PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Secara umum, penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami proses
jalannya penyakit dari kanker ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Epidemiologi
Setelah kanker paru, payudara, dan kolon, kanker ovarium primer merupakan penyebab
tersering kematian akibat kanker diantara wanita di Amerika Serikat (sekita 40% bertahan
hidup selama 5 tahun).Lebih sering terjadi setelah usia 50 tahun. Wanita di negara industri
lebih berisiko. Kanker ovarium metastatik: lebih sering terjadi dibandingkan kanker di area
lain pada wanita yang sebelumnya mengalami kanker payudara yang telah diobati.
Temuan kasus kanker epitel ovarium di Amerika Serikat terdapat 22.220 kasus baru dan
16.210 kematian; Ingrris: 6734 kasus baru dan 4687 kematian. Jumlah pasien yang meninggal
akibat keganasan ini di negara-negara industri Barat lebih besar dibandingkan jumlah semua
kematian yang diakibatkan kanker ginekologis lain jika jumlahnya disatukan.
C. Klasifikasi
Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002):
1. Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2. Stadium II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluas pelvis.
3. Stadium III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar
pelvis atau nodus inguinal atau retro peritoneal positif.
4. Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu/kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Stadium kanker
ovarium primer Kategori
(FIGO, 1987)
Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak
ada asites yang berisi sel ganas, tidak ada
pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
Ib Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak
ada asites berisi sel ganas, tidak ada tumor di
permukaan luar, kapsul intak.
Ic Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada
tumor di permukaan luar satu atau kedua ovarium,
atau dengan kapsul pecah, atau dengan asites
berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum
positif.
Stadium II Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium
dengan perluasan ke panggul.
IIa Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau
tuba.
IIb Perluasan ke jaringan pelvis lainnya.
IIc Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor
pada permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul
pecah, atau dengan asites yang mengandung sel
ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
Stadium III Tumor mengenai satu atau kedua ovarium,
dengan bukti mikroskopik metastasis kavum
peritoneal di luar pelvis, dan/atau metastasis ke
kelenjar limfe regional.
IIIa Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negatif tetapi secara histologik dan
dikonfirmasi secara mikroskopik adanya
pertumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum
abdominal.
IIIb Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implant di permukaan peritoneum dan terbukti
secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2
cm, dan kelenjar getah bening negatif.
IIIc Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm
dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau
inguinal positif.
Stadium IV Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium
dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan
hasil sitologinya positif dimasukkan dalam
stadium IV. Begitu juga metastasis ke parenkim
liver.
D. Etiologi
Penyebab kanker ovariumhingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal
berperan pentingdalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang
etiologikanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan padasel-sel
epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.Proses penyembuhan sel-sel
epitel yang terganggu dapat menimbulkan prosestransformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknyakanker
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgendapat menstimulasi pertumbuhan epitel
ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
E. Manifestasi Klinis
Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul pada kasus kanker ovarium
adalah:
1. Kembung
2. Peningkatan ukuran perut
3. Nyeri pelvis atau abdomen
4. Sulit makan atau merasa cepat kenyang
5. Urgensi atau sering berkemih
6. Untuk stadium lanjut ditemukan perubahan pola buang air besar atau salah pencernaan dan
penurunan berat badan yang drastis.
Seringkali untuk tanda-tanda kembung, peningkatan ukuran perut, sulit makan atau
merasa cepat kenyang dan sering berkemih merupakan tanda-tanda yang samar dan tidak
terdeteksi oleh dokter. Untuk memperjelas diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan fisik yakni
deteksi massa adneksa pada pemeriksaan panggul. Selain itu, pada tingkat lanjut pada pemfis
ditemukan massa panggul imobil berukuran besar, asites yang terasa tegang, dan lingkaran
usus yang melekat.
F. Patofisiologi
Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran
setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran
darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan
pankreas.
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium. Dapat
ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke atas, pada
masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor
predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan
implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang
menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).
Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan menjadi
sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari epitel, dimulai
dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang berkembang menjadi kista.
Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu
dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita, makanya diperlukan stadium kanker
agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker tersebut.
Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah laparatomi.
Penentuan stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan tumor dapat dilihat
dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau histopatologi ), sehingga
terapi dan prognosis dapat ditentukan lebih akurat.
Banyak kanker ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium
kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan
komplikasinya.
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan
terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar
dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal
dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru,
hati dan otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita
tumor ganas ovarium (Harahap, 2003).
G. Komplikasi
Adapun komplikasinya adalah sebagai berikut:
1. Asites: kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-stuktur
yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor mealui
cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura: dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe
menuju pleura.
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
4. Edema pada kaki
5. Obstruksi usus
6. Kakeksia berat
Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang diwariskan.
b. Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (Seperti antigen karsinoma ovarium,
antigen karsinoembrionik, dan HCG) menunjukkan abnormalitas yang dapat
mengindikasikan komplikasi.
2. Pencitraan: USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor.
3. Prosedur Diagnostik: Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas.
4. Pemeriksaan Lain: Laparotomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi
tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium.
H.Penatalaksanaan
Pencegahan kimiawi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium
adalah dengan pemakaian kontrasepsi oral dapat menurunkan insidensi kanker ovarium
hingga 50 %.
1. Umum
a. Terapi radiasi (jarang digunakan karena dapat menyebabkan mielosupresi, yang
membatasi keefektifan kemoterapi)
b. Radioisotop sebagai terapi ajuvan
c. Diet tinggi protein
d. Makan sedikit tetapi sering.
2. Pengobatan
a. Kemoterapi setelah pembedahan
b. Imunoterapi
c. Terapi sulih hormon pada remaja putri pra-pubertas yang menjalani salpingo-ooforektomi
bilateral.
3. Pembedahan
a. Histerektomi total per abdomen dan salpingo-ooforektomi bilateral dengan reseksi tumor.
b. Omentektomi, apendektomi, palpasi nodus limfe dengan kemungkinan limfadenektomi,
biopsi jaringan, dan bilas peritoneum.
c. Reseksi ovarium yang terkena.
d. Biopsi omentum dan ovarium yang tidak terkena.
e. Bilas peritoneum untuk pemeriksaan sitologi cairan pelvis.
PENGKAJIAN
HARI/TANGGAL :
JAM :
PENGKAJI :
RUANG :
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama :
b. JenisKelamin :
c. Umur :
d. Agama :
e. Status Perkawinan:
f. Pekerjaan :
g. PendidikanTerakhir :
h. Alamat :
i. SukuBangsa :
j. No.CM :
k. DiagnostikMedis :
l. No Medical Record :
m. TanggalMasuk :
n. TanggalPengkajian :
2. keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut terutama sebelah kanan. Pasien juga mengatakan
semalam tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan karena menahan nyeri
P : Nyeri timbul tiba-tiba dan waktu tak tentu
Q : Nyeri terasa seperti diremas-remas, terasa panas
R : Perut
S : VAS 3 (1- 10 )
T: terus menerus
3. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan
eklamsia sebelumnya.
4. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB
maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi
I. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1. Rasa Aman danNyaman
Gejala : Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
2. Aktifitas Istirahat-Tidur
Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.Tanda : Pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka
Istirahat
-Kapan dan berapa lama klien beristirahat ?
-Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang ?
-Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini ?
Tidur
-Bagaimana pola tidur klien ?
-Apakah klien cepat tertidur ?
-Apakah kondisi saat ini mengganggu klien ?
3. Cairan
-Berapa banyak klien minum perhari ?Gelas ?
-Minuman apa yang dikonsumsi ?
-Apakah ada minuman yang disukai/dipantang?
4. Nutrisi
Makanan / cairan
Eliminasi Urine
-Apakah BAK klienteratur ?
-Bagaimana pola, frekuensi, volume, warna, teksturdan lain-lain.
-Bagaimana perubahan pola miksiklien ?
6. Personal Hygiene
-Bagaimana personal hygiene ?Berapa kali mandi, gosokgigi, dll.
-Berapa hari klien terbiasa cuci rambut ?
-Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene ?
7. Rokok/AlkoholdanObat-obatan
-Apakah merokok ?Jenis?
-Apakah minum-minuman keras ?
-Apakah mengkonsumsi obat dari dokter ?
8. Rekreasi
-Bagaimana perasaan pasien saat bekerja ?
-Berapa banyak waktuluang ?
-Apakah puas setelah rekreasi ?
-Bagaimanaperbedaanwaktuliburdanharikerja ?
9. Sex
-Apakahadakesulitandalamhubunganseksual ?
-Apakahpenyakitsekarangmempengaruhi/mengganggufungsiseksual?
-Jumlahanak ?
I. Diagnosis Keperawatan
DX.2 Retensi urine b/d kandung kemih terdesak. d/d sensasi penuh pada kandung kemih .
II. IntervensiKeperawatan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
proserdur pemasangan
kateter urine
Anjurkan menarik
napas saat insersi
selang kateter
Implementasi
Pada implementasi yaitu melakukan tindakan yang sudah direncanakan pada intervensi yang
telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien
Evaluasi
Merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP
O : kedua jenis data tersebut,baik subjektif dinilai dari analisis apakah berkembang kearah
perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis dapat menguraikan sampai dimana masalah ang
ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa
keperawatan baru
P : Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada analisis diatas ang berisi
melanjutkan rencana sebelumna apabila keadaan atau masalah belum teratasi dan membuat
rencana baru bila rencana awal tidak efektif
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada BAB 2 dan 3 dapat ditarik kesimpulan:
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak
diketahui.
Kanker ovarium cepat menyebar per intraperitoneum melalui pertambahan ukuran
setempat atau penyebaran benih permukaan, dan terkadang melalui aliran limfe dan aliran
darah. Metastasis ke ovarium dapat terjadi dari kanker payudara, kolon, lambung, dan
pankreas.
3.2 Saran
Telatnya diagnosa kanker ovarium karena tanda dan gejala yang samar-samar membuat
kanker ini disebut silent killer. Namun kita dapat mencegah terjadinya kanker ovarium
dengan pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, dengan mengatur pola makan kita akan
mengurangi resiko terjadinya kanker.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................
A. Definisi Kanker Ovarium..................................................................................
B. Epidemiologi.....................................................................................................
C. Klasifikasi........................................................................................................
D. Etiologi...........................................................................................................
E. Manifestasi Klinis............................................................................................
F. Patofisiologi....................................................................................................
G.Komplikasi......................................................................................................
H.Pemeriksaan Diagnostik................................................................................
I. Penatalaksanaan............................................................................................
J. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul..................................................
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
KATA PENGANTAR
kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Norwitz, Errol R. dan John O. Schorge. 2006. At a Glace: Obstetri Ginekologi, Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Billota, Kimberly A.J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, Edisi
2. USA: Lippincoltt Williams & Wilkins.
Kowalak, Welsh, dan Mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, vol. 2, Ed. 6. Jakarta: EGC
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta, EGC.