumlahanak ?

10. PEMERIKSAAN FISIK


1) Keasadaran : compomestisDengan GCS 15 (E4M6V5)
2) Kondisi klien secara umum : sadar
3) Tanda – tanda vital : - Suhu : 37 0 C
-Pernafasan : 23 kali/menit
-Nadi : 110 kali/menit
4) TB,BB,Postur Tubuh : -TB : 160 Cm
-BB : 59 Kg
-PosturTubuh : Ideal
5) Keadaan Kulit : -Warna : Putih
- Tekstur: Halus
-Kelainan Kulit : -

PEMERIKSAAN CEPALO CAUDAL \


1. Pemeriksaan fisik head to toe.
 Kepala dan leher
a. Rongga mulut : apakah terdapat peradangan, perdarahan gusi,
pertumbuhan gigi apakah sudah lengkap ada atau tidaknya karips gigi.
b. Mata : konjungtiva anemis atau tidak
Sclera : kemerahan,ikterik perdarahan pada retina.
c. Telinga : ketulian
d. Leher : distensi vena jugularis.
e. Perdarahan otak : leukemia system syaraf pusat : nyeri kepala, muntah,
perubahan dalam status mental, kelumpuhan dalam syaraf otak.
 Pemeriksaan pada dada dan thorax
a. Inspeksi : bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada,
penggunaan otot bantu pernafasan.
b. Palpasi denyut apex ( ictus cordis )
c. Perkusi untuk menentukan batas jantung dan paru .
d. Auskultasi : suara nafas, adakah suara nafas tambahan .
 Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat massa pada perut,
dan tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka
operasi .
Auskultasi : peristaltic 25x/menit
Palpasi : Tegang nyeri tekan, massa , Hepar Lien tidak ada kelainan Ginjal
tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.
 Pemeriksaan ekstremitas.
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan
tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak
komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang, Kekuatan
otot : Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada
kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak
komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang, Kekuatan
otot : 45 5 5 5 5 Tidak ada luka 5 5 5 5 Tidak ada luka.

11. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


- Psikologi :Suasana hati pasien tidak seperti biasanya .
- Spiritual :Klien selalu melakukan sholat 5 waktu dalam sehari .

I. Diagnosis Keperawatan

DX.1 Nyeri b/d pendesakan masa tumor d/d tampak meringis .

DX.2 Retensi urine b/d kandung kemih terdesak. d/d sensasi penuh pada kandung kemih .

II. IntervensiKeperawatan

No Diagnosis Kriteria Hasil berdasarkan Intervensi berdasarka (SIKI)


keperawatan (SLKI)
1. Nyeri b/d agen Setelah dilakukan intervensi Tindakan
cidera fisik d/d keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
tampak maka keseimbangan cairan  Identifikasi kesiapan
meringis . menurun dengan kriteria hasil dan kemampuan
 Keluhan neri (skala 5) menerima inormasi
 Meringis (skala 5) Terapiutik :
 Sikap protektif (skala  Sediakan materi dan
5) media pendidikan
 Gelisah (skala 5) kesehatan
 Kesulitan tidur  Jadwalkan pendidikan
(skala 5) kesehatan sesuai
 Frekuensi nadi (skala kesepakatan
1)  Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan
penyebab,periode, dan
strategi meredakan neri
 Anjurkan memonitor
neri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik
informasi non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Retensi urine b/d Setelah dilakukan intervensi Tindakan
peningkatan keperawatan selama 1x24 jam Observasi
tekanan uretra maka keseimbangan cairan  Periksa kondisi pasien
d/d sensasi penuh membaik dengan kriteria hasil (mis. Kesadaran, tanda-
pada kandung  Frekuensi BAK (skala tanda vital,daerah
kemihn 5) perineal,distensi
 Karakteristik urine kandungan kemih,
(skala 5) inkontensia urine,releks
berkemih )
Terapiutik
 Siapkan peralatn,
bahan-bahan dan
ruangan tindakan
 Siapkan pasien
:bebaskan pakaian
bawah dan posisikan
dorsal rekumben (untuk
wanita) dan supine
(untuk laki-laki )
 Pasang sarung tangan
 Bersihkan daerah
perineal atau preposium
dengan cairan NaCl
atau aquades
 Lakukan insersi kateter
urine dengan
menerapkan prinsip
aseptik
 Sambungkan kateter
urin dengan urin bag
 Isi balon dengan NaCl
0.9 % sesuai dengan
anjuran pabrik
 Fiksasi selang kateter
diatas simpisi atau di
paha
 Pastikan kantung urine
ditempatkan lebih
rendah dari kandung
kemih
 Berikan label waku
pemasangan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
proserdur pemasangan
kateter urine
 Anjurkan menarik
napas saat insersi
selang kateter

III. Catatan perkembangan

Implementasi
Pada implementasi yaitu melakukan tindakan yang sudah direncanakan pada intervensi yang
telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien

Evaluasi

Merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP

S : Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan , di keluhakan dan


dikemukakan klien

O : kedua jenis data tersebut,baik subjektif dinilai dari analisis apakah berkembang kearah
perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis dapat menguraikan sampai dimana masalah ang
ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa
keperawatan baru

P : Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada analisis diatas ang berisi
melanjutkan rencana sebelumna apabila keadaan atau masalah belum teratasi dan membuat
rencana baru bila rencana awal tidak efektif
BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan pada BAB 2 dan 3 dapat ditarik kesimpulan:
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak
diketahui.
Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran
setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran
darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan
pankreas.

3.2    Saran
Telatnya diagnosa kanker ovarium karena tanda dan gejala yang samar-samar membuat
kanker ini disebut silent killer. Namun kita dapat mencegah terjadinya kanker ovarium
dengan pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, dengan mengatur pola makan kita akan
mengurangi resiko terjadinya kanker.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................
1.1    Latar Belakang.................................................................................................
1.2    Rumusan Masalah............................................................................................
1.3    Tujuan..............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................
A.  Definisi Kanker Ovarium..................................................................................
B. Epidemiologi.....................................................................................................
C.   Klasifikasi........................................................................................................
D.   Etiologi...........................................................................................................
E. Manifestasi Klinis............................................................................................
F.  Patofisiologi....................................................................................................
G.Komplikasi......................................................................................................
H.Pemeriksaan Diagnostik................................................................................
I.   Penatalaksanaan............................................................................................
J. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul..................................................
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul“KANKER OVARIUM.”
Dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah keperawatan maternitas
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini
belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai
penyusunan makalah ini sangat diharapkan oleh kami
Wassalammua’alaikum wr.wb.

Pariaman , 03 februari 2020

kelompok
DAFTAR PUSTAKA

Norwitz, Errol R. dan John O. Schorge. 2006. At a Glace: Obstetri Ginekologi, Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Billota, Kimberly A.J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, Edisi
2. USA: Lippincoltt Williams & Wilkins.
Kowalak, Welsh, dan Mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, vol. 2, Ed. 6. Jakarta: EGC
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai