Anda di halaman 1dari 7

KERTAS KERJA UJIAN  

Semester :Gasal / Genap / Pendek*) Tahun Akademik : 2020/2021

           

Nomor Induk Mahasiswa  43117110246 Nomor Ujian : 2 Paraf Mahasis


 
Nama   Komang Arjuna

Fakultas / Program Studi Ekonomi dan Bisnis / S1 - Manajemen Paraf Pengaw

Mata Kuliah   Manajemen Rantai Pasokan  

Dosen   Onggo Pramudito, ST, MM Nilai Ujian (00-1

Waktu   Hari Tanggal Jam Ruang  

Pelaksanaan Ujian   Jumat 09 Jul 2021 19.30 – 22-00 A – 304 -2  

1. Mengapa sebuah perusahaan/organisasi harus melihat perspektif supply chain secara


total/comprehensive, Jelaskan?

Perusahaa/organisasi harus melihat perspektif supply chain secara comprehensive karna Supply
chain akan memberikan dampak yang baik kepada perusahaan, kalau dilihat Supply Chain
memiliki tujuan pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi
biaya, meningkatkan produktivitas perusahaan dalam rantai supply melalui optimalisasi waktu,
lokasi dan aliran kuantitas bahan. Hal ini sangat penting dilakukan sebuah perusahaan untuk
memperlancar proses produksi dan proses pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Jika diterapkan supply chain akan menimbulkan adanya arus informasi yang lancar dan rasa
saling percaya antar bagian, baik itu pemasok, perusahaan maupun konsumen.
Keunggulan Supply Chain adalah sebuah perusahaan dapat me-manage aliran barang atau
produk dalam suatu aliran rantai supply dengan mengaplikasikan jaringan kegiatan produksi dan
distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan
konsumen.

2. Apa yang harus diperhatikan dalam membentuk jaringan supply chain, Jelaskan?

Yang harus diperhatikan dalam membertuk jaringan supply chain supply chain, perusahaan harus
memiliki 4 kunci driver dalam supply chain, yaitu:

 Fasilitas, merupakan tempat dimana adanya produk yang diproduksi, disimpan dan
dikirim. Fasilitas pada supply chain memiliki 2 tipe utama yaitu pada sisi produksi dan
pada sisi penyimpanan. Fasilitas ini akan berpengaruh pada biaya pengiriman, tingkat
responsive ke pemasaran dan jumlah inventory, karena dalam supply chain harus
membutuhkan fasilitas yang mendukung karena dapat mempermudah dalam melakukan
transaksi dalam perusahaan.
 Inventory adalah raw materials, proses pengerjaan dan barang jadi yang dimiliki oleh
perusahaan. Inventory merupakan salah satu bagian terpenting dari supply chain driver karena
dapat mengubah efficiency dan responsive dalam mengatur supply chain karena dengan
mengatur inventory dalam perusahaan supply chain dapat diatur dengan baik sehingga tidak
ada yang terlewat untuk pendataannya. Pengaturan inventory yang baik itu jika inventory yang
ada sama dengan yang di datakan oleh perusahaan.

 Transportasi, merupakan perpindahan tingkatan pada supply chain yang ada. Transportation


juga penting dalam mengubah efficiency dan responsive dalam supply chain, digunakan
sebagai penentu perpindahan dan rute dalam pengiriman sebuah barang agar barang dapat
disampaikan dengan lebih mudah dan cepat.

 Informasi mengandung data dan menganalisis fasilitas, inventory, transportasi dan customer
yang terkait dengan supply chain. Informasi merupakan kunci utama dari supply chain driver
karena mengandung semua informasi yang digunakan untuk mengatur bagaimana supply chain
itu akan berjalan.

3. Jelaskan di bagian mana dalam sebuah operasi supply chain dapat dilakukan?

Agar proses rantai pasokan bisa berjalan dengan lancar, maka tiga komponen dalam manajemen
rantai pasok juga harus berlangsung baik. 

 Upstream Supply Chain Management adalah proses dimana perusahaan mendapat pasokan
dari luar perusahaan berupa bahan baku untuk melakukan produksi.

 Internal Supply Chain Management adalah tahap selanjutnya dimana bahan baku yang telah
diterima lalu diproses dan diproduksi menjadi bahan jadi.

 Downstream Supply Chain Management merupakan proses pendistribusian produk yang


telah jadi kepada konsumen melalui distributor.

4. Sebutkan dan jelaskan tipe tata letak dasar yang digunakan dalam sebuah operasi di perusahaan?

 Layout yang berorientasi proses (Process Oriented Layout)

Digunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak
terstandarisasi, seperti halnya dengan ditemukan di pabrik yang menggunakan proses
intermitten. Arus kegiatan yang tidak terstandardisasi bisa juga tejadi karena proses konversi
menghasilkan produk yang bermacam macam, atau jika suatu produk dasar dapat
dikembangkan menjadi macam macam produk akhir. memenuhi pesanan dimana terdapat
banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
 Layout berorientasi produk (product oriented layout)

Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah yang besar, dan merupakan ciri proses yang kontinu. Tiap produk
memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam layout produk,
pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis (on lines)
untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Tata letak
berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line layout,
adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari
sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi
yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah. Di dalam layout
jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses
produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.

 Layout tetap (fixed position Layout)

Layout tetap diperlukan jika alasan ukuran, bentuk dan ciri ciri lainnya yang pemindahan
produknya tidak mungkin dikerjakan. Dalam layout tetap, produknya tinggal tetap disuatu
tempat, sehingga a;at alat dan perlengkapan, serta para pekerja yang terampil yang dibawa
ketempat produk. Jenis layout seperti ini digunakan dibidang pertanian (membajak,
memupuk, menanam, menuai, dsb), dibidang maintenance; perawatan atau perbaikan
pesawat terbang, dok kapal laut dan lokomotif kereta api, dibidang konstruksi :
pembangunan gedung dan perumahan, serta tenik sipil. Tata letak posisi tetap, sering
dikenal dengan fixed material location atau fixed position layout, adalah metode pengaturan
dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen utama akan tetap pada
posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta komponen
lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut.

 Layout Ritel

Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan agar dapat memberi
kesegaran dan daya tarik bagi pelanggan. Dimana setiap waktu (mingguan atau bulanan)
dilakukan pergeseran tata letak, dengan tujuan tempat semula suatu barang dipindahkan
ketempat lain, dengan tujuan mempengaruhi pandangan pelanggan sehingga dapat
menciptakan persepsi bagi pelanggan, minimal ada anggapan suatu barang tertentu sudah
habis terjual (hanya berpindah tempat saja).

 Layout Gudang (warehouse Layout)

Layout gudang sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan
pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau
tertunda pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan system persediaan yang
dipergunakan, seperti system persediaan barang dengan FIFO (first in first out), artinya
barang yang pertama diterima harus siap untuk dikeluarkan pertama sekali, sehingga layout
harus diatur sedemikian rupa, agar barang mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan.
 Layout Kantor (office Layout)

Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu
fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efisien untuk dapat bekerja
secara produktif atau efektif, baik dalam melakukan tugas maupun didalam pengelolaan
informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tuasnya.

5. Apa yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam melakukan desain tata letak?

Pada dasarnya tujuan desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang
dapat membantu pencapaian keempat hal yaitu:

 Pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan dan manusia;

 Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik;

 Lebih memudahkan konsumen; dan

 Peningkatan moral pegawai dan kondisi kerja yang lebih aman.

Dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis dan
produktif.

6. Bagaimana seharusnya setiap tipe tata letak dasar dirancang?

Setiap tata letak dasar dirancang seharusnya menyesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan
suatu perusahan. Adapun goals dari tata letak yang diinginkan yaitu:

 Minimalisiasi material handling cost

 Efektivitas penggunaan ruangan pabrik

 Tingkat penggunaan tenaga kerja fabrikasi

 Mengurangi kendala kelancaran proses produksi

 Memudahkan komunikasi

7. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen rantai pasok dan aktivitas yang terkait didalamnya?

Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan
dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan
informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Rantai pasok mencakup semua aktivitas yang
berkaitan dengan aliran dan transformasi barang dari bentuk bahan baku hingga sampai ke
pengguna akhir (end user). Rantai pasok pada dasarnya terdiri dari beberapa elemen, antara lain:

 Pelanggan (Customer)

 Perencanaan (Planning)
 Pembelian (Purchasing)

 Persediaan (Inventory)

 Produksi (Production)

 Transportasi (Transportation)

8. Jelaskan bagaimana hubungan antar operasi dalam sebuah rantai pasokan dapat saling
mempengaruhi untuk menciptakan efisiensi?

Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka akan terhubung dan
tersusun bersama di antara keduanya. Sebagai contoh, aktivitas internal perusahaan dihubungkan
dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya juga dapat berhubungan dengan
aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir.
Dengan demikian, keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk
menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses bisnis inti rantai pasok dan mengoordinasikannya.

9. Jelaskan bagaimana ERP berkembang dari konsep-konsep sebelumnya!

ERP (Enterprice Resource Planning) adalah suatu cross-functional atau sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa guna mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis di dalam pabrik, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan
sumber daya manusia. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana
MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya.

Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan
(inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan
membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Asal istilah MRP vs ERP - Manufaktur
sistem manajemen telah berkembang secara bertahap selama 30 tahun dari cara sederhana
menghitung kebutuhan bahan untuk otomatisasi dari seluruh perusahaan. Sekitar tahun 1980, lebih-
banyaknya perubahan pada ramalan penjualan, penyesuaian kembali entailing terus- menerus dalam
produksi, serta parameter unsuitability ditetapkan oleh sistem, yang dipimpin MRP (Material
Requirement Planning) untuk berkembang menjadi sebuah konsep baru: Manufacturing Resource
Planning (MRP2) dan akhirnya generik konsep.

10. Jelaskan, bagaimana JIT dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian?

Just In Time atau JIT merupakan suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuanmnya adalah
untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction),
persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan
(waiting). Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan menghindari
biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi. Seperti contoh sebuah
perusahaan manufaktur Handphone, perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display
yang benar dan dalam jumlah yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD Display
tersebut diharapkan untuk dapat mengirimkannya dan tiba di gudang produksi dalam batas waktu
yang sangat singkat.

11. Jelaskan, bagaimana konsep JIT dapat digunakan dalam perusahaan layanan jasa?

Teknik JIT dalam hubungannya dengan para pemasok, tata letak, persediaan dan penjadwalan
digunakan dalam sektor jasa. Aplikasi prinsip JIT di bidang jasa tidak berbeda dengan apa yang
dilakukan dalam bidang industri manufaktur. Beberapa contoh bagian dari industri jasa yang sudah
sukses mengaplikasikan JIT adalah:

 Membuat penjadwalan yang tepat, sehingga tidak terjadi antrian atau konsumen yang terlalu
lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan.

 Menggunakan tenaga kerja yang multifungsi sehingga kecepatan respon terhadap kebutuhan
layanan yang dibutuhkan konsumen juga meningkat.

 Perbaikan pada lokasi layanan yang berkaitan dengan kebersihan atau penataan tempat yang
efektif.

12. Jelaskan, bagaimana konsep JIT dan MRP dapat diterapkan secara bersamaan?

Konsep JIT dan MRP dapat diterapkan secara bersamaan, implementasinya MRP dapat dinyatakan
sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan, sedangkan JIT dapat dinyatakan sebagai cara
menggerakkan bahan baku secara cepat. Kedua konsep ini dapat diterapkan secara efektif dengan
melalui tahapan:

 Paket MRP dikurangi misalnya yang semula mingguan menjadi harian atau jam-jaman. Paket
dalam hal ini diartikan sebagai unit waktu dalam system MRP

 Rencana penerimaan yang merupakan bagian rencana pemesanan perusahaan dalam system
MRP dikomunikasikan melalui perakitan untuk tujuan produksi secara berurutan.

 Pergerakan persediaan di pabrik berdasarkan JIT.

 Setelah produksi selesai, dipindahkan ke persediaan seperti biasa. Penerimaan produk ini
menurunkan jumlah yang dibutuhkan untuk rencana pemesanan selanjutnya pada system
MRP.

 Menggunakan backflush yang berarti menggunakan bill of material untuk mengurangi


persediaan, berdasarkan pada penyelesaian produksi suatu produk
Penggabungan MRP dan JIT menghasilkan jadwal utama yang baik dan gambaran kebutuhan yang
akurat dari system MRP dan penurunan persediaan barang dalam proses.

Anda mungkin juga menyukai