Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BESAR 2

Mata Kuliah : Performance Management & Improvement


System
Implementasi Balanced Scorecard dan
Sustainability dalam Pengukuran Kinerja Industri Tekstil

Disusun Oleh:

1. Anggoro Daru Mukti (55320110012)

2. Thomson Parulian (55320110010)

Dosen Pengampu :
Dr. Sawarni Hasibuan, M.T., IPU.

Program Studi Magister Teknik Industri,


Fakultas Pascasarjana Magister Teknik
Industri, Universitas Mercu Buana
2021
Implementasi Balanced Scorecard dan Sustainability dalam
Pengukuran Kinerja Industri Tekstil
Anggoro Daru Mukti , Thomson Parulian 2
1

Mahasiswa MagisterTeknik Industri, Universitas Mercu Buana


Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11650

1. Pendahuluan
Di masa lalu, perusahaan cenderung berfokus terutama pada pengukuran
kinerja keuangan, seperti pertumbuhan penjualan dan laba, aliran kas dan nilai
persediaan. Sebaiknya perusahaan dalam lingkungan bisnis yang kontemporer
menggunakan manajemen strategi untuk memfokuskan terutama pada ukuran
operasional yang bersifat non keuangan, seperti pangsa pasar, mutu produk,
kepuasan pelanggan dan peluang pertumbuhan. (Araiyatie,F.2016)

Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan


strategi dalam pengelolaan kinerja perusahaan. Penentuan strategi akan dijadikan
sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran – sasaran kerja
yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat
untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan
sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

Pengukuran kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha,


dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari
penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu.
Pengukuran kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih
terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa
mendatang.

Pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi


keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan
dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Penilaian
kinerja perusahaan yang semata-mata dari sisi keuangan dinilai tidak efektif,
karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan
kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya kinerja
keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan
melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang.

Kinerja keuangan terbukti dapat meningkatkan laba perusahaan, tetapi


kinerja non-keuangan (kinerja yang dinilai tidak berdasarkan ukuran-ukuran
angka dalam satuan nilai uang) juga memiliki peran yang tidak kalah penting
dalam meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu di dalam pengukuran
kinerja harus terjadi keseimbangan antara pengukuran kinerja keuangan dan
pengukuran kinerja non-keuangan. Hal tersebut akan membantu organisasi dalam
mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya secara keseluruhan.

Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan


beberapa konsep, salah satunya adalah dengan menggunakan konsep Balanced
Scorecard (BSC). Balanced Scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja
bisnis yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton melalui suatu artikel yang
berjudul Balanced Scorecard-Measure that Drive Performance pada tahun 1992.
Pada konsep ini, mereka mengenalkan empat perspektif dalam mencapai tujuan
perusahaan secara menyeluruh yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajarn dan pertumbuhan.
(Setyadhi, P. J.2018). Balance Scorecard melibatkan semua faktor keberhasilan
kritikal (Critical Success Factors), yang biasanya dinyatakan dalam empat
bidang : (1) Kinerja keuangan, (2) Kepuasan pelanggan, (3) Proses bisnis internal,
dan (4) Inovasi dan pembelajaran.Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian
pada industri tekstil di Indonesia. Industri ini memasarkan produknya ke industri
garmen lokal dan berbagai mancanegara. Saat ini pengukuran kinerja perusahaan
ini diukur dari sisi keuangan berupa laporan keuangan yang dilaporkan setiap
akhir tahun. Laporan keuangan tersebut berupa Balanced Sheet Report, bersumber
dari data Balanced Report tersebut disusun rasio keuangan yang menggambarkan
kinerja perusahaan, seperti Tabel 1.1.
2. Literature Review
2.1 Kinerja
Menurut (Kasmir, 2018) pengertian kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui
dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau
standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu,
jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada
seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada
tolak ukur keberhasilannya. Arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job
performance dan disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang karyawan. Istilah kinerja
digunakan untuk mengukur hasil yang telah dicapai sehubungan dengan kegiatan
atau aktivitas perusahaan, apakah kinerja perusahaan telah baik atau perlu adanya
evaluasi-evaluasi kebelakang mengenai hasil yang dicapai.
2.2 Penilaian Kinerja
Menurut (Kasmir, 2018) penilaian kinerja merupakan suatu sistem yang
dilakukan secara periodik untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja individu.
Davis dalam (Kasmir, 2018) mengatakan bahwa “Performance appraisal is the
process by which organization evaluate individual job performance” yang berarti
bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses di mana organisasi mengevaluasi
hasil kinerja pegawai. Jadi kinerja perlu dilakukan melalui suatu proses tertentu
seperti yang telah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan.

