Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan ke : 01

Matakuliah : Thermodinamika Terapan


Materi : Energi dan Hukum Pertama Thermodinamika

1.Energi
Energi juga sebuah konsep. Ide dari dasar pengembangan konsep energi adalah : bahwa
suatu benda memiliki seseuatu yang merupakan potensi, ada suatu potensi yang membuat
benda bergerak, ada suatu pengamatan yang memperlihatkan bila suatu benda bergerak
dan menabrak benda lain dapat membuat benda lain itu bergerak yang dapat diartikan ada
potensi yang berpindah dari benda satu ke benda satunya, dan fenomena lainya. Ide inipun
banyak dapat kita amati disekitar kita, termasuk bila anda menggerakan tangan anda yang
menunjukan ada potensi yang dimiliki oleh anda yang dapat menggerakan tangan, itulah
energi.
Sifat adalah sesuatu yang dimiliki suatu zat, sehingga energi juga adalah sifat dari suatu zat.
Berdasarkan konsep entang energi dan energi milik suatu zat, maka energi terdiri atas
berbagai jenis. Di antaranya, energi mekanis, energi bentuk panas, energi listrik, energi
kimia, dan energi molekuler (ini pun terdiri atas berbagai jenis secara mikroskopis).
Kajian energi secara keseluruhan mencakup berbagai bidang ilmu, dan untuk keteknikan
mesin yang perlu dipahami adalah jenis-jenis energi tertentu dan karakteristik dari setiap
jenis energi itu dengan titikberat pada energi mekanis dan panas.

2.Energi Zat
Sebelumnya sudah dibicarakan mengenai energi secara pengertian garis besar.
Selanjutnya, akan ditelaah energi dalam suatu sistem dan secara lebih terperinci, sebagai
landasan pemahaman pada analisis energi sistem. Energi suatu yang berhubungan dengan
keteknikan, khusus keteknikan mesin, ada yang secara makroskopis dan ada yang secara
mikroskopis
2.1.Energi zat secara makroskopis
Sebagaimana sudah diketahui, bahwa enerzi zat secara makroskopis berhubungan dengan
kerangka referensi. Energi kinetis dan energi potensial.
a.Energi kinetis
Tinjau suatu benda yang sedang bergerak dengan kecepatan awal V1 terhadap kerangka
koordinat x – z dan padanya bekerja gaya F (Gambar 1.1). Komponen Fy bernilai sama
dengan berat benda mg, sehingga tercapai keseimbangan gaya dalam arah y. Komponen
Fx mempercepatan gerak benda dalam arah x, dan hukum gerak Newton berlaku untuk
kasus ini, dan percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap waktu, sehingga bentuk
lain dari hukum gerak Newton adalah

1
Gambar 1.1
Fx = m (1.1)

atau berlaku hubungan ∫ = ∫

Kecepatan rata-rata benda merupakan perubahan jarak terhadap waktu, sehingga


kecepatan V = dx/dt atau dt = dx/V, dan berlaku hubungan

∫ = ∫ (1.2)

Integrasi ruas kanan dari persamaan (1.2) adalah

∫ = ( − ) (1.3)

Nilai pada persamaan (1.3) adalah energi kinetis, EK benda. Perubahan energi

kinetis benda adalah


∆EK = EK2 – EK1 = − (1.4)

Dan persamaan untuk energi kinetis:


EK = mV (1.5)

Contoh
Energi kinetis suatu benda dengan massa 200 kg berubah oleh suatu gaya yang bekerja
pada benda tersebut. Laju benda mendatar terhadap ketinggian. Kerja yang dilakukan gaya
125 kJ. Berapa kecepatan akhir benda, bila kecepatan awalnya 30 m/det.
Penyelesaian

Anggapan :
1. Keadaan awal dan keadaan akhir adalah keadaan keseimbangan.

2
2. Tidak terjadi perpindahan panas dan energi dalam benda tetap.
3. Gesekan diabaikan.
4. Perubahan energi potensial diabaikan.
E2 = E 1 + W
EK2 + EP2 + U2 = EK1 + EP1 + U1 + W
EK2 = EK1 + (EP1 – EP2) + (U1 – U2) + W
0,5mV22 = 0,5mV12 + W
V22 = 302m2/det2 +2x 625 m2/det2
V2 = 46,3681 m/det.

b.Energi potensial
Tinjau benda yang bergerak vertikal terhadap kerangka x – z dengan massa m dan
ketinggian awal z1 dari permukaan bumi sebagai titik nol dari y dan pada benda bekerja
gaya tarik F yang mempunyai arah vertikal, seperti sketsa di bawah ini. Benda dipengaruhi
oleh medan gravitasi dengan percepatan g, sehingga berat benda dengan arah berlawanan
F sebesar mg.

….
Pada awal benda pada ketinggian z1 dalam keadaan diam, sehingga kecepatan awal V1 = 0.
Ketika benda mencapai ketinggian z2 gerak benda berhenti, sehingga V2 = 0. Resultante
gaya yang bekerja pada benda Fr = F – mg. Benda berpindah karena adanya kerja W yang
terjadi terhadap benda yang memindahkan dari ketinggian Z1 ke Z2, dan kerja W adalah :
∫ F. dz = mgz2 – mgz1= mg(z2 – z1) (1.6)

Kerja yang dilakukan oleh gaya F adalah untuk menambah energi benda, dan penambahan
energi benda itu sebagai penambahan energi potensial benda, dimana energi kinetis tidak
mengalami perubahan. Maka persamaan energi potensial, adalah :
EP = mgH (1.7)
H = Jarak vertical

3
2.2.Energi zat secara mikroskopis
a.Energi dalam
Konsep energi mikroskopis bertolak dari energi molekuler. Energi nolekuler tidak mengenal
kerangka referensi pada sistem makroskopis. Bentuk-bentuk energi bersumber dari struktur
dan aktivitas molekuler yang diantaranya sebagai modus energi kinetis dan energi potensial
molekuler.
Elektron yang mengorbit inti memiliki energi kinetis yang besarnya tergantung dari laju
orbitnya dan disebut sebagai energi kinetis translasi elektron. Dalam orbitnya elektron
secara bersamaan melakukan spin pada aksesnya yang berarti ada modus energi dari
gerak spin elektron yang dikenal sebagai energi spin. Molekul melakukan gerak translasi
dalam ruang dengan kecepatan tertentu yang karenanya molekul memiliki energi kinetis
yang disebut sebagai energi kinetis translasional molekul. Pada molekul dari atom
poliatomik ada gerakan rotasional pada aksesnya yang mencerminkan adanya energi kinetis
yang disebut energi kenetis ratoasional. Atom-atom molekul dapat pula bergetar dengan
pusat pada pusat massa gabungannya, hal ini mencerminkan adanya energi kinetis yang
disebut energi kinetis vibrasional. Keseluruhan energi molekuler dari aktivitas molekul yang
bersifat kinetis merupakan energi kinetis molekul dan disebul sebagai energi sensibel.
Pada molekul terdapat pula modus energi lain yang berasal dari gaya-gaya di dalam
molekul, gaya antara molekul dengan substannya, gaya antar atom dalam molekul, gaya-
gaya antar partikel dalam atom dan nukleus atom. Gaya-gaya tersebut mencerminkan
adanya energi potensial molekuler. Gaya ikatan antar molekul satu dengan molekul lainnya
mencerminkan adanya energi potensial molekuler. Elektron yang mengorbit inti atom
menunjukkan adanya gaya antara elektron dengan inti, sehingga dapat dimengerti bila ada
energi potensial dari interaksi inti dengan elektron. Molekul dan partikel-partikelmya yang
mempunyai massa akan mempunyai energi potensial dalam medan gravitasi. Gaya-gaya
yang timbul sangat ditentukan oleh fasa zat, pada fasa padat dan fasa cair gaya-gaya ikatan
jauh lebih kuat dari zat fasa gas, oleh karena itu pelepasan ikatan antar molekul pada fasa
padat dan fasa cair memerlukan energi yang jauh lebih banyak dibandingkan pada zat
berfasa gas. Proses penguapan memerlukan energi dalam jumlah besar untuk melepaskan
ikatan antar molekul. Keseluruhan energi molekuler yang bersifat potensial merupakan
energi potensial molekuler dan disebut energi laten.
Suatu atom memiliki muatan positif pada proton dan netron yang mempunyai ikatan yang
kuat pada inti atom. Elektron yang bermuatan negatif mengorbit mengelilingi inti atom yang
bermuatan positip. Energi yang mengikat hubungan inti yang bermuatan positip dengan
proton dan netron dan elektron yang bermuatan negatif yang mengorbit inti disebut sebagai
energi kimia.

4
Keseluruhan energi bersifat molekuler dan tersebar secara bebas tanpa terikat pada suatu
kerangka referensi. Pada pandangan konsep makroskopis energi molekuler secara keselu-
ruhan pada suatu zat disebut sebagai energi dalam. Pada umumnya lambang dari energi
dalam adalah U yang dapat dalam bentuk ekstensif maupun dalam bentuk intensif.
b.Energi tekanan-volume
Konsep energi tekanan-volume, bertolak dari kenyataan bahwa suatu zat pada volume
tertentu mendapat tekanan tertentu. Ketika tercapai keseimbangan antara tekanan dari zat
dengan tekanan dari luar terjadi pada volume tertentu, artinya ada jenis energi yang dimiliki
zat dari hubungan volume dengan tekanan.Jenis energi ini dikenal sebagai energi tekanan-
volume yang secara matematis adalah pV.
c.Entalpi
Kemudian, konsep energi yang dimiliki zat secara mikroskopis adalah entalpi (h) yang
merupakan penjumlahan energy dalam u dengan tekanan-volume pv, dengan demikian
entalpi h = u + pv.
Entalpi selalu dimiliki suatu suatu dalam semua kondisi
2.4.Energi zat
Energi total dari suatu sistem adalah jumlah dari keseluruhan modus-modus energinya, yaitu
termal, mekanik, listrik, kimia, magnit, dan nuklir dengan lambang E. Pada konsep makros-
kopis pada banyak keadaan energi total sistem E merupakan jumlah dari energi dalam U,
energi kinetis EK, dan energi potensial EP.
Energi total = E = mh + EK + EP = mh + + mgH (1.8)

atau secara intensif e=h+ + gH (1.9)

(a) = ℎ (b) = ℎ+ (c) = ℎ+ +

Sketsa di atas, energi total sistem dalam medan gravitasi dan bebas dari modus-modus
energi lain seperti listrik, magnit, nuklir ditentukan oleh hubungan sistem dengan kerangka
referensi. Pada kondisi sistem berada pada ketinggian nol tanpa kecepatan, energi sistem
adalah = ℎ., sistem berada pada ketinggian z tanpa kecepatan, energi sistem = ℎ+

5
., dan pada kondisi sistem bergerak dengan kecepatan pada ketinggian tetap z energi
sistem adalah = ℎ+ + .

3.Kekekalan Energi
Hukum pertama thermodinamika menyatakan : Prinsip dasar yang pokok dalam
termodinamika adalah bahwa zat mempunyai energi , dan bahwa energi lestari; idea ini
disebut hukum pertama (Reynold & Filino). “
Salah satu ide yang menjadi landasan pengembangan konsep energi adalah hakekat
bahwa jumlah energi itu tetap.Energi juga dapat berpindah dari suatu oknum ke oknum
yang lain atau perpindahan energi antara suatu oknum dengan lingkungannya. Energi yang
lestari itu mempunyai berbagai bentuk, dan suatu bentuk energi dapat berubah ke bentuk
energi yang lain. Konsep dari energi itulah yang disebut sebagai hukum pertama
termodinamika, ada yang menyebutnya sebagai hukum kekekalan energi.
Pada pandangan makroskopis, perpindahan energi hanya dapat terjadi dengan beberapa
modus tertentu. Modus perpindahan energi adalah modus perpindahan energi dalam bentuk
kerja W, perpindahan energi dalam bentuk panas Q, dan perpindahan energi dalam bentuk
perpindahan massa. Kedua modus perpindahan energi yang pertama W dan Q adalah yang
lazim dan umum terjadi, sedangkan modus dengan perpindahan massa pada kasus-kasus
khusus adanya aliran massa pada suatu sistem.
4.Sistem
Sistem merupakan alat yang amat penting untuk menganalisa sesuatu secara ilmiah, karena
dengan sistem akan dapat diperjelas tentang apa-apa yang menjadi sasaran atau fokus
analisa. Dengan sistem, hal-hal yang menjadi masalah dipisah dari hal-hal lainnya, sehingga
masalah menjadi jelas dan secara tepat dapat diamati perubahan-perubahan dari hal-hal
yang menjadi pusat perhatian. Oleh sebab itu, sistem tidak mempunyai karakteristik yang
jelas, tetapi apa yang dikatakan sistem itu adalah sesuatu yang didefinisikan oleh
penganalisa sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Sistem suatu ketika adalah
sekumpulan zat dalam jumlah tertentu mengalami perlakuan tertentu (misalnya ditekan,
dipanaskan, dan lain-lain). Pada kebutuhan lain, sistem dapat berupa suatu ruang yang
dialiri oleh zat tertentu (aliran zat itu akan menerima atau memberikan energi kepada
sistem).
Konsep kontinum : Apabila suatu zat dengan jumlah tertentu dipandang secara
mikroskopis, maka zat tersebut terbentuk oleh sejumlah molekul atau sejumlah partikel zat
yang satu dengan lainnya sangat mungkin tidak mempunyai nilai yang sama dari sifat yang
sama. Partikel-partikel itu bergerak menurut arah dan kemampuannya masing-masing,
sehingga memberikan nilai yang bervariasi antara partikel satu dengan lainnya.

6
Konsep kontinum sebagai pandangan yang makroskopis menyatakan, bahwa zat
terdistribusi di dalam suatu tempat atau ruang dari bentuk volume zat itu sendiri, dan sifat-
sifatnya dapat dinyatakan dalam selang yang lebih besar dari pada pandangan mikroskopis,
sehingga perilaku setiap partikel tidak penting tetapi perilaku sejumlah partikel secara rata-
rata lah yang penting yang dianggap sebagai besaran dari sifat yang mewakili bagian itu.
Konsep kontinum merupakan anggapan, dalam batasan tertentu anggapan ini cukup baik
untuk analisa keteknikan. Adanya konsep kontinum memungkinkan sifat zat dapat
dievaluasi, karena evaluasi secara partikelan mustahil dapat dilakukan untuk pengkajian
secara makroskopis.
Pada kasus thermodinamika teknik, sistem sebagai alat mengalisis kasus transakasi
keenergian antara isi sistem dengan lingkungannya, terdapat dua model sistem. Sistem
massa tetap, dan sistem volume tetap.
a.Sistem Massa Tetap (SMT)
Sistem massa tetap (SMT), adalah sistem yang jumlah massanya tetap dalam selang waktu
proses transaksi energi sesuai dengan batasan analisa. Pada SMT jumlah massa di dalam
sistem tetap atau konstan, meskipun volume sistem berubah. Sistem massa tetap dikenal
juga dengan nama lain, yaitu sistem massa atur (massa sistem diatur tetap), sistem massa
kontrol (massa sistem dikontrol tetap), dan sistem tertutup (tidak ada massa yang masuk
atau keluar sistem).
Sistem massa tetap digunakan pada analisa kasus yang tidak ada aliran massa, tidak ada
aliran aliran fliuda masuk dan keluar sistem. Transaksi energi dari dalam sistem atau keluar
sistem dengan modus perpondahan energi bentuk kerja (W) dan perpindahan energi bentuk
panas (Q).
Pandang, suatu SMT yang awalnya memiliki energi E1 dan massa m, dalam selang waktu dt
terjadi transaksi energi antara isi sistem dengan lingkungannya dalam bentuk kerja dan
perpindahan panas, dan di akhir sistem memiliki energi E2 dan massa tetap sebesar m.
Disebut energi yang masuk sistem W m dan Qm dan yang keluar sistem W k dan Qk.
b.Sistem Volume Tetap (SVT)
Sistem volume tetap (SVT), adalah sistem yang jumlah volumenya tetap dalam selang
waktu proses transaksi energi sesuai dengan batasan analisa. Pada SVT jumlah volume di
dalam sistem tetap atau konstan, meskipun massa sistem berubah. Sistem volume tetap
dikenal juga dengan nama lain, yaitu sistem volume atur (volume sistem diatur tetap), sistem
volume kontrol (volume sistem dikontrol tetap), dan sistem terbuka (ada massa yang masuk
atau keluar sistem).
Sistem volume tetap digunakan pada analisa kasus yang ada aliran massa, ada aliran aliran
fliuda masuk dan/atau keluar sistem. Transaksi energi dari dalam sistem atau keluar sistem

7
dengan modus perpondahan energi bentuk kerja (W) dan perpindahan energi bentuk panas
(Q), dan laju massa dengan aliran massa .
Pandang, suatu SVT yang awalnya memiliki energi E1 dan volume V, dalam selang waktu dt
terjadi transaksi energi antara isi sistem dengan lingkungannya dalam bentuk kerja,
perpindahan panas dan energi aliran massa, diakhir sistem memiliki energi E2. Aliran massa
masuk yang membawa energ Eam dan aliran massa keluar yang membawa energi Eak, dan
energi yang masuk sistem Wm, Qm dan Ea serta keluar sistem W k dan Qk.
c.Sistem Dan Lingkungan
Suatu sistem dengan lingungannya, bisa melakukan intraksi baik dalam bentuk interaksi
energi maupun dalam bentuk massa. Interaksi ini dapat terjadi ditentkan oleh bentuk dan
dinding dari system. Sistem dapat merupakan siste yang tersolasi sehingga tidak terjadi
interaksi dengan lingkungan baik secara terbatas maupun secara penuh, tetapi system
dapat juga direncanakan untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan tidak terisolasi,
baik sebagian ataupun keseluruhan, sesuai dengan tujuan adanya system.
c1.Sistem terisolasi sempurna
Secara ide suatu sistem dapat saja sebagi sistem yang terisolasi secara sempurna, sistem
tidak dapat dilalui aliran massa sekecil apapun, sistem sangat kaku sehingga tidak ada
pergeseran dari dinsing sistem sekecil apapun, dan sistem terisolasi total dari aliran kalor.
Sistem yang demikian tidak memungkinkan terjadi perpindahan energi antara sistem dengan
lingkungannya (Gambar 1.2). Tidak ada aliran massa yang dapat menembus sistem, berarti
tidak mungkin adanya perpindahan energi dengan perpindahan massa. Dinding sistem yang
kaku dan tidak mengelami pergeseran oleh suatu gaya, berarti tidak ada transaksi kerja
antara sistem dengan lingkungannya. Dermikian pula dinding sistem yang adiabatis tidak
memungkinkan adanya transaksi kalor antara sistem dengan lingkungannya.

Gambar 1.2. Sistem terisolasi total


E1 = EK1 + EP1 + h1
E2 = EK2 + EP2 + h2

8
Tidak ada energi yang berpindah ke sistem atau yang berpindah dari sistem, dengan
demikian E1 =E2.
Artinya energi suatu sistem yang terisolasi sempurna adalah tetap, atau tidak ada
perubahan energi sistem yang terisolasi sempurna.

c2.Sistem tak-terisolasi
Gambar 1.3. Skema sistem thermodinamika. Dalam thermidinamika ada dua jenis sistem,
yaitu SMT atau sistem tertutupatau dan SVT atau sistem terbuka. Pada SMT masa dari
sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem atau masuk kedalam
sistem,tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk SMT adalah energi dalam
bentuk panas atau kerja.

Gambar 1.3. Skema sistem thermodinamis


Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara
didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa
udara di dalam balon.
Pada SVT, energi dan massa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati
batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem volume tetap.
Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan
bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem thermodinamika
terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem tersebut.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem, seperti tekanan
P, temperatur T, volume V, masSa m, viskositas,konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu
ada juga property yang di definisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume
spesifik,panas jenis, dan lain-lain.
Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing
jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda
nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana
sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila propertynya berubah, maka keadaan
sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).

9
5.Tingkat Keadaan
Tingkat keadaan, disingkat t.k, adalah keadaan atau kondisi suatu zat pada suatu saat
tertentu yang digambarkan atau dinyatakan oleh nilai sifat-sifat thermodinamis pada
keadaan tersebut. Penggambaran suatu tingkat keadaan dapat dilakukan oleh sekurang-
kurangnya nilai dari sua sifat zat yang berbeda, yaitu titik perpotongan dari dua garis nilai
siifat yang berbeda.
Pada suatu tingkat keadaan, nilai dari semua sifat tertentu dan bersifat tetap. Misalnya air
tekanan 1 Atm dan kondisi cairan jenuh, maka temperaturnya 100oC, walaupun kondisi itu
pada waktu yang berbeda.
6. Proses dan Siklus
Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang
atau dari satu tingkat keadaan ke suatu tingkat keadaan yang lain disebut proses, dan
rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir disebut linasan proses seperti terlihat
pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Proses dari tk.1 ke tk.2


Tergantung dari jenis prosesnya, maka keadaan 2 dapat dicapai dari keadaan 1 melalui
berbagai lintasan yang berbeda. Proses thermidinamika biasanya digambarkan dalam
sistem koordinat 2 dua
property, yaitu P-V diagram, P-v diagram, atau T-S diagram. Proses yang berjalan pada satu
jenis property tetap, disebut proses iso - diikuti nama propertynya, misalnya proses isobaris
(tekanan konstan), proses isovulume (volume konstan), proses isothermis (temperatur
konstan) dan lain-lain.
Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian
beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya. Pada Gambar
1.4 terlihat suatu siklus terdiri dari 1 jenis proses, dan Gambar 1.5 siklus lain dengan 3 jenis
proses.

T1, p1 p2 > p1 T3 > T2 p3 < p4

Kompresi Pemanasan Konversi p


1 2 3 4

Gambar 1.5. Diagram siklus thermodinamika

10
Lampiran : Nilai Sifat

11
12

Anda mungkin juga menyukai