Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH AKUTANSI PERBANKAN

“ANALISIS LAPORAN KINERJA”

Disusun Oleh :

NAMA : ROMI

NIM : 101801070

JURUSAN : AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Analisis Laporan Kinerja”, meskipun dalam bentuk yang
sederhana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada matakuliah Akutansi
Perbankan. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa
atau pembaca mengenai analisis laporan kinerja.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Olehnya itu, penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Karenanya, saran dan kritik yang membangun selalu penyusun
harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya.

Baubau, 07 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB. II PEMBAHASAN
A. Perhitungan Selisih (Variance)
B. Analisis Selisih Dalam Dunia Praktek
C. Keterbatasan Analisis Selisih
D. Informasi Lain
E. Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi
BAB. III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu konsep dalam akuntansi adalah going concern yang artinya
adalahbahwa suatu perusahaan harus memiliki tujuan untuk bertahan dan
menjagakontinuitas usahanya. Namun perkembangan industri yang semakin
pesatmemberikan implikasi pada persaingan di dalam industri. Perusahaan
senantiasadituntut untuk dapat selalu meningkatkan kinerja perusahaan.
Perkembanganperekonomian yang ada membuat setiap tujuan perusahaan tidak
hanya untukmenghasilkan laba yang sebesar-besarnya saja, namun pihak
manajemen jugaberkewajiban untuk menciptakan nilai perusahaan. Manajer harus
bisa mengambilkeputusan untuk menggunakan alat analisis yang tepat dalam
rangka mengukurkinerja perusahaan.
Salah satu faktor yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan itu
baik atau tidak yaitu dengan analisis laporan keuangan. Perusahaan perlu
melakukan analisis laporan keuangan karena laporan keuangan digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan serta untuk membandingkan kondisi
persusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun sekarang untuk mengetahui
peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan sehingga perusahaan dapat
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang
sesuai dengan kinerja perusahaannya.
Persaingan usaha yang makin kompetitif juga menuntut perusahaan untuk
mengukur kinerja non keuangan seperti kehadiran pegawai, prestasi kerja, kualitas
produk, perkemabangan perusahaan, serta lingkungan kerja yang keseluruhannya
akan memperngaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan sangat
penting bagi perusahaan untuk mengukur kinerja keuangan maupun kinerja non
keuangan perusahaan yang nantinya akan menghasilakan informasi-informasi
yang dapat di jadikan sebagai dasar pengambilan keputusan di masa yang akan
dating.
Kinerja yang optimal adalah yang sesuai dengan anggaran. Anggaran yang
dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi penyimpangan (selisih) dalam

1
realisasinya. Penyimpangan tersebut bisa jadi karena kesalahan hitung atau karena
situasi dan kondisi pada saat di jalankannya program tersebut, berbeda dengan
pada saat program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu
dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus
dilakukan untuk masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu jika terjadi penyimpangan
apa yang harus dilakukan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui jika terjadi
penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan
mengetahui cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perhitungan Selisih (Variance)

Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai

kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa dilihat

dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan

tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan dengan cara

membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kegiatan pembandingan yang dilakukan oleh unit usaha ataupun

juga perusahaan secara keseluruhan dengan menggunakan basis bulanan atau

periode Kuartalan. Beberapa perusahaan hanya melaporkan secara sederhana

jumlah selisih yang terjadi selama periode tertentu tanpa melaporkan penyebab

terjadinya selisih tersebut.

Dari ilustrasi / gambar no.1, dapat diketahui, bahwa :

 Divisi “KLM” Memperoleh selisih untung = Rp. 52.000, Karena Laba

sesungguhnya> Laba Anggaran.

 Besarnya selisih ini, diakibatkan, Karena: Penjualan Sesungguhnya >

Penjualan yang dianggarkan.

TAPI : Laporan kinerja semacam itu, belum dapat memberikan sebab-sebab

terjadinya selisih penjualan, juga selisih yang lain. Sehingga secara keseluruhan

laporan tersebut kurang bermanfaat untuk masa yang akan datang.

3
Gambar 1. Laporan Kinerja periode bulan Januari 2014

Seharusnya, laporan yang lebih baik adalah menguraikan alasan/sebab-sebab


terjadinya selisih dan bagaimana dampaknya terhadap laba. Jadi : Selisih harus
dapat diuraikan dari tingkatan tertinggi selisih laba sampai diketahui penyebab
terjadinya selisih. Selisih yang disusun secara hierarkis, dapat dilihat pada gambar
ke.:2 dibawah ini. Dari ilustrasi tersebut, dapat diketahui, bahwa Kinerja unit
usaha secara keseluruhan, yang merupakan selisih antara laba sesungguhnya yang
dicapai dengan laba anggaran. Selanjutnya, selisih ini dibagi kedalam selisih
penjualan/ pendapatan dan selisih biaya. Sistem yang efektif mengidentifikasikan
varians yang terjadi ketingkat manajemen terendah. Varians bersifat hierarkis.
Varians dimulai dengan kinerja unit bisnis keseluruhan, yang dibagi menjadi
varians pendapatan dan varians beban. Varians pendapatan di bagi lebih lanjut
menjadi varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan
untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit tersebut. Varians tersebut
dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan. Varians beban
dapat di bagi menjadi beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat di
bagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik . Gambar
no. 2, sebagai berikut :

4
Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan
manajer individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis ini adalah alat yang
sangat ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi mengunakan
ide ide sebagai berikut :
 Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba .
 Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor - faktor kunci penyebab tersebut .
 Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang di sebabkan oleh masing -
masing faktor penyebab.
 Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan
hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.
 Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu di mulai
dari tingkatan yang paling umum.
 Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan
tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor - faktor yang mendasari
selisih laba secara keseluruhan . Gambar no. 3

5
Gambar ke 3 ini merupakan rincian anggaran divisi “ KLM ” bulan januari 2014
yang kinerjanya di laporkan pada gambar ke -1.
1) Selisih Pendapatan (Revenue Variance) .
Varians pendapatan menjelaskan mengenai bagaimana menghitung varians
harga jual, selisih volume dan bauran penjualan (selisih campuran). Perhitungan
tersebut di buat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian di
agregasikan/ di kumpulkan untuk menghitung selisih totalnya ( total varians ).
Varians yang positif/ selisih positif adalah menguntungkan / menunjukan laba,
karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang di
anggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan .
2) Selisih Harga Jual (Selling Price Variance) .
Selisih harga jual di hitung dengan mengalikan perbedaan antara harga
sesungguhnya dan harga standar dengan volume sesungguhnya { ( Harga

6
sesungguhnya – Harga Standar ) x Volume sesungguhnya }. Contoh , pada
gambar : 4.

Dari gambar tersebut dapat di ketahui bahwa besarnya selisih harga jual adalah
Rp. 75 .000, menguntungkan.
3) Selisih Campuran dan Volume (Mix Volume Variance) .
Seringkali selisih volume dan campuran tidak di pisahkan. Besarnya selisih
campuran dan volume dapat di hitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Perhitungan besarnya selisih Campuran dan volume divisi “ KLM” dapat di lihat
pada gambar ke-5. Dari gambar tersebut dapat di ketahui bahwa besarnya selisih
adalah Rp. 150.000 menguntungkan. Selisih volume terjadi akibat penjualan
sesungguhnya lebih besar di bandingkan dengan penjualan yang dianggarkan.
Sedangkan selisih campuran di akibatkan karena komposisi produk yang di
hasilkan berbeda dengan komposisi produk yang dianggarkan. Misalnya,
Komposisi produk A, B, C yang di anggarkan adalah 3 : 4 : 3, sedangkan
komposisi sesungguhnya adalah 5 : 3 : 2. Karena setiap produk mempunyai
kontribusi per unit yang berbeda, maka perubahan komposisi akan menimbulkan
selisih. Selisih ini di namakan dengan selisih campuran ( Mix Variance ). Lihat
gambar : 5

7
4) Selisih Campuran (Mix Variance) .
Selisih campuran untuk masing - masing produk di hitung dengan
menggunakan persamaan :

Perhitungan selisih campuran Divisi MBA bulan januari 2014 dapat di lihat
pada gambar no. 6.

8
Dari gambar tersebut dapat di ketahui bahwa proporsi produk B lebih besar
di bandingkan dengan proporsi produk A yang di jual, sehingga produk B dapat
memberikan kontribusi per unit yang lebih besar di bandingkan dengan produk A.
Besarnya selisih total adalah Rp. 35,000, menguntungkan.
5) Selisih Volume (Volume Variance) .
Besarnya selisih volume dapat di cari dengan mengurangkan selisih Volume
dan selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan selisih volume juga
dapat di hitung dengan menggunakan persamaan :

Gambar 7

6) Analisis Pendapatan yang lain.


Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk, selisih pendapat dapat
di analisis lebih lanjut berdasarkan produk. Perhitungan selisih pendapatan
berdasarkan produk dapat di lihat pada gambar ke-8. Dari gambar tersebut di
ketahui bahwa total selisih pendapatan akan menunjukan jumlah yang sama
dengan perhitungan pada gambar ke-4. Yaitu sebesar Rp .75.000, - Gambar : 8.

9
Selisih Harga Jual Berdasar Produk Bulan Januari 2014

7) Pe ne t r a s i Pa s a r da n Vo l ume Indus t r i
Analisis pendapatan di perluas untuk memisahkan selisih volume dan
campuran menjadi jumlah yang di sebabkan oleh perbedaan pasang - pasar dan
yang di sebabkan oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit
usaha bertanggungjawab terhadap pasang pasar tapi tidak bertanggungjawab
terhadap volume industri karena volume industri ini di pengaruhi ekonomi secara
luas.
Persamaan berikut ini di gunakan untuk memisahkan pengaruh penetrasi
pasar dari volume industri atas selisih volume dan campuran :

Untuk menghitung besarnya kedua selisih ini diperlukan data industri yang
lengkap seperti tertera pada gambar ke-9 di bawah ini. Selisih pangsa pasar di
hitung untuk setiap produk secara individual dan secara total. Dari gambar
tersebut dapat di ketahui bahwa besarnya selisih pangsa pasar adalah Rp. 10
4.000,- menguntungkan. Ini berarti penetrasi pasar lebih baik di bandingkan
dengan anggarannya. Sedangkan sisanya sebesar Rp.46,000,- menunjukan bahwa
volume industri kita ternyata lebih baik dari yang di anggarkan.

10
8) Selisih Biaya (Expense Variance)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya totalnya tidak di pengaruh oleh
besarnya volume penjualan maupun volume produksi. Sesuai dengan biaya ini,
maka selisih yang terjadi di hitung dengan cara membandingkan antara biaya tetap
menurut anggaran dengan biaya tetap sesunguhnya.

11
Besarnya biaya tetap divisi “KLM ” bulan januari 2014 dapat di lihat pada
gambar ke-1 0

Biaya Variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan proposional
dengan volume. Biaya variabel yang di anggarkan harus disesuaikan dengan
volume produksi sesungguhnya.
Asumsi: Jumlah produksi sesungguhnya selama bulan januari 2014 untuk produk :
1.500 Unit, B = 1.200 Unit, dan C = 2.000 Unit, serta biaya sesungguhnya yang
terjadi selama bulan januari 2014 untuk bahan baku Rp. 470.000, Tenaga Kerja
Langsung Rp.65.000 dan Overhead variabel Rp.90.000 Maka besarnya selisih
biaya variabel divisi “ KLM ” dapat di lihat pada gambar ke-11 di bawah ini.
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih biaya variabel
selama bulan januari 2014 adalah Rp. 13.000 tidak menguntungkan . Jumlah
selisih tersebut terdiri dari :
 Bahan baku sebesar Rp.11.000 tidak menguntungkan
 Tenaga kerja sebesar Rp. 12.000 tidak menguntungkan
 Overhead Variabel sebesar Rp.10.000 menguntungkan.
Lebih lanjut selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung dan
selisih biaya overhead variabel dianalisis untuk mencari penyebabnya.

12
Ringkasan selisih :
Selisih yang terjadi beserta penyebabnya kemudian dilaporkan kepada manajemen
sebagai dasar untuk melakukan penyempurnaan. Contoh laporan selisih kepada
manajemen dapat dilihat dari gambar no.12

B.

Analisis Selisih Dalam Dunia Praktek.


Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini:
Perbandingan Periode Waktu

13
Dalam contoh sebelumnya perbandingan antara laba sesungguhnya dengan
laba yang di anggarkan di lakukan secara bulanan. Beberapa perusahaan
menggunakan kinerja untuk tahun ke tanggal sebagai dasar perbandingan. Sebagai
ilustrasi, untuk periode yang berakhir 30 juni, akan di gunakan jumlah yang
sesungguhnya dan di anggarkan selama 6 bulan yang berakhir 30 juni. Perusahaan
lain membandingkan anggaran dan realisasinya selama satu tahun. Jumlah
sesungguhnya untuk laporan yang di siapkan pada tanggal 30 juni terdiri dari
jumlah sesungguhnya untuk enam bulan pertama di tambah estimasi penjualan
dan biaya untuk enam bulan berikutnya.
Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja
sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukan bagaimana dekatnya manajer unit
usaha mengharapkan untuk mencapai target laba tahunan. Jika prestasi untuk
tahun ke tanggal lebih buruk dari pada anggaran untuk tahun ke tanggal,
memungkinkan defisit atas prestasi yang di capai bisa diatasi untuk bulan bulan
berikutnya. Di lain pihak kekuatan yang menyebabkan kinerja sesungguhnya atas
anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal bisa saja di harapkan berlanjut
untuk tahun yang tersisa, di mana akan menghasilkan jumlah yang berbeda dari
jumlah yang di anggarkan.
Manajer puncak membutuhkan estimasi realistik dari laba untuk tahun
tersebut, baik karena di sebabkan kebutuhan akan perubahan kebijakan dividen,
memenuhi kas tambahan atau mengubah tingkat pengeluaran biaya kebijakan dan
juga karena estimasi saat ini dari kinerja tahun tersebut kerap di lengkapi untuk
analis keuangan dan pihak luar lainnya.
Memfokuskan pada Laba Kotor
Banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain di harapkan akan
membawah perubahan harga jual, dan tugas manajer pemasaran adalah untuk
memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakan seperti ini khususnya
penting pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu
tidak akan menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga akan ada selisih laba;
laba kotor per unit berbeda antar harga jual dan harga pokok produk.

14
Hal ini dilakukan dengan mensubsitusi laba kotor untuk harga jual dalam
persamaan pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara harga jual
sesungguhnya dengan harga pokok standar . Harga pokok standar hendaknya
memasukann perhitungan tersebut ke harga pokok produksi yang di sebabkan oleh
perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar ini, lebih dari
sesungguhnya, biaya yang di gunakan atas ketidak efisiensi produksi tida k
mempengaruhi organisasi pemasaran.
Standar Evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu unit
usaha dalam sistem pengendalian manajemen Ialah :
1. Standar atau anggaran yang di tetapkan sebelumnya. Jika standar atau anggaran
ini di susun secara hati - hati dan di koordinasikan dengan baik, maka standar
ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja sesungguhnya yang di
pakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut di susun dengan
cara tidak hati - hati, cara ini tidak layak menjadi dasar perbandingan.

Standar Historis .
Cara merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan
mendasar dari standar ini ialah :
 Keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang di
bandingkan.
 Kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat di terima .
Standar Eksternal.
Standar ini di peroleh dari pusat pertanggungjawaban atau perusahaan lain .
Kinerja dari satu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor caba ng lainnya.
Jika kondisi pada dua pusat pertanggungjawaban ini sama, perbandingan seperti
ini memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja.
Keterbatasan Standar.
Selisih antar kinerja sesungguhnya dengan standarnya bermanfaat jika
standar yang di gunakan di peroleh dari standar yang valid. Walaupun cukup

15
mengacu pada selisih menguntungkan dan tidak menguntungkan, kata kata ini
menunjukan standar tsb merupakan ukuran yang layak dari kinerja yang
seharusnya. Walaupun biaya standars tidaklah akurat, estimasi dari biaya yang
seharusnya mungkin di bawah kondisi. Situasi berikut bisa timbul karena alasan
berikut :
 Standard tidak di buat dengan sempurna
 Walaupun di buat dengan sempurna sesuai kondisi saat itu , kondisi yang
berubah menjadikannya standar yang absolut.
Full - Cost System
Jika perusahaan menggunakan biaya penuh (Full - Cost System), maka biaya
variabel maupun biaya tetap di masukan sebagai biaya elemen persediaan biaya
standar per unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal,
beberapa biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan
lebih dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika persediaan
menurun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap di kurangkan
pada harga pokok penjualan dari pada jumlah sesungguhnya yang terjadi pada
periode tersebut.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya
berbeda dari yang di anggarkan, bagian dari selisih volume produksi di masukan
dalam persediaan. Juga Jumlah selisih volume produksi ini harus di hitung di
laporkan. Selisih ini merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang
sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.
Jika perusahaan tsb menggunakan sistem biaya variabel, (Variabel Cost
System), biaya produksi tetap tidak di masukan dalam persediaan sehingga tidak
ada selisih volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara sederhana
merupakan perbedaan jumlah yang di anggarkan dengan jumlah sesungguhnya.
Biaya Teknik dan Kebijakan
Selisih menguntungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi
kinerja yang baik yakni makin rendah biaya maka lebih baik kinerjanya.
Sebaliknya, kinerja pusat biaya kebijakan biasanya dinilai atas dasar kepuasan jika
biaya sesungguhnya sama dengan yang di anggarkan.