2.3 Balanced Scorecard


Menurut (Kaplan & Norton, 1996) mengatakan bahwa Balanced Scorecard
yaitu mengacu pada kinerja perusahaan yang merupakan langkah-langkah
eksternal untuk pelanggan dan pemegang saham, dan langkah-langkah seperti
financial dan
non-financial, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, sehingga
seimbang antara hasil dari upaya terakhir dan langkah-langkah yang mendorong
kinerja perusahaan.
Menurut (Kaplan & Norton, 1996), siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu:
a) Tahap Bertumbuh (Growth)
Tahap Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap
ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial
bagi bisnis tersebut
b) Tahap Bertahan (Sustain)
Pada tahap ini perusahaan berupaya untuk mempertahankan pangsa pasar
yang dimilikinya, sehingga semua aktivitas ditujukkan untuk menyempurnakan
kekurangan-kekurangan yang ada.
c) Tahap Memanen (Harvest)
Tahap Harvest merupakan suatu tahap di mana perusahaan telah mencapai
titik jenuh atas barang dan jasa yang dihasilkan. Perhatian dipusatkan pada upaya
meningkatkan.

2.4 Sustainable Management Strategy


Pada penelitian (Chung et al., 2016) ukuran umum kinerja bisnis dapat
secara luas dibagi menjadi tiga dimensi seperti kinerja keuangan, kinerja bisnis,
dan kinerja organisasi. Ketika lingkungan berubah, perusahaan tidak boleh
mengejar maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan utama. Upaya perusahaan
dalam memenuhi harapan publik harus meningkatkan citra perusahaan pula dan
mempraktikkan manajemen berkelanjutan. Kepada para pihak yang memilikii
kepentingan seperti (konsumen, pemegang saham, karyawan, masyarakat,
pemasok, dan pemerintah), organisasi memiliki tugas untuk memaksimalkan
dampak positif mereka dampak sambil meminimalkan yang negatif.
3. Metodologi Penelitian
Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menganalisa beberapa penelitian dari jurnal-jurnal terdahulu sebagai pembanding
pengukuran kinerja perusahaan dalam penggunakan metode Balanced Scorecard
di industri tekstil di beberapa negara dan di Indonesia:
Latar Belakang Penelitian

Literatur Review

Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data Beberapa


Jurnal

Ringkasan dari beberapa Jurnal


Penelitian

Membandingan Beberapa Jurnal


Tersebut

Menganalisis 15 Jurnal Penelitian

Kesimpulan Hasil Analisis Dan


Perbandingan Dari Jurnal Yang
Ada

Gambar 1. Metodologi Penelitian


Berdasarkan dari gambar 1 yaitu metodologi penelitian dari penelitian ini
terdapat beberapa proses untuk mendapatkan hasil tujuan dari penelitian yang
dibuat. Terdapat latar belakang masalah dibuatnya penelitian, selanjutnya adanya
literature review sebagai teori pendukung penelitian. Tahap 3 terdapat metodologi
penelitian yang merupakan tahapan-tahapan penelitian serta terdapat tabel
penelitian terdahulu sebagai data pembanding dari penelitian-penelitian yang
sudah ada dan terdapat tabel SOTA. Lalu penelit mengumpulkan data dengan
menganalisis beberapa jurnal yang ada untuk membandingkan hasil penelitian
menggunakan metode balanced scorecard disetiap industri manufaktur. Tahap
akhir yaitu terdapat kesimpulan dari penelitian yang dibuat.
Adapun pengumpulan data diambil dari beberapa jurnal sesuai dengan
tema pada yang bertujuan memperkuat teori serta sumber-sumber penelitian
yang
terdapat di tabel 1 yaitu tabel penelitian terdahulu. Berikut ini merupakan tabel
penelitian terdahulu :
Tabel 1. Penelitian Terdahulu

N Paper identity Judul Penelitian Hasil Peneltian Jenis dan


o Metode
Penelitian
1 (Ariyatie,F 2016) Rancangan dan Hasil pengukuran kinerja tahun 2015, kinerja tertinggi BSC
pengukuran kinerja dalah kinerja bisnis internal proses, kinerja kedua
dengan Metode adalah kinerja pembelajaran % pertumbuhan, kinerja
Balanced Scorecard ketiga adalah kinerja keuangan dan kinerja terrendah
pada perusahaan adalah kinerja pelanggan. Berdasarkan analaisa
tekstil di Tangerang tersebut maka kinerja keselurahan perusahaan tekstil
saat ini masih kurang baik.
2 (Christianto,D. Perancangan model Selain menggunakan metode Human Resources Human
2020) dan pengukuran Scorecard, metode yangdigunakan ialah pairwise Resources
kinerja departemen comparisons untuk menentukan bobot dari setiap Scorecard
human resources perspektif.Hasil yang didapat dalam penelitian ini
menggunakan yaitu model pengukuran kinerja dan hasilpengukuran
metode human kinerja departemen Human Resources menggunakan
resources Scorecard metode HumanResources Scorecard dengan skor yaitu
pada PT. Indo 2,95 yang termasuk ke kriteria cukup baik.
Taichen Textile
Industry
3 (Adi Wiyoto., Pengukuran kinerja Aspek pelanggan yang menjadi salah satu poin dalam BSC
2003) bagian pemasaran balanced scorecard dilaksanakan dengan cara
dengan konsep mendorong pelanggan baru untuk dapat masuk dalam
Balanced Scorecard daftar perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
pada PT Danliris cara promosi dan advertising. Menjual produk pakaian
Surakarta jadi ke pasar lokal menjadi sangat penting karena
dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan. Pemahaman tentang visi, misi, strategi
dan tujuan
4 (Akbar K,2003) Analisis kinerja Departemen produksi perlu merumuskan secara BSC
departemen tertulis mengenai misi, visi, tujuan dan nilai-nilai
produksi Pt sari perusahaan, serta menetapkan perencanaan produksi
warna asli textile bagi karyawan. Untuk lebih memudahkan akses
surakarta dengan informasi mengenai produksi dan SDM maka perlu
pendekatan balanced dipertimbangkannya penerapan sistem informasi yang
scorecard berbasis komputer seperti penggunaan Local Area
Network (LAN) bagi departemen produksi maupun
departemen lain.
5 (Sumani,2016) PENGUKURAN Sampelpenelitianyangdigunakan42orangkaryawan BSC, AHP
KINERJA BISNIS dansebanyak212oranganggota.Hasilpenelitian
MELALUI menunjukkan bahwa:
PENDEKATAN (1)denganpendekatanbalancedscorecard,pada
BALANCED perspektif keuangan (kondisiBMT-UGT Sidogiri
SCORECARD adalah baik); prespektif kepuasan(puas dengan
DAN pelayanan jasa BMT-UGT Sidogiri); prespektif
ANALYTICAL bisnis internal(mengalamipeningkatan jumlah unit
HIERARCHY bisnis); prespektif pertumbuhan dan
PROCESS (AHP) pembelajaran (produktivitaskaryawan mengalami
peningkatan);(2)analisis terhadap masing-masing
perspektifBalancedScorecarddengan
menggunakanAnalytical Hierarchy
Processmenunjukkan bahwa perspektif
yangdianggap paling berpengaruh terhadap
kinerjabisnisadalah perspektifpelanggan, sedangkan
faktoryangpaling dianggap memiliki pengaruh
tertinggi dari perspektif pelanggan adalah
pertambahanjumlah anggota, namun, perspektif bisnis
internal memiliki bobot penilaian terkecil pada hasil
analisisAHP
6 (Sebastian,S.2011) Usulan penurunan Berdasarkan proses cascading balanced scorecard BSC
dan penyelarasan yang dilakukan, terdapat enam sasaran strategis dari
strategi perusahaan peta strategi perusahaan yang diturunkan ke peta
ke divisi pemasaran strategi divisi pemasaran. Keenam sasaran strategis
dengan tersebut adalah meningkatkan penjualan pada
menggunakan perspektif keuangan, memelihara dan
metode cascading mengembangkan hubungan dengan pelanggan serta
balanced scorecard kepuasaan dan kepercayaan pelanggan pada perspektif
pada PT. Kuansing pelanggan, dan produktifitas karyawan, meningkatkan
Inti Makmur kemampuan dan kredibilitas karyawan dan
meningkatkan motivasi kerja karyawan pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
7 (Fahrudin, 2020) Analisis Pengukuran Hasil dari pengolahan data dengan beberapa indikator BSC
Kinerja prespektif keuangan mempunyai rata-rata nilai sebesar
Menggunakan 4,33 untuk prespektif kepuasan pelangaan didapatkan
Balance Scorecard nilai 4,33 prespektif bisnis internal mempunyai nilai
Untuk Menentukan 3,58 dan dilihat dari prespektif pertumbuhan dan
Key Performance perkembangan mempunyai nilai 3,82. Sehingga
Indicator Di PT dapat
Mulia Artha disimpulkan bahwa kinerja karyawan PT Mulia Artha
Anugerah Anugerah dilihat dari keempat prespektif diatas nilai
ratarata adalah 3,83 yang berarti cukup baik

8 (Resa Alfian, Penyusunan Peta Hasil dari penelitian didapatkan bahwa prioritas utama BSC, AHP
2016) Strategi dan KPI perusahaan adalah perspektif pelanggan yang
Menggunakan didukung secara langsung oleh proses bisnis internal
Metode Balanced perusahaan serta pembelajaran dan pertumbuhan
Scorecard (BSC) untuk mencapai kepuasan pelanggan yang nantinya
dan Pembobotan akan berdampak pada peningkatan laba usaha sebagai
Dengan Analytical indikator dari perspektif keuangan.
Hierarchy Process
(AHP) pada PT
Indah Lotus Textile
Industries-Nganjuk

9 (Solomon, Pengukuran Kinerja Results of measurement of performance values in this BSC, AHP
Laricha, Agusman, di PT. X study is at a value of 2.46, which means not good
enough. Based on the results of these measurements
Delvis, Simajaya, Berdasarkan Metode
are given design and strategic proposals as an
Roy, 2010) Balanced Scorecard improvement that can be used by the company in the
dan Analytical next year.
Hierarchy Process
10 (Arfian Muslim, EVALUASI The key success of BDS is measured by financial BDS
Musa Hubeis, Ilah KINERJA utilization aspect (rentability, liquidity and
Sailah, 2012) LAYANAN solvability); customer (customer satisfaction and
PENGEMBANGAN retention); internal process (the comparison between
BISNIS BAGI realization and business plan as well as a customer
USAHA KECIL monitoring regularly); and organization learn and
MENENGAH : growth (employees satisfaction, active learning,
KASUS BDS organization development; individual empowerment,
GARMEN DI knowledge management and technology
JAKARTA implementation). Score for BDS Harmoni is 1,9 or
above standard from bechmarking standard.

11 (Renaldi, Analisis Sistem Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem BSC
Suyamto, Manajemen gudang di PT. Delta Merlin di Kabupaten
Suharyoko, 2021) Pergudangan pada Karanganyar secara keseluruhan telah berjalan secara
PT Delta Merlin di optimal. Pada perspektif keuangan kinerja perspektif
Kabupaten keuangan telah memenuhi standar. Pada perspektif
Karanganyar dan pembelajaran dan pertumbuhan, persentase
karyawan telah memenuhi standar. Pada perspektif
proses operasional telah memenuhi standar.

12 (Yenni Del Rosa, Peluang Bisnis Based on the SWOT analysis it turns out to increase SWOT
Mohammad Usaha Konveksi sales of clothing convection businesses in sub-districts
Abdilla, 2019) Pakaian di IV Angkek Agam district must focus on implementing
Kecamatan IV promotional strategies in various ways such as
Angkek Kabupaten through social media facialbooks and Instagram,
Agam personal selling and public relations.

13 (Adinata, Ryan Analisis Kinerja The study found that the main cause that led to the BSC
Candra, Dwiyanto, Manajemen Rantai supply of raw materials at PT . Misaja Mitra being
Bambang Munas, Pasokan Berbasis delayed was the occurrence of extreme weather. This
2013) Balanced Scorecard resulted in the unavailability of raw materials being
(Studi pada PT distributed. Therefore consumers are affected due to
Misaja Mitra – Pati, the lack of distribution. In conclusion, steps should be
Jawa Tengah) taken to resolve these issues by using a balanced
scorecard which can assist in controlling for these
problems. When a balanced score card is used it can
make it easier for companies to identify where
problems are arising so that the company can quickly
prevent further issues and rectify the problems in the
future.
14 (Vitria Celynency, Pengukuran Kinerja Hasil perfomansi perusahaan dengan nilai 8,7259 BSC, AHP
2020) dan Perancangan dimana dari 41 KPI terdapat 14 KPI pada kriteria
Key Performance strategi, 14 KPI pada kriteria proses, 13 KPI pada
Indicator kriteria kapabilitas dan 5 KPI pada kategori green.
menggunakan Dengan 25 KPI masuk kategori terbaik atau berwarna
Performance Prism hijau sementara 16 KPI sisanya masuk kategori cukup
dan Green Human baik atau berwarna kuning dan tidak terdapat KPI
Resource dengan kategori buruk atau berwarna merah.
Management (G-
HRM) (Studi
Kasus : PT
Innagroup Textile
Manufacure)
15 (Nurlaila Perancangan Alat Dari penelitian juga dapat diketahui hasil pengukuran BSC, AHP,
Handayani, 2006) Pengukuran Kinerja kinerja pada tahun 2005 dan usulan strategis yang OMAX
PT Primissima dapat dilakukan perusahaan untuk dapat meningkatkan
dengan Metode kinerjanya. Hasil pengukuran kinerja dengan metode
Balanced Scorecard OMAX terhadap perspektif keuangan, customer,
proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran
berturut – turut adalah sebagai berikut : 1.358, 0.84,
0.594, 0.561.

Dari System Literature Review (SLR) berupa peneliti terdahulu diatas, disusun
State of The Art (SOTA) dalam pengelompokkan yang memudahkan visualisasi seperti
pada tabel berikut ini,
(Akbar K,2003)

(Sumani,2016)

(Fahrudin, 2020)
2020) (Christianto,D.

2003) (Adi Wiyoto.,

2016) (Resa Alfian,

Laricha, (Solomon,

Suyamto, (Renaldi,

Mohammad (Yenni Del Rosa,

Candra, (Adinata, Ryan


(Ariyatie,F 2016)

Celynency, (Vitria

Handayani, (Nurlaila
1) (Sebastian,S.201

Musa Hubeis, (Arfian Muslim,

NAMA
PENELITI

OBYEK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PENELITIAN

BSC V V V V V V V V V V V V V V V

OMAX V

AHP V V V V V

Fuzzy

ANP

Sistem
Dinamis
Lean SCM V V V

Green SCM

Multiple
Regresi

Dari SLR dan peneliti terdahulu yang dianalisis, semua jurnal menggunakan Metode
Balance Scorecard.

4. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil SLR dan penelitian terdahulu disimpulkan dalam hasil dan
pembahasan berupa pengelompokan dan pembahasan jurnal.

4.1 Pengelompokan Jurnal berdasarkan Tahun


Dari jumlah 15 Jurnal yang diteliti oleh peneliti, berikut adalah
klasifikasi pengelompokan berdasarkan tahun terbit jurnal,

Pengelompokan Jurnal Berdasarkan Tahun


3 3
3

2.5
2
2

1.5
1 1 1 1 1 1 1
1

0.5

0
2003 2006 2010 2011 2012 2013 2016 2019 2020 2021

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada Tahun 2016 dan Tahun
2020 merupakan jumlah jurnal terbanyak sejumlah tiga jurnal terkait
BSC di Industri Tekstil.

4.2 Pembahasan Jurnal


Pada setiap jurnal yang menjadi sumber dan referensi peneliti , dapat
dilihat bahwa implementasi Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja
perusahaan dapat dihitung dan diteliti untuk usulan perbaikan berikutnya.
Terdapat beberapa perspektif pada metode Balanced Scorecard
diantaranya yaitu Keuangan, Pelanggan, Internal Proses Bisnis,
Pembelajaran dan Pertumbuhan, dan Pembangungan Berkelanjutan.
Dari total 15 Jurnal yang sudah diteliti tersebut dihitung dan dianalisa
KPI dari industri masing-masing menggunakan perspektif Balanced
Scorecard. Terdapat beberapa metode penelitian tambahan seperti AHP,
SWOT, OMAX, Human Resource Scorecard, dan lain sebagainya.

5. Kesimpulan
Dari total 15 Jurnal yang sudah diteliti dengan implementasi penggunaan
metode Balanced Scorecard, berikut adalah hasil penelitian tersebut :
1. Pengelompokan Jurnal berdasarkan Tahun terbanyak yaitu pada
Tahun 2016 dan Tahun 2020 dengan jumlah 3 Jurnal.
2. Metode yang paling banyak digunakan pada Industri Tekstil yaitu
BSC, AHP, SWOT, OMAX, dan Human Resource Scorecard.
3. Analisis dengan Metode Balanced Scorecard menilai bahwa
diperlukan evaluasi setiap bulan untuk perbaikan.

6. Daftar Pustaka
Ariyatie F (2016). Rancangan dan Pengukuran Kinerja dengan Metode
Balanced Scorecard pada Perusahaan Tekstil di Tangerang.
Adi Wiyoto (2003). Pengukuran Kinerja Bagian Pemasaran dengan
Konsep Balanced Scorecard pada PT Danrilis Surakarta.
Akbar K (2003). Analisis Kinerja Departemen Produksi PT Sari Warna
Asli Textile Surakarta dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Arfian Muslim, Musa Hubeis, Ilah Sailah (2012). Evaluasi Kinerja
Layanan Pengembangan Bisnis Bagi Usaha Kecil Menengah : Kasus BDS
Garmen di Jakarta.
Adinata, Ryan Candra, Dwiyanto, Bambang Munas (2013). Analisis
Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Berbasis Balanced Scorecard (Studi pada PT
Misaja Mitra – Pati, Jawa Tengah).
Christianto D (2020). Perancangan Model dan Pengukuran Kinerja
Departemen Human Resources Menggunakan Metode Human Resources
Scorecard pada PT Indo Taichen Textile Industry.
Fahrudin (2020). Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced
Scorecard Untuk Menentukan Key Performance Indicator di PT Mulia Artha
Anugerah.
Nurlaila Handayani (2006). Perancangan Alat Pengukuran Kinerja PT
Primissima dengan Metode Balanced Scorecard.
Resa Alfian (2016). Penyusunan Peta Strategi dan KPI Menggunakan
Metode Balanced Scorecard (BSC) dan Pembobotan dengan AHP pada PT Indah
Lotus Textile Industries – Nganjuk.
Renaldi, Suyamto, Suharyoko (2021). Analisis Sistem Manajemen
Pergudangan pada PT Delta Merlin di Kabupaten Karanganyar.
Sumani (2016). Pengukuran Kinerja Bisnis Melalui Pendekatan Balanced
Scorecard dan AHP.
Sebastian S (2011). Usulan Penurunan dan Penyelarasan Strategi
Perusahaan ke Divisi Pemasaran Menggunakan Metode Cascading Balanced
Scorecard pada PT Kuansing Inti Makmur.
Solomon, Laricha, Agusman, Delvis, Simajaya, Roy (2010). Pengukuran
Kinerja di PT X Berdasarkan Metode Balanced Scorecard dan AHP.
Yenni del Rosa, Mohammad Abdilla (2019). Peluang Bisnis Usaha
Konveksi Pakaian di Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam.

Anda mungkin juga menyukai