Anda di halaman 1dari 9

PARADIGMA PENELITIAN

BAB 1

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menguraikan paradigma penelitian dengan jelas
2. Mengidentifikasi cara menentukan topik penelitian dengan tepat
3. Membuat latar belakang masalah penelitian dengan benar

URAIAN MATERI
A. PARADIGMA PENELITIAN
Menurut Raco (2010: 5) menyatakan bahwa penelitian merupakan kegiatan yang
ilmiah, terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis
maupun teoritis. Ilmiah artinya kegiatan penelitian berdasarkan teoi-teori yang
valid. Terencana artinya kegiatan penelitian harus direncanakan dengan
memperhatikan berbagai aspek seperti waktu, dana, aksebilitas tempat. Sistematis
artinya kegiatan penelitian memiliki langkah-langkah yang urut. Atas dasar itu
maka secara umum paradigma penelitian tergambar pada ilustrasi berikut ini

Real World/
Masalah/
Fenomena

Paradigma
Penelitian

Body
Imajinatif/
Knowledge/Lit
gagasan
eratur/ Teori

Gambar 1.1: Paradigma Penelitian


Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, dapat diketahui bahwa pola penelitian
beranjak dari adanya suatu masalah/ fenomena. Atas dasar tersebut muncullah suatu
gagasan untuk menggali lebih dalam melalui penelitian yang didasari oleh teori-
teori yang relevan. Ketiga komponen tersebut saling terkait menjadikan dasar
adanya suatu penelitian. Berikut ini disajikan contoh sederhana paradigma
penelitian :
1. Masalah
Berdasarkan observasi tidak terstruktur di SD Negeri Bogosari 1, Kecamatan
Guntur, Kabupaten Demak diperoleh informasi bahwa lembar kerja siswa yang
digunakan oleh guru hanya berisi soal-soal saja untuk dikerjakan oleh siswa.
Hal tersebut berdampak pada aktivitas siswa yang cenderung pasif selama
pembelajaran, sehingga pemahaman konsep siswa juga kurang baik.
Berdasarkan survey awal melalui pemberian soal yang mencerminkan
pemahaman konsep terhadap 23 siswa yang dianalisis berdasarkan pemahaman
konsep dapat diketahui bahwa rata-rata pemahaman konsep siswa terhadap
materi bangun datar hanya sebesar 51 % berkategori kurang baik.
2. Gagasan
Mempertimbangkan masalah di atas maka dibutuhkan solusi berupa bentuk
lembar kerja siswa yang tidak hanya memuat soal-soal saja, tetapi dibutuhkan
lembar kerja siswa yang dapat mengaktifkan siswa dan mengkonstruksikan
pengetahuan siswa secara mandiri sehingga pemahaman konsep terhadap
matematika menjadi lebih baik. Melalui pengembangan lembar kerja siswa
yang dikombinasikan dengan model Predict-Observe-Explain dapat dijadikan
alternatif pemecahan masalah tersebut. Hal ini dikarenakan pengembangan
lembar kerja siswa berbasis Predict-Observe-Explain akan mengadopsi
komponen-komponen yang ada di dalam model tersebut. Model Predict-
Observe-Explain merupakan model pembelajaran yang berlandaskan teori
konstruktivistik yang dapat dilihat dari komponen penyusun model Predict-
Observe-Explain. Komponen Predict mengajak siswa untuk menduga
kemungkinan yang akan terjadi, komponen Observe mengajak siswa untuk
melakukan observasi melalui praktik atau demonstrasi, dan komponen Explain
mengajak siswa untuk menjelaskan hasil praktik atau demonstrasi dan
mencocokkan dengan dugaan pada komponen Predict. Jadi produk
pengembangan lembar kerja siswa berbasis Predict-Observe-Explain juga
mencerminkan pembelajaran yang konstruktivistik.
3. Literatur/ Teori
a. Faktor-faktor penunjang pembelajaran salah satunya adalah penggunaan
lembar kerja siswa yang kreatif. Hal ini merujuk pendapat Mustikan
(2013:1) yang menyatakan faktor penunjang pembelajaran yaitu kreatifitas
guru dengan berbagai metode dan pendekatan mengajar, bahan ajar yang
digunakan serta aktivitas siswa sebagai sentral dari pembelajaran.
b. Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis Predict-Observe-
Explain di atas juga didasari penelitian-penelitian sejenis yang relevan,
seperti Restami, dkk (2013) yang menyatakan terdapat pengaruh interaksi
antara model pembelajaran Predict-Observe-Explain dan gaya belajar
terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah. Abdillah (2017) yang
menyatakan penerapan model pembelajaran preser-X berbantuan LKS
lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan
pemahaman konsep siswa SD. Fitriani (2013) yang menyatakan terdapat
pengaruh model pembelajaran POEW terhadap pemahaman konsep fisika
ditinjau dari jenis kelamin siswa