16
C. Keterbatasan Analisis Selisih
Walaupun analisis selisih merupakan cara yang bagus, tetapi ia mempunyai
keterbatasan : 1) Walaupun cara ini menunjukan dimana selisih itu terjadi tapi ia
tidak menjelaskan alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang
perlu dilakukan sebagai tindak lanjutnya. 2) Tidak memberikan penjelasan apakah
selisih yang terjadi tersebut penting atau tidak 3) Karena laporan kinerja
merupakan kumpulan laporan, penyeimbangan selisih akan membingungkan
pembaca laporan tersebut. 4) Karena laporan kinerja merupakan kumpulan
laporan, maka manajer menjadi lebih tergantung pada keterangan dan ramalan. 5)
Laporan analisis selisih hanya menunjukan apa yang telah terjadi , tidak
menunjukan apa pengaruh dimasa mendatang terhadap tindakan yang telah
dilakukan manajer.
D. Informasi Lain
Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran data sesungguhnya,
manajer unit usaha tertentu juga menerima informasi dari sumber lainnya.

 Variabel Kunci
Variabel ini merupakan indikator penting atas kesuksesan perusahaan. Yang
terpenting adalah informasi atas variabel kunci harus menjadi perhatian utama
manajer unit usaha. Variabel kunci ini memerlukan tindakan segera.
 Tujuan Non Keuangan
Disamping tujuan keuangan, tujuan non keuangan juga perlu di capai karena
untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.
 Informasi Informal
Informasi yang di dapat oleh manajer, dari berbagai sumber informasi lain.
 Tindakan Manajemen.
Keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang terpenting
adalah : Laporan laba bulanan, seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi
yang signifikan hendaknya di komunikasikan secara cepat segera setelah
informasi tsb di ketahui. Laporan formal tetaplah penting.

17
Manfaat utama dari laporan formal, adalah :
 Laporan ini menyediakan tekanan yang di perlukan pada manajer tingkat
bawah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
 Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti
 Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akurat.
 Laporan formal bisa mengkonfirmasikan atas informasi dari pihak luar.
Laporan laba akan menjadi tidak bermanfaat jika tidak di ambil tindakan.
Tindakan bisa berisi penghargaan atas tugas yang di lakukan dengan baik, saran
untuk tugas tertentu secara berbeda atau lebih drastis tindakan personalia.
E. Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi
Kebanyakan perusahaan menggunakan teknik yang sama dalam menyusun
dan mereview anggaran yang disetujui. Inilah yang disebut aspek teknis dalam
sistem penyusunan anggaran formulir yang digunakan untuk menyusun anggaran,
format selisih biaya dan realisasinya, frekuensi pelaporan, dan lain lain sama pada
banyak perusahaan. Namun perbedaanya adalah cara menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem penganggaran tersebut.
 Pengawasan Ketat ( Tight Controls).
Sistem pengawasan ketat merupakan suatu sistem dimana kinerja manajer
dievaluasi terutama berdasarkan kemampuannya mencapai target yang telah
ditetapkan. Filosofinya adalah bahwa manajer bawahan bekerja secara efektif jika
mereka hanya ditargetkan untuk jangka pendek saja, dan Manajer Puncak bisa
membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian. Sehingga, manajer bawahan
bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik jika dibantu atasannya. Dengan
pengawasan ketat ini, tujuan laba suatu manajer unit usaha dipertimbangkan
sesuai komitmen perusahaan dimana ia akan diukur dan kemudian dievaluasi.
Setiap bulan, kinerja sampai saat iitu dibandingkan dengan kinerja yang
diharapkan, selisih terinci diidentifikasi dan didiskusikan, dan dilakukan tindakan
perbaikan jika anggaran yang telah ditetapkan tidak cocok.
 Pengawasan Longgar ( Loose Controls)
Filosofinya : “ Saya menyewa orang, dan saya membiarkannya untuk melakukan
pekerjaannnya sendiri”. Dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada

18
dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi. Setiap tahun anggaran
disusun, diuji oleh manajer puncak, disesuaikan dimana perlu dan disetujui. Setiap
bulan atau kuartalan, hasil sebenarnya dibandingkan dengan anggaran, dan
perbedaan yang terjadi dianalisis dan dijelaskan. Anggaran bagaimanapun tidak
semata mata sebatas komitmen manajemen saja. Lebih dari itu anggaran
merupakan estimasi terbaik manajer untuk mencapai laba yang telah ditentukan.
Selanjutnya begitu kondisi berubah dikomunikasikan ke manajer puncak untuk
merevisi estimasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kenyataan bahwa tujuan
semula tidak cocok, tidaklah berarti bahwa kinerja seorang manajer jelek . Lebih
jauh, penyimpangan tujuan, tindakan perbaikan yang dilakukan, dan penjadwalan
tindakan tersebut tidak diuji secara detail oleh manajer puncak, kecuali kalau hal
tersebut jelas keliru.
 Pengaruh Perilaku Pengawasan Ketat & Longgar.
Beberapa Keuntungan : Sistem pengawan ketat, antara lain :
a) Pengawasan ketat cenderung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien
ataupun membuang buang waktu
b) Tekanan yang konsisten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih
baik untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.
Beberapa Kelamahan : Sistem pengawan ketat, antara lain :
a) Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek daripada
kepentingan jangka panjang perusahaan
b) Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan
tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang. Misal, manajer tidak akan
melakukan investasi, walaupun pada jangka panjang akan mendatangkan
keuntungan.
c) Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujuan yang akan dicapai ,bisa
mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dan manajer puncak. Jika
manajer unit usaha dievaluasi atas dasar anggaran laba, maka ia akan membuat
target yang kira kira mudah tercapai saja.
d) Pengawasan ketat akan mendorong manajer untuk memanipulasi data.

19
Studi empiris yang dilakukan Hopwood mengemukakan, bahwa pengawasan ketat
akan menjadikan :
a. Hubungan kerja yang tidak harmonis
b. Jeleknya hubungan dengan atasan
c. Jeleknya hubungan dengan rekan sejawat
d. Kecenderungan Manipulasi laporan akuntansi
 Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan Ketat dan Longgar.
Kemampuan unit usaha untuk menciptakan pencapaian laba yang seimbang yang
memungkinkan tercapainya tujuan tersebut akan tergantung pada :
a) Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji coba
b) Tingkat dimana variabel kinerja secara kritis bisa dipengaruhi oleh manajer
unit usaha.
c) Tingkat ketidakpastian yang melekat [ada ooperasional perusahaan
d) Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Manajer unit
usaha melaporkan kinerja yang telah dilakukannya ke atasannya. Pelaporan ini
dilakukan secara teratur. Isi laporan ini berupa perbandingan pendapatan dan
biaya sesungguhnya dan anggaran yang telah ditetapkan. Jika terjadi
penyimpangan diberikan penjelasan terinci. Laporan yang diterima oleh manajer
puncak diteliti dan dianalisis, disamping juga memperhatikan kebenaran laporan
yang disampaikan. Pelaporan dalam hal ini juga akan menentukan tingkat
kompensasi yang akan diberikan kepada manajer pusat pertanggung-jawaban
yang bersangkutan.
B. Saran

20
Pembuatan makalah ini sudah saya usahakan dengan sebaik-baik mungkin,
namun dalam suatu pembuatan makalah sangat perlu saran dan kritik yang bersifat
membangun. Sehingga akan menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/345961696_MAKALAH_SISTEM_PE
NGENDALIAN_MANAJEMEN_KONSEP_PENGUKURAN_KINERJA/li
nk/5fb31625a6fdcc9ae05b0951/download, diakses pada tanggal 07 Juli
2021

https://www.scribd.com/document/337884106/Analisis-Laporan-Kinerja-SPM-
UMB, diakses pada tanggal 07 Juli 2021

21

Anda mungkin juga menyukai