B. CARA MENENTUKAN TOPIK PENELITIAN


Seperti penjelasan pada sub bab di atas, adanya penelitian beranjak dari masalah/
fenomena, gagasan, dan literatur/ teori, maka dari itu dalam menentukan topik
penelitian harus beranjak dari suatu masalah. Berikut ini disajikan gambar ilustrasi
dalam menentukan topik penelitian.

Mendaftar Menetapkan
Masalah Masalah

Topik Mengidentifi
Penelitian kasi Masalah

Gambar 1.2: Menentukan Topik Penelitian


Berdasarkan gambar di atas, berikut ini uraian cara penentuan topik penelitian.
1. Mendaftar Masalah
Langkah pertama dalam menentukan topik penelitian adalah dengan cara
mendaftar masalah-masalah yang ditemukan. Masalah tersebut tidak hanya satu
jenis masalah melainkan berbagai jenis masalah.
2. Menetapkan Masalah
Setelah masalah-masalah didaftar, maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan masalah. Cara ini harus disesuaikan kebutuhan, seperti kesesuaian
bidang ilmu, urgensi masalah, dampak masalah, dan sejenisnya.
3. Mengidentifikasi Masalah
Setelah masalah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasinya.
Menurut Safari (2018: 64), dalam dunia pendidikan ada beberapa komponen
yang dapat dijadikan sumber dalam mengidentifikasi masalah, diantaranya :
a. Komponen Input
Komponen input merupakan sumber yang berasal dari dalam, seperti
karaktersitik siswa, karaktersitik guru, kurikulum, dan lingkungan belajar.
b. Komponen Proses
Komponen proses merupakan sumber yang berasal dari proses
pembelajaran, seperti aktivitas belajar siswa, ketrampilan dasar mengajar
guru, dan kualitas pembelajarannya.
c. Komponen Output
Komponen output merupakan sumber yang berasal dari hasil proses
pembelajaran, seperti indeks prestasi belajar, kualitas sikap, dan
ketrampilan
4. Topik Penelitian
Langkah terakhir adalah menentukan topik penelitian. Topik ini disesuaikan
dengan masalah-masalah yang telah teridentifikasi.
Contoh Menentukan Topik Penelitian (PTK)
Guru Kelas V, SD Negeri A, melakukan refleksi pembelajaran di kelasnya dengan
langkah berikut:
1. Mendaftar Masalah
Berdasarkan studi awal, terdapat beberapa masalah berikut
a. Prestasi belajar Matematika Kelas V di SD Negeri A tergolong rendah,
terbukti hanya 25 % siswa yang mencapai KKM sebesar 75.
b. Prestasi belajar IPS Kelas V di SD Negeri A rendah, terbukti hanya 45 %
siswa yang mencapai KKM sebesar 75.
c. Motivasi Siswa Kelas V di SD Negeri A rendah.
2. Menetapkan Masalah
Dari ketiga masalah yang sudah didaftar di atas, kemudian ditetapkan masalah
yang paling urgen, yaitu Prestasi belajar Matematika Kelas V di SD Negeri A
tergolong rendah, terbukti hanya 25 % siswa yang mencapai KKM sebesar 75.
3. Mengidentifikasi Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah ditetapkan, kemudian diidentifikasi hal-hal
yang membuat masalah tersebut dengan memperhatikan komponen input,
proses, dan output, misalnya:
Guru Kelas V, SD Negeri Guntur 1, Demak melakukan refleksi dan
identifikasi masalah terhadap proses pembelajaran Matematika , diperoleh data
sebagai berikut:
a. Prestasi belajar rendah, terbukti hanya 25 % siswa yang mencapai KKM
sebesar 75.
b. Proses pembelajaran hanya mencatat materi dalam papan tulis – memberi
latihan soal – memberi soal.
c. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang aktif dan inovatif
d. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
e. Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang, terbukti dari
hasil pekerjaan siswa.
4. Topik Penelitian
Berdasarkan refleksi dan identifikasi masalah di atas dapat dipecahkan
melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Hal tersebut
dikarenakan melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat
secara aktif mengkonstruksikan pengetahuannya dalam memecahkan masalah,
yang berdampak pada peningkatan prestasi belajarnya.
Judul yang sesuai dengan ilustasi di atas adalah “Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Model pembelajaran Problem Based Learning pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas V, SD Negeri Guntur 1, Demak”.

C. LATAR BELAKANG MASALAH


Latar belakang masalah yang baik harus memenuhi, diantaranya: a) Landasan
Yuridis, b) Landasan Teoretis, c) Landasan Empiris (Masalah Fenomena), d)
Gagasan, e) Penelitian Terdahulu beserta noveltynya, dan f) Closing Statement.
Kesemua komponen tersebut diuraikan secara komprehensif dan harus memiliki
keterkaitan. Berikut uraian komponen-komponen tersebut:
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pijakan yang bersumber dari produk-produk
hukum pemerintah, seperti Undang-Undang, Permendikbud, Permendiknas, dll.
Pada bagian ini peneliti harus menguraikan landasan yuridis yang digunakan.
2. Landasan Teoretis
Landasan teoretis merupakan pijakan yang berdasarkan teori-teori secara ilmiah
yang bersumber dari pendapat para ahli.
3. Landasan Empiris (Fenomena/Masalah)
Landasan empiris merupakan pengungkapan masalah-masalah atau fenomena-
fenomena yang ditemukan di lapangan. Masalah atau fenomena tersebut bisa
ditemukan melalui observasi lapangan, dan atau survey awal.
4. Gagasan
merupakan pengungkapan gagasan berdasarkan masalah yang ditemukan
disertai dengan alasannya.
5. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti harus menguraikan penelitian terdahulu untuk
memperkuat penelitiannya dan mengungkapkan keterbaruan/ novelty
penelitiannya.
6. Closing Statement
Merupakan kalimat terakhir untuk mempertegas penelitian yang dikaji. Closing
statement biasanya diuraikan melalui penjelasan judul yang akan dikaji dalam
suatu penelitian.
Contoh Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam
proses kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan terlepas dari
matematika, baik dari hal yang kecil sampai pada perkembangan teknologi yang
canggih. Pentingnya matematika dalam kehidupan tersebut, maka dari itu
pembelajaran matematika harus sejak dini diajarkan kepada seorang anak, tak
terkecuali untuk siswa sekolah dasar.
Kompetensi inti dimensi pengetahuan pada siswa sekolah dasar adalah
memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya,
dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai dirumah, di sekolah, dan tempat
bermain. (Permendikbud No 67, 2013:8). Kompetensi inti tersebut juga berlaku
untuk mata pelajaran matematika. Kompetensi tersebut dapat tercapai apabila faktor-
faktor yang menunjang pembelajaran dapat terpenuhi secara maksimal. Faktor-faktor
penunjang pembelajaran salah satunya adalah penggunaan lembar kerja siswa yang
kreatif. Hal ini merujuk pendapat Mustikan (2013:1) yang menyatakan faktor
penunjang pembelajaran yaitu kreatifitas guru dengan berbagai metode dan
pendekatan mengajar, bahan ajar yang digunakan serta aktivitas siswa sebagai sentral
dari pembelajaran.
Lembar Kerja Siswa yang merupakan salah satu jenis bahan ajar dalam
pembuatannya harus diperhatikan agar dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa. Berdasarkan observasi tidak terstruktur di SD Negeri Bogosari 1, Kecamatan
Guntur, Kabupaten Demak diperoleh informasi bahwa lembar kerja siswa yang
digunakan oleh guru hanya berisi soal-soal saja untuk dikerjakan oleh siswa. Hal
tersebut berdampak pada aktivitas siswa yang cenderung pasif selama pembelajaran,
sehingga pemahaman konsep siswa juga kurang baik. Berdasarkan survey awal
melalui pemberian soal yang mencerminkan pemahaman konsep terhadap 23 siswa
yang dianalisis berdasarkan pemahaman konsep dapat diketahui bahwa rata-rata
pemahaman konsep siswa terhadap materi bangun datar hanya sebesar 51 %
berkategori kurang baik.
Mempertimbangkan masalah di atas maka dibutuhkan solusi berupa bentuk
lembar kerja siswa yang tidak hanya memuat soal-soal saja, tetapi dibutuhkan lembar
kerja siswa yang dapat mengaktifkan siswa dan mengkonstruksikan pengetahuan
siswa secara mandiri sehingga pemahaman konsep terhadap matematika menjadi
lebih baik. Melalui pengembangan lembar kerja siswa yang dikombinasikan dengan
model Predict-Observe-Explain dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah
tersebut. Hal ini dikarenakan pengembangan lembar kerja siswa berbasis Predict-
Observe-Explain akan mengadopsi komponen-komponen yang ada di dalam model
tersebut. Model Predict-Observe-Explain merupakan model pembelajaran yang
berlandaskan teori konstruktivistik yang dapat dilihat dari komponen penyusun
model Predict-Observe-Explain. Komponen Predict mengajak siswa untuk menduga
kemungkinan yang akan terjadi, komponen Observe mengajak siswa untuk
melakukan observasi melalui praktik atau demonstrasi, dan komponen Explain
mengajak siswa untuk menjelaskan hasil praktik atau demonstrasi dan mencocokkan
dengan dugaan pada komponen Predict. Jadi produk pengembangan lembar kerja
siswa berbasis Predict-Observe-Explain juga mencerminkan pembelajaran yang
konstruktivistik.
Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis Predict-Observe-
Explain di atas juga didasari penelitian-penelitian sejenis yang relevan, seperti
Restami, dkk (2013) yang menyatakan terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran Predict-Observe-Explain dan gaya belajar terhadap pemahaman
konsep fisika dan sikap ilmiah. Abdillah (2017) yang menyatakan penerapan model
pembelajaran preser-X berbantuan LKS lebih efektif untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa SD. Fitriani (2013) yang
menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran POEW terhadap pemahaman
konsep fisika ditinjau dari jenis kelamin siswa. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu terletak pada matapelajarannya. Penelitian ini mengembangkan
produk LKS POE pada mata pelajaran matematika.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan
penelitian research and development dengan judul Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Predict-Observe-Explain pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Dasar Materi Bangun Datar.

Sumber : Anggara (2018)


LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas !
1. Bagaimanakah paradigma suatu penelitian ? jelaskan
2. Buatlah contoh yang mencerminkan suatu paradigma suatu penelitian?
3. Buatlah daftar masalah, lalu tentukan masalah serta identifikasi masalahnya !
4. Berdasarkan analisis identifikasi masalah pada soal nomor 4, buatlah rumusan
masalahnya !

DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, C. 2017. “Keefektifan Model Pembelajaran Preser-X Berbantuan LKS Untuk
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Siswa SD”.
Thesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Fitriani, A., Prayogi, S., dan Hidayat. S. 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Predict,
Observe, Explain, Write (POEW) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau
Dari Jenis Kelamin Kelas Xi IPA Sma Negeri 1 Empang”. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika “Lensa”, Volume 3 No. 1. Hal. 229-234
Mustikan. 2013. “Penggunaan Bahan Ajar Komik untuk Meningkatkan Minat Belajar
IPA”. Makalah. Seminar Nasional 2nd Lontar Physics Forum 2013
Raco, J.R. 2014. Metode Penelitian Kualiatif. Jakarta: Grasindo
Restami, M.P., Suma, K., dan Pujani, M. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap
Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa”. E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3. Hal. 1-11.
Safari. 2018. Analisis Data dengan Program Komputer. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